Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“Karakteristik Limnologi (Peraian Darat/Tawar) dan Aspek Fisika Perairan


Darat”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah

Biologi Peraian

Dosen Pengampu : Ibu Vifty Octanarlia Narsan, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Astari Rukmana (2001080005)


2. Dimas Ario Setiawan (2001082003)
3. Resi Suhendri (2001080018)

KELAS A

TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “KARAKTERISTIK LIMNOLOGI
(PERAIRAN DARAT/TAWAR) DAN ASPEK FISIKA PERAIRAN DARAT”
yang merupakan tugas dari mata kuliah Biologi Perairan pada semester 5.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan
lymnologi dan memaparkan karakteristiknya. Kami juga memaparkan apa itu
perairan darat atau perairan tawar dan karakteristik lymnologi nya, serta
memberikan pemaparan aspek fisika apa saja yang ada dalam perairan darat atau
air tawar.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah mendapatkan banyak


bantuan serta masukkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vifty Octanarlia Narsan, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan tugas makalah ini,
sehingga pemahaman kami dalam menulis makalah ini bertambah dan hal ini sangat
bermanfaat bagi kami saat penyusunan skripsi di masa mendatang.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, namum diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu para
mahasiswa dalam menjalankan kegiatan belajar dan mengajar di bangku kuliah.
Khususnya di mata kuliah Biologi Perairan dan kami berharap makalah kami dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati.

Metro, September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 2
D. Manfaat ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3


A. Limnologi ...................................................................................... 3
B. Karakteristik Limnologi Perairan Darat atau Air Tawar................ 6
C. Aspek Fisika Perairan Darat .......................................................... 14

BAB III PENUTUP ................................................................................. 23


A. Kesimpulan ................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 24

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sungai ...................................................................................... 6

Gambar 2. Danau ...................................................................................... 9

Gambar 3. Rawa ........................................................................................ 11

Gambar 4. Waduk ..................................................................................... 13

Gambar 5. Thermometer Alkohol dan Raksa ........................................... 15

Gambar 6. Turbidimeter ............................................................................ 15

Gambar 7. Secchi Disc .............................................................................. 16

Gambar 8. Current Meter .......................................................................... 17

Gambar 9. Sonar ........................................................................................ 17

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Danau Berdasarkan Kekayaan Nutrisi ......................................... 9

Tabel 2. Berat jenis air pada tekanan yang berbeda .................................. 18

Tabel 2. Hubungan suhu dengan viskositas .............................................. 19

Tabel 3. Warna air dan komponen pewarnanya ......................................... 23

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lebih dari 70% permukaan bumi ditutupi oleh air. Dari segi
ekosistem, tentunya kita sudah memahami perbedaan antara air tawar, air laut dan
juga air payau seperti yang terdapat pada muara atau sungai besar. Dari ketiga
ekosistem air tersebut diketahui yang paling besar bagiannya ialah air payau dan air
laut yaitu sebesar 97%. Artinya hanya sisanya yang merupakan air tawar. 1
Sebagian besar tawar yang ada pada permukaan bumi tersimpan
dalam bentuk es yang ada pada setiap kutub bumi yang massa nya sangat besar dan
juga sebagai gletser di daerah pegunungan yang tinggi. Namun selain itu ada pula
sumber air tawar yang lain seperti perairan darat berupa danau, sungai, rawa dan
lain sebagainya. Ilmu yang mempelajari hal tersebut, disebut dengan limnologi.2
Kata limnologi berasal dari bahasa inggris yaitu Limnology
dikembangkan dari bahasa Yunani limne berarti danau dan logos berarti ilmu.3
Danau terbentuk dari pencairan glister, aliran air sungai, atau mata air dimana akan
membentuk suatu genangan air pada satu tempat yang cukup luas. Dari uraiaan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa limnologi adalah ilmu yang mempelajari
komponen pada perairan darat.
Kemudian para ahli mencoba untuk menyederhanakan dimana
limnologi merupakan ilmu yang mempelajari proses interaksi antara faktor fisika,
kimia, dan biologi dalam sistem perairan darat yang dimulai dari garis pantai kearah
darat.4 Sehingga dapat diambil makna dari limnologi adalah suatu cabang ilmu yang
membahas komponen pada perairan darat yang didalamnya mengkaji interaksi dan
aspek fisika, kimia dan biologis.
Penting bagi kita untuk mempelajari bagaimana kondisi kan keadaan
ekosistem perairan yang kita sering lihat dan temui. Dalam limnologi atau cabang

1
Ternala Alexander Barus, 2020, Limnologi, Nas Media Pustaka : Makassar. h.1.
2
Ternala Alexander Barus, 2020, Ibid, h.1.
3
Saepul Mulyana, Kajian Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Pada Pegawai
Pusat Limnologi LIPI, Jurnal of LIBRIA, Vol 12, No 01, Juni 2020.
4
Harlina, 2020. LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat,
Gunawana Lestari : Makasar, h.2.

1
ilmu perairan darat ini lah kita memahami bagaimana karakteristik dari sungai,
danau, rawa hingga waduk. Bagaimana sejarah limnonolgi dan seluk-beluk
terbentuknya perairan darat, hingga mempelajari aspek-aspek yang mempengaruhi
perairan darat yang meliputi aspek fisika, darat dan biologi.5
Dalam makalah ini kami fokus membahas apa itu limnologi, dan apa
saja karakteristik limnnologis (perairan darat/tawar) sekaligus membahas aspek
fisika apa saja yang dapat membengaruhi ekosistem perairan darat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Limnologi?
2. Apa itu Perairan Darat atau Tawar?
3. Apa saja yang menjadi Karakteristik Limnologi Perairan Darat atau Tawar?
4. Apa saja aspek fisika Perairan Darat
C. Tujuan
1. Memahami apa itu Limnologi.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perairan Darat atau Tawar.
3. Mengetahui apa saja yang menjadi Karakteristik Limnologi Perairan Darat
atau Tawar.
4. Mengetahui aspek fisika apa yang ada pada Perairan Darat.

D. Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini, diarapkan dapat menjadi sumber
bacaan sekaligus menjadi sumber informasi bagi pembaca yang sedang fokus
pada cabang ilmu biologi perairan. Makalah ini dapat menjadi acuan untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan lymnologi, karakterisktik limnologi
perairan darat atau tawar. Dalam makalah ini pula juga membahas apa saja
aspek fisika perairan darat atau tawar yang menjadi dasar dalam ilmu biologi
perairan, sehingga makalah ini dapat menjadi sumber ajar.

5
Eugene Ramarta da Linne, dkk. 2015, Tingkat Kelayakan Kualitas Air Untuk
Kegiatan Perikanan di Waduk Pluit Jakarta Utara, Diponegoro Journal of Maquares, 1(4), 35-45.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Limnologi
1. Pengertian Limnologi
Kata limnologi berasal dari bahasa inggris yaitu Limnology
dikembangkan dari bahasa Yunani limne berarti danau dan logos berarti ilmu.6
Danau terbentuk dari pencairan glister, aliran air sungai, atau mata air dimana akan
membentuk suatu genangan air pada satu tempat yang cukup luas. Dari uraiaan
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa limnologi adalah ilmu yang mempelajari
komponen pada perairan darat.

Kemudian para ahli mencoba untuk menyederhanakan dimana


limnologi merupakan ilmu yang mempelajari proses interaksi antara faktor fisika,
kimia, dan biologi dalam sistem perairan darat yang dimulai dari garis pantai kearah
darat.7 Sehingga dapat diambil makna dari limnologi adalah suatu cabang ilmu yang
membahas komponen pada perairan darat yang didalamnya mengkaji interaksi dan
aspek fisika, kimia dan biologis.
2. Sejarah Limnologi
Dalam buku yang berjudul Handbuch der Seekunde, Allgemeine
Limnologie ditulis oleh seorang ilmuan dari Swiss yaitu Francois Alfanso Forel
(1901) istilah limnologi pertama kali digunakan. Buku tersebut menjelaskan
tentang ekosistem danau, didalamnya juga mendefinisikan limnologi sebagai
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari komponen biotik pada permukaan
perairan darat yang bersifat menggenang atau lentik. Pada tahun 1966 Dussrt
menambahkan definisi dari limnologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari
seluruh fenomena terjadinya interaksi antara komponen biotik dan abiotik, baik
ekosistem perairan darat permukaan yang mengalir (lotik) maupun tegang (lentik).8

6
Saepul Mulyana, Kajian Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Pada Pegawai
Pusat Limnologi LIPI, Jurnal of LIBRIA, Vol 12, No 01, Juni 2020.
7
Harlina, 2020. LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat,
Gunawana Lestari : Makasar, h.2.
8
Harlina, 2020. Ibid, h. 2

3
Zacharias (1891) telah terlebih dahulu memperkenalkan limnology,
beliau mendirikan laboratorium penelitian yang berhubungan dengan bidang
limnologi. Selanjutnya laboratorium tersebut dikembangkan oleh Thienemaa dan
diberi nama Institut Max-Planck. Dari situlah awal perkembangan yang cukup pesat
ilmu limnologi. Pada tahun 90-an bidang limnology berhasil menyita perhatian
seluruh dunia. Hal tersebut disebabkan oleh permasalahan mengenai ketersedian air
bersih yang kurang memadai untuk kebutuhan domestik, penyebabnya tidak lain
akibat beragam aktifitas manusia.9
Dampak dari pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke
sungai mengakibatkan kualitas air sungai masuk kedalam kriteria tidak layak
dimanfaatkan sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari. Pemanfaatan danau sebagai objek pariwisata menjadi salah satu faktor
menurunnya kualitas perairan danau. Tidak hanya itu permukiman penduduk yang
semakin berkembang, melesatnya pembangunan di daerah perkotaan dan
penebangan hutan yang terus menerus dilakukan merupakan beberapa penyebab
dari menurunnya daerah resapan air sehingga air hujan akan terus mengalis menjadi
air permukaan menuju ke laut atau menguap.10
Pada tahun 1992 Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi yang
diselenggarakan di Brazil menghasilkan kesepakatan bersama dikenal dengan nama
Agenda 21.11 Dalam konferensi tersebut menghasilkan komitmen bersama, salah
satunya adalah manajemen global yang memiliki tujuan guna untuk menjaga
kelestarian alam termasuk air bersih. Masih ditahun yang sama bertepatan di
Johannes burg diselenggarakan World Summit on Sustainable Developmen,
konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan disebut Rio+10, yang berisi
mengenai preferensi penyediaan air bersih untuk penduduk miskin dunia pada
tahun 2015 mendatang. Disamping itu PBB juga mengeluarkan Resolusi no 55/196
tahun 2003 dan menjadikan tahun tersebut sebagai Internasional Year of Fresh
Water.12

9
Harlina, 2020. Ibid, h. 4.
10
Harlina, 2020. Ibid, h. 5
11
Jurnal Bumi, 2018. KTT Bumi. Diakses di https://jurnalbumi.com/knol/ktt-
bumi/. Pada 21-09-2022, pukul 04. 45 WIB
12
Harlina, 2020. Op.Cit., h.5

