Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 3

EKOLOGI ESTUARI
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata kuliah : Ekologi Laut
Dosen: Abu Yajid Nukti, M.Pd.
HALAMAN JUDUL

Disusun Oleh:

Lathifah Nor Thoybah


1701140482
Isroul Lusiana Nur indah Sari
1701140490
Emiliasi Widyasari
1701140471

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2019 M

i
KATA PENGATAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
rhido nya lah kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Ekosistem
Estuari” tepat pada waktunya. Satu harapan supaya makalah yang kami buat
dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang berbagai macam pengetahuan
tentang membran plasma.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan yang dapat
ditemui dan karena itu maka kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga lebih sempurna
dan dapat mempermudah kita semua dalam belajar mata kuliah Biologi Sel ini.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Palangka Raya, 12 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGATAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan................................................................3

B. Fungsi Evaluasi Pendidikan......................................................................4

C. Tujuan Evaluasi Pendidikan......................................................................5

D. Manfaat Evaluasi Pendidikan....................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................7

A. Kesimpulan................................................................................................7

B. Saran..........................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal
sangat produktif dan paling mudah tergangu oleh tekanan lingkungan yang
diakibatkan kegiatan manusia maupun oleh proses-proses alamiah. Dilain
pihak sebagian besar penduduk dunia (hampir mencapai 70%) bermukim
disekitar wilayah pesisir dan sepanjang tepian sungai termasuk di Indonesia.
Pada Indonesia wilayah pantai dan laut yang cukup luas yang
memiliki sekitar 17.508 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah laut
sekitar 5,8 juta km2 dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km serta 472
sungai besar dan sungai kecil. Pada muara-muara sungai terbentuk ekosistem
estuaria yang merupakan percampuran air tawar dan air laut yang menjadikan
wilayah ini unik dengan terbentuknya air payau dengan salinitas yang
berfluktuasi. Perbedaan salinitas mengakibatkan terjadinya lidah air tawar dan
pergerakan massa di muara. Aliran air tawar dan air laut yang terus menerus
membawa mineral, bahan organik, serta sedimen dari hulu sungai ke laut dan
sebaliknya dari laut ke muara. Unsur hara ini mempengaruhi produktivitas
wilayah perairan muara. Karena itu, produktivitas muara lebih tinggi dari
produktivitas ekosistem laut lepas dan perairan tawar.
Komponen estuari dikenal sangat produktif dan paling mudah
terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia
maupun proses-proses alamiah. Lingkungan estuari umumnya merupakan
pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil,
terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Jenis perairan
estuary memiliki variasi inggi, apabila ditinjau dari beberapa faktor yaitu
faktor kimia, fisika, dan biologi sehingga membentuk suatu ekosistem yang
sangat kompleks.

1
Karakter lingkungan estuary dipengaruhi oleh  karakter sungai yang
membentuknya, yaitu banyaknya air tawar dan sedimentasi yang dibawanya,
seta dipengaruhi pula oleh karakter lautan, yaitu pasang surut,
pola gelombang, kadar garam, serta arus laut. Adanya aliran air tawar yang
terjadi terus menerus dari hulu sungai dan adanya proses gerakan air akibat
arus pasang surut yang mengangkut mineral-mineral, bahan organik dan
sedimen merupakan bahan dasar yang dapat menunjang produktifitas perairan
di wilayah estuaria yang melebihi produktifitas laut lepas den perairan air
tawar. Oleh karena itu, lingkungan wilayah estuaria menjadi paling produktif,
sehingga menjadi sangat menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas lebih mendalam mengenai ekologi estuary.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ekosistem estuari?
2. Bagaimana klasifikasi ekosistem estuari?
3. Bagaimanakah Sirkulasi Estuari?
4. Apa saja jenis flora dan fauna ekosistem estuari?
5. Apakah faktor lingkungan pembatas perairan estuari?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ekosistem estuari
2. Mengetahui klasifikasi ekosistem estuari
3. Mengetahui Sirkulasi Estuari
4. Mengetahui jenis flora dan fauna ekosistem estuari
5. Mengetahui lingkungan pembatas perairan estuari

