Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRATIKUM BIOLOGI LAUT

(Mengenal dan Mengidentifikasi Biota Laut)

OLEH :

DWI SEPTIA YOLANDA ISMAWATI (16090005)

PRODI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN SH BENGKULU

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat-Nya

praktikum Mengenal dan Mengidentifikasi Biota Laut ini dapat di lakukan. Maksud

dari penulisan ini adalah untuk membantu mahasiswa agar dalam mengikuti

praktikum mata kuliah Biologi laut di Program Studi Budidaya Perairam Universitas

Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, baik

penulisannya maupun penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan

saran kritik demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga laporan yang belum

sempurna ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Bengkulu, 29 Juni 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 4


B. Tujuan ........................................................................................ 5
C. Manfaat ...................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perairan Laut ............................................................................ 6


B. Biologi Laut ............................................................................. 7
C. Biota Laut ................................................................................. 8
D. Hewan Laut .............................................................................. 9
E. Tumbuhan Laut ........................................................................ 16

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat .................................................................. 19


B. Alat dan Bahan ......................................................................... 19
C. Cara Kerja ................................................................................ 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil .......................................................................................... 20
B. Pembahasan ................................................................................ 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 42
B. Saran ........................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air

asin.Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut.Ilmu yang mempelajari tentang

keadaan lautan disebut oseanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan

adalah 7 : 3 (Rahmatkusnadi, 2012).

Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang

menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau.Laut merupakan air

yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung

garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke

laut.

Biologi laut adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut,

berkembang begitu cepat untuk mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis

biota laut yang jumlah jenisnya luar biasa besarnya dan keanekaragaman jenisnya

luar biasa tingginya. Tingginya keanekaragaman jenis biota laut barangkali hanya

dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik di darat.

Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan

dan mikroorganisme hidup.

Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.

Karena luasnya dan majemuknya lingkungan tersebut, tiada satu kelompok biota

laut pun yang mampu hidup di semua bagian lingkungan laut tersebut dan di

4
segala kondisi lingkungan yang majemuk. Mereka dikelompok-kelompokkan oleh

pengaruh sifat-sifat lingkungan yang berbeda-beda ke dalam lingkungan yang

berbeda pula. Para ahli oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-

zona atau mintakat-mintakat menurut kriteria-kriteria yang berbeda-beda.

(Romimohtarto, 2005)

Pemanfaatan biota laut yang makin hari makin meningkat dibarengi oleh

kemajuan pengetahuan tentang kehidupan biologi yang tertampung dalam ilmu

pengetahuan alam laut yang dinamakan biologi laut (marine biology). Sedangkan

ilmu yang mempelajari hubungan antara biota laut dan lingkungannya dan antara

mereka sendiri dinamakan ekologi (ecology). Biota yang ada di laut diantaranya

terumbu karang, lamun, dan mangrove yang termasuk perpaduan antara laut dan

daratan kata lain perairan payau.

B. Tujuan

Tujuan dari kuliah lapangan ini, yaitu:

1. Untukmengetahui keragaman biota laut.

2. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis biota laut.

C. Manfaat

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan morfologi berbagai

jenis biota laut.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perairan Laut

Perairan Laut adalah wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air

asin.Perairan laut dari pantai sampai ke dasar laut.Ilmu yang mempelajari tentang

keadaan lautan disebut oseanografi. Luas laut dibandingkan dengan daratan

adalah 7 : 3 (Rahmatkusnadi, 2012).

Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang

menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau.Laut merupakan air

yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung

garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke

laut.

Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material

lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan

partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5%

air murni (Wikipedia, 2012).

Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana

awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100

°C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu

atmosfer Bumi dipenuhi oleh Karbondioksida. Keasaman air inilah yang

menyebabkan tingginya pelapukan dan menyebabkan air laut menjadi asin

seperti sekarang ini.

6
B. Biologi Laut

Biologi laut adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan biota laut,

berkembang begitu cepat untuk mengungkap rahasia kehidupan berbagai jenis

biota laut yang jumlah jenisnya luar biasa besarnya dan keanekaragaman

jenisnya luar biasa tingginya. Tingginya keanekaragaman jenis biota laut

barangkali hanya dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan

hujan tropik di darat. Laut seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni

tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup.

Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.

Karena luasnya dan majemuknya lingkungan tersebut, tiada satu kelompok biota

laut pun yang mampu hidup di semua bagian lingkungan laut tersebut dan di

segala kondisi lingkungan yang majemuk. Mereka dikelompok-kelompokkan

oleh pengaruh sifat-sifat lingkungan yang berbeda-beda ke dalam lingkungan

yang berbeda pula. Para ahli oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi

zona-zona atau mintakat-mintakat menurut kriteria-kriteria yang berbeda-beda.

(Romimohtarto, 2005)

Pemanfaatan biota laut yang makin hari makin meningkat dibarengi oleh

kemajuan pengetahuan tentang kehidupan biologi yang tertampung dalam ilmu

pengetahuan alam laut yang dinamakan biologi laut (marine biology). Sedangkan

ilmu yang mempelajari hubungan antara biota laut dan lingkungannya dan antara

mereka sendiri dinamakan ekologi (ecology). Biota yang ada di laut diantaranya

terumbu karang, lamun, dan mangrove yang termasuk perpaduan antara laut dan

daratan kata lain perairan payau.

