Dosen Pengampu :
Dr. Susanna Nurdjaman, M.T.
Asisten :
M. Ikhwan Fadillah Giantara 12919041
Disusun Oleh :
Riyadh Fajar Arrafah 12919024
2021
i
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Identifikasi Bentos ............................................................................................... 6
Tabel 2 Bentos di Estuari ........................................................................................................... 7
Tabel 3 Identifikasi Bentos di Substrat Pantai ........................................................................... 8
Tabel 4 Identifikasi Bentos di Tiap Intertidal Zone ................................................................... 8
Tabel 5 Nilai Keragaman dan Keseragaman ............................................................................. 9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1
BAB II
TEORI DASAR
2.2. Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup di dasar wilayah perairan atau endapan,
seperti laut, sungai dan perairan lainnya. Binatang yang disebut bentos ini dapat di
bagi berdasarkan cara makanannya menjadi pemakan penyaring (seperti kerang) dan
pemakan deposit (seperti siput). Siklus hidup bentos, baik sebagian maupun
keseluruhannya berada di dasar perairan baik yang sesil, menyerap, atau yang
menggali lubang.(Afrizal, 1992)
Hewan bentos hidup relatif menetap sehingga baik digunakan sebagai petunjuk
kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya.
Kelompok tersebut lebih mencerminkan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan
dari waktu ke waktu karena bentos terus menerus terdedah oleh air yang kualitasnya
berubah-ubah. Kelompok bentos yang relatif mudah diidentifikasi dan peka
terhadap perubahan lingkungan perairan adalah invertebrata makro atau lebih
dikenal dengan bentos.
2
Bentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrient di dasar
perairan. Karena bentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam
aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi.
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang berpengaruh
diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi
hewan bentos, Adapun faktor abiotik adalah fisik-kimia air yang diantaranya suhu,
arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan kimia (COD)
serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air dan substrat dasar.(Ternala, 2007)
3
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode
Survei bentos dilakukan dengan metode transek (yang akan dibagi menjadi 10
transek). Jarak antar setiap transek adalah 10 meter. Masing-masing transek memiliki
3 daerah observasi (mengarah ke laut lepas) dengan jarak 5 meter
a. GPS
b. Kuadrat 1 x 1 m
c. Tali sepanjang 5 m dan 10 m
d. Logbook yang telah delaminating
e. Alat tulis
f. Papan jalan
g. Peralatan snorkling
h. Kamera underwater
i. Internet
j. Smartphone
k. Aplikasi youtube
3.3. Langkah Kerja
3.3.1. Langkah kerja luring
4
3.3.2. Langkah Kerja Daring
1. 2 bentos dicari untuk setiap kelompok utama bentos, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
2. 3 bentos dicari yang termasuk kedalam ekosistem estuari, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
3. 3 bentos dicari berdasarkan habitat jenis pantainya, lalu dituliskan dalam
bentuk tabel beserta nama latinnya
4. 3 bentos dicari berdasarkan intertidal zone, lalu dituliskan dalam bentuk tabel
beserta nama latinnya
5
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1. Hasil
Polychaeta Hirudinea
Sumber: earthlife.net Sumber: sciencealert.com
Arthropoda
Paralithodes californiensis
Stomatopoda
Sumber: montereybayaquarium.org
Sumber: twofishdivers.com
Mollusca
Brisingida Echinoidea
Sumber: en.wikipedia.org Sumber: phinemo.com
6
Porifera
Hirudinea
Penaeidae Coleoptera
Sumber:
Sumber: Sumber:
dhariyan.blogspot.com
dhariyan.blogspot.com dhariyan.blogspot.com
7
Tabel 3 Identifikasi Bentos di Substrat Pantai
Berpasir
Berbatu
Berlumpur
Scylla serrata
Potamopyrgus antipodarum Corophium volutator
Sumber: thedailymeal.com
Sumber: lakescientist.com Sumber:
aphotomarine.com
Spray
zone
Littorina littorea
8
Ligia Sumber: Limpet
melekperikanan.com
Sumber: id.wikipedia.org Sumber: en.wikipedia.org
High
tide
zone
Middle
tide
zone
Paguroidea
Mytilus edulis
Balanomorpha Sumber:
nationalgeographi.com Sumber: gulfofme.com
Sumber: thoughtco.com
Low
tide
zone
4.2. Perhitungan
9
Gambar 3 Grafik Filum Utama Bentos
4.3. Analisis
Kepadatan jenis merupakan total individu yang diperoleh pada setiap luas kuadrat
daerah yang digunakan. Nilai kepadatan jenis yang semakin besar maka daerah tersebut
semakin padat dengan individu. Dari hasil yang didapat, kuadrat 2 merupakan daerah
yang memiliki kepadatan jenis yang paling besar dibandingkan daerah kuadrat lainnya.