4
Jepang juga mengadakan pertemuan World Water III bertujuan
sepakat dalam memanfaatkan danau dan reservoir secara sustainable yang terfokus
pada keunikan, keragaman manfaat, kepentingan danau dan reservoir dalam
kehidupan manusia.13
Perkembangan limnologi di Indonesia secara tidak langsung juga
cukup pesat tetapi belum terorganisasi secara baik. Hal ini disebabkan karena belum
tersedianya lembaga khusus pengelelola sumber daya air daratan. Misalnya seperti
yang kita ketahui perusahaan air minum masih dalam tahap eksploitasi, otoritas
waduk juga belum optimal dalam pengelolaannya, kementrian lingkungan hidup
juga masih bergerak pada persoalan-persoalan teknis. Mengelola sumber daya
perairan darat yang sustainable tidak tergolong persoalan yang cukup mudah dan
juga harus terintegrasi. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan kesadaran masing
masing tiap individu untuk bersikap arif dan bijak dalam menggunakan sumber
daya alam yang tersedia.14 Pada sejarah perkembangan limnologi hanya diterapkan
untuk perairan menggenang yaitu terfokus pada danau air tawar, khususnya danau
yang ukuran cukup besar. Selain itu limnology juga mempelajari mengenai waduk,
yaitu genangan air yang sengaja dibuat oleh manusia hasil dari pembendungan air
sungai.15
Air merupakan sumber daya yang dipergunakan dalam berbagai hal
aktivitas manusia, seperti pada bidang pertanian, industri, rumah tangga, dan
rekreasi hingga aktifitas lingkungan. Air adalah salah suatu unsur hara penting bagi
keberlangsungan hidup di muka bumi. Ekosistem air tawar dibagi atas danau, rawa
dan sungai yang telah mengalami kritis dalam pembentukan peradapan sepanjang
masa.16

13
Harlina, 2020. Ibid, h. 5
14
Harlina, 2020. Ibid, h. 6
15
Nabila Fitria, 2022. LIMNOLOGI : Kajian Sistem Perairan Air Tawar, Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi FTIK UIN Raden Intan Lampung. h. 3
16
Nabila Fitria, 2022. Ibid, h. 3

5
B. Karakteristik Limnologi Perairan Darat
1. Pengertian Perairan Darat
Perairan darat merupakan sebuah aliran yang berasal dari daratan
yang berbentuk perairan di muka bumi. Secara umum ekosistem didaratan terbagi
menjadi 2 diantaranya yaitu perairan menggenang (Lentic water) dan Perairan
mengalir (Lotic water). Pada perairan mengalir atau biasa dikenal sebagai perairan
lotic water memiliki ciri khas pada arusnya dengan kecepatan yang beragam
mengakibatkan perpindahan massa air terus berlangsung. Beberapa contoh
diantaranya yaitu : sungai, parit, kanaldan lain-lain. Perairan yang memiliki aliran
airnya lambat sehingga massa air teridentifikasi dalam jangka yang sangat panjang
biasa disebut dengan perairan menggenang. Arus tidak menjadi penghalang serta
pembatas makhluk hidup atau biota didalamnya. Perairan lentik contohnya yaitu :
Kolam, telaga, danau, waduk, situ, belik dan lain sebagainya.17
2. Karakteristik Perairan Mengalir (Lotic)
a. Sungai

Sungai merupakan perairan darat yang berasal dari dua lekukan


Panjang dan dua sisinya berbentuk tanggul serta secara alamiah mengalir
dari dataran yang tinggi ke dataran yang rendah. Beberapa sungai yang
terdapat di Indonesia yaitu sungai Mahakam, sungai Kapuas, sungai Musi
dan lain-lain.18

Gambar 1. Sungai

Sumber : kumparan.com

17
Sationo,2011, Ekosistem Perairan Darat Dan Perikanan Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya Air Payau, Indonesian Journal Of Science. h.126
18
Sationo, 2011, Ekosistem Perairan Darat. Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

6
Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, sungai adalah
tempat mengalirnya air mulai dari sumber mata air sampai mengalir ke
muara yang dibatasi oleh garis sempadan. Sungai mengalir dari hulu dengan
kemiringan lahan yang sangat curam, bertut-turut menjadi agak landau, dan
relatif rata. Dari daerah hulu arus air akan bergerak semakain cepat,
berturut-turut akan melambat dan bergerak menjadi lebih lambat ketika
memasuki daerah hilir. Sungai merupakan tempat bermuara air di
lingkungan sekitarnya kemudian akan mengalir ke tempat yang lebih
rendah. Daerah tangkapan air merupakan daerah sekitar sungai yang
mensuplai air ke sungai. Kualitas suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi oleh tingkah laku penghuninya. Sebagai salah satu sumber daya
alam yang menghasilkan sumber air, sungai memiliki berbagai fungsi bagi
keberlangsungan hidup manusia.19

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi arah dan kecepatan pergerakan


air yaitu :

1) Bentuk dari dasar sungai.


2) Lebar dan kedalaman sungai.
3) Keadaan dasar atau permukaan sungai (kasar/halus)
4) Kemiringan dasar sungai. Kecepatan maksimum arur air terjadi pada
bagian pinggir salurang (sungai).20

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat erosi adalah volume air,
kecepatan pergerakan air ataur arus dan juga kondisi permukaan dasar
sungai. Terjadinya erosi biasanya ditandai dengan tergerusnya lapisan tanah
yang ikut bersama aliran air. Namun keadaan tanah di sekiar aliran sungai
ini dapat menyebabkan terjadinya pencucian tanah. Sehubungan dengan
erosi tersebut, sungai juga dapat mengangkut lumpur hingga bahan ataupun
zat hara yang terdispersi dalam air.21

19
Harlina, 2020. LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat,
Gunawana Lestari : Makasar, h. 47
20
Harlina, 2020. Ibid, h. 48.
21
Harlina, 2020. Ibid, h. 49.