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekosistem Estuari


Estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang berada pada bagian
hilir sungai dan masih berhubungan bebas dengan laut dan menerima
masukan air tawar dari daratan sehingga memungkinkan terjadinya
percampuran antara air tawar dan air asin.
Di perairan estuari, arus pasang surut sangat dominan pengaruhnya
dibandingkan dengan arus yang ditimbulkan oleh angin atau gelombang
sehingga perilaku estuari sangat tergantung pada aksi pasang surut perairan
laut dan aliran sungai yang merupakan peubah bebas.
Estuari adalah badan air yang bergerak dinamis sebagai tempat
bertemunya air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Adanya perbedaan
karakteristik antara air tawar dan air asin maka percampuran yang terjadi
diantaranya tidak akan terjadi dengan mudahnya, terkadang percampuran
dapat terjadi dengan sempurna tetapi kadang pula akan terstratifikasi
membentuk lapisna tersendiri.
Perairan estuari sering dikaitkan dengan ekosistem pantai lainnya,
seperti teluk, delta, hutan rawa, dan hutan mangrove. Estuari berfungsi
sebagai sistem penyaringan serta kolam pengendapan lumpur sungai dan
menjadi contoh bagi adanya saling ketergantungan antara sistem daratan
dengan lautan.
Kombinasi pengaruh air asin dan air tawar pada perairan estuari akan
menghasilkan komunitas yang khas dengan kondisi lingkungan yang
bervariasi, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tempat bertemunya arus air sungai dengan arus pasang surut yang
berlawanan menyebabkan suatu pengaruh kuat pada sedimentasi,
percampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh
besra pada biotanya.

3
2. Percampuran kedua massa air tersebut menghasilkan sifat fisik lingkungan
yang tidak sama dengan air sungai dan air laut.
3. Perubahan akibat pasang surut mengharuskan organisme menyesuaikan
secara fisiologis dengan lingkungannya.
4. Tingkat salinitas perairan estuari tergantung pada pasang surut air laut,
banyaknya aliran air sungai dan tofografi daerah tersebut sehingga sistem
ekologi pada daerah esturari sangat berbeda dengan sungai dan laut.1

Adanya aliran air tawar yang terus menerus dari hulu sungai dan
adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang mengangkat mineral-
mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar yang dapat
menunjang produktifitas perairan di wilayah estuaria yang melebihi
produktifitas laut lepas dan perairan air tawar. Hal ini mengakibatkan estuaria
mempunyai peran ekologis penting karena : sebagai sumber zat hara dan
bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang surut (tidal circulation),
penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground) dan
sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery
ground) terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang. Perairan estuaria
secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman, tempat
penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan
dan kawasan industri2

B. Klasifikasi Ekosistem Estuari


Berdasarkan karakteristik geomorfologinya, perairan estuari dapat
digolongkan menjadi empat tipe, yaitu:
1. Estuari daratan pesisir, paling umum dijumpai yang pembentukannya
terjadi akibat kenaikan permukaan air laut yang menggenangi sungai di
bagian pantai yang landai.

1
Husain Latuconsina, 2018, Ekologi Perairan Tropis Edisi kedua, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, hlm 123-124
2
DG Bengen, 2002, Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan laut Serta
Prinsip Pengelolaannya, Bogor: PKSPL IPB, hlm 72

