Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

OPTIMALISASI LIMBAH AIR ASAM TAMBANG BATUBARA


SEBAGAI SUMBER PEMBANGKIT LISTRIK

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

(Hoiriniati; 03031181823025; 2018)


(Sherly Rahmadianti; 03031181823003; 2018)
(Linda Anggraini; 08021181823028; 2018)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2019

i
PENGESAHAN PKM – PENELITIAN

1. Judul Kegiatan :
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan:
a. Nama Lengkap : Hoiriniati
b. NIM : 03031181823025
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas/Institut : Universitas Sriwijaya
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Asrama Putri H. Sam'an Depan Klinik UNSRI
082280897185
f. Alamat Email : hoiriniati.18@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2(Dua) Orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap :
b. Alamat Rumah :
c. No Telepon/Hp :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti :
b. Lain-Lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Menyetujui, Palembang, 23 November 2017


Wakil Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Teknik UNSRI

(Ir. H. Hairul Alwani, HA, MT.) (Hoiriniati)


NIP. 196009091987031004 NIM. 03031181823025
Mengetahui,
Wakil Rektor III Dosen Pendamping
Universitas Sriwijaya

(Dr. dr. Mohammad Zulkarnain, M. Med. Sc)


NIP. 196109031989031002
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. .1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... .2
1.3. Tujuan .............................................................................................................................. 2
1.4. Luaran yang Diharapkan .............................................................................................. .2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Air Asam Tambang ....................................................................................................... .3
2.2. Energi Listrik ................................................................................................................. 4
2.3. Elektrolisis ...................................................................................................................... 4
2.4. Elektrolit .......................................................................................................................... 5
2.5. Elektroda ........................................................................................................................ .6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


.. 3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... ..7
3.2. Alat dan Bahan............................................................................................................ ..7
3.2.1. Alat ..................................................................................................................... ..7
3.2.2. Bahan .................................................................................................................. .7
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................................... .7

BAB IV JADWAL KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA


4.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................................................... ..9
4.2 Anggaran Biaya Penelitian ........................................................................................ .9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10


LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ......................... 11
LAMPIRAN 2 Justifikasi Anggaran Penelitian ........................................................... 18
LAMPIRAN 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............... 20
LAMPIRAN 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti.......................................................... 21

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut data Laporan Kinerja Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral
tahun 2016 sumberdaya batubara di Indonesia adalah sebesar 128.062,64 juta ton
dengan total cadangan batubara sebesar 28.457,29 juta ton. Dengan potensi yang
cukup besar ini membuat banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang
Pertambangan batubara di Indonesia baik perusahaan dalam skala kecil maupun
besar
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan penambangan akan memberikan
dampak bagi lingkungan sekitar. Salah satu dampak yang timbul dari kegiatan
yang timbul dari kegiatan penambangan batubara adalah adanya limbah air asam
tambang. Limbah air asam tambang merupakan air asam yang terbentuk dari
campuran pengotor batubara dengan air hujan ataupun air tanah. Limbah air asam
tambang ini dapat mencemari air yang dapat merusak ekosistem maupun
kesehatan apabila terkonsumsi. Hal ini dikarenakan sifat air asam memiliki ph
yang rendah yaitu mencapai ph 2-3 dan mengandung logam-logam berat. Dengan
dampak yang ditimbulkan ini maka menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara bahwa
perusahaan harus melakukan treatment terhadap limbah air asam tambang
sehingga dapat memenuhi standar baku air yang diperbolehkan.
Pada umumnya, kegiatan treament yang dilakukan perusahaan untuk
menetralisir air asam tambang adalah dengan menambahkan material atau bahan
tertentu sebagai penetral. Rata-rata jumlah air asam yang dihasilkan dari kegiatan
pertambangan cukup banyak. Semakin banyak air asam tambang maka semakin
banyak pula material yang harus ditambahkan agar air asam tambang tersebut
menjadi netral. Tentu saja proses ini membutuhkan biaya sehingga perusahaan
harus mengeluarkan biaya tambahan yang cukup tinggi untuk kegiatan treatment
ini. Selain harga yang mahal penetralan ini juga membutuhkan waktu yang lama
dan lokasi penetralan yang cukup besar. Adapun salah satu penangan air asam
tambang yaitu limestone. Limestone atau biasa dikenal dengan batu gamping telah
digunakan selama berpuluh-puluh tahun untuk menaikkan pH dan mengendapkan
logam di dalam air asam. Penggunaan limestone merupakan penanganan yang
termurah, teraman dan termudah dari semua bahan-bahan kimia. Penangan air
asam tambang lainnya adalah Hydrate Lime (Calcium Hydroxide), Caustic Soda
(Sodium Hydroxide), Soda Ash Briquettes (Sodium Carbonate), Anhydrous
Ammonia, dan lainnya.
Disisi lain, dibalik dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah air asam
tambang, menurut Fahruddin (2014) limbah ini merupakan larutan elekrolit
karena mengandung asam sulfat yang menurut Arhenius adalah larutan elektrolit
kuat dan juga mengandung ion-ion logam yang terlarut dimana larutan berair dari
sejumlah senyawa merupakan kondukor arus listrik yang baik sebab senyawa
senyawa ini memiliki ion positif dan negatif. Ion ion yang dimaksud diantara nya
yaitu Fe2+, Fe3+, Mn2+, SO42-, H+, Mn4+. Larutan elektrolit merupakan larutan
yang dapat menghasilkan listrik. Berdasarkan hal tersebut maka limbah air asam
tambang kemungkinan berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pembangkit listrik. Hal ini dapat menguntungkan bagi perusahaan karena limbah
air asam tambang ini tidak perlu dilakukan treatment, sehingga dapat mengurangi
2