7
Pada umumnya air yang mengalir seperti sungai biasanya suhu nya sangat
berbeda dengan suhu yang ada pada peraian danau Keadaan suhu pada
perairan sungai yaitu sebagai berikut :

1) Keadaan suhu yang beragam pada setiap lapisan, tetapi perbedaan


tersebut terbilang relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Dengan
demikian, pada sungai tidak dijumpai adanya stratifikasi temperature
2) Cenderung mengikuti suhu udara, terutama sungai kecil.
3) Kekeruhan yang terjadi pada sistem peraliran air sangat besar
perbedaannya. Pada sungai pegunungan biasanya cenderung tidak keruh
karena alirannya sangat cepat, dan berlaku sebaliknya pada sungai
dataran rendah.22

Berdasarkan sumber airnya, sungai dibagi menjadi 3 macam yakni:

1) Sungai Hujan
Sungai hujan ini air nya dihasilkan dari proses presipitasi (hujan) dan
melalui mata air yang terdapat di bagian hulu merupakan tempat air
tersebut keluar.
2) Sungai Gletser
Merupakan sungai yang berasal dari salju yang mencair atau air es.
Contoh sungai gletser Yaitu Sungai Mamberamo yang berasal dari
puncak jaya, Papua dengan karakteristik air es yang sangat dingin.
3) Sungai Campuran
Yaitu air sungai yang melalui proses mencairnya awan yang diakibatkan
oleh pengaruh suhu udara yang meningkat sangat tinggi atau biasa
disebut dengan proses presipitasi dan pencairan es. Misalnya : Sungai
Digul.23

22
Harlina, 2020, Ibid, h. 49.
23
Sationo, 2011, Ibid, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

8
3. Karakteristik Perairan Menggenang (Lentic)
b. Danau
Merupakan sebuah genangan air yang sangat luas di tengah daratan. Jika
terdapat cekungan yang sangat luas di sekitar daratan maka terbentuklah
sebuah danau. Beberapa danau yang terdapat di Indonesia yaitu danau
Singkarak, danau Toba, danau Kerinci dan lain-lain.24
Gambar 2. Danau

Sumber : gotravelly.com
Berdasarkan kekayaan nutrisinya, danau dibedakan menjadi beberapa jenis
yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Danau Berdasarkan Kekayaan Nutrisi
Jenis Danau Ciri-Ciri
Oligotropik Jernih dan jarang ada tanaman karena kurang
nutrisi.
Mesotropik Jernih, nutrisi sedang.
Eutropik Kaya akan nutrisi, banyak ditumbuhi algae.
Hipertropik Keruh, terlalu banyak nutrisi, dekat dengan
aktivitas manusia (industri pupuk.
Sumber : geologisiana.com
Danau memiliki beberapa karakteristik yang menjadi pembeda dengan jenis
perairan darat yang lain. Danau memiliki kedalaman yang sangat dalam
karena ceungan yang terbentuk oleh alam. Danau juga ditandai dengan
tumbuhnya tanaman di sekitar pinggir permukaan perairan. Tidak memiliki

24
Dahuri, R., 2003,. Keanekaragaman Hayati Laut. Ekosistem Perairan
Rawapening Kabupaten Semarang, Pradnya Paramita : Jakarta. h.30-35.

9
arus air yang besar, hanya dapat terlihat gelombang kecil yang ada di
permukaan perairan. Danau selalu berada diatas permukaan laut. Pada
daerah tropis, air danau berasal dari air hujan, air sungai ataupun air tanah.
Sedangkan danau yang ada di daerah sub tropis berasal dari cairan salju dan
es. Material penyusun dasar danau dapat berupa materi organik, lumpur atau
bahkan sisa organisme yang telah mati.25
Danau dibedakan berdasarkan proses pembentukannya. Berikut ini 7 jenis
danau berdasarkan pembentukannya yaitu :
1) Danau Tektonik
Danau tektonik merupakan danau dengan adanya proses tektonik
sehingga menyebabkan lapisan batuan mengalami dislokasi dan
terbentuklah danau tektonik. Contohnya pahatan dan lipatan. Jika
permukaan bumi mengalami kemerosotan, maka pada bagian tersebut
dapat terisi oleh air. Poso dan tempe merupakan jenis dari danau ini.26
2) Danau Vulkanik
Danau Vulkanik Adalah danau yang berasal dari kegiatan vulkanik
sehingga menyebabkan kawah gunung api terdapat sebuah lubang.
Contoh dari Danau Vulkanik yaitu Danau kerinci dan Danau Rinjani.27
3) Danau Tekto-Vulkanik
Danau ini terbentuk oleh penggabungan dari proses tektonik dan
vulkanik. Contoh dari danau ini yakni danau toba.28
4) Danau Karst (Dolina)
Merupakan Danau yang terbentuk oleh cekungan yang berisi sebuah air
akibat pelarutan batu kapur. Contoh dari danau karst yaitu Danau
Ayamaru.29
5) Danau Glasial

25
Flysh Geost, 2019, Ciri-Ciri Danau Yang Membedakannya Dari Sungai dan
Laut, diakses di https://www.geologinesia.com/2019/03/ciri-ciri-danau.html Pada 20-09-2022.
Pukul 15:50 WIB
26
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.32.
27
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.32.
28
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.33.
29
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.33.