7
C. Biota Laut

Biota laut terbagi atas 2 kelompok yaitu: kelompok hewan dan kelompok

tumbuhan. Untuk mengenal biota laut lebih jauh, kita perlu mengetahui sifat-sifat

dari biota tersebut. Berdasarkan sifatnya, biota laut dibagi menjadi 3 katagori,

yaitu:

a. Planktonik: yaitu biota yang melayang-layang, mengapung dan berenang

mengikuti arus (karena tidak dapat melawan arus). Berdasarkan penelitian

diketahui bahwa plankton, merupakan biota laut yang memiliki

keanekaragaman tinggi di laut. Jenis plankton ini banyak dijumpai di kolom

permukaan air (mintakat pelagik). Plankton terbagi 2 yaitu:

1. Fitoplankton (plankton tumbuhan): algae biru, algae coklat, algae merah,

dinoglagellata dan lain-lain.

2. Zooplankton (plankton hewan): lucifer, acetes (udang rebon), ostracoda,

cladocera dan lain-lain.

b. Nektonik: biota yang berenang-renang (hanya terdiri dari hewan saja): ikan,

uburubur, sotong, cumi-cumi dan lain-lain.

c. Bentik: biota yang hidup di dasar atau dalam substrat, baik tumbuhan

maupun hewan. Terbagi dalam 3 macam.

1. Menempel: sponge, teritip, tiram dan lain-lain

2. Merayap: kepiting, udang karang yang kecil-kecil dan lain-lain

3. Meliang: cacing, kerang dan lain-lain

Jadi pada dasarnya pembagian biotabiota di laut bukan berdasarkan ukuran

besar atau kecil, tetapi berdasarkan pada kebiasaan atau sifat hidupnya secara

8
umum, seperti gerakan berjalan, pola hidup dan sebaran menurut ekologi. Banyak

biota laut yang di dalam siklus hidupnya mempunyai lebih dari satu sifat, yaitu

sewaktu larva hidup sebagai planktonik dan berubah sifat menjadi nektonic atau

bentik saat juvenile (juwana) ataupun saat dewasa, contohnya udang, kepiting,

ikan dan lain-lain (NYBAKKEN, 1993).

D. Hewan Laut

a. Ikan

Ikan termasuk hewan yang memiliki tulang belakang (vertebrata),

berdarah dingin dan mempunyai insang. Jenis hewan ini merupakan penghuni

laut yang paling banyak yaitu sekitar 42,6% atau sekitar 5000 jenis yang telah

diidentifikasi, mempunyai keanekaragaman jenis yang tinggi baik dalam

bentuk, ukuran, warna dan sebagian besar hidup di daerah terumbu karang.

Menurut Lager et al., (1962), ikan dibagi dalam tiga kelompok besar

yaitu: Agnata, merupakan ikan primitif seperti Lampreys dan Hagfishes; ikan

bertulang rawan (Chondrichthyes), misalnya: ikan cucut (hiu) dan ikan pari;

dan ikan bertulang sejati (Osteichthyes = Teleostei). Ikan cucut (hiu) dan ikan

pari (ikan bertulang rawan) adalah jenis ikan yang relative mudah ditangkap,

terdapat dalam jumlah yang besar di perairan Indonesia. Jenis-jenis yang

banyak ditangkap adalah Zygaena sp (hiu martil = hammer-head shark);

Galeorphynus australis (hiu caping); Lamna nasus (hiu gergaji); Alopias

vulpinis (hiu parang) dan Prionace glauca (hiu biru). Sedangkan jenis yang

sering terlihat di daerah terumbu karang adalah Carcharhinus spp (black tip

reef), Triaenodon spp (white tip reef) dan Carcharhinus amblyrhychos (cucut

9
moncong putih). Hiu merupakan ikan yang serbaguna, hampir semua

tubuhnya mulai dari ujung kepala hingga ujung ekor dapat dimanfaatkan,

termasuk organ dalamnya. Bagian tubuh terpenting yang mempunyai nilai

ekonomi tertinggi adalah sirip dan hatinya.

Ikan bertulang sejati merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomi

tinggi, baik sebagai ikan hias ataupun sebagai ikan konsumsi. Ikan konsumsi

yang merupakan komoditi andalan adalah Thunnus spp (tuna); Katsuwanus

pelamis (cakalang); Sardinella longiseps (lemuru) dan Rastrelliger spp

(kembung). Selain itu ada pula ikan yang tergolong dibudidayakan seperti

Chanos chanos (bandeng) yang secara tradisi dibudidayakan di tambak; ikan

beronang (Siganidae); kerapu (Serranidae) dan kakap putih (Lates calcarifer)

juga sudah mulai dicoba untuk dibudidayakan.

Sedangkan jenis ikan hias yang mudah dan paling umum dijumpai di

terumbu karang adalah dari kelompok Pomacentridae, termasuk "

anemonfish" dan "angelfish" yang memiliki warna sangat indah. Disamping

itu juga dari kelompok Chaetodontidae, Zanclidae Lethrinidae dan

Haemulidae.

b. Krustasea

Kelompok hewan ini terdiri dari udang dan kepiting umumnya hidup

di lubang-lubang, celah celah terumbu karang atau di balik bongkahan batu

dan karang. Aktivitas kelompok hewan ini dilakukan pada malam hari,

misalnya waktu mencari makan dan kegiatan lainnya, sedangkan siang hari

dipergunakan untuk bersembunyi. Banyak Macam sifat kehidupandalam

10
kelompok hewan ini, diantaranya ada yang hidup bersimbiose dengan hewan-

hewan lain, misalnya dengan ikan, anemon,karang batu dan "sponge"

(Pratiwi, 1993).