10
diketahui bahwa kuadrat 4 merupakan daerah dengan nilai E yang paling kecil, yaitu
0.1557. Sedangkan kuadrat 3 merupakan daerah dengan nilai E yang paling besar, yaitu
0.4169. Berdasarkan kriteria yang telah diberikan, kuadrat 3 merupakan daerah dengan
keseragaman jenis yang sedang, sedangkan daerah lain termasuk kedalam daerah
dengan keseragaman jenis yang rendah.
4. Memiliki sirkulasi air, karena adanya perpaduan antara air tawar dengan air
laut serta pasang surut yang menciptakan suatu transport air.
Biota yang hidup pada ekosistem estuari, terutama bentos yang berdasarkan data,
biasanya memiliki eksoskeleton, bertubuh lunak, dan tidak memiliki tulang belakang.
Pada daerah pantai berpasir, biota cenderung berwarna terang yang hampir menyerupai
warna pasir untuk bertahan hidup, ukuran tubuh biota tidak terlalu besar, biasanya
dihuni oleh cacing dan kepiting. Pada daerah pantai berbatu, biota cenderung berwarna
agak gelap, ukuran tubuh yang cukup besar, dan memiliki cangkang yang keras untuk
menyesuaikan diri di tempat bebatuan yang keras. Pada daerah pantai berlumpur, biota
cenderung berwarna gelap, ukuran tubuhnya bervariasi dari yang besar hingga kecil,
dan memiliki cangkang.
Perbedaan bentos pada setiap daerah intertidal zone yaitu, daerah Spray Zone biasanya
berisi biota dengan tubuh kecil yang mudah terlempar saat gelombang pasang dating.
Di daerah High tide zone berisi biota yang tidak terlalu membutuhkan air karena daerah
tersebut hanya terkena air saat pasang tertinggi, dan biota tersebut menghabiskan
waktunya sebagian besar di daratan. Pada daerah Middle tide zone biota biasanya masih
membutuhkan air dan sering terendam air pasang secara regular. Daerah Low tide zone
memiliki biota yang ada didaerah dangkal perairan, sehingga sebagian besar waktu
yang dihabiskan berada di lautan, masih sangat membutuhkan air untuk hidup, biota
pada daerah Low tide zone tidak dapat hidup di daerah yang kering dan temperature
tinggi.
Peranan bentos di perairan sangat beragam. Namun peranan utama dari bentos di suatu
perairan adalah untuk melakukian proses awal dari dekomposisi atau penguraian.
Bentos berperan dalam mengubah ukuran material organik menjadi ukuran yang lebih
kecil. Sehingga pada dasarnya bentos melapaskan nutrien ke perairan dalam jumlah
besar dan dapat menentukan kualitas air laut.
11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Erica Maharani. 2021. Modul IV Keanekeragaman Hayati Nekton. Program Studi
Oseanografi. Institut Teknologi Bandung: Bandung
Yasir, Abdul Asan. 2017. Struktur Komuniatas Makrozoobenthos Pada Lokasi dengan
Aktivitas Berbeda di Perairan Sungai Tallo Kota Makassar. Fakultas Ilmu Kelautan
dan Perikanan, Universitas Hassanuddin: Makassar.
Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi (Edisi ketiga). Gadjah Mada University Press.
13
LAMPIRAN
No. Nama Lenkap NIM Deskripsi Kerja
1
2
3
4
5
6
7
14