10
Danau glasial dapat terbentuk karena disebabkan oleh adanya erosi oleh
gletser. Contoh dari danau glasial adalah danau St. Laurence di amerika
serikat dan kanada dan dapat ditemukan di Kawasan yang beriklim
kutub.30
6) Danau Cirques
Danau cirques merupakan danau yang terbentuk dari pencairan es dan
dapat dijumpai di daerah pegunungan tinggi yang tubuhnya tertutup oleh
es yakni Antartika.31
7) Danau Buatan/Bendungan (waduk)
Merupakan danau yang terbentuk oleh aktivitas manusia. Waduk
jatiluhur merupakan salah satu contohnya.32
c. Rawa
Merupakan daerah yang tergenang air akibat drainase yang terjadi
penghambatan, biasanya terjadi secara periodik maupun berjangka Panjang
dalam setahun serta dikatakan daerah yang sudah jenuh terhadap air
sehingga apabila hujan atau air mengalami pasang , maka air tidak bisa
diserap dengan baik.33
Gambar 3. Rawa

Sumber : PengertianIlmu.com
Rawa memiliki beberapa karakteristik, yang membedakan dengan jenis
perairan darat yang lain. Rawa selalu digenangi air karena kekurangan
saluran dan biasanya ditandai dengan kondisinya yang berada di dataran

30
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.34.
31
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.34.
32
Dahuri, R., 2003,. Ibid, h.34.
33
M.J. Sitepu., 2004, Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu, Penerbit Djambatan : Jakarta

11
rendah. Terjadi pelepasan perairan yang sangat lambat. Sifat air yang
fleksibel dapat berupa air tawar, payau dan asin. Ciri khusus perairan rawa
ini ialah airnya yang terlihat tidak layak minum, sangat asam, dan berwarna,
dan mudah berganti karena pengaruh pasang surut. Rawa juga indikasikan
dengan adanya gambut.34
Terdapat 3 macam rawa yaitu :
1) Rawa Air Asin
Rawa air asin mengandung air yang terdiri dari air laut atau air yang
bersifat asin. Raw aini banyak ditemukan di daerah pantai di
indonesiaseperti di pantai timur aceh, rawa-rawa yang terdapat disekitar
pantai teluk bone Sulawesi selatan dan lain-lain.35
2) Rawa Air Payau
Rawa air payau terbentuk akibat penggabungan antara air tawar dengan
air asin. Rasa asin merupakan karakteristik dari rawa tersebut. Di muara
sungai yang ada di kalimantan dan muara sungai pantai timur Sumatra
banyak dijumpai Rawa.36
3) Rawa Air Tawar
Rawa air tawar memiliki kandungan air yang sudah dipengaruhi oleh
pencampuran antara air hujan, air sungai dan air tanah. Raw aini
mengandung rasaair tawar.37

d. Waduk
Waduk hampir mirip dengan danau, namun waduk adalah sebuah
danauyang diuat oleh manusia untuk keperluan serta kebutuhan tertentu.
Ketika waduk dibuat biasanya terdapat pemukiman yang harus rela
dikorbankan untuk digenangi air.38 Waduk diklasifikasikan berdasarkan
fungsinya yaitu :

34
Bintang Maulidya, 2019, Danau dan Rawa, Diakses di
https://www.utakatikotak.com/Danau-dan-Rawa/kongkow/detail/15494 Pada 21-09-2022 Pukul
10:10 WIB
35
M.J. Sitepu., 2004, Ibid.
36
M.J. Sitepu., 2004, Ibid.
37
M.J. Sitepu., 2004, Ibid.
38
M.J. Sitepu., 2004, Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu, Penerbit Djambatan : Jakarta

12
1) Waduk Eka Guna (Single Purpose)
Merupakan waduk yang tersedia untuk memenuhi suatu kebutuhan saja
misalnya, kebutuhan sebuah irigasi, air baku atau PLTA. Waduk eka
pengoprasiannya jauh lebih mudah daripada waduk multi karena tidak
terdapat konflik yang sangat penting didalamnya serta hanya focus pada
satu kebutuhan saja.39
2) Waduk Multi Guna (Multipurpose)
Waduk multi guna merupakan waduk yang memiliki fungsi sebagai
pemenuhan berbagai kebutuhan . Misalnya waduk yang berfungsi untuk
memenuhi semua kebutuhan air,air baku, PLTA serta irigasi. Untuk
dapat mengoptimalkan fungsi waduk serta meningkatkannya menjadi
waduk yang bersifat layak ataupun kelayakan pembangunan maka
dibentuklah kombinasi dari semua kebutuhan ini.40
Gambar 4. Waduk

Sumber : sda.pu.go.id

Waduk memiliki ekosistem yang unik dan menjadi karakteristik


tersendiri. Ekosistem pada waduk ini juga terdiri dari komponen biotik
dan abiotik yang tentunya dimanfaatkan sebagaimana mestinya oleh
manusia.Waduk memiliki ekosistem sistem terbuka, yang maksudnya
pengaruh luar tidak dapat diatur dan dikontrol, maka dari itu perairan ini
memiliki 3 bagian aderah yaitu sebagai berikut.

1) Daerah Litoral yang merupakan daerah yang dangkal sehingga sinar


matahari tidak tembus secara optimal.

39
M.J. Sitepu., 2004,Ibid, Penerbit Djambatan : Jakarta
40
M.J. Sitepu., 2004,Ibid, Penerbit Djambatan : Jakarta

13
2) Daerah Limnetik yang merupakan daerah air bebas yang jauh dari
tepi dan masih dapat ditembus oleh sinar matahari.
3) Daerah Profundal yang merupakan daerah yang sangat dalam.41

C. Aspek Fisika Perairan Darat


Aspek fisika perairan darat adalah salah satu faktor dalam limnologi
(perairan darat). Faktor yang menjadi pengaruh pada perairan darat terutama dari
segi fisik perairan.42 Dalam hal ini, aspek fisika perairan darat memiliki beberapa
faktor yaitu sebagai berikut.
1. Suhu atau Temperatur
Suhu dapat mempengaruhi kondisi fisiologis dari suatu makhluk hidup,
termasuk makhluk hidup yang ada pada perairan darat. Kondisi fisiologis
ini berkaitan erat dengan cara kerja enzim. Enzim-enzim hanya dapat
bereaksi dan bekerja secara optimal pada rentang waktu yang spesifik.
Temperatur atau suhu ini pula dapat mempengaruhi kadar gas-gas yang
terlarut pada perairan. Temperatur pada perairan darat dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal dan kondisi meteorologi seperti kelembapan udara, curah
hujan, suhu udara, intensitas radiasi matahari hingga penguapan dan
kecepatan angin. Untuk mengukur temperatur perairan, dapat digunakan
alat pengukur suhu berupa thermometer (raksa/alkohol).43