biaya perusahaan. Selain itu, listrik yang dihasilkan pun dapat dipergunakan oleh
perusahaan itu sendiri. Dengan demikian peneliti bermaksud melakukan penelitian
untuk mengetahui potensi pemanfaatan limbah air asam tambang sebagai sumber
pembangkit listrik.
Penelitian ini sebelumnya telah pernah dilakukan. Akan tetapi terdapat
perbedaan antara penelitian yang kami lakukan dengan penelitiannya sebelumnya,
perbedaanya terdapat pada metode penelitiannya. Pada metode penelitiannya,
dilakukan dengan memanfaatkan sel galvani, dan juga untuk pengujian kandungan
limbah air asam tambang di lakukan dengan menggunakan elektroda yang
berbeda-beda, untuk penelitian yang kami lakukan kami hanya menggunakan satu
elektroda yaitu Cu dengan nilai voltase yang berbeda.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana potensi limbah air asam tambang sebagai sumber pembangkit
lisrik ?
2. Bagaimana hubungan antara karakteristik air asam tambang dengan potensi
lisrik yang dihasilkan ?

1.3 Tujuan penelitian


1. Mengeahui potensi limbah air asam tambang yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pembangkit listrik.
2. Mengetahui hubungan antara karakteristik air asam tambang dengan potensi
listrik yang dihasilkan.

1.4 Luaran yang diharapkan


Dari penelitian ini akan diperoleh informasi mengenai potensi pemanfaaan
limbah air asam tambang sebagai sumber pembangkit lisrik sehingga dapat
diaplikasikan untuk perusahaan pertambangan dan masyarakat sekitar.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Asam Tambang


Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa asing acid mine drainage (AMD),
atau acid rock drainage (ARD). Dalam industri pertambangan batubara disebut
dengan coal mine drainage (CMD) merupakan air yang terbentuk akibat kegiatan
pertambangan terbuka maupun tertutup (bawah tanah) dimana terjadi reaksi antara
air, oksigen, dan batuan-batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida
sehingga menyebabkan terjadinya air asam tambang.
Air asam tambang timbul apabila mineral-mineral sulfida yang terkandung
dalam batuan pada saat penambangan berlangsung, bereaksi dengan air dan
oksigen. Oksidasi pirit (FeS2) akan membentuk ion ferro (Fe2+), sulfat, dan
beberapa proton pembentuk keasaman, sehingga kondisi lingkungan menjadi
asam. Reaksi Pembentukan Air Asam Tambang :