Beberapa jenis krustasea memiliki nilai ekonomi yang penting yaitu

"lobster" atau udang karang (Panulirus sp), udang windu (Penaeus monodon)

dan Ketam kelapa (Birgus latro). Hewan jenis ini selalu diburu karena

merupakan sumberdaya laut yang sangat potensial. Padahal di alam

keberadaan jenis ini sudah semakin mendekati kepunahan dan perlu

dilindungi seperti juga halnya dengan mimi, Tachypleus gigas (Horse shoe

crab).

c. Ekhinodermata

Kelompok hewan ini biasanya mempunyai permukaan kulit yang

berduri. Duri-duri yang melekat di tubuhnya itu bermacam-macam ada yang

tajam, kasar dan atau hanya berupa tonjolan saja. Jenis yang termasuk

kelompok ekhinodermata adalah bintang laut (Linckia laevigata), bulu babi

(Diadema setosum), timun laut atau tripang (Holothuria nobilis), lili laut

(Lamprometra sp), bintang mengular (Ophiothrix fragilis), mahkota seribu

atau mahkota berduri (Acanthaster planci). Semua jenis dari kelompok ini

mempunyai nilai ekonomi yang tinggi baik untuk dijadikan bahan makanan

maupun untuk bahan hiasan di akuarium, kecuali bulu seribu, mahkota seribu

atau mahkota duri merupakan jenis yang merusak, karena bila populasinya

berlimpah akan memakan polip-polip karang dan menyebabkan karang

11
berwarna putih serta lama kelamaan sebagian populasi karang akan rusak dan

mati.

d. Koral

Koral atau yang lebih dikenal dengan sebutan karang batu termasuk

kelompok hewan, tetapi berbentuk bunga, sehingga seringkali mengecoh,

dengan demikian sering dianggap kelompok tumbuhan. Bagian yang keras

sesungguhnya merupakan cangkang dari hewan karang batu, yang tersusun

dari zat kapur CaCO . Bagian tubuh yang lunak disebut polip karang dan

berbentuk seperti tabung dengan tentakel yang berjumlah 6 buah atau

kelipatannya serta terletak di keliling mulut. Tentakel tesebut dapat ditarik

dan dijulurkan.

Karang batu termasuk dalam kelompok Coelenterata atau Cnidaria

bersama-sama dengan karang api, karang lunak, kipas laut (sea fan), pena

laut (sea pen), anemon, ubur-ubur dan hydroid (hydrozoa) (Gambar 7).

Karang batu dibagi dalam 2 kelompok: hermatipik yaitu karang yang mampu

membentuk terumbu karang dengan bantuan sel algae (zooxanthelae) yang

terdapat dalam jaringan tubuhnya. Lilley (1999) menjelaskan bahwa

zooxanthelae berperan sebagai pensuplai makanan bagi karang batu.

Sedangkan kelompok ahermatipik adalah kelompok yang tidak

mempunyai zooxanthella dan hidup di tempat yang dalam serta tidak

membentuk terumbu karang. Karang Batu berkembang biak secara seksual

(perkawinan) dan aseksual (pembelahan). Sel jantan dan betina akan bertemu

sehingga terjadi pembuahan dan menghasilkan larva planula. Larva tersebut

12
bersifat plantonik, terbawa arus dan melekat di dasar yang sesuai. Setelah

melekat di suatu substrat maka terjadilah perkembangbiakan secara

pembelahan, yang dimulai dengan pembelahan polip-polip karang dan

kemudian akan membentuk koloni. Pertumbuhan karang sangat lambat sekali

tergantung dari bentuk koloni karang batu dan kondisi lingkungan tempat

hidup karang batu tersebut. Karang batu mempunyai bermacammacam

Bentuk diantaranya: bercabang, berbentuk lembaran daun, berbentuk

massif/keras, berbentuk bulat dan berbentuk seperti jamur.

e. Moluska

Moluska merupakan hewan yang bertubuh lunak, ada yang

bercangkang dan tidak bercangkang. Cangkangnya berfungsi untuk

melindungi tubuhnya yang lunak. Filum moluska ini terbagi dalam 7 kelas

yaitu:

1. Monoplacophora: bercangkang keeping tunggal dan sangat kecil,

sehingga jarang ditemukan.

2. Polyplacophora: bercangkang keeping banyak, misalnya Chiton (hidup di

daerah pasang surut, melekat dengan kuat di batubatu).

3. Aplacophora: tanpa keping cangkang, bersifat bentik, misalnya:

Archiannelida, cacing primitif (tubuhnya seperti cacing, tanpa cangkang).

4. Gastropoda: bercangkang tunggal, berjalan dengan perutnya, misalnya

jenis keong (Turbo sp, Conus sp dan Charonia sp.).

13
5. Pelecypoda/Bivalvia: bercangkang setangkup, misalnya jenis kerang-

kerangan (Tridacna sp atau Kima; Mytilus sp atau kerang hijau dan

Pinctada sp atau kerang mutiara).

6. Scaphopoda: bercangkang seperti tanduk/ gading yang berlubang di

kedua ujungnya, misalnya Dentalium (hidup dengan menggali pasir).

7. Cephalophoda: bercangkang di dalam (internal), misalnya cumi-cumi,

sotong dan Gurita Moluska dapat hidup di semua jenis habitat baik di

darat, air tawar, air payau dan air laut. Kebanyakan moluska hidup di air

laut.