41
Lia Aulia, 2016, Ekosistem Waduk : Pengertian Dampak dan Mafaatnya,
Diakses di https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/waduk/ekosistem-waduk Pada 21-09-2022, Pukul
11:02
42
Eugene Ramarta da Linne, dkk. 2015, Tingkat Kelayakan Kualitas Air Untuk
Kegiatan Perikanan di Waduk Pluit Jakarta Utara, Diponegoro Journal of Maquares, 1(4), 35-45.
43
MH. Badrut Tamam, 2016, Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Perairan. Diakses
di https://generasibiologi.com/2016/12/faktor-faktor-fisika-kimia-perairan.html. Pada 18-09-2022.
Pukul 16:15 WIB.

14
Gambar 5. Thermometer Alkohol dan Raksa

Sumber : sentralkalibrasiindustri.com

2. Turbiditas
Istilah lain yang digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan dalam air
yang di sebabkan oleh bahan yang melayang baik bahan organik maupun
anorganik ialah turbiditas. Turbiditas atau tingkat kekeruhan ini merupakan
gambaran sifat optik dari air pada perairan. Turbiditas ini ditentukan
berdasarkan banyaknya sinar yang dipancarkan dan juga di serap oleh
partikel-partikel yang terdapat pada air.44 Pengukuran turbiditas ini dapat
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut turbidimeter dengan
satuan berupa NTU (Nephelometrix Turbidy Unit), JTU(JacksonTurbidy
Unit), FTU (Formazin Turbidy Unit).45
Gambar 6. Turbidimeter

Sumber : eranalitica.com
3. Kecerahan Air

44
MH. Badrut Tamam, 2016, Ibid. 18-09-2022.
45
Kenzo Bramantyo, 2019, Satuan Dari Total Suspended Solid dan Turbidity.
Dikases di https://www.mealabs-environment.com/2019/06/satuan-dari-total-suspended-solid-dan-
turbidity.html. Pada 19-09-2022. Pukul 13:40 WIB.

15
Kecerahan air memiliki nilai yang sangat esensial untuk perairan
limnologis. Hal ini disesbabkan karena kecerahan air ini dapat
mempengaruhi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang tumbuh dalam
dasar perairan. Penggunaan cahaya ini sangat menentukan penggunaan
energi energi untuk fotosintesis, sehingga produktivitas primer dapat
bertambah atapun bisa berkurang. Untuk mengukur tingkat kecerahan air ini
dapat menggunakan alat berupa Secchi Disc.46

Gambar 7. Secchi Disc

Sumber : sciencehistory.com
4. Kecepatan Aliran Air
Faktor fisika perairan darat ini memperhatikan sudut kemiringan sungai.
Sudut yang besar akan memberikan kecepatan air yang besar dan
mengakibatkan cepatnya air mengalir dari hulu ke hilir. Aliran air yang
lambat akan mengakibatkan terbentuknya sedimentasi yang cepat sehingga
sungai atau perairan darat akan lebih cepat mengalami kedangkalan. Untuk
mengukur kecepatan aliran air pada perairan darat, alat yang dapat
digunakan adalah Current Meter.47

46
MH. Badrut Tamam, 2016, Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Perairan. Diakses
di https://generasibiologi.com/2016/12/faktor-faktor-fisika-kimia-perairan.html. Pada 19-09-2022.
Pukul 16:15 WIB.
47
MH. Badrut Tamam, 2016, Ibid. 19-09-2022.

16
Gambar 8. Current Meter

Sumber : generaloceanics.com
5. Kedalaman
Kedalaman merupakan parameter fisik yang menunjukkan nilai atau ukuran
ketinggian air yang diukur dari dasar perairan.48 Untuk mengukur kedalaman
perairan dapat menggunakan alat yang disebut Sonar (Sound Naigation and
Ranging) yang memancarkan gelombang bunyi pendeteksi kedalaman.
Gambar 9. Sonar

Sumber : alamikan.com
6. Keasaman (pH)
pH atau derajat keasaman ialah ukuran asam atau basa pada suatu perairan.
Menurut Boyd (1982), pH ideal untuk organisme perairan yaitu 6,5 hingga
9,0. Sedangkan menurut Alabaster dan Loyd (1982) pH ideal untuk perairan

48
Hasim, dkk. 2015, Parameter Fisik-Kimia Perairan Danau Limboto Sebagai
Dasar Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar, Jurnal Ilmia Perikanan dan Kelautan UNG,
3(4), 130-136.

17
adalah 6,7 hingga 8,6. Mereka menjelaskan bahwa pH yang terlalu rendah
akan meningkatkan resiko toksisitas bagi organisme perairan. pH diatas 11
dan dibawa 4 akan menyebabkan kematian organisme. 49

Menurut Harlina (2021) dalam bukunya yang berjudul Limnologi


Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat, ada beberapa hal yang menjadi faktor
dalam aspek fisika perairan darat yaitu sebagai berikut.
1. Berat Jenis (Density)
Berat jenis air sungai atau danau pada tempat dan waktu yang berlainan
tidak akan sama. Walaupun perbedaannya bernilai kecil, tetapi bernilai
sangat penting pengaruhnya terhadap kejadian-kejadian dalam perairan
tersebut. Pada umumnya, berat jenis anir ini ditentukan oleh : a) kadar
garam, b) suhu, c) tekanan.