4 Fe + 15 O2 + 14H2O 4 Fe (OH3) + 8 H2SO4

Reaksi antara besi, oksigen dan air akan membentuk asam sulfat dan endapan
besi hidroksida. Warna kekuningan yang mengendap di dasar saluran tambang
atau pada dinding kolam pengendapan lumpur merupakan gambaran visual dari
endapan besi hidroksida (Yellowboy). Di dalam reaksi umum pembentukan air
asam tambang terjadi empat reaksi pada pirit yang menghasilkan ion-ion hidrogen
yang apabila berikatan dengan ion-ion negatif dapat membentuk asam. Adapun
karakteristik kimia dari air asam tambang yaitu:
1) pH rendah (nilainya berkisar antara 1,5 hingga 4).
2) Konsentrasi logam dapat larut tinggi (seperti besi, aluminium, mangan,
kadmium, tembaga, timah, seng, arsenik dan merkuri).
3) Nilai keasaman : 50-15.000 mg/L dan konduktivitas listrik umumnya antara
1000- 20.000 µS/cm.
4) Konsentrasi yang rendah dari oksigen terlarut (< 6 mg/L).
5) Tingkat kekeruhan (turbiditas) atau total padatan tersuspensi yang rendah.
Air asam tambang dapat terjadi pada kegiatan penambangan baik itu
tambang terbuka maupun tambang dalam, umumnya keadaan ini terjadi
karena unsur sulfur yang terdapat di dalam batuan teroksidasi secara
alamiah didukung juga dengan curah hujan yang tinggi semakin
mempercepat perubahan oksida sulfur menjadi asam. Sumber-sumber air
asam tambang berasal dari air dari tambang terbuka, air dari pengolahan
batuan buangan, air dari lokasi penimbunan batuan, air dari unit pengolahan
limbah tailing.
2.1.1. Kandungan Air Asam

Air asam terbentuk sebagai hasil dari proses oksidasi mineraldisertai adanya
air, dengan demikian 3 (tiga komponen utama yangmenyebabkan terjadinya air asam
tambang), yaitu :
a. Mineral sulfida
Mineral sulfida berupa ikatan antara sulfur dan logam dijumpaitersebar di alam
dalam kadar dan dimensi kecil sampai besar. Cebakansulfida dalam jumlah besar
dapat menjadi bahan galian ekonomis yanglayak ditambang. Dispersi logam berat
beracun berbahaya dapat terjadisecara alami, berasal dari tubuh bijih sulfida yang
tersingkap atau beradadekat permukaan. Unsur logam dari bijih sulfida terbawa
bersama aliranair tanah da air permukaan menyebar ke lingkungan
sekitarnyamembentuk rona awal dengan sebaran kandungan logam yang
tinggi.Proses penambangan dengan membongkar dan memindahkanbahan galian
mengandung sulfida menyebabkan terbukanya sulfidaterhadap udara bebas. Pada
kondisi terpapar pada udara bebas mineralsulfida akan teroksidasi dan terlarutkan
membentuk air asam tambang. Airasam tambang berpotensi melarutkan logam yang
terlewati sehingga membentuk aliran mengandung bahan beracun berbahaya yang
akanmenurunkan kualitas lingkungan. Pembentukan air asam cenderung
lebihintensif terjadi pada daerah penambangan. Hal ini dapat dicegah
denganmenghindari terpaparnya bahan mengandung sulfida pada udara
bebas.Penanganan air asam tambang dapat dilakukan dengan
menetralisirmenggunakan bahan penetral atau mengolahnya agar memenuhi batas
baku mutu.
b. Oksigen
c. Air
Peningkatan keasaman air penyaluran ini akan meningkatkan pulakelarutan
logam-logam yamg selanjutnya mencemari badan perairan. Hal-hal diatas
mendorong semakin pentingnya masalah air tambang saat ini.

Faktor penting yang mempengaruhi terbentuknya AAT di suatu tempat adalah:


a. Konsentrasi, distribusi, mineralogi dan bentuk fisik dari mineral sulphida
b. Keberadaan oksigen, termasuk dalam hal ini adalah asupan dari atmosfir melalui
mekanisme adveksi dan difusi
c. Jumlah dan komposisi kimia air yang ada
d. Temperatur
e. Mikrobiologi
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
pembentukan AAT sangat tergantung pada kondisi tempat pembentukannya. Perbedaan salah
satu faktor tersebut diatas menyebabkan proses pembentukan dan hasil yang berbeda. Terkait
dengan faktor iklim di Indonesia, dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi di beberapa
lokasi dimana terdapat kegiatan penambangan, proses pembentukan AAT memiliki
karakteristik yang berbeda dengan negara-negara lain, karena memiliki kondisi iklim yang
berbeda.
4