Di perairan tawar hanya diwakili oleh kelas Pelecypoda dan

Gastropoda, sedangkan moluska darat kebanyakan diwakili oleh kelas

Gastropoda. Kelompok moluska jenis Gastropoda banyak ditemukan di

daerah pasang surut (intertidal) yang pada umumnya bersembunyi di balik

batu, melekat pada tumbuhan air atau membenamkan diri di pasir. Pada

pantai yang berpasir umumnya lebih banyak dijumpai kerang (Pelecypoda)

daripada keong (Gastropoda). Kelas Gastropoda merupakan kelompok

moluska laut yang terbanyak misalnya Turbo melanoticus, Conus sp

danCharonia sp. Ada moluska yang tidak mempunyai cangkang yaitu

nudibranch (disebut juga kelinci laut). Tubuhnya berwarna-warni, bergerak

dengan gerakan seperti menari. Hewan ini banyak ditemukan pada rataan

atau lereng terumbu karang.

Kelas Pelecypoda/Bivalvia dengan cangkang setangkup, biasanya

hidup di dasar laut atau ditemukan melekat dengan kakinya yang disebut

14
"bysus". Makanannya berupa plankton yang tersaring melalui lubang yang

terdapat di dalam tubuhnya atau disebut juga hewan penyaring. Sedangkan

kelas Cephalophoda, adalah kelompok yang mempunyai cangkang di dalam

yaitu cumi-cumi, sotong dan gurita. Cumi-cumi dan sotong akan

mengeluarkan alat bela diri yang berupa cairan hitam seperti tinta, apabila

dalam keadaan bahaya. Sedangkan yang memiliki cangkang di luar dalam

kelas ini adalah Nautilus. Nautilus memiliki kemampuan berubah warna

sesuai dengan kondisi lingkunganya, sehingga tidak terlihat oleh

pemangsanya. Hal ini disebabkan karena Nautilus mempunyai kemampuan

mimikri.

f. Sponge

Sponges termasuk dalam kelompokPorifera yaitu hewan yang

mempunyai tubuh berpori-pori atau saluran. Melalui pori-pori dan saluran

ini, air akan diserap oleh sel khusus yang disebut dengan "sel leher " (collar

cell). Sebagian besar dari kelompok hewan ini hidup di laut dan hanya

beberapa jenis saja yang hidup di air tawar. Larva hewan ini dapat menyebar

secara luas, terbawa arus dan bergerak sangat aktif, tetapi setelah dewasa

hidup melekat dan menetap pada karang batu dan dasar laut. Makanannya

berupa zooplankton atau hewan kecil dan bakteri yang terbawa arus serta

masuk ke dalam tubuhnya. Jenis hewan ini banyak dijumpai di laut dengan

bentuk dan warna yang sangat beraneka dan sangat menarik, hal ini

disebabkan oleh zooxanthellae yang hidup dalam jaringan tubuhnya. Sponge

15
juga memilikinilai ekonomi yang tinggi, karena masyarakat telah banyak

mengunakannya sebagai bahan dasar kosmetika dan bahan obat-obatan.

E. Tumbuhan Laut

a. Algae (Rumput Laut)

Jenis tumbuhan yang banyak ditemui di laut salah satunya adalah

algae atau rumput laut. Algae termasuk kelompok tumbuhan yang dapat

digunakan sebagai bahan pangan, bahan obat-obatan, bahan kimia industri

dan juga sebagai bahan pupuk pertanian. Algae banyak dijumpai di daerah

terumbu karang dengan warna yang bermacam-macam. Perbedaan warna

tersebut disebabkan oleh kandungan pigman (chlorophyl) yang terdapat

pada tumbuhan tersebut. Berdasarkan warnanya maka algae dapat dibagi

dalam 3 kelompok yaitu: " Chlorophyta yaitu algae yang mengandung

pigmen berwarna hijau, misalnya: Halimeda sp., Caulerpa sp. dan Ulva sp.

" Phaeophyta yaitu algae yang mengandung pigmen berwarna coklat,

misalnya: Padina spp., Sargassum spp. " Rhodophyta yaitu algae yang

mengandung pigmen merah, misalnya: Gracilaria spp., Eucheuma spp.,

Gelidium spp. dan Hypnea spp.

Algae adalah tumbuhan rendah, karena tidak memiliki batasan

yang jelas antara batang, bunga dan buah. Memilki potensi sebagai bahan

pembuat agar-agar seperti Gracilaria dan Gelidium, banyak terdapat di

padang lamun dan daerah terumbu karang terbuka. Eucheuma sp., selain

penghasil agar juga karaginan (bahan untuk kosmetika, industri, dan

farmasi) banyak terdapat dalam goba-goba. Algae juga berpotensi sebagai

16
bahan pupuk, makanan hewan dan sumber alginat, contohnya Sargassum

sp. Sedangkan Caulerpa sp, merupakan jenis rumput laut yang mahal,

karena selain bermanfaat sebagai sayur mayur bagi manusia juga dapat

dijadikan makanan ternak.

b. Lamun (Seagrass)

Tumbuhan lamun termasuk dalam golongan tumbuhan tingkat tinggi,

karena batang, daun, bunga dan buahnya dapat diibedakan dengan jelas.

Juga merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae), mempunyai daun,

rimpang (rhizoma) dan akar, sehingga mirip dengan rumput di darat.

Kebanyakan lamun hidup di perairan yang relatif tenang, bersubstrat pasir

halus dan lumpur. Di perairan Indonesia hanya dikenal 12 jenis, di

antaranya adalah: Thalassia hemprichii, Halodule univervis,

Thalassodendron ciliatum, Cymodocea serrulata, Halophila ovalis,

Enhalus acoroides, dan Syringodium isoetifolium.