Sifat anomali air tentunya mempengaruhi kehidupan organisme-organisme


yang ada dalam perairan. Terlepas dari hal itu pula, berat jenis yang berubah
karena perubahan temperatur juga sangat mementukan kehidupan
organisme yang hidup dalam perairan terutama pada perairan darat tropis.
Berat jenis ini pula memberikan efek tekanan yang menciptakan daya apung
bagi banyak organisme. Dengan kata lain, pengaruh tekanan tersebut
berhubungan dengan berat jenis air. Berikut adalah tabel berat jenis air pada
tekanan yang berbeda.50
Tabel 2. Berat jenis air pada tekanan yang berbeda.
Tekanan Atmosfer Berat Jenis
1 1,0000
10 1,0005
20 1,0010
30 1,0015

49
Hasim, dkk. 2015, Ibid, 3(4), 130-136.
50
Harlina, 2020, LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat,
Gunawana Lestari : Makassar, h.58.

18
2. Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan adalah sifat fisika yang dimiliki air, yang dalam perairan darat
tidak boleh di abaikan karena kekentalan ini terbentuk karena tahanan
gesekan yang ditimbulkan oleh suatu zat cair yang bergerak. Kekentalan
juga berhubungan dengan suhu atau temperatur.
Tabel 3. Hubungan suhu dengan viskositas
Suhu (oC) Kekentalan
0 100
5 84,9
10 73,0
15 63,7
20 56,1
25 49,8
30 44,6

Viskositas atau kekentalan air juga dapat mempengaruhi organisme yang


hidup dalam perairan. Dalam kekentalan yang berbeda, organisme akan
melakukan adaptasi terhadap kekentalan tersebut dan tekanan yang tercipta
akibat kekentalan tersebut. Dalam hal ini, organisme biasanya terpengaruh
dalam hal : kebiasaan, penggunaan energi, hingga morfologi51

3. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan adalah tegangan yang tercipta akibat aktivitas
molekul-molekul air yang tidak simetri pada permukaan dan dibawah
permukaan. Tegangan permukaan yang tinggi berarti tekanan antar molekul
yang tinggi. Hal itu diindikasikan dengan baiknya air dalam membasahi
suatu bahan.52

51
Harlina, 2020, Ibid, h.59-60.
52
Harlina, 2020, Ibid, h.61

19
4. Radiasi Matahari
a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan permukaan
perairan dapat melalui 2 cara yaitu secara langsung (direct), berasal dari
cahaya matahari yang disebarkan atau biasan (diffuse) dari awan yang
cahayanya juga berasal dari matahari. Cahaya tersebut sebagian diserap
namun ada juga yang dipantulkan kembali oleh permukaan.

Molekul seperti O2, O3, H2O, dan CO2 yang ada pada perairan dapat
menyerap radiasi dan mengubahnya menjadi energi panas. Sebagian
dari cahaya yang terserap dipantulkan oleh partikel-pertikel yang ada
dalam air.53
b. Penyebaran Panas (Conductivity)
Intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan sebagian di baurkan,
sebagian lainnya lagi diserap. Cahaya yang terbaur bermanfaat bagi
tumbuhan yang hidup untuk melangsungkan fotosintesis. Sedangkan
cahaya yang diserap akan berubah menjadi energi panas oleh O2, O3,
H2O, dan CO2 yang bermanfat untuk kestabilan lingkungan air perairan
sebagai lingkungan hidup banyak organisme.54

5. Kecerahan
Kecerahan adalah bagian dari cahaya yang di teruskan dan dinyatakan
dalam satuan persen dari panjang gelombang cahaya. Kecerahan dan
kekeruhan (turbiditas) menggambarkan suatu tingkat kejernihan air
sehingga dapat menerima cahaya dari matahari. Kecerahan ini sangat
berhubungan dengan kekeruhan perairan. Kecerahan yang rendah
diakibatkan karena tingkat kekeruan yang tinggi. Tingkat keceraan ini pula
dipengarui ole partikel koloid yang terdispersi dalam air. Partikel tersebut
dapat berupa lumpur, zat organik, plankton, zat-zat lain.55

53
Harlina, 2020, Ibid, h.62
54
Harlina, 2020, Ibid, h.64
55
Harlina, 2020, Ibid, h.65-67

20
6. Kekeruhan
Turbiditas atau kekeruhan ini merupakan satuan kebalikan dari kecerahan.
Sama dengan kecerahan, turbiditas dipengaruhi oleh partikel yang ada
dalam perairan. Seperti halnya plankton, lumpur, ataupun humus.
Kekeruhan yang berlebihan akan mengakibatkan sulitnya cahaya untuk
masuk ke dalam air, sehingga sulit bagi tumbuan dan fitoplankton untuk
berfotosintesis.

Namun kekeruhan akan diharapkan jika kekeruhan tersebut disebabkan


karena plakton (fitoplankton) yang mendominasi akan menguntungkan bagi
organisme ikan-ikanan. Karena fitoplankton dapat menadi sumber makanan
bagi organisme tersebut. Bahkan organisme kelompok nabati itu dapat
membantu menyerap amonia dan nitrit yang berbahaya bagi ikan.56

7. Warna Air
Warna air adalah indikator utama aspek fisik yang terlihat secara visual.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna air.
a. Berkas cahaya yang masuk, tetapi tidak diserap akan menimbulkan
cahaya berwarna hijau, hijau-biru, kuning.
b. Bahan yang hidup atau mati melayang pada permukaan atau di dalam
air.
c. Warna dasar perairan dan warna langit.

Secara umum, warna air yang sering kita lihat tidaklah berbahaya bagi
organisme seperti ikan pada perairan kecuali warna yang terbentuk karena
senyawa beracun seperti asam humus dan zat kimia berbahaya lainnya.
Secara umum berikut indikator warna dan komponen pembentuknya.

