PENGUKURAN DO
OLEH
KELOMPOK
3
SHENNYFRI MISRAPHA SITANGGANG E1E021016
NURUWILDANI E1E021024
TETTY IUSLIRA SIRAIT E1E021042
GIRA ANGRAINI E1E021043
MUHAMMAD IDRIS ARSANDI E1E021064
SARNITA TOGATOROP E1E021066
MARGITA MARPAUNG E1E021068
CINDY PRASTIKA WARDANI SINAGA E1E021080
JOERDAN SAPUTRA PRATAMA E1E021097
LATIFAH ARUM LESTARI E1E021103
AHMAD ADE SENJONO E1E021110
Puji Syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerakan banyak nikmat, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Ekologi Perairan Pengukuran DO ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekologi
Perairan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Pratikum ............................................................................... 3
1.3 Manfaat Pratikum ............................................................................ 3
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Perhitungan Kelimpahan Plankton ................................................... 8
1.2 Pengukuran pH perairan ................................................................... 9
1.3 Perhitungan Nitrat, Nitrit, Fosfat dan Amino Perairan .................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai sumber air yang dipergunakan untuk keperluan hidup dan kehidupan
dapat tercemar oleh berbagai sumber pencemaran. Limbah dari makhluk hidup,
sepertimanusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat menjadi penyumbang
pencemaran terhadapair yang akan dipergunakan, baik untuk keperluan makhluk
hidup maupun untuk keperluan kehidupan yang lain. Keberadaan Zat-zat beracun
atau muatan bahan organik yang berlebih akan menimbulkan gangguan terhadap
kualitas air. Keadaan ini akan menyebabkan oksigenterlarut dalam air berada pada
kondisi yang kritis, atau merusak kadar kimia air.Rusaknya kadar kimia air
tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari air (Aria, P. 2009).
1
kondisi anaerobik oksigen yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa
kimia menjadi lebih sederhana dalam bentuk nutrien dan gas (Salmin, 2000).
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal
dari fotosintesis dan absorbsi atmosfer atau udara. DO di suatu perairan sangat
berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. Untuk
mengetahui kualitas air dalam suatu perairan, dapat dilakukan dengan mengamati
beberapa parameter kimia seperti DO. Semakin banyak jumlah DO (dissolved
oxygen), maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen terlarut yang terlalu
rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang
mungkin saja terjadi. Satuan DO dinyatakan dalam persentase saturasi (Salmin,
2000).
DO dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Di samping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan
hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
Kandungan Dissolved Oxygen (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik) (Swingle, 1968) atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menegaskan bahwa kadar DO
minimum yang harus ada pada air adalah >2 mg O 2/lt. Idealnya, kandungan
oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan
sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970).
Metode titrasi dengan cara Winkler secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi
iodometri. Sampel yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan
MnCl2 dan NaOH atau KI, sehingga akan terjadi endapan MnO 2. Dengan
menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan
juga akan membebaskan molekul iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen
terlarut. Iodium yang dibebaskan ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar
2
natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji)
(Anonim, 2011).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nybakken (1988) bahwa kenaikan temperatur pada perairan
dapat menyebabkan penurunan kadar DO, selain itu gelombang besar juga dapat
menambahkan oksigen ke dalam air laut.
4
kesuburan perairan, tetapi juga fase pencemaran yang terjadi dalam perairan.
(Elfinurfajri, 2009).
5
BAB III
MATERI DAN METODE
Pada praktek minggu kedua alat dan bahan yang di gunakan dalam
penggukuran DO ini adalah:
1. Mikroskop 1 pcs Untuk meliat plankton.
2. Pipet tetes 1 pcs Untuk mengambil sample dari botol sample.
3. Tissue Secukupnya Untuk membersihkan alat.
4. Kaca Preparat Untuk meletakkan benda atau preparat yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop.
6
3.3 Langkah Kerja
Langkah kerja pada pratikum Ekologi Perairan penghitung DO ini adalah :
1. Pada langkah awal praktikum pertama,ambil sampel plankton pada kolam di
gedung peternakan, sebanyak 20 liter menggunakan jirigen berukuran 5 liter.
Lalu saring menggunakan palnkton net untuk menyaring palnkton. Lakukan
pada empat daerah berbeda pada kolam.
