Kelompok 1
Disusun Oleh:
1. Budi Yusrifan NIM : 1701140484
2. Ellyda Hartati NIM : 1701140475
3. Vira Andini NIM : 1701140498
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang kepada-Nya kita
menyembah dan kepada-Nya pula kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam
kepada Nabi Junjungan kita yakni Nabi Muhammad ()صلى ا هلل عليه وسلم. Khatamun
Nabiyyin, beserta para keluarga dan sahabat serta seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman.
Dengan rahmat dan hidayah dari Allah ()سبحانه وتعالى, kami diberikan
kemampuan untuk menyelesaikan tugas dari ibu Abu Yajid Nukti, M.Pd. untuk
membuat makalah yang memuat materi tentang “Fisika Air Laut dan Kimia Air
Laut”.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah
ini kurang sempurna, maka apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini mohon
dimaafkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ................................................................................................... 33
B. Saran ............................................................................................................. 33
ii
BAB I PENDAHU LUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air laut merupakan campuran antara berbagai garam dan air. Sebagian
besar air laut berasal dari kondensasi awal saat Bumi mulai terbentuk dan
mendingin. Air ini dilepaskan dari litosfer saat kerak bumi mengeras.
Penambahan massa air laut juga terjadi karena kegiatan vulkanisme dan
tektonisme. Sebagianunsur kimia terlarut yang ditemukan di laut berasal dari
semua daratan di Bumi. Bahan kimia ini dihasilkan dari batuan di benua yang
melapuk kemudian dibawa kelaut oleh aliran sungai.
Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmu yang
mempelajari lautan. Oseanografi fisika spesialis membahas sifat-sifat fisika yang
ada dilaut. Oseanografi kimia spesialis membahas prosesreaksi-reaksi antara
molekul, unsur, ataupun campuran dalam sistem samudra yang menyebabkan
perubahan zat secara reversibel dan ireversible. Oseanografi geologi spesialis
membahas bangunan dasar samudra yang berhubungan dengan struktur dan
evolusi samudra. Oseanografi biologi spesialis membahas sisi hayati demi
mengungkap siklus kehidupan organisme yang ada disamudra.
Air laut merupakan suatu medium yang unik. Sebagai suatu sistem,
terdapat hubungan erat antara faktor biotik dan faktor abiotik, karena suatu
komponen dapat mempengaruhi komponen lainnya. Sifat fisika dan kimia yang
terbentuk bukan saja mempengaruhi jenis dan komposisi flora dan fauna, tetapi
dapat menentukan kelimpahan suatu organisme. Melalui proses biologis, maka
biota yang menempati lingkungan laut tersebut akan banyak mengubah sifat
fisika dan kimia air. Pengaplikasian studi Oseanografi fisika dapat dilakukan
dengan cara mengukur pasang surut, ombak, arus, angis dan lain-lain, sehingga
dapatdiperoleh gambaran dasar tentang studi tersebut.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sifat fisik dan kimia air laut?
2. Bagaimanakah fisika air laut?
3. Bagaimanakah kimia air laut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia air laut.
2. Untuk mengetahui fisika air laut.
3. Untuk mengetahui kimia air laut.
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3
4
atas laut lebih tinggi daripada tekanan udara di atas daratan, sehingga timbul
angin laut yang mengalir dari laut ke darat atau mengalir dari tekanan tinggi
ke tekanan yang lebih rendah. Prosesnya diawali dari kapasitas panas air yang
lebih tinggi daripada kapasitas panas daratan membuat daratan lebih cepat
panas daripada laut. Konsekuensinya tekanan udara di atas daratan lebih
rendah daripada tekanan udara di atas laut. Sebaliknya, pada malam hari
daratan lebih cepat melepaskan panas daripada laut sehingga tekanan udara di
atas daratan lebih tinggi daripada tekanan udara di atas laut. Akibatnya
berembus angin dari darat ke laut (angin darat).1
1
Widya Prarikeslan, Oseanografi,(Jakarta : Kencana, 2016), hlm. 16-17.
5
Densitas air laut sangat dipengaruhi oleh suhu dan salinitas. Air dingin
memiliki densitas lebih besar dibandingkan dengan air hangat karena
perbedaan kerapatan molekul-molekul air. Lebih lanjut, air dengan
salinitas tinggi memiliki densitas yang lebih tinggi dibanding dengan air
dengan salinitas rendah karena berat dari ion-ion penyusun garam tersebut.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa air laut dengan suhu yang dingin
dan salinitas yang tinggi akan memiliki nilai densitas yang cukup besar.