56
Harlina, 2020, Ibid, h.68-69

21
Tabel 4. Warna air dan komponen pewarnanya

Warna Air Komponen Pewarna


Hijau Tua Alga hijau
Kuning-Coklat Diatomae
Merah Zooplankton
Hijau-Coklat-Kuning Humus
Coklat Tua Bahan Organik

Selain itu, bahan anorganik seperti kalsum karbonat juga sering


memberikan warna hijau para perairan. Belerang memberikan warna hijau
dan zat besi oksida memberikan warna merah. Warna-warna tersebutlah
yang menjadi parameter fisis terhadap standar kualitas air. Karena warna
dapat menjadi refleksi berbagai gelombang cahaya yang diserap.57

57
Harlina, 2020, Ibid, h.69-70

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kata limnologi berasal dari bahasa inggris yaitu Limnology
dikembangkan dari bahasa Yunani limne berarti danau dan logos berarti ilmu.
Danau terbentuk dari pencairan glister, aliran air sungai, atau mata air dimana akan
membentuk suatu genangan air pada satu tempat yang cukup luas. Sehingga dapat
diambil makna dari limnologi adalah suatu cabang ilmu yang membahas komponen
pada perairan darat yang didalamnya mengkaji interaksi dan aspek fisika, kimia dan
biologis.
Limnologi diperkenalkan oleh Zacarias (1891) dengan medirikan
laboratorium penelitian yang berhubungan dengan bidang limnologi. Selanjutnya
laboratorium tersebut dikembangkan oleh Thienemaa dan diberi nama Institut Max-
Planck. Dari situlah awal perkembangan yang cukup pesat ilmu limnologi. Pada
tahun 90-an bidang limnology berhasil menyita perhatian seluruh dunia. Hal
tersebut disebabkan oleh permasalahan mengenai ketersedian air bersih yang
kurang memadai untuk kebutuhan domestik, penyebabnya tidak lain akibat
beragam aktifitas manusia.
Aspek fisika perairan darat adalah salah satu faktor dalam limnologi
(perairan darat). Faktor yang menjadi pengaruh pada perairan darat terutama dari
segi fisik perairan. Dalam hal ini, aspek fisika perairan darat memiliki beberapa
faktor yaitu suhu, turbiditas, kecerahan air, kecepatan aliran air dan lain sebagainya.

B. Saran

Biologi perairan adalah cabang dari mata kuliah ekologi, yang


membahas seluk beluk perairan dan ekosistemnya. Sebagai mahasiswa pendidikan
biologi, wajib untuk mengetahui dan menguasai cabang ilmu ini. Selain untuk
memenui nilai, menguasai cabang ini akan memberikan kompetensi lebi di bidang
ekosistem perairan. Sehingga penting bagi mahasiswa untuk mengkaji lebih dalam
ilmu biologi perairan termasuk juga limnologi di dalamnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Aulia Lia. 2016. Ekosistem Waduk : Pengertian Dampak dan Mafaatnya. Diakses
di https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/waduk/ekosistem-waduk
Pada 21-09-2022. Pukul 11:02
Barus Ternala Alexander. 2020. Limnologi. Nas Media Pustaka : Makassar.
Bramantyo Kenzo. 2019. Satuan Dari Total Suspended Solid dan Turbidity.
Diakses di https://www.mealabs-environment.com/2019/06/satuan-
dari-total-suspended-solid-dan-turbidity.html. Pada 19-09-2022.
Pada 19-09-2022. Pukul 13:40 WIB.
Da Linne Eugene Ramarta. dkk. 2015. Tingkat Kelayakan Kualitas Air Untuk
Kegiatan Perikanan di Waduk Pluit Jakarta Utara. Diponegoro
Journal of Maquares. 1(4). 35-45.
Fitria Nabila. 2022. LIMNOLOGI : Kajian Sistem Perairan Air Tawar. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Biologi FTIK UIN Raden Intan,
Lampung.
Geost Flysh. 2019. Ciri-Ciri Danau Yang Membedakannya Dari
Sungai dan Laut. diakses di https://www.geologinesia.com/2019/03/ciri-ciri-
danau.html Pada 20-09-2022. Pukul 15:50 WIB
Harlina. 2020. LIMNOLOGI Kajian Menyeluruh Mengenai Perairan Darat.
Gunawana Lestari : Makasar.
Hasim. dkk. 2015. Parameter Fisik-Kimia Perairan Danau Limboto Sebagai Dasar
Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar. Jurnal Ilmia
Perikanan dan Kelautan UNG. 3(4). 130-136.
Jurnal Bumi. 2018. KTT Bumi. Diakses di https://jurnalbumi.com/knol/ktt-bumi/
pada 21-09-2022. Pukul 04. 45 WIB
Maulidya Bintang. 2019. Danau dan Rawa. Diakses di
https://www.utakatikotak.com/Danau-dan-Rawa/kongkow/detail/15494 Pada 21-
09-2022 Pukul 10:10 WIB
Mulyana Saepul. Kajian Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Pada Pegawai Pusat
Limnologi LIPI. Jurnal of LIBRIA. Vol 12. No 01. Juni 2020.
R. Dahuri. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Ekosistem Perairan Rawapening
Kabupaten Semarang. Penerbit PT Pradnya Paramita : Jakarta.

24
Sationo. 2011. Ekosistem Perairan Darat Dan Perikanan Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya Air Payau. Hal 126. Indonesian Journal Of
Science.

Sationo. 2011. Ekosistem Perairan Darat. Aset Pembangunan Berkelanjutan


Indonesia. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Sitepu. M.J. 2004. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara
Terpadu Dan Ekologi Lingkungan Hidup Serta Pembangunan.
Penerbit Djambatan : Jakarta.

Tamam MH. Badrut. 2016. Faktor-Faktor Fisika dan Kimia Perairan. Diakses di
https://generasibiologi.com/2016/12/faktor-faktor-fisika-kimia-
perairan.html. Pada 19-09-2022. Pukul 16:15 WIB.

25

Anda mungkin juga menyukai