Manfaat lamun sangat banyak seperti, penyaring limbah, stabilator

pantai, sebagai bahan pabrik kertas, sumber bahan kimia penting, pupuk,

makanan dan obat-obatan.Bahkan secara tradisional tumbuhan lamun

dapat dianyam menjadi keranjang atau atap rumbia, cerutu dan mainan

anak-anak .

c. Tumbuhan Bakau (Mangrove)

Tumbuhan berbunga lainnya selain lamun adalah tumbuhan mangrove

atau dikenal juga dengan sebutan bakau. Tumbuhan inidapat bertahan

hidup pada perairan yang mempunyai kadar garam yang tinggi dengan

17
ketersediaan oksigen yang terbatas. Ciri khas tumbuhan ini yaitu: akarnya

berupa akar nafas dan akar lutut yaitu akar yang muncul ke permukaan

tanah dan berfungsi untuk bernafas atau untuk mengambil kebutuhan

oksigen sebanyak- 37 banyaknya, sehingga dapat bertahan hidup apabila

terendam air. Bentuk daun biasanya tebal, untuk menampung air

sebanyakbanyaknya, sehingga dapat bertahan hidup di lingkungan yang

berkadar garam tinggi. Macam-macam jenis mangrove diantaranya

Avecinnia spp., Bruguiera spp., Sonneratia spp., Ceriops spp. Dan

Rhizophora spp.

Keistimewaan daerah mangrove adalah dapat menunjang produksi

makanan laut dengan menyediakan zat hara ke goba atau danau di daerah

pantai dan ke perairan pantai di sekitarnya, serta dapat menjadi daerah

asuhan bagi hewan-hewan terutama krustasea dan ikan. Secara fisik

mangrove dapat bermanfaat sebagai penahan gelombang laut, sehingga

dapat mempertahankan struktur darat yang terkait dengan lokasi

tumbuhnya mangrove. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai penyaring

masuknya air laut ke darat.

18
BAB III

METODELOGI

A. Waktu Dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pratikum mengidentifikasi jenis-jenis biota laut ini

dilakukan yaitu pada hari sabtu, 3 April 2018, praktikum mengidentifikasi biota

laut dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian UNIHAZ

Bengkulu

B. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat gambar seperti buku

gambar, pensil, penghapus dan peraut pensil.Sedangkan bahan-bahan yang

diperlukan adalah beberapa jenis nekton seperti ikan, cumi, gurita.Dan beberapa

jenis biota lainnya seperti siput, kerang biji kopi, kepiting dan pohon bakau.

C. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan adalah dengan menggambar semua bahan

praktikum yaitu biota-biota yang telah dipersiapkan sebelumnya dan kemudian

mengidentifikasi biota tergebut berdasarkan klasifikasi dan morfologinya.

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

a. Perairan Laut

Adapun biota perairan laut yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Ikan kakap putih (L. calcarifer)

Ikan kakap putih diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Famili : Centropomidae

Genus : Lates

Spesies : Lates calcarifer

(FAO,2006).

20
Ikan kakap putih (L. calcarifer) memiliki bentuk badan

memanjang, gepeng, batang sirip ekor lebar dengan bentuk bulat, mata

berwarna merah cemerlang, bukaan mulut lebar sedikit serong dengan

gigi -gigi halus dan tidak memiliki taring, terdapat lubang kuping

bergerigi pada bagian penutup insang, sirip punggung terdiri dari

jari - jari keras sebanyak 3 buah dan jari - jari lemah sebanyak 7 - 8 buah.

Ikan kakap putih yang berumur 1 – 3 bulan berwarna terang,

selanjutnya ikan kakap putih yang melewati umur 3 bulan akan berubah

menjadi keabu - abuan dengan sirip berwarna gelap. Badan atau sirip

tidak terdapat corak bintik – bintik .

2. Ikan Tongkol ( Euthynnus affinis )

Klasifikasi dan morfologi

Menurut saenan, 1984 klasifikasi ikan tongkol ini adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Kelas : Pisces

21
Sub kelas : Teleostei

Ordo : Percomorphi

Famili : Scombridae

Genus : Ethynnus

Spesies : Euthynnus affinis

Ikan tongkol ini memiliki bagian kepala memanjang dan agak

meruncing dengan mulut yang meruncing kebawah, selain itu memiliki

bagian kelapa berawarna abu – abu yang mengkilat. Bagian badan

memanjang dengan bentuk pipih disertai dengan adanya sirip punggung,

dubur, perut dan juga dada pada bagian pangkal melengkung pada tubuh.

sehingga bagian sirip tersebut dapat dilipat masuk kedalam lekukan

tersebut. Dan bagian belakang dari sirip punggung dan sirip dubur

tersebut merupakan sirip tambahan kecil yang disebut dengan finlet. (

Djunhanda, 1981 ).

3. Ikan Sardinella

Klasifikasi dan morfologi

Kingdom : Chordata

Pilum : Chordata

22
Sub Pilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Clupeiformes

Famili : Clupeidae

Genus : Sardinella

Spesies : Sardinella.

Badannya bulat panjang dengan bagian perut agak membulat dan

sisik duri agak tumpul serta tidak menonjol. Warna badan biru kehijauan

pada bagian punggung,putih keperakan pada bagian perut bawah. Pada

bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris totol-

totol hitam sebanyak 10 – 20 buah. Siripnya berwarna abu-abu kekuning-

kuningan. Warna sirip ekor kehitaman demikian juga pada ujung

moncongnya. memiliki Ukuran : Panjang badan dapat mencapai 23 cm

dan umumnya antara 17 – 18 cm.