Densitas dan suhu memiliki hubungan yang berbanding terbalik, namun
densitas dan salinitas memiliki hubungan yang berbanding lurus. Seperti
halnya suhu dan salinitas, densitas juga memiliki lapisan di kolom perairan
dengan perubahan nilai densitas yang cukup signifikan yang disebut
dengan lapisan pycnocline.
Densitas diukur dengan CTD dengan memamfaatkan data pengukuran
suhu dan konduktivitas yang digunakan untuk mengetahui nilai salinitas.
Setelah suhu dan salinitas diketahui nilainya, maka nilai densitas dapat
dengan mudah diketahui. Selain dengan CTD, densitas juga dapat diukur
dengan menggunakan grafik hubungan antara suhu dan salinitas yang
disebut dengan diagram TS (TS diagram). Metode penghitungan ini
dilakukan dengan memplot nilai suhu pada sumbu Y dan nilai salinitas
pada sumbu X.
Densitas air laut merupakan jumlah massa air laut per satu satuan
volume. Densitas merupakan fungsi langsung dari kedalaman laut, serta
dipengaruhi juga oleh salinitas, temperatur, dan tekanan. Pada umumnya
nilai densitas berkisar antara (1,02-1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta berkurangnya temperatur.
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari
dinamika laut. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas
adalah p (rho). Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas
(S), dan tekanan (p). Kebergantungan ini dikenal dengan persamaan
keadaan air laut, maka rumusnya:
6
p=p(T.S.P)
keterangan:
p = Massa jenis
T = Temperatur
S = Salinitas
P = Tekanan
Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg/m3. Densitas
maksimum terjadi si atas titik beku sedangkan untuk salinitas di bawah
24,7 dan di bawah titik beku untuk salinitas di atas 24,7, hal ini
mengakibatkan adanya peristiwa konveksi panas. Air laut lebih padat
karena terdapat salinitas, maka densitas air laut adalah 1027 kg/m3.
3. Tekanan
Tekanan air laut bertambah terhadap kedalaman, kedalaman air laut
biasanya diukur dengan menggunakan echo sounder atau CTD
(Conductivity, Temperature, Depth). Tekanan didefinisikan sebagai gaya
per satuan luas, semakin kedalam tekana air laut akan semakin besar. Hal
ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya yang bekerja pada lapisan yang
lebih dalam. Satuan dari tekanan dalam cgs adalah dynes/cm2, sedangkan
dalam mks adalah Newton/m2.
Tekanan pada satu kedalaman bergantung pada masaa air yang berada
di atasnya. Persamaan yang digunakan untuk mengukur harga kedalaman
dari harga tekanan adalah hidrostatis, yaitu:
dp = p.g.dh
Keterangan:
dp = perubahan tekanan
p = densitas air laut
g = percepatan gravitasi
dh = perubahan kedalaman
jadi, jika tekanan beruba sebesar 100 dbar, dengan harga percepatan
gravitasi g=9.8m/det2 dan densitas air laut p=1025 kg/m3, maka perubahan
kedalamannya adalah 99,55 meter. Variasi tekanan di laut berada pada
7
laut cenderung lebih tinggi pada kolom air yang lebih dalam. Hal ini
disebabkan sebaran suhu secara vertikal di daerah lintang tinggi
cenderung konstan rendah, sehingga salinitas cenderung lebih tinggi pada
perairan dalam. Penurunan massa jenis air laut yang signifikan di bawah
lapisan permukaan laut menyebabkan terbentuknya lapisan pycnocline,
yaitu massa jenis air di bagian atas relatif ringan pada daerah ekuator dan
subtropis. Massa air dingin di perairan dalam meluas dan merata ke dasar
laut. Lapisan campuran di permukaan memiliki sifat yang seragam
karena adanya pencampuran massa air yang disebabkan oleh arus dan
gelombang.
