Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI BIOLOGI

MODUL V: KEANEKARAGAMAN HAYATI BENTOS

Disusun sebagai laporan dalam pelakasanan praktikum mata kuliah


Oseanografi Biologi (OS2104)

Dosen Pengampu :
Dr. Susanna Nurdjaman, M.T.

Asisten :
M. Ikhwan Fadillah Giantara 12919041

Disusun Oleh :
Riyadh Fajar Arrafah 12919024

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2021

i
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................ii


DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II TEORI DASAR........................................................................................................... 2
2.1. Keanekaragaman Hayati ............................................................................................. 2
2.2. Bentos .......................................................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI ........................................................................................................ 4
3.1. Metode......................................................................................................................... 4
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................................ 4
3.3. Langkah Kerja ............................................................................................................. 4
3.3.1. Langkah kerja luring ................................................................................................ 4
3.3.2. Langkah Kerja Daring ............................................................................................. 5
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ........................................................................................... 6
4.1. Hasil ............................................................................................................................ 6
4.2. Perhitungan.................................................................................................................. 9
4.3. Analisis ...................................................................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 12
5.1. Kesimpulan................................................................................................................ 12
5.2. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN............................................................................................................................ 14

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bentos (www.amazine.co/) ....................................................................................... 3


Gambar 2 Metode Transek......................................................................................................... 4
Gambar 3 Grafik Filum Utama Bentos .................................................................................... 10

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Identifikasi Bentos ............................................................................................... 6
Tabel 2 Bentos di Estuari ........................................................................................................... 7
Tabel 3 Identifikasi Bentos di Substrat Pantai ........................................................................... 8
Tabel 4 Identifikasi Bentos di Tiap Intertidal Zone ................................................................... 8
Tabel 5 Nilai Keragaman dan Keseragaman ............................................................................. 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai beragam ekosistem perairan yang tersebar diseluruh


pelosok negeri. Samudera yang menutupi sebagian permukaaan bumi berperan dalam
mengatur iklim bumi, atmosfer dan tempat berlangsungnya siklus mineral. Di dalam
samudra terdapat banyak organisme dengan variasi yang cukup tinggi. Ekosistem
perairan dibagi dalam tiga kategori utama yaitu ekosistem air tawar, esturia dan
ekosistem air laut. Ekosistem air laut sangat penting bagi kehidupan manusia.

Pada ekosistem perairan dapat ditemukan kelompok-kelompok organisme yaitu


adalah plankton, nekton, perifiton dan benthos. Pengelompokkan ini tidak ada
berkaitan dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk
tumbuh-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan hidup
mereka secara umum, seperti gerak berjalan, pola hidup dan sebaran menurut ekologi
(Ahmad, 2010). Pada praktikum ini akan dilakukan identifikasi jenis-jenis nekton
menghitung indeks – indeks yang mendukung.

1.2. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis bentos yang hidup di perairan laut berdasarkan zona


hidupnya.
2. Mengidentifikasi ciri-ciri nekton yang hidup di perairan laut
berdasarkan zona hidupnya.

1
BAB II
TEORI DASAR

2.1. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau makhluk hidup atau biodiversitas (biodiversity)


merupakan seluruh bentuk kehidupan, yang secara ilmiah diklasifikasikan berdasarkan
skala organisasi biologisnya, dapat mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, serta
ekosistem dan proses ekologi. Keanekaragaman hayati terbentuk akibat pengaruh
faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan merupakan
sifat makhluk hidup yang diturunkan dari induknya. Sedangkan faktor lingkungan
merupakan faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan
kimia, dan lingkungan biotik, dan lingkungan abiotik. Biodiversitas dapat terjadi pada
berbagai tingkatan kehidupan, mulai dari organisme tingkat rendah sampai organisme
tingkat tinggi. Biodiversitas dapat dibagi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu salah
satunya adalah biodiversitas bentos

