OLEH :
MUHAMMAD ALDI
1810714210011
Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian Skripsi pada
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
OLEH :
MUHAMMAD ALDI
(1810714210011)
Persetujuan,
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Skripsi yang berjudul
Pengaruh Aktivitas Pertambangan Terhadap Kualitas Air Sungai Tatakan
Desa Tatakan Kabupaten Tapin.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Hj. Rizmi Yunita, M.Si. sebagai Ketua Tim Pembimbing yang telah
memberikan ilmu, masukan, serta arahan selama penulisan Usulan Penelitian
Skripsi.
2. Ibu Dra. Zairina Yasmi, MP. sebagai Anggota Tim Pembimbing atas bimbingan
serta saran yang telah diberikan selama penulisan Usulan Penelitian Skripsi.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan Usulan Penelitian Skripsi. Penulis berharap semoga Usulan Penelitian
Skripsi yang telah ditulis dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan, khususnya di
bidang kelautan dan perikanan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 3. METODE PENELITIAN ...................................................................... 17
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................ 17
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 17
3.3. Prosedur Penelitian ............................................................................... 17
3.3.1. Lokasi Stasiun Pengambilan Sampel.......................................... 17
3.3.2. Pengambilan Sampel Air ............................................................ 19
3.3.3. Pengukuran Parameter Fisika Kimia Air .................................... 19
3.3.4. Analisis Data .............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
2
adalah sungai periodik, yaitu sungai yang jumlah airnya banyak pada musim hujan
dan sedikit pada musim kemarau. Air sungai digunakan oleh masyrakat untuk
keperluan sehari-hari, seperti misalnya tempat mandi dan mencuci. Aktivitas
masyrakat yang hidup dibantaran sungai dapat memengaruhi kualitas air, ditambah
aktivitas pertambangan yang dekat dengan pemukiman juga ikut andil dalam
memengaruhi kualitas air sungai Tatakan, membuat airnya semakin tampak keruh.
Area pertambangan yang dibuka di Desa Tatakan makin memperkuat dugaan
adanya penurunan kualitas air sungai dilihat dari kondisi fisiknya. Tambang ilegal
yang dibuka oleh pihak tidak bertanggung jawab juga ikut berpengaruh terhadap
penurunan kualitas air sungai Tatakan. Air bekas pencucian batubara dan juga air
yang terkandung di bekas galian dapat menjadi air asam tambang yang menjadi
masalah lingkungan.
Aktivitas Pertambangan
Sungai Tatakan
Parameter Fisika
Parameter Kimia
Suhu, TSS, kecerahan,
pH, DO, COD, dan
arus, kekeruhan, dan
BOD
kedalaman
6
7
mengalir dan mendapat masukan dari semua buangan yang berasal dari kegiatan
manusia di daerah pemukiman, pertanian dan industri di daerah sekitarnya. Sungai
yang terlalu banyak menerima semua buangan tadi lambat laun akan tercemar,
sehingga menurunkan kualitas perairannya. Sungai Tatakan merupakan sungai
bentukan alam yang mengalir sepanjang Desa Tatakan, dimulai dari sungai Desa
Hatiwin sampai ke Telaga Raja yang ada di Desa Tandui. Lebar sungai Tatakan
bervariasi antara 4 – 5 meter. Menurut jenisnya adalah jenis sungai periodik. Pada
musim penghujan kedalaman sungai berkisar antara 1 – 2 meter, sementara saat
musim kemarau kedalamannya hanya berkisar antara 50 – 1 meter. Sungai periodik
sendiri adalah salah satu jenis sungai dengan volume air tidak tetap
(Rokhimaturrizki, 2022). Kondisi daerah pertambangan yang dekat dengan sungai
membuat sungai tatakan dapat terpengaruh oleh aktivitas pertambangan.
Penambangan batubara memengaruhi badan sungai sehingga pH air cenderung
asam. Kondisi air menunjukkan bahwa terjadi suplai substrat mineral sulfida sebagi
pemicu terbentuknya air asam tambang yang menybabkan naiknya keasaman air
sepanjang aliran sungai (Kiswanto et al, 2020).