2.2 Energi Listrik


Energi menurut Eugene C. Lister yang diterjemahkan oleh Hanapi Gunawan
(1993) merupakan kemampuan untuk melakukan kerja, energi merupakan kerja
tersimpan. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan dan tidak dapat pula dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari
suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Demikianlah pula energi listrik yang
merupakan hasil perubahan energi mekanik (gerak) menjadi energi
listrik.Keberadaan energi listrik ini dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin.Adapun kegunaan energi listrik dalam kehidupan sehari- hari merupakan
penerangan, pemanas, motor- motor listrik dan lain-lain.Energi yang digunakan
alat listrik merupakan laju penggunaan energi (daya) dikalikan dengan waktu
selama alat tersebut digunakan.
Bila daya diukur dalam watt jam, maka:
W=Pxt
Dengan:
P = daya dalam watt
t = Waktu dalam jam
W = Energi dalam watt jam
*Watt jam (wathour = Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1 watt
digunakan selama 1 jam.

2.3 Elekrolisis
Elektrolisis adalah metode pemecahan molukel – molukel air menjadi atom–
atom penyusunnya (hidrogen dan oksigen) dengan menggunakan arus listrik yang
melewati 2 kutub elektroda.
Pada elektrolisis, sebuah sumber listrik dihubungkan dengan dua elektroda
atau 2 plat yang diletakkan di dalam suatu larutan. Setelah proses dijalankan,
maka air akan terpisah menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen akan terkumpul
di katoda (elektroda negatif) dan oksigen akan terkumpul pada anoda (elektroda
positif). Gas hidrogen yang dihasilkan jumlahnya dua kali lipat dari gas oksigen
yang dihasilkan dan keduanya proporsional dengan total energi listrik yang
dialirkan melalui air.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :

Anoda (oksidasi) : 2H2O 4H+(aq) + O2(aq) + 4e E° = -1,23 V


Katoda (reduksi) : 2H+ + 2eH2(g) E°=0V
2H2O(l) O2 + 2H2 E° = -1,23 V; ∆H =285,83 kJ/mol

Energi listrik yang diperlukan untuk elektrolisis adalah 285,83 kJ/mol H 2 produk.
Energi dalam jumlah yang cukup besar ini digunakan untuk mengatasi berbagai
hambatan (energi aktivasi, resistansi listrik, resistansi transport dan resistansi
reaksi kimia). Tanpa kelebihan energi, elektrolisis dari air murni akan
5

Berdasarkan hasil eksperimennya, Michael Faraday menemukan beberapa


kaidah perhitungan elektrolisis yang dikenal dengan hukum Faraday.
- Hukum I Faraday “Jumlah zat yang dihasilkan elektroda sebanding dengan arus
listrik yang mengalir pada sel elektrolisis”. “Bila sejumlah tertentu arus listrik
melalui sel, dengan jumlah mol zat yang berubah dielektroda adalah konstan tidak
tergantung jenis zat”. Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk
mendapatkan 1 mol logam monovalen adalah 96485 C (Coulomb) tidak
bergantung pada jenis logamnya ( Chemistry Ninth Edition).
- Hukum II Faraday “Jumlah zat-zat yang diendapkan pada masing-masing
elektroda oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan
berat ekivalen masing-masing zat tersebut”. Arus listrik suatu faraday (1f)
didefinisikan sebagai jumlah arus listrik yang terdiri dari 1 mol electron
(chemistry Ninth Edition).
Secara aljabar hukum Faraday I dapat diformulasikan sebagai berikut:
w = (e i t)/F
w = massa zat, gram
e = massa ekuivalen atau
(M/valensi) i = kuat arus, ampere
t = waktu, detik
F = tetapan Faraday = 96.500 coulumb

2.4 Elektrolit
Elektrolit adalah suatu zat terlarut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik. Umumnya, air adalah pelarut
(solven) yang baik untuk senyawa ion dan mempunyai sifat menghantarkan arus
listrik. Contohnya apabila elektroda bereaksi dengan air murni, bola lampu tidak
akan menyala karena air tersebut merupakan konduktor listrik yang sangat jelek.
Apabila suatu senyawa ion yang larut seperti NaCl ditambahkan pada air, maka
solutnya akan larut sehingga bola lampu mulai menyala dengan terang.
Bila larutan elektrolit dialiri arus listrik, ion-ion dalam larutan akan bergerak
menuju electrode dengan muatan yang berlawanan, melalui cara ini arus listrik
akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Proses oksidasi dan reduksi sebagai reaksi pelepasan
dan penangkapan oleh suatu zat. Oksidasi adalah proses pelepasan elektron dari
suatu zat sedangkan reduksi adalah proses penangkapan electron oleh suatu zat.
Kekuatan suatu elektrolit ditandai dengan suatu besaran yang disebut derajat
ionisasi (α) Elektrolit kuat memiliki harga α = 1, sebab semua zat yang dilarutkan
terurai menjadi ion Elektrolit lemah memiliki harga α<1, sebab hanya sebagian
yang terurai menjadi ion.
6