4. Cumi-cumi (Loligoindica)

23
Klasifikasi

Kingdom :Animalia

Filum :Molusca

Kelas :Chepalopoda Cumi-cumi (Loligoindica)

Ordo :Dibranchia

Family :Loligonidae

Genus :Loligo

Spesies : Loligoindica

Morfologi

 Memiliki tentakel, lengan alat penghisap siphon, insang, rectum, penis,

vena, pembuluh nadi, ginjaldan lain-lain. Masing-masing organ ini

memiliki fungsi.

 Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala ,leher, dan badan.

Kepalacumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena

dapat berfungsi untuk melihat

 Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2

tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang

berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel

terdapat alat penghisap atau sucker.

 isi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip yang penting untuk

keseimbangan tubuh.

 Pada dinding permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk

menyangga tubuh.

24
 Seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian

punggung, mantel melekat pada badan, sedangkan di daerah perut

tidak melekat, sehingga terbentuk rongga disebut rongga mentel.

 Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara, yaitu dengan

menggunakan tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga

mantel. Bila rongga mentel penuh air, dan air menyemprot melalu

isifon menyebabkan tubuh cumi-cumi terdorong mundur. (Jasin, 1984)

5. Hiu

Klasifikasi Ikan Hiu

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Chondrichthyes

Subkelas : Elasmobranchii

Superordo : Selachimorpha

Ordo : Carcharhiniformes

25
Famili : Sphyrnidae

Genus : Sphyrna

Spesies : Sphyrna sp.

Hiu adalah salah satu hewan yang termasuk anggota Condrichthyes

(ikan bertulang rawan). Hiu memiliki ciri-ciri utama yaitu :

1. Vertebrae hiu lengkap dan terpisah

2. Rahang hiu dapat di gerakkan

3. Hiu memiliki anggota gerak berpasangan

Adapun ciri khas Ikan Hiu adalah sebagai berikut:

1. Kulit dengan sisik plachoid dengan kelenjar mucus.

2. Mulut ventral dilengkapi gigi email. Cekungan hidung satu sampai dua

tanpa ada hubungan dengan rongga mulut, memiliki rahang atas dan

bawah.

3. Skeleton berupa tulang rawan tidak ada tulang keras, vertebrae lengkap

dan terpisah.

Bagian tubuh Ikan Hiu bila diamati dari luar yaitu:

1. Kepala meruncing kearah anterior

2. Mulut transversal

3. Mata

26
4. Insang jumlah 5-7 yang masingmasing lamelanya terpisah, tidak ada

gelembung udara atau vesicanatatoria

5. Sirip

b. Perairan Terumbu

1. Karang (Acropora cervicornis)

Klasifikasi terumbu karang yang berada di Indonesia, yaitu :

Kingdom : Animalia

Phylum : Cnidaria

Class : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora cervicornis

Warna : Coklat muda. Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.

Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..

Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang

jernih.

27
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni

arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris.

2. Kerapu Merah (Plectropomus leopardus)

Klasifikasi dan morfologi kerapu

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Serranidae

Genus : Plectropomus

Spesies : P. leopardus

Morfologi

Ikan kerapun merah (kerapu sunu) memiliki ciri bentuk badan

lonnjong dan tegap, badan memanjang, tinggi badan 1:2,9 sampai 1:3,9

28
kali panjang badan standar, panjang kepala 1:2,7 sampai 1:3,1 kali

panjang badan standar, jumlah duri pada sirip punggung adalah 7-8 buah,

sirip lunak pada sirip punggung adalah 10-12 dengan sirip terpanjang

pada sirip ke tiga, sirip anal terdiri atas 3 sirip kaku dan 8 sirip lunak,

sirip perut terdiri dari 5-17 sirip lunak, warna kerapu merah kecoklat-

coklatan , orange kemerah-merahan atau merah dengan banyak bintik

berwarna biru pada seluruh badan.

3. Kerang biji kopi (Cypraea annulus)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Mollusca

Class :Gastropoda

Super family : Cypraeoidea

Family : Cypraeaidae

Genus : Cypraea

Species : Cypraea annulus (Linnaeus, 1758).

Morfologi

Puntiran cangkang Cypraea annalus muda masih seperti cangkang

gastropoda umummya yang menonjol keluar dengan rongga cangkang

29
atau aperture lebih lebar . Cangkang Cypraea annalus berukuran panjang

antara 9-50mm, namun umumnya berkiras 15-20mm. Cangkang Cypaea

annalus dewasa memiliki kelengkapan dan tingkat pemipihan yang

beragam. Bagian punggung atau dorsal halus, mengkilap serta berwarna

putih kebiruan dengan sepasang garis melengkung berwarna kuning

keemasan berbentuk cincin. Bagian leteral atau sisi samping berwarna

lebih pucat dan bagian dasar atau basal berwarna krim serta memiliki

geligi yang agak kasar pada kedua bibirbagian dalam. Cypraea annalus

juga memiliki dua saluran atau canal masing-masing di bagian depan

disebut anterior canal dan saluran bagian belakang disebut posterior

canal.