2.2. Bentos

Bentos merupakan organisme yang hidup di dasar wilayah perairan atau endapan,
seperti laut, sungai dan perairan lainnya. Binatang yang disebut bentos ini dapat di
bagi berdasarkan cara makanannya menjadi pemakan penyaring (seperti kerang) dan
pemakan deposit (seperti siput). Siklus hidup bentos, baik sebagian maupun
keseluruhannya berada di dasar perairan baik yang sesil, menyerap, atau yang
menggali lubang.(Afrizal, 1992)

Hewan bentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.
Kelompok tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan
dari waktu ke waktu karena bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya
berubah-ubah. Kelompok bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka
terhadap perubahan lingkungan perairan adalah invertebrata makro atau lebih
dikenal dengan bentos.

2
Bentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrient di dasar
perairan. Karena bentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam
aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh
diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi
hewan bentos, Adapun faktor abiotik adalah fisik-kimia air yang diantaranya suhu,
arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan kimia (COD)
serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air dan substrat dasar.(Ternala, 2007)

Gambar 1 Bentos (www.amazine.co/)

3
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode

Survei bentos dilakukan dengan metode transek (yang akan dibagi menjadi 10
transek). Jarak antar setiap transek adalah 10 meter. Masing-masing transek memiliki
3 daerah observasi (mengarah ke laut lepas) dengan jarak 5 meter

Gambar 2 Metode Transek

3.2. Alat dan Bahan

a. GPS
b. Kuadrat 1 x 1 m
c. Tali sepanjang 5 m dan 10 m
d. Logbook yang telah delaminating
e. Alat tulis
f. Papan jalan
g. Peralatan snorkling
h. Kamera underwater
i. Internet
j. Smartphone
k. Aplikasi youtube
3.3. Langkah Kerja
3.3.1. Langkah kerja luring

1. Koordinat lokasi pengambilan data dicatat dengan GPS


2. Kuadrat 1 x 1 m diletakkan pada lokasi transek pertama untuk menjadi acuan posisi
transek transek lainnya
3. Transek 2 ditempatkan sejauh 10 m dari transek 1, hal tersebut dilakukan hinga
transek 10
4. Jenis dan jumlah individu makrobentos padad kuadrat tersebut diamati

4
3.3.2. Langkah Kerja Daring

1. 2 bentos dicari untuk setiap kelompok utama bentos, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
2. 3 bentos dicari yang termasuk kedalam ekosistem estuari, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
3. 3 bentos dicari berdasarkan habitat jenis pantainya, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
4. 3 bentos dicari berdasarkan intertidal zone, lalu dituliskan dalam bentuk tabel
beserta nama latinnya

5
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1. Hasil

Tabel 1 Hasil Identifikasi Bentos

Filum Biota 1 Biota 2


Annelida

Polychaeta Hirudinea
Sumber: earthlife.net Sumber: sciencealert.com
Arthropoda

Paralithodes californiensis
Stomatopoda
Sumber: montereybayaquarium.org
Sumber: twofishdivers.com
Mollusca

Crassostrea gigas Littorina littorea


Sumber: sciencephoto.com Sumber: melekperikanan.com
Echinodermata

Brisingida Echinoidea
Sumber: en.wikipedia.org Sumber: phinemo.com

6
Porifera

Aplysina insularis Callyspongia plicifer


Sumber: pixels.com Sumber: en.wikipedia.org
Rumput Laut

Sargassum Eucheuma cottonii


Sumber: thegef.org Sumber: id.pinterest.com
Lamun

Posidonia oceanica Thalassia testudinum


Sumber: en.wikipedia.org Sumber: en.wikipedia.org

Tabel 2 Bentos di Estuari

Hirudinea
Penaeidae Coleoptera
Sumber:
Sumber: Sumber:
dhariyan.blogspot.com
dhariyan.blogspot.com dhariyan.blogspot.com