2.5 Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit
atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari
bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara). Elektroda adalah
suatu sistem dua fase yang terdiri dari sebuah penghantar elektrolit (misalnya
logam) dan sebuah penghantar ionik (larutan) (Rivai,1995). Elektroda positif (+)
disebut anoda sedangkan elektroda negatif (-) adalah katoda (Svehla,1985). Reaksi
kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya konduksi listrik disebut
elektrolisis dan alat yang digunakan untuk reaksi ini disebut sel elektrolisis. Sel
elektrolisis memerlukan energi untuk memompa elektron. (Brady, 1999).

Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh
anoda sehingga jumlah elektronnya berkurang atau bilangan oksidasinya
bertambah. Jika elektroda inert (Pt, C, dan Au), ada 3 macam reaksi:
1. Jika anionnya sisa asam oksi (misalnya NO3-, SO42-), maka reaksinya 2H2O →
4H+ + O2 + 4e
2. Jika anionnya OH-, maka reaksinya 4 OH- → 2H2O + O2 + 4e
3. Jika anionnya berupa halida (F-, Cl-, Br-), maka reaksinya adalah 2X(halida) →
X (halida)2 + 2e.
Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh
katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya
berkurang.
1. Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be,
Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H 2O + 2e →
H2 + 2OH-
2. Jika kationnya berupa H+, maka reaksinya 2H+ + 2e → H2.
3. Jika kation berupa logam lain, maka reaksinya (nama logam) x+ + xe → (nama
logam)
7

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waku dan tempat


Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Februari 2019 sampai bulan Juni
2019. Pengujian karakteristik limbah air asam tambang dilakuakan di Balai Besar
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP)
Palembang dan pengujian listrik terhadap limbah air asam tambang di
Laboratorium Dasar Bersama Universitas Sriwijaya.

3.2 Alat dan bahan


1. Alat yang digunakan adalah Beaker glass, Plat logam tembaga, Plat logam
besi, Kabel jumper jepit, Mulimeter digital, Alat pendukung uji air, Catu
daya, Bohlam, Amplas.
2. Bahan yang digunakan adalah Limbah air asam tambang dari PT Bukit
Asam, Tbk.

3.3 Prosedur kerja


  Pengambilan Sampel
Sampel Limbah Air Asam tambang diambil di kpl yang belum dilakukan
treatment dengan pengambilan 7 titik sebagai sampe. Pengambilan sampel
limbah air asam tambang dilakukan dengan referensi dari SNI 6989.57:2008
tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan. Dalam hal ini sampel
yang akan diuji adalah sampel yang berasal dari KPL PT Bukit Asam.
Sampel akan diambil dengan menggunakan gayung plastik. Sampel yang
diambil kemudian akan di dimasukkan ke dalam 7 jerigen berbeda dengan
ditambahkan HNO3 0,01 M sebagai pengawetan air asam tambang serta
diusahakan kondisi jerigen tetap dingin dan hindari dari paparan sinar
matahari langsung agar sampel dapa bertahan lama.

  Pengujian karakteristik kandungan limbah air asam tambang
Pengujian karakteristik kandungan logam dan konduktivitas dari limbah air
asam tambang yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Palembang. Pengujian ini dilakukan
langsung oleh BBTKLPP, karena tidak tersedianya Laboratorium Khusus
mahasiswa untuk menganalisa karakteristik air.Pengujian potensi lisrik pada
limbah air asam Tambang
1. Catat kandungan air asam tambang yang akan diuji.
2. Sampel dimasukkan kedalam beaker glass.
3. Masukkan plat logam besi sebagai anoda pada salah satu beaker glass,
sedangkan beaker glass yang lain dimasukkan plat logam tembaga
sebagai katoda.
8