4. Gurita

Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi gurita dapat dikelompokan berdasarkan tingkatan adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Mollusca

Kelas : Cephalopoda

30
Subkelas : Coloidea

Superorder : Octopodiformes

Ordo : Octopoda

Subordo : Incirrina

Famili : Octopodidae

Subfamili : Octopodinae

Roper (1984) mengidentifikasikan ciri-ciri gurita sebagai berikut:

 tangan sirkumolar tanpa tentakel berjumlah delapan buah;

 sirip subterminal (di sisi mantel) dan terpisah jauh, pada beberapa

spesies tidak terdapat sirip;

 cangkang tereduksi, bersifat vestigial, kartilagenus, atau bahkan tidak

ada;

 pengisapnya tidak memiliki cincin kitin, menempel langsung di

lengan tanpa batang/tangkai;

 mata terbuka dengan kelopak primer dan sekunder (konsentris);

 memiliki insang berupa kanal branchial yang terlipat di bawah filamen

(terdapat beberapa pengecualian);

 memiliki liver berstruktur tunggal dengan pankreas terpisah;

31
 memiliki gigi radula yang terpusat (rachidian) dengan satu proyeksi

dan dua atau lebih taring, gigi lateral pertama dan kedua berupa

geraham/gigi seri;

 tidak memiliki membran buccal;

 organ olfaktori berupa lubang bersilia.

c. Perairan Pantai

1. Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei)

Klasidikasi dan Morfologi

Klasifikasi udang putih atau Udang Vaname menurut (Effendie, 1997)

adalah sebagai berikut :

Kingdom ` : Animalia

Sub Kingdom : Metazoa

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Subkelas : Eumalacostraca

Superordo : Eucarida

32
Ordo : Decapoda

Subordo : Dendrobrachiata

Famili : Penaeidae

Genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Umumnya tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu

bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian

dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas yaitu 5 ruas di

bagian kepala dan 8 ruas dibagian dada. Bagian badan dan abdomen

terdiri dari 6 ruas tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota

badan (kaki renang) yang beruas-ruas. Pada ujung ruas keenam terdapat

ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. Bagian

kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau carapace bagian depan

meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk

kepala atau rostrum (Kordi, G. 2007).

2. Beledang

Klasifikiasi:

Filum : Chordata

Superkelas : Ginathostomata

33
Kelas : Osteichthyes

Super family : Trichiuroidea

Family : Trichiuridae, Gempylidae

Genus : Triciurus, Lepturacanthus

Spesies : Trichiurus Lepturus

Morfologi:

Badan sangat panjang, gepeng, ekornya sangat panjang bagai cemeti.

Kulit tidak bersisik, warna putih seperti perak, sedikit kekuningan. Sirip

perut tidak ada, sedangkan sirip duburnya terdiri dari sebaris duri-duri

kecil. Rahang bawah lebih panjang dari rahang atasnya. Mulutnya lebar

dan kedua rahangnya bergigi kuat dan tajam. Ikan ini bersifat karnivor..

ukuran panjangnya bisa lebih dari 1m. memiliki 1 lubang hidung pada

kedua sisi kepala. Sirip dorsalnya tumbuh sepanjang punggung

sedangkan sirip pektoralnya pendek dan sirip ventralnya kecil atau tidak

ada.

3. Ikan selar (Selaroides leptolepis)

Klasifikasi :

Kingdom : animalia

Phylum : Chordata

34
Sub-phylum : vertebrata

Class : Actinopterygii

Ordo : Perciformers

Family : carangidae

Genus : Selaroides

Species : Selaroides leptolepis

Morfologi:

 Panjang ikan dapat mencapai 20cm, umumnya 15cm

 Termasuk ikan pelagis kecil, pemakan plankton

 Memiliki tubuh yang jorong memanjang dan pipih tegak

(fusiform)

 Bentuk mulut subterminaal

 Mempunyai sisik-sisik kecil tipis jenis sikloid

 Sisi tubuh bagian atas berwarna kebiruan dan diikuti dengan garis

kuningdan sisi tubuh bagian bawah berwarna keperakan

 Bagian punggung ikan berwarna biru.

d. Perairan Estuarin

1. Umang-umang/Kelomang

35
Klasifikasi Umang-umang

Kingdom : animalia

Filum : Arthropoda

Subfilum : Mandibula

Class : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : pyolochelidae

Genus : Pagurus

Species : Pagarus bernhardus

2. Mngrove (Avicennia marina)

Klasifikasi dan Morfologi Mangrove Avicennia marina (Api-api putih)

Klasifikasi Avicennia marina menurut Cronquist (1981) adalah

sebagai berikut :

36
Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Magnoliopsida

Sub Classis : Asteridae

Ordo : Lamiales

Family : Acanthaceae

Genus : Avicennia

Species : Avicennia marina

Avicennia marina dikenal dengan nama api-api. marina memiliki

beberapa ciri yang merupakan bagian dari adaptasi pada lingkungan

berlumpur dan bergaram. Di antaranya, akar napas serupa paku yang

panjang dan rapat seperti pensil muncul ke atas lumpur di sekeliling

pangkal batangnya, akar percabangan yang tumbuh dengan jarak teratur

secara vertikal dari akar horizontal yang terbenam di dalam tanah.

Bagian atas permukaan daun ditutupi bintik-bintik kelenjar berbentuk

cekung (Oktavinus, 2013).

Selain itu pohon api-api memiliki beberapa ciri, antara lain memiliki

buah berbentuk bulir seperti mangga, ujung buah tumpul dan panjang 1

cm, daun berbentuk bulat telur dengan ujung tumpul, dan panjang daun

sekitar 7 cm, lebar daun 3-4 cm, permukaan atas daun berwarna hijau

mengkilat dan permukaan bawah berwarna hijau abu-abu dan suram.

37
Bentuknya semak atau pohon dengan tinggi 12 m dan kadang-kadang

mencapai 20 m, bunga bertipe majemuk dengan 8-14 bunga setiap

tangkai. Bentuk buah seperti kacang, tumbuh pada tanah berlumpur,

daerah tepi sungai, daerah kering serta toleran terhadap salinitas

yang sangat tinggi.