Air asam tambang merupakan cairan asam sulfat hasil pertambangan yang
mampu menurunkan pH air hingga dibawah 3, sehingga bagi organisme perairan
yang tidak toleran terhadap rendahnya pH dapat menyebabkan kematian (Rahman
et al, 2020). Hubungan keasaman air dengan kehidupan ikan sangat besar. Titik
kematian ikan pada pH asam adalah 4 dan pada pH besar adalah 11. Air yang
memiliki pH rendah akan merusak kulit ikan sehingga memudahkan terjadinya
infeksi. Perubahan pH secara mendadak menyebabkan ikan meloncat-loncat atau
berenang sangat cepat dan tampak seperti kekurangan oksigen hingga mati
mendadak. Sementara perubahan pH secara perlahan akan menyebabkan lendir
keluar berlebihan dan mudah terkena bakteri (Fahmi dan Natalia,2020). Nilai pH
dapat memengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia, makin tinggi nilai Ph maka
nilai alkalinitas makin tinggi dan kadar karbondioksida makin rendah. Jika pH
rendah, maka perairan bersifat asam dan korosif sehingga proses nitrifikasi akan
9
terhambat yang memengaruhi kehidupan mikroalga dalam air (Effendi, 2003 dalam
Yogafanny, 2015)
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air yang dilihat dari karakteristik
fisika, kimia, dan biologinya. Kualitas air juga menunjukkan mutu atau kondisi air
yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Kualitas air akan
berbeda-beda dari suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya, sebagai contoh: kualitas
air untuk keperluan budidaya berbeda dengan kualitas air untuk keperluan minum.
Parameter kualitas air ditentukan untuk menilai standar air bersih. Pengukuran
parameter ditentukan berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi. Air yang
bersih adalah air yang standar baku mutunya sesuai guna peruntukkannya. Kualitas
air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk
penggunaan tertentu, misalnya: air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri,
rekreasi dan sebagainya. Peduli kualitas air adalah mengetahui kondisi air untuk
menjamin keamanan dan kelestarian dalam penggunaannya. Kualitas air dapat
diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air. Kualitas air sungai
merupakan kondisisi kualitatif yang diukur berdasarkan parameter tertentu dengan
metode tertentu sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kualitas air sungai
dapat dinyatakan dengan parameter fisika, kimia dan biologi yang menggambarkan
kualitas air (Asdak, 2010).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi atau uji kenampakan. Kualitas air dapat dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi
(Sahabuddin et al., 2014).
2.2.1.1. Suhu
zooplankton, kotoran hewan, sisa tanaman dan hewan, kotoran manusia dan limbah
industri (Ningrum, 2018). TSS merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
heterogen yang berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan
dapat menghalangi kemampuan prouksi zat organik di suatu perairan. TSS yang
tinggi pun dapat menimbulkan dampak lain seperti menurunkan aktivitas
fontositesa tumbuhan baik mikro maupun makro sehingga oksigen yang dilepaskan
tumbuhan menjadi berkurang dan mengakibatkan ikan-ikan menjadi mati (Jiyah et
al, 2017).
TSS yang berada dalam perairan dapat menurunkan kesediaan oksigen
terlarut. Menurunnya ketersediaan oksigen terlarut yang berlangsung lama akan
menyebabkan perairan menjadi anaerob, sehingga organisme aerob akan mati.
Kandungan TSS yang tinggi juga dapat secara langsung mengganggu biota perairan
seperti ikan karena tersaring oleh insang. Nilai TSS dapat menjadi salah satu
parameter biofisik perairan yang secara dinamis mencerminkan perubahan yang
terjadi di daratan maupun di perairan. TSS sangat berguna dalam analisis perairan
dan buangan domestik yang tercemar serta dapat digunakan untuk mengevaluasi
mutu air maupun menentukan efisiensi unit pengelolaan (Rinawati et al, 2016).
2.2.1.3. Arus
2.2.1.4. Kecerahan
air sungai dipengaruhi oleh banyaknya materi tersuspensi yang ada di dalam air.