4
2. Estuari laguna atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting
pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai sehingga menghalangi
interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.
3. Estuari fjords, merupakan estuari yang dalam dan terbentuk oleh aktivitas
gletser yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.
4. Estuari tektonik, terbentuk oleh aktivitas tektonik (gempa bumi atau
letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah
yang kemudian digenangi oleh air laut saat pasang.
Secara horizontal, salinitas yang tertinggi berada pada daerah
perbatasan antara estuari dengan laut, sementara yang terendah berada pada
daerah di mana air tawar masuk ke estuari. Sedangkan secara vertikal,
salinitas pada lapisan atas kolam air umumnya lebih rendah daripada salinitas
air pada lapisan bawahnya. Hal ini disebabkan karena air tawar cenderung
terapung di atas air asin yang lebih besar berat jenisnya karena mengandung
banyak garam-garam.
Berdasarkan pola sirkulasi dan stratifikasi air, estuari digolongkan
menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Estuari berstratifikasi sempurna (estuari baji garam), yaitu tipe estuari
dengan stratifikasi salinitas yang kuat dan dicirikan oleh adanya batas yang
jelas antara air tawar dan air asin. Estuari tipe ini ditemukan di daerah
dengan aliran air tawar dari sungai yang vesar lebih dominan daripada
instrusi air asin dari laut yang dipengaruhi oleh pasang surut. Tipe ini
dijumpai pada sungai yang berarus lebih besar dari arus pasang surut
sehingga air tawar yang dibawa oleh sungai cenderung melimpasi air
garam yang lebih besar dari laut.

5
2. Estuari berstratifikasi sedang, yaitu tipe yang terjadi akibat adanya gerakan
pasang surut yang menyebabkan terjadinya pengadukan pada kolom air
hingga terjadi pertukaran air secara vertikal. Pada permukaan air
cenderung mengalir keluar sedangkan air laut merayap masuk dari bawah.
Arus pasang dan arus sungai memiliki kekuatan yang seimbang sehingga
salinitas akan secara gradual meningkat seiring kedalaman perairan.

3. Estuari homogen ventrikal (campuran sempurna), bila gerakan pasang


surut sangat dominan sehingga air cenderung bercampur dengan baik dari
atas sampai ke bawah, menyebabkan salinitas menjadi homogen secara
ventrikal yang bervariasi seiring status pasang surutnya karena berada di
bawah kendali pasang surut maka salinitas di semua titik dapat berubah
secara drastis bergantung pada kedudukan pasang surut, artinya saat terjadi
surut air laut maka salinitas didominasi oleh air tawar yang datang dari
sungai, sedangkan pada saat pasang masukan air lautlah yang menentukan
besaran salinitas. Hal ini biasanya terjadi di muara yang kecil.

6
Berdasarkan distribusi sinitas, perairan estuari dikelompokkan atas
tiga tipe, yaitu:
1. Positive estuary (estuari positif), di mana proses penguapan dari
permukaan air kurang dari volume air tawar dari run-off dan air hujan yang
berlangsung masuk ke estuari. Air tawar keluar dari atas air asin yang
masuk dari laut, dan air bercampur perlahan-lahan secara ventrikal daru
dasra permukaan. Umumnya tipe estuari ini ditemukan pada daerah
temperate.

2. Negative estuary (estuari negatif), di mana terjadi kondisi yang berlawanan


dengan tipe positive estuary, yang penguapan dari permukaan air melebihi
air tawar dari run-off dan hujan yang masuk ke estuari. Tipe estuari ini
banyak dijumpai di daerah tropis, terutama pada daerah di mana
pemasukan air tawarsangat terbatas. Penguapan menyebabkan salinitas
permukaan naik menyebabkan massa air bagian permukaan lebih berat
daripada yang ada di bawah. Setelah terjadi penguapan dan percampuran
massa air tersebut keluar melalui dasar perairan.

7
3. Neutural estuary (estuari netral), yaitu tipe estuari yang suplai air tawar ke
estuari seimbang dengan yang menguap, dan kondisi ini menciptakan nilai
salinitas yang statis.3

C. Sirkulasi Estuari
Estuari merupakan suatu mintakat peralihan (zona transisi) antara
lingkungan sungai dengan lingkungan laut, dan dengan demikian,
dipengaruhi baik oleh karakter sungai yang membentuknya (misalnya
banyaknya air tawar dan sedimentasi yang dibawanya), maupun oleh karakter
lautan di sisi yang lain (misalnya pasang surut, pola gelombang, kadar garam,
serta arus laut). Oleh karena itu, daerah ini memiliki perbedaan salinitas yang
mengakibatkan terjadinya proses pergerakan masa air. Air asin yang memiliki
masa jenis lebih besar dari pada air tawar, menyebabkan air asin di muara
yang berada di lapisan dasar dan mendorong air tawar menuju laut. Sistem

3
Husain Latuconsina,…, hlm 124-127

8
sirkulasi dalam estuaria yang demikian inilah, yang mengilhami proses
terjadinya up-welling.