4. Jepit kedua plat logam tersebut dengan kabel jumper jepit, dan
dihubungkan ke lampu bohlam.
5. Apabila lampu hidup, ukur tegangan dan arus listrik dengan
menggunakan Multimeter.
6. Catat hasil arus yang terbaca dan catat hasil tegangan yang terbaca dari
multimeter.
7. Lakukan perhitungan daya dengan menggunakan persamaan daya yaitu
:P=VxI
8. Lakukan juga untuk 6 sampel berikutnya seperti langkah diatas karena
diperkirakan kandungan logam dalam limbah air asam tambang
berbeda-beda

 Pengujian karakteristik kandungan limbah air asam tambang setelah


 ktdiinjeksikan tegangan 3 volt, 6 volt, 12 volt dari catudaya
1. Catat kandungan air asam tambang yang akan diuji.
2. Sampel dimasukkan kedalam beaker glass.
3. Masukkan plat logam besi sebagai anoda pada salah satu beaker glass,
sedangkan beaker glass yang lain dimasukkan plat logam tembaga
sebagai katoda.
4. Jepit kedua plat logam tersebut dengan kabel jumper jepit, dan
dihubungkan ke catudaya dengan memberikan tegangan 3 volt, 9 volt,
12 volt pada air asam tambang
5. Ukur tegangan dan arus listrik dengan menggunakan Multimeter.
6. Catat hasil arus yang terbaca dan catat hasil tegangan yang terbaca dari
multimeter.
7. Lakukan perhitungan daya dengan menggunakan persamaan daya yaitu
:P=VxI
8. Lakukan juga untuk 6 sampel berikutnya seperti langkah diatas karena
diperkirakan kandungan logam dalam limbah air asam tambang
berbeda-beda
9
4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan ke
Tahapan
Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4 5
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pemesanan
bahan dan
peminjaman
laboratorium
Pelaksanaan
penelitian
Pengambilan
Sampel yang
akan Di Uji
Pengujian
Kandungan
Sampel Limbah
Air Asam
Tambang
Pengujian
Limbah Air
Asam Tambang
setelah Di
injeksikan
Pengujian
Potensi Listrik
Laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Ditjeng, Marsudi. 2006. Operasi system Tenaga Listrik: Edisi Pertama.


Yogyakarta: Graha Ilmu.
ESDM. 2016. Laporan Kinerja Tahun 2016 Direktorat Jendral Mineral dan
Batubara, hal 4. Jakarta: Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Fahruddin. 2014. Bioteknologi Lingkungan. Bandung: Alfabeta.
Islamunisa, F., Bohari., dan Aman, S. P. 2018. PEMANFAATAN AIR ASAM
TAMBANG BATUBARA SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK
ALTERNATIF. Jurnal Atomik. 3(1): 22-25.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 113 Tahun 2003 Tentang Baku
Mutu Air Limbah Kegiatan Penambangan Batubara.
Nasir, Subriyer, DKK. 2014. Pengolahan Air Asam Tambang dengan
Menggunakan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat, Tepung Jagung
dan Serbuk Besi. Vol. 20(3): 23.
Said, Nusa Idaman. 2014. Teknologi Pengolahan Air Asam Tambang
Batubara"Alternatif Pemilihan Teknologi". Vol. 7(2): 120-121.
Tim Penyusun Buku KLH. 2008. Pedoman Teknis Pengelolaan Air Limbah
Tambang Batubara Terbuka. Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hoiriniati
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi SI-TEKNIK KIMIA
4 NIM 03031181823025
5 Tempat dan Tanggal Lahir Belinyu,18 Agustus 2000
6 E-mail Hoiriniati.18@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 082280897185

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 9 BELINYU MTS PLUS BAHRUL SMA N 1 BELINYU
ULUM ISLAMIC
CENTRE
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM - P

Palembang, 20 November 2019


Pengusul,

(Hoiriniati)
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sherly Rahmadianti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi SI-TEKNIK KIMIA
4 NIM 03031181823003
5 Tempat dan Tanggal Lahir Palembang, 22 Desember 2000
6 E-mail sherlyalpa@gmail.com
7 Nomor Telepon/ HP 081367642676

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 219 SMP N 12 SMA N 9
PALEMBANG PALEMBANG PALEMBANG
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM - P