Materi ini akan mengurangi masuknya sinar matahari ke air sungai. Semakin ke
hilir semakin banyak material yang ada di dalam air yang menurunkan kecerahan
air sungai (Siahaan et al, 2011). Kecerahan merupakan tingkat transparansi perairan
yang dapat diamati secara visual dan dipengaruhi oleh zat-zat yang terlarut di dalam
suatu perairan (Kurniawan, 2021). Tingkat kecerahan mempengaruhi intensitas
cahaya matahari dan penetrasi cahaya, jadi semakin besar kecerahan suatu perairan
maka penetrasi cahaya akan semakin tinggi (Pardosi, 2021).
Kecerahan di indentifikasikan dengan cahaya matahari yang merupakan
sumber energi bagi semua jasad hidup di perairan. tinggi rendahnya kecerahan akan
memengaruhi kegiatan fotosintesis dari produktivitas perairan atau kesuburan
perairan. kecerahan perairan dapat disebabkan oleh partikel –partikel yang berasal
dari bahan organik maupun anorganik seperti lumpur, sampah, polutan, hasil
dekomposisi bahan organik, dan plankton. Pengukuran tingkat kecerahan air
sebaiknya dilakukan pada saat intensitas cahaya matahari cukup tinggi
(Mahyuddin, 2010). Adapun tingkat kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan
adalah 30 – 40 cm yang di ukur dengan menggunakan secchi disk (Monalisa dan
Minggawati, 2010)
2.2.1.5. Kekeruhan
kemampuan filtrasi dan densifeksi (Maryani et al, 2014). Batas tingkat kekeruhan
yang optimaal untuk kehidupan ikan memiliki nilai maksimum yaitu 50 NTU
(Pulungan et al, 2020).
2.2.1.6. Kedalaman
(Labbaik et al., 2018). pH yang kecil bisa menyulitkan, karena akan mempengaruhi
biota perairan dan juga manusia jika mengonsumsinya.
Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) adalah jumlah oksigen yang
terlarut di dalam perairan. Oksigen merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
proses fotosintesis dalam perairan. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh
terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses
difusi udara bebas dan hasil fotosintesi organisme yang hidup dalam perairan
(Salmin, 2000). Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) dalam air pada
umumnya berasal dari; a) Difusi oksigen secara langsung dari udara ke dalam air
melalui lapisan permukaan air, b) Arus, c) Air hujan, d) Proses fotosintesis dalam
air. Oksigen terlarut dapat berkurang karena 1) respirasi yang digunakan oleh
hewan air, 2) proses penguraian bahan organik secara biokimia, 3) proses
penguraian bahan anorganik secara kimia. Oksigen terlarut dalam suatu perairan
berperan penting bagi kehidupan organisme akuatik. Perairan dikatakan tercemar
bila kandungan oksigen terlarutnya telah menurun sampai dibawah batas yang
dibutuhkan untuk kehidupan biota. Perairan yang bagi kehidupan organisme adalah
bila konsentrasi oksigen terlarutnya besar dari 4 mg/l. oksigen terlarut kurang dari
2 mg/l dapat mengganggu kehidupan biota perairan (Ainin, 2021).
organik secara kimiawi. Peningkatan nilai parameter COD juga dipengaruhi oleh
peningkatan suhu, di mana saat kondisi tersebut terjadi peningkatan enzim dan
kecepatan proses metabolisme, peningkatan dekomposisi bahan organik sehingga
mengakibatkan penurunan konsentrasi oksigen di dalam air (Effendi, 2003 dalam
Riyandini, 2020).
Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian dapat dilihat pada
Tabel 1.
16
17
uji F karena dipakai untuk pengujian lebih dari 2 sampel. Analisis varians dapat
merupakan uji hipotesis maupun pendugaan. Anova (Analysis of variances)
digunakan untuk melakukan analisis komparasi multivariabel. Teknik analisis
komparatif dengan menggunakan tes “t” yakni dengan mencari perbedaan yang
signifikan dari dua buah mean hanya efektif bila jumlah variabelnya dua. Untuk
mengatasi hal tersebut ada teknik analisis komparatif yang lebih baik yaitu Analysis
of variances yang disingkat anova.