System sirkulasi estuary yang mengakibatkan proses up-welling

Proses pergerakan antara masa air laut dan air tawar ini menyebabkan
terjadinya stratifikasi yang kemudian mendasarnya tipe-tipe estuaria, yaitu:
1. Estuaria berstratifikasi sempurna atau estuaria baji garam (salt wedge estuary),
jika aliran sungai lebih besar dari pada pasang surut sehingga mendominasi
sirkulasi estuaria;

2. Estuaria berstratifikasi sebagian atau parsial (moderately stratified estuary),


jika aliran sungai berkurang, dan arus pasang surut lebih dominan maka akan
terjadi percampuran antara sebagian lapisan masa air;

9
3. Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal (well-mixed
estuaries), jika aliran sungai kecil atau tidak ada sama sekali, dan arus serta
pasang surut besar, maka perairan menjadi tercampur hampir keseluruhan dari
atas sampai dasar4

D. Jenis Flora dan Fauna Ekosistem Estuari


Organisme pada perairan estuari dapat dikelompokkan ke dalam lima
pengelompokan sebagai berikut :
1. Oligostenohaline, kebanyakan merupakan organisme air tawar. Umumnya
fauna yang hidup di sungai dan perairan tawar tidak tahan pada salinitas

4
EP Odum, 1998, Dasar-Dasar Ekologi edisi 4, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press, hlm 67-69

10
0,1 %, tetapi beberapa spesies oligohaline ada yang dapat hidup pada
salinitas di atas 5 %.
2. Organisme estuari, umumnya adalah organisme laut yang hidup di pusat
estuari yang dapat hidup di perairan laut, di temukan di estuari karena
kompetisi dengan hewan lainnya.
3. Euryhaline, umumnya organisme laut yang hidupnya di daerah estuari
dengan distribusi dari laut sampai ke pusat estuari yang tidak tahan pada
salinitas sekitar 18 %.
4. Polystenohaline, adalah organisme laut yang hidup di mulut estuari pada
salinitas sampai 25 %
5. Organisme Peruaya, kebanyakan berupa ikan dan kepiting yang tinggal di
estuari hanya sebagian dari siklus hidupnya, misalnya ikan salmon
(salmosalar) dan sidat (Anguilla anguilla) yang menggunakan estuari
sebagai rute menuju sungai atau laut.
Secara umum, keanekaragaman organisme pada perairan estuari
menurut progresif dari perairan laut yang bersalinitas tinggi ke perairan tawar
yang bersalinitas rendah. Keanekaragaman terkecil biasanya di jumpai pada
zona perairan bersalinitas 4-6 %. Meskipun jumlah jenis organisme yang
hidup pada daerah estuari rendah tetapi kepadatan organisme jauh lebih tinggi
dibandingkan daerah perairan sungai dan perairan laut.
Organisme yang hidup di perairan estuari sangat dipengaruhi oleh
proses sedimentasi dan variasi salinitas yang besar. Salinitas air pada perairan
estuari tergantung pada pasang surut air laut, jumlah aliran air tawar dan arus,
serta bentuk topografi wilayah. Variasi salinitas mengharuskan organisme
melakukan adaptasi atau penyesuaian secara fisiologis dengan
lingkungannya.
Secara umum terdapat tiga tipe adaptasi organisme pada perairan
estuari yaitu :
1. Adaptasi morfologis, yang memiliki rambut-rambut halus (setae) untuk
menghambat penyumbatan permukaan ruang pernapasan oleh partikel
lumpur.