2. Kemudian ukur pH pada perairan lakukan sebanyak empat kali pad daerah
kolam yg berbeda
3. Selanjutnya pada praktek kedua lakukan pengukuran nitrit, nitrat, fosfor dan
fosfat pada perairan menggunakan alat ukur yang sudah disediakan dengan
mengikuti langkah -langkah yang sudah tertera di dalam kotak pengukuran
masing-masing.
7
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Kelimpahan Plankton
8
Faktor-faktor fisika dan kimia air yang diukur adalah suhu, kecerahan,
oksigen terlarut (DO), pH, fosfat dan nitrat.
0,05 1
= 16 x x = 16 x 25 x 0,05
0,02 20
= 20 individu / L
9
4. Pengukuran pH Perairan
Suhu Hasil dari pengukuran yang telah dilakukan terhadap suhu air
disetiap stasiun selama masa pengamatan yang terdapat di perairan kolam gedung
A peternakan Kanan diperoleh kisaran suhu antara 47.3°C – 49.6°C dengan rata-
rata sebesar 50.3°C. Dari rerata tersebut dapat dianggap baik untuk pertumbuhan
plankton. Sedangkan menurut Derajat keasaman atau pH menunjukkan kadar
asam atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi atau aktivitas ion
hidrogen. Dari hasil pengukuran pH didapatkan kisaran antara 7.14 – 7.73 dan
reratanya 7.44. Menurut Pescod (1973) di dalam Nurhaniah (1998), agar
kehidupan ikan dan jasad makanannya berlangsung secara wajar diperlukan
kisaran pH antara 5.0 – 9.0. Berdasarkan niali pH dan kriteria yang telah
ditentukan, maka pH di perairan Waduk Riam Kanan dapat mendukung
kehidupan ikan dan jasad makanannya, dalam hal ini adalah fitoplankton.
10
4.3 Perhitungan nitrat, nitrit , fosfat dan amino peraira
11
Penentuan kadar nitrit (NO2- N) Penentuan kadar nitrit dilakukan dengan
metode spektrofotometer( SNI 066989.9-2004). Pada kisaran kadar 0,01 mg/L -
1,0 mg/L. Dalam suasana asam (pH 2-2,5), nitrit akan bereajsi dengan
Sulfanilamid ( SA) dan N - ( 1-naphthyl) ethylene diamine dihydrochloride (NED
dihydrochloride) membentuk senyawa azo yang berwarna merah keunguan yang
dapat diukur pada panjang gelombang 543 nm.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran dari pratikum ini Keanekaragaman plankton menunjukkan tingkat
kompleksitas dari struktur komunitas. Keanekaragaman plankton akan berkurang
jika suatu komunitas didominasi oleh satu atau sejumlah spesies tertentu. Dan
Perhitungan Kelimpahan plankton,Perhitungan pH perairan dan juga Perhitungan
Nitrat, Nitrit, fosfat dam amino perairan sangat penting dalam perhitungan DO.
Dan disini pada kelompok kami banyak yang malas dan juga tidak ada
rasatanggung jawab dan pura – pura tidak tahu atau Cuma membaca Grup chat
saja dan tidak peduli sama sekali dalam pembuaan laporan ini dan tidak
membantu untuk menggerjakan laporan dan juga banyak yang beralasan yang
tidak masuk di akal dan yang bekerja hanya beberapa orang saja, sebaiknya
dibagi rata yang rajin dan malas dicampur agar kegiatan berjalan dengan lancar.
13
DAFTAR PUSTAKA
Huet, H.B.N. (1970) dalam Santika, Sri Sumesti 1987. Metode Penelitian Air.
Jakarta : Usaha Nasional.
Said, N. I. (2011). Penghilangan Deterjen dan Senyawa Organik Dalam Air Baku
Air Minum dengan Proses Biofilter Ungun Tetap Tercelup. Journal BPPT,
7(1), 97–108.
Salmin. 2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD)
sebagai salah satu 14ndicator untuk menentukan kualitas perairan.
Oseana. 30(3): 21-26.
Simanjuntak, M. 2012. Kualitas Air Laut Ditinjau dari Aspek Zat Hara, Oksigen
Terlarut, dan pH di Perairan Banggai, Sulawesi Tengah. Bidang Dinamika
Laut, Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta
14
LAMPIRAN
15
16