7
Tabel 3 Identifikasi Bentos di Substrat Pantai

Jenis Biota 1 Biota 2 Biota 3


Pantai

Berpasir

Arenicola marina Emerita Analoga Spisula solidissima


Sumber: eol.org Sumber: Sumber:
seaoatsrentals.com en.wikipedia.org

Berbatu

Pachygrapsus crassipes Phaeophyceae Mytilus edulis


Sumber: en.wikipedia.org Sumber: Sumber:
spencercmarine.weebly.com sciencefocus.com

Berlumpur

Scylla serrata
Potamopyrgus antipodarum Corophium volutator
Sumber: thedailymeal.com
Sumber: lakescientist.com Sumber:
aphotomarine.com

Tabel 4 Identifikasi Bentos di Tiap Intertidal Zone

Zona Biota 1 Biota 2 Biota 3

Spray
zone

Littorina littorea

8
Ligia Sumber: Limpet
melekperikanan.com
Sumber: id.wikipedia.org Sumber: en.wikipedia.org

High
tide
zone

Chthamalus stellatus Limpet Chiton


Sumber: sciencephoto.com Sumber: en.wikipedia.org Sumber: en.wikipedia.org

Middle
tide
zone

Paguroidea
Mytilus edulis
Balanomorpha Sumber:
nationalgeographi.com Sumber: gulfofme.com
Sumber: thoughtco.com

Low
tide
zone

Actiniaria Asteroidea Fucus serratus


Sumber: britannica.com Sumber: en.wikipedia.org Sumber: en.wikipedia.org

4.2. Perhitungan

Tabel 5 Nilai Keragaman dan Keseragaman

Koordinat 1 Koordinat 2 Koordinat 3 Koordinat 4 Koordinat 5


D 33 218 125 126 183
H' 0.527299758 0.383310325 0.811312757 0.303016166 0.488220634
E 0.270978472 0.196982541 0.416932281 0.155719505 0.250895775

9
Gambar 3 Grafik Filum Utama Bentos

4.3. Analisis

Kepadatan jenis merupakan total individu yang diperoleh pada setiap luas kuadrat
daerah yang digunakan. Nilai kepadatan jenis yang semakin besar maka daerah tersebut
semakin padat dengan individu. Dari hasil yang didapat, kuadrat 2 merupakan daerah
yang memiliki kepadatan jenis yang paling besar dibandingkan daerah kuadrat lainnya.

Keanekaragaman merupakan indeks yang menyatakan struktur komunitas dan


kestabilan ekosistem. Suatu daerah dapat ditentukan tinggi atau rendahnya
keanekaragaman berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman. Saat 𝐻 ′ ≤ 1
keanekaragaman termasuk rendah, 1 < 𝐻 ′ < 3 keanekaragaman termasuk sedang, dan
𝐻 ′ ≥ 3 keanekaragaman termasuk tinggi. Dari hasil yang didapat, diketahui bahwa
kuadrat 4 memiliki nilai H’ yang paling kecil yaitu 0.30301, sedangkan kuadrat 3
memiliki nilai H’ yang paling besar yaitu 0.81131. Berdasarkan kriteria yang telah
diberikan, daerah kuadrat 3 termasuk keanekaragaman yang rendah. Karena daerah
dengan H’ paling besar termasuk rendah, dapat disimpulkan bahwa semua daerah selain
kuadrat 3 memiliki keanekaragaman yang rendah juga.
Keseragaman merupakan komposisi tiap individu pada suatu spesies yang terdapat
dalam suatu komunitas. Kisaran indeks keseragaman menurut Poole (1974) dalam
Supono (2008) nilai indeks keseragaman (E) berkisar antara 0 – 1 dengan ketentuan
jika E > 0,6 maka keseragaman jenis tinggi, jika 0,6 ≥ E ≥ 0,4 maka keseragaman jenis
sedang dan jika E < 0,4 maka keseragaman jenis rendah. Dari hasil yang didapat,

10
diketahui bahwa kuadrat 4 merupakan daerah dengan nilai E yang paling kecil, yaitu
0.1557. Sedangkan kuadrat 3 merupakan daerah dengan nilai E yang paling besar, yaitu
0.4169. Berdasarkan kriteria yang telah diberikan, kuadrat 3 merupakan daerah dengan
keseragaman jenis yang sedang, sedangkan daerah lain termasuk kedalam daerah
dengan keseragaman jenis yang rendah.