Di mana:
𝐹 = Kuadrat rata-rata
𝐽𝐾 = Jumlah Kuadarat
𝑑𝑘 = Derajat Kebabasan
𝐾𝑀𝐴
𝐹 = 𝐾𝑀𝐾
Di mana:
𝑇 2𝑘 = Kuadrat total kolom
𝑛𝑘 = Jumlah pengamatan setiap perlakuan (kolom)
𝑋 = Jumlah seluruh pengamatan
𝑘 = Jumlah perlakuan
𝑁 = Total jumlah sampel perlakuan
Syaratnya:
a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, semua variabel
bebas adalah penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, semua variabel
bebas bukan penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini T., Muh. I. Jumarang, dan Andi I. 2013. Simulasi Pola Sirkulasi Arus Di
Muara Kapuas Kalimantan Barat dalam Prisma Fisika. 1 (1)
Ainin, D. R. 2021. Impresi Limbah Industri dan Kualitas Perairan Sungai. Pohon
Tua Pustaka. Bangka Belitung.
Azzizah, M. dan Humairoh, M. 2015. Analisis Kadar Amonia (NH3) dalam Air
Sungai Cileungsi dalam Jurnal Nusa Sylva. 15 (1) : 47-54
Fahmi N., dan Shellya N. 2020. Sistem Pemantauan Kualitas Air Budidaya Ikan
Lele Menggunakan Teknologi IoT dalam Jurnal Media Informatika
Budidarma. 4 (4) : 1243-1248
Jiyah. Sudarsono, B. dan Sukmono, A. 2017. Studi Distirbusi Total Suspended Solid
(TSS) Di Perairan Pantai Kabupaten Demak Menggunakan Citra Landsat
dalam Jurnal Geodesi Undip. 6 (1)
20
Johan, T., I. 2011. Dampak Penambangan Emas Terhadap Kualitas Air Sungai
Singingi Di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau dalam Jurnal Ilmu
Lingkungan. 5 (2)
Kiswanto. Wintah. dan N. L. Rahayu. 2020. Analisis Logam Berat (Mn, Fe, Cd)
Sianida dan Nitrit pada Air Asam Tambang Batu Bara dalam Jurnal
Litbang Kota Pekalongan. 18 (1)
Kordi K., M. Ghufran H. 2010. Panduan Lengkap Budi Daya Kuda Laut Ikan Unik
yang Berpotensi Obat. Lili Publisher. Yogyakarta.
Meboki, M. Y., Lake. 2018. Analisis Masa Pakai Kapur (CaCO3) dan Zeolit Alam
Sebagai Bahan Penetral Air Asam dan Penyerap Kada Logam Fe pada
Kolam Pengendapan (Settling Pond) PT. SAG KSO PT. Semen Kupang
dalam Prosdibing Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi.
Ningrum, S. O. 2018. Analisis Kualitas Badan Air dan Kualitas Air Sumur di
Sekitar Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 10 (1) : 1-12.
Sahabuddin, H., D. Harisuseon dan E. Yuliani. 2014. Analisa status mutu air dan
daya tampung beban pencemaran sungai wanggu kota kendari dalam
Jurnal Teknik Pengarian. 5 (1) : 19-28.
Sahalessy, G. L. 2018. Pemodelan Arah Arus Air Laut Di Pantai Moinit Kecamatan
Amurang Barat Kabupaten Minahasa Selatan dalam Jurnal Sipil Statik. 6
(12)
Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut Di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Karang dan Teluk Banten.
Saraswati, Rai Ayu, N., L., G. Yulius. Rustam, A. Salim, H., L. Heriati, A. dan
Mustikasari, E. 2017. Kajian Kualitas Air untuk Wisata Bahari di Pesisir
Kecamatan Moyo Hilir dan Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa dalam
Jurnal Segara. 13
Siahaan, R., A. Indrawan. D. Soedharma dan B. P. Lilik. 2011. Kualitas Air Sungai
Cisadane, Jawa Barat – Banten dalam Jurnal Ilmiah Sains. 11 (2)
Wahyudin I., S. Widodo dan A. Nurwaskito. 2018. Analisis Penanganan Air Asam
Tambang Batubara dalam Jurnal Geomine. 6 (2)
Wibowo M. K., I. Kanedi dan J. Jumadi. 2015. Sistem Informasi Geografis (SIG)
Menentukan Lokasi Pertambangan Batubara Di Provinsi Bengkulu
Berbasis Website. Jurnal Media Infortama. 11 (1)