11
2. Adaptasi fisiologis, yang berhubungan dengan mekanisme fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan ion ion cairan tubuh (osmoregulasi) dalam
menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
3. Adaptasi tingkah laku, pembuatan lubang ke dalam lumpur (substrat dasar
perairan) karena kurangnya kemampuan melakukan osmoregulasi dan
untuk menghindari pemangsaan.
Organisme yang dapat bertahan hidup di perairan estuari yang selalu
mengalami fluktuasi harian salinitas yang dapat memengaruhi fluktuasi
parameter lingkungan lainnya adalah organisme yang dapat melakukan
strategi adaptasi. Dengan demikian, secara umum tingkat keanekaragaman
organisme penghuni estuari lebih rendah dibandingkan perairan tawar dan
laut.
Dua alasan mendasar yang menyebabkan keanekaragaman organisme
estuari rendah, yaitu :
1. Ketidakmampuan organisme air tawar menoleransi kenaikan salinitas dan
organisme air laut menoleransi penurunan salinitas.
2. Hanya organisme tertentu yang mampu bertahan hidup di perairan estuari
karena memiliki kemampuan/strategi untuk bertahan hidup pada
lingkungan yang berfluktuatif.
3. Sedikitnya jumlah spesies tersebut, terutama disebabkan oleh fluktuasi
kondisi lingkungan sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan
fisiologis yang mampu bertahan hidup di estuari. Selain miskin dalam
jumlah spesies fauna, estuari juga miskin flora.
4. Fauna pada perairan estuari yang mampu berdistribusi dengan laut adalah
ikan karena mobilitas yang tinggi sehingga mampu berpindah untuk
menyesuaikan dengan kondisi salinitas yang selalu berfluktuasi setiap
saat.5

5
Husain Latuconsina, …, hlm127-128

12
E. Faktor Lingkungan Pembatas Perairan Estuari
Faktor yang mempengaruhi percampuran air di perairan estuari adalah
sebagai berikut :
1. Pasang surut, yang memberikan pengaruh yang signifikan karena dapat
menyebabkan terjadinya turbulensi dan pencampuran dalam skala besar di
perairan estuari
2. Aliran air sungai, yang mengalir di permukaan pada satu waktu tertentu
akan mengalami pencampuran dengan air asin yang mengalir di bagian
dasar dari perairan estuari

13
3. Angin dan gelombang, yang memengaruhi pencampuran massa air. Kedua
hal ini mempunyai pengaruh yang kecil di estuari, kecuali pada saat
pengaruh pasang surut itu kecil. Angin juga akan mengakibatkan
bervariasinya gelombang yang terjadi di permukaan dan dalam perairan
yang berdampak pada proses pencampuran di estuari.
Adapun faktor pembatas pada ekosistem estuari, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Pasang surut. Pada daerah yang memiliki perbedaan pasang surut besar,
pasang naik akan mendorong air laut masuk jauh kearah hulu estuari
sehingga menggeser isohaline ke arah hulu. Kondisi surut sebaliknya,
menggeser isohaline ke arah hilir. Arus pasang surut berperan penting
sebagai pengangkut zat hara dan plankton, juga berperan mengencerkan
dan menggelontorkan limbah dari perairan estuari.
2. Suhu. Variasi suhu air pada perairan estuari terjadi karena masuknya air
tawar dari perairan sungai. Ketika air tawar masuk estuari dan bercampur
dengan air laut, terjadi perubahan suhu. Akibatnya, suhu perairan estuari
lebih rendah di musim dingin dan lebih tinggi di musim panas dari suhu air
laut di dekatnya.
3. Arus. Arus di estuari terutama disebabkan oleh ritme pasang surut dan
aliran sungai. Selang waktu yang dibutuhkan sejumlah massa air tawar
untuk dikeluarkan dari estuari disebut penggelontoran. Selang waktu ini
dapat menjadi tolak ukur keseimbangan suatu sistem estuari. Selang waktu
mengalirnya air dari sungai ke dalam estuari dan masuknya air laut melalui
arus pasang surut menciptakan suatu gerakan dan transpor air yang
bermanfaat bagi biota estuari, khususnya plankton yang hidup tersuspensi
dalam air.
4. Kekeruhan. Kekeruhan tertinggi terjadi saat aliran sungai maksimum.
Kekeruhan minimum dekat dengan mulut estuari karena sepenuhnya
berupa air laut dan makin meningkat menjauh ke arah hulu sungai.