Ekosistem estuari memiliki ciri-ciri nya tersendiri, yaitu:

1. Terlindung dari gelombang laut

2. Memiliki kedalaman yang dangkal sehingga cahaya matahari bisa masuk


sampai dasar perairan

3. Memiliki salinitas air yang tidak terlalu tinggi.

4. Memiliki sirkulasi air, karena adanya perpaduan antara air tawar dengan air
laut serta pasang surut yang menciptakan suatu transport air.

5. Memiliki penyimpanan dan pendauran zat hara

Biota yang hidup pada ekosistem estuari, terutama bentos yang berdasarkan data,
biasanya memiliki eksoskeleton, bertubuh lunak, dan tidak memiliki tulang belakang.
Pada daerah pantai berpasir, biota cenderung berwarna terang yang hampir menyerupai
warna pasir untuk bertahan hidup, ukuran tubuh biota tidak terlalu besar, biasanya
dihuni oleh cacing dan kepiting. Pada daerah pantai berbatu, biota cenderung berwarna
agak gelap, ukuran tubuh yang cukup besar, dan memiliki cangkang yang keras untuk
menyesuaikan diri di tempat bebatuan yang keras. Pada daerah pantai berlumpur, biota
cenderung berwarna gelap, ukuran tubuhnya bervariasi dari yang besar hingga kecil,
dan memiliki cangkang.
Perbedaan bentos pada setiap daerah intertidal zone yaitu, daerah Spray Zone biasanya
berisi biota dengan tubuh kecil yang mudah terlempar saat gelombang pasang dating.
Di daerah High tide zone berisi biota yang tidak terlalu membutuhkan air karena daerah
tersebut hanya terkena air saat pasang tertinggi, dan biota tersebut menghabiskan
waktunya sebagian besar di daratan. Pada daerah Middle tide zone biota biasanya masih
membutuhkan air dan sering terendam air pasang secara regular. Daerah Low tide zone
memiliki biota yang ada didaerah dangkal perairan, sehingga sebagian besar waktu
yang dihabiskan berada di lautan, masih sangat membutuhkan air untuk hidup, biota
pada daerah Low tide zone tidak dapat hidup di daerah yang kering dan temperature
tinggi.
Peranan bentos di perairan sangat beragam. Namun peranan utama dari bentos di suatu
perairan adalah untuk melakukian proses awal dari dekomposisi atau penguraian.
Bentos berperan dalam mengubah ukuran material organik menjadi ukuran yang lebih
kecil. Sehingga pada dasarnya bentos melapaskan nutrien ke perairan dalam jumlah
besar dan dapat menentukan kualitas air laut.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

1. Hasil identifikasi bentos dapat dilihat pada bagian hasil di BAB IV


2. Analisis dan ciri-ciri bentos dapat dilihat pada bagian Analisis di BAB IV

5.2. Saran

1. Teknis pelaksanaan praktikum mungkin dapat dibuat dengan cara menganalisis


video seperti pada modul Nekton

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Erica Maharani. 2021. Modul IV Keanekeragaman Hayati Nekton. Program Studi
Oseanografi. Institut Teknologi Bandung: Bandung
Yasir, Abdul Asan. 2017. Struktur Komuniatas Makrozoobenthos Pada Lokasi dengan
Aktivitas Berbeda di Perairan Sungai Tallo Kota Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Hassanuddin: Makassar.
Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi (Edisi ketiga). Gadjah Mada University Press.

13
LAMPIRAN
No. Nama Lenkap NIM Deskripsi Kerja
1
2
3
4
5
6
7

14

Anda mungkin juga menyukai