Palembang, 20 November 2019


Pengusul,

(Sherly Rahmadianti)
Biodata Anggota 2
C. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Linda Anggraini
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi SI – Teknik Pertambangan
4 NIM 03021181823028
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjung Karang, 7 Juni 1999
6 E-mail Linda9raini@gamil.com
7 Nomor Telepon/ HP 082177245762

D. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 23 PANGKAL SMP N 7 PANGKAL SMA N 1 PANGKAL
PINANG PINANG PINANG
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketdaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM - P

Palembang, 20 November 2019


Pengusul,

(Linda Anggraini)
LAMPIRAN 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Peralatan Penunjang
Alat yang dibeli Justifikasi Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Pemakaian
Jerigen untuk wadah 10 buah Rp. 50.000,- Rp. 500.000,-
sampel
Beaker gelas 500 Wadah 4 buah Rp. 70.000,- Rp. 280.000,-
ml Iwaki pengujian
sampel
Plat logam Penghantar 8 buah Rp. 100.000,- Rp. 800.000,-
tembaga pengujian
Plat logam besi Penghantar 8 buah Rp. 100.000,- Rp.800.000,-
pengujian
Kabel jumper Penghubung 8 buah Rp. 30.000,- Rp. 240.000,-
jepit antara plat
logam dan
kabel
multitester
Kabel Penghubung 8 buah Rp. 30.000,- Rp. 240.000,-
Multitester antara kabel
jumper jepit
dan multimeter
pH meter Pengecekan 1 buah Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
pH air asam
tambang
bohlam lampu Pengujian 4 buah Rp. 6.000,- Rp. 24.000,-
kecil listrik
Gayung Plastik Pengambilan 4 buah Rp. 15.000,- Rp. 60.000,-
sampel Air
Asam
Tambang
Alat yang
disewa
Multimeter Pengujian 1 buah Rp. 400.000,- Rp. 400.000,-
Digital listrik
Catu daya Pengujian 1 buah Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
Listrik
Total Rp.4.244.000,-
Bahan Habis Pakai
Nama Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Bahan Pemakaian
CaCO3 Penetralan air asam 500 g Rp. 600.000,-/ Rp. 1.200.000
tambang 250 g
HNO3 Pengawetan asam 300 ml Rp. 200.000,- Rp. 600.000,-
tambang selama /100 ml
perjalanan dari
tempat
pengambilan ke
pengujian
Total Rp. 1.800.000

Transportasi
Harga
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Jumlah (Rp)
Satuan
Transport Pengambilan Sampel 3 Orang Rp.150.000,- Rp.450.000,-
Indralaya-
Palembang
(menginap)
Transport Penelitian di 3 Orang Rp.200.000,- Rp. 600.000,-
Indralaya- Laboratorium Balai
Palembang Besar Teknik
(PP) Kesehatan
Lingkungan dan
Pengendalian
Penyakit
(BBTKLPP)
Palembang
Akomodasi 3 Orang Rp.300.000,- Rp. 900.000,-
Total Rp.1.950.000
,-

Lain-lain
Administrasi 2 lab Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000,-
Pengadaan Rp. 450.000,- Rp. 450.000,-
dokumen
Biaya tak 10% biaya total Rp.944.400,- Rp.944.400 ,-
terduga
Total Rp.2.394.400 ,-
LAMPIRAN 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Ketua Tim Peneliti Dosen Pembimbing


Hoiriniati -----------

Manajer Tim
Sherly Rahmadianti

Koordinator Teknis Koordinator Akomodasi


Linda Anggraini Sherly Rahmadianti

No. Nama Jurusan Alokasi Waktu Uraian tugas


Teknik
1. Linda anggraini Pertambangan 10 jam/minggu Mengkoordinasi
03021181823028) kegiatan, memimpin
rapat, penanggung
jawab pelaksanaan,
mempersiapakan dan
memantapkan metode
kerja serta peralatan
yang digunakan dalam
kegiatan penelitian
2. Sherly Rahmadianti Teknik 8 jam/minggu Preparasi
(03031181823003) Kimia kegiatan,koordinator
akomodasi persiapan
dan penyediaan
peralatan yang
dibutuhkan dalam
kegiatan penelitian
3. Hoiriniati Teknik 8 jam/minggu Sekretaris tim peneliti,
(03031181823025) Kimia penanggung jawab
keuangan, bertanggung
jawab langsung kepada
ketua peneliti.

Anda mungkin juga menyukai