14
5. Salinitas. Fluktuasi salinitas umum terjadi di perairan estuari. Pola gradien
salinitas bervariasi, bergantung pada musim, topografi estuari, pasang
surut dan jumlah air tawar.
6. Oksigen terlarut. Masuknya air tawar dan air laut ke dalam estuari,
bersama kedangkalan, pengadukan dan pencampurannya menyebabkan
cukupnya persediaan oksigen terlarut pada kolom air karena kelarutan
oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas.
7. Unsur hara (nutrien). Perairan estuari termasuk perairan yang subur karena
menjadi tempat penampungan nutrien dari daratan. Menurut Nybakken
(1992), perairan pantai termasuk estuari menerima sejumlah besar nutrien
penting seperti fosfat dan nitrat melalui aliran dan daratan sehingga
aktivitas di daratan memberikan sumbangan nutrien yang tinggi.
8. Sedimen. Kebanyakan estuari didominasi substrat belumpur berasal dari
sedimen yang di bawa air laut maupun ait tawar. Sungai mengangkut
partikel lumpur tersuspensi, ketika mencapai dan bercampur dengan air
laut di estuari, kehadiran berbagai ion yang berasal dari air laut
menyebabkan partikel lumpur menggumpal membentuk partikel yang
lebih besar dan berat serta mengendap membentuk dasar lumpur. Air laut
juga mengangkut materi tersuspensi ketika masuk ke estuari, kondisi
terlindung mengurangi gerakan air yang mempertahankan berbagai
partikel dalam suspensi. Akibatnya partikel mengendap dan berperan
dalam membentuk substrat berlumpur atau pasir. Sebagian besar partikel
lumpur di perairan estuari bersifat organik (kaya bahan organik) yang
merupakan bahan makanan penting bagi organisme heterotrof. 6

6
Husain Latuconsina, …, hlm 132-135

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang berada pada bagian hilir
sungai dan masih berhubungan bebas dengan laut dan menerima masukan
air tawar dari daratan sehingga memungkinkan terjadinya percampuran
antara air tawar dan air asin.
2. Klasifikasi Ekosistem estuari dapat digolongkan berdasarkan karakteristik
geomorfologinya, pola sirkulasi dan stratifikasi air.
3. Sirkulasi estuari diakibatkan air asin yang memiliki masa jenis lebih besar
dari pada air tawar, menyebabkan air asin di muara yang berada di lapisan
dasar dan mendorong air tawar menuju laut. Sistem sirkulasi dalam
estuaria yang demikian inilah, yang mengilhami proses terjadinya up-
welling.
4. Organisme pada perairan estuari dapat dikelompokkan ke dalam lima
pengelompokan yaitu Oligostenohaline, Organisme estuari, Euryhaline,
Polystenohaline, Organisme Peruaya .
5. Adapun faktor pembatas pada ekosistem estuari, diantaranya adalah
Pasang surut, Suhu, Arus, Kekeruhan, Salinitas, Oksigen terlarut, Unsur
hara (nutrien) dan Sedimen.

B. Saran
Dalam penyelesaian makalah ini kelompok kami merasakan masih ada
kekurangan dan ketidak sempurnaan, oleh karena itu kami mohon kritik dan
saran yang membangun agar kelompok kami dapat lebih mengerti dalam
makalah-makalah selanjutnya nanti.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bengen, DG. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan laut
Serta Prinsip Pengelolaannya. Bogor: PKSPL IPB
Latuconsina, Husain. 2018. Ekologi Perairan Tropis Edisi kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Odum, EP. 1998. Dasar-Dasar Ekologi edisi 4. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press.

17

Anda mungkin juga menyukai