Daun api-api memiliki ruas atau tulang daun yang menyirip dan

teratur. Teksturnya tidak lunak apabila disentuh dengan tangan. Kulit

batang api-api memiliki warna cokelat muda, tipis, dan berserat. Pada

bagian dalam terlihat warna yang lebih cerah, yaitu putih kehijauan dan

sedikit berair (Handayani, 2012).

3. Kepiting rajungan (Portunus pelagicus)

Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi lengkap dari Rajungan menurut Suwignyo (1989) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Artropoda

Sub filum : Mandibulata

38
Kelas : Crustacea

Sub kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Brachyura

Famili : Portunidae

Genus : Portunus

Spesies : Portunus pelagicus

Ciri-ciri morfologi kepiting rajungan (Portunus pelagicus) adalah

sebelah kiri dan kanan karapaksnya terdapat duri yang besar. Duri-duri

sisi belakang matanya berjumlah sembilan buah (termasuk duri besar).

Rajungan jantan karapaksnya berwarna dasar biru ditaburi bintik-bintik

putih yang beraneka ragam bentuknya. Sedangkan yang betina berwarna

dasar hijau kotor dengan bintik-bintik seperti jantan (Soim, 1994). Pada

bagian perut (dada) kepiting jantan umumnya organ kelamin berbentuk

segitiga yang sempit dan agak meruncing dibagian depan, sedangkan

organ kelamin kepiting betina berbentuk segitiga yang relatif lebar dan

dibagian depannya agak tumpul (lonjong).

39
B. Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahi bahwa kosistem air

laut mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan ekosistem lainnya.

Ciri- ciri ekosistem laut ini secara umum adalah sebagai berikut:

 Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian permukaan

laut dengan bagian dalam atau kedalaman air laut.

 Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni semakin mendekati garis

khatulistiwa maka salinitas semakin tinggi.

 Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan juga cuaca (baca: iklim di

Indonesia).

 Didominasi oleh NaCI hingga mencapai 75%.

a. Jenis-jenis Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang beraneka ragam.

Berikut ini adala macam- macam dari ekosistem air laut:

1. Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut

paling dalam atau palung laut. Ekossitem ini tidak dapat ditembus oleh

cahaya matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah predator

dan ikan yang dapat memancaran cahayanya sendiri.

2. Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang

jernih. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain adalah

terumbu karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan juga

ganggang. Ekosistem terumbu karang ini mempunyai manfaat ekosistem

terumbu karang bagi biota laut dan manusia yang beraneka ragam.

40
3. Ekosistem estuari. Ekosistem ini berada di daerah percampuran air laut

dengan air sungai. Di ekosistem estuari ini terdapat ekosistem yang khas,

yakni ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove (baca: ciri-

ciri hutan mangrove).

4. Ekosistem pantai pasir. Ekosistem pantai pasir merupakan ekositem yang

berada di pesisir pantai dengan hamparan pasir. Tempat ini selalu terkena

deburan ombak dan cahaya matahari yang kuat pada siang harinya.

5. Ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem

yang meiliki banyak bongkahan batu yang besar maupun kecil. Banyak

organisme yang hidup di ekosistem ini, misalnya ganggang cokelat,

kepiting, kerang, siput, dan juga burung

41
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah mengidentifikasi biota laut bisa

diketahui berdasarkan klasifikasi dan morfologinya. Stiap perairan memiliki

jenis-jinis biota yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dilihat melalui

struktur tubuh, warna serta kebiasaan hidupnya.

B. Saran

Penulis menyarankan agar masyarakat Bengkulu lebih menjaga kekayaan

alam yang ada di Bengkulu ini. Dan karena melimpahnya kekayaan biota laut

yang ada di Bengkulu ini, penulis menyarankan untuk pemerintah agar kiranya

lebih mengekspos kekayaan biota laut yang ada di Bengkulu.

42
DAFTAR PUSTAKA

BUDIYANTO, A. 2000. Koleksi Foto Pusat Penelitian Oseanografi, Bidang

Sumberdaya Laut. Biota Laut dari Perairan Indonesia.

LAGLER, K.F., BARDACH and R. R. MILLER, 1962. Ichthyology. Wiley

International Edition, Singapore: 545 pp.

LILLEY, G.R. 1999. Buku Panduan Pendidikan Konservasi. Terumbu Karang

Indonesia. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Natural Resources

Management Program, USAID, Yayasan Pustaka Alam Nusantara dan The

NatureConservacy (Edisi Pertama): 55 hal.

MARWOTO, R.M. dan A. M. SINTHOSARI, 1999. Pengelolaan Koleksi Moluska.

Dalam: Buku Pegangan Pengelolaan Koleksi Spesimen Zoologi.

Yayuk, R. Suhardjono (Ed). Balai Penelitian dan Pengembangan Zoologi, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: 218

hal.

NONTJI, A. 2004. Upaya Anak Bangsa dalam Penyelamatan dan Pemanfaatan

Lestari Terumbu Karang.

COREMAP TAHAP. Oseana, Volume XXXI No. 1, 2006 38 38

sumber:www.oseanografi.lipi.go.id

Kantor Pengelola Program COREMAP, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia: 130 hal.

NYBAKKEN, J. W. 1993. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,

Jakarta: 325 hal.

43
PRATIWI, R. 1993. Beberapa Catatan Mengenai Kehidupan Udang Pistol.

OSEANA: Vol. XVIII, No. 2: 77-85. ROMIMOHTARTO, K. dan JUWANA, S.

1999.

Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta: 527 hal.

SUHARSONO, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia.

44

Anda mungkin juga menyukai