7. Suhu
Suhu diukur dengan satuan derajat. Satu derajat celcius (1oC) sama
dengan 1,8 derajat Fahrenheit. Suhu dapat juga didefinisikan sebagai
pengukuran langsung terhadap rata-rata energi kinetik yang membentuk
substansi yang dapat memberikan respons terhadap masukan atau keluaran
panas (Garrison, 2006). Energi kinetik yang dimaksud merupakan energi
gerak, sehingga semakin tinggi suhu, semakin besar kecepatan molekul
pada substansi di mana suhu diukur. Suhu alami air laut berkisar antara
suhu di bawah -5oC sampai lebih dari 33oC (Bhatt, 1978). Beberapa
kondisi meteorologi yang mempengaruhi suhu permukaan laut antara lain
curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin
dan intensitas radiasi matahari. Perubahan suhu di laut berpengaruh
terhadap gejala fisika di laut dan biota laut. Sebagian besar air samudra
dingin karena matahari hanya mampu menembus perairan laut sampai
beberapa meter saja. Perairan laut di Indonesia umumnya memiliki sebaran
suhu secara vertikal. Sebaran suhu secara vertikal terbagi menjadi tiga
lapisan yaitu lapisan hangat di bagian teratas (biasa disebut mixed layer
atau lapisan campuran), termoklin di bagian tengah dan lapisan dingin di
bagian bawah. Termoklin di daerah ekuator terlihat lebih jelas karena
tingginya suhu di lapisan permukaan, sedangkan termoklin di daerah
beriklim sedang dan dingin cenderung berubah-ubah karena adanya
12
perubahan musim dari bagian tahun yang satu ke tahun yang lainnya. Suhu
menjadi faktor fisik yang sangat penting di laut, berguna untuk
mengidentifikasi massa air tertentu bersama salinitas dan bersama tekanan
dapat menentukan densitas air laut. Air berdensitas rendah berada di
lapisan atas dan air dengan densitas tinggi akan berada di lapisan
bawahnya.
2
Castro, Hubber. Marine Biology, 3rd edition. (USA: Me Graw Hill Companies, 2000),
hlm. 1-12.
13
Air memiliki sifat yang sangat baik sebagai transportasi panas karena
memiliki kapasitas panas yang tinggi. Arus hangat di sisi sebelah kanan
membawa sejumlah panas dari ekuator ke kutub, sementara itu arus
dingin mengalir berlawanan arah pada sisi sebelah timur. Arus di lautan
seperti alat pengukur suhu raksasa, memiliki suhu hangat di daerah
14
3
Bhatt, J. Oceanography Exploring the Planet Ocean. (New York : D Van Nostrand
Company, 1978), hlm. 12-13.
15
4
Hutabarat S. Evans, Pengantar Oseanografi, (Jakarta : Universitas Indonesia-Press,
1986), hlm. 14-15.
16
5
Romimohtarto K. Juwana S. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut, (Jakarta : Pusat
Penelitian dan Pengembangan Oseanografi- LIPI, 1999), hlm. 17-18.
18
6
Nontji, A. Laut Nusantara, (Jakarta : Djambatan, 2007), hlm. 19-21.
24
gaya yang terbesar berada pada bagian bumi yang terdekat dengan bulan
dan gaya yang paling lemah pada bagian yang terjauh dari bulan.
Permukaan bumi sebagian besar tertutup air akibat adanya gaya
Pembangkit pasang ada dua tonjolan massa air di mana satu bagian
terdapat pada permukaan bumi yang dekat dengan bulan dan tonjolan
lainnya terdapat pada sisi yang paling jauh dari bulan.
- Jenuh CaCO3
b. Garam
1. Laut Terbuka
Kadar garamnya rerata 3,45 %, dengan komposisi:
ION (dalam GRAM / LITER
larutan) AIR (%)
-
CI 1,898
Na++ 1,056
SO4- 0,265
Mg++ 0,127
Ca 0,04
K+ 0,038
HCO3- 0,014
Br - 0,0065
7
M. Lutfi Firdaus, Oseanografi, (Yogyakarta : LeutikaPrio, 2017), hlm. 12-15.
28
Di sini akan sedikit dijelaskan mengenai siklus nitrogen, fosfor, sulfur dan
karbon.
a. Siklus Nitrogen
Siklus nitrogen merupakan aliran kompleks nitrogen dari
lingkungan ke organisme dan kembali lagi ke lingkungan. Pada siklus
ini molekul protein dalam biota dipecah menjadi bentuk anorganik oleh
dekomposer terutama bakteri denitrifikasi. Hasilnya menjadi nitrat,
yang merupakan bentuk paling mudah dikonsumsi oleh tumbuhan hijau.
Kemudian bakteri merombak nitrat menjadi gas amonia. Nitrogen pun
kembali ke atmosfer dalam bentuk amonia. Bakteri kemudian
memperbaiki nitrogen dan memanfaatkan nitrogen dari lingkungan
yang telah disediakan oleh tanaman sebagai nutrien.
c. Siklus Sulfur
Sulfur dalam perairan merupakan sulfat, dimanfaatkan oleh tanaman
dalam bentuk pengurangan. Sulfur dimanfaatkan oleh asam amino
tertentu kemudian dikonversi menjadi protein. Protein dikonsumsi oleh
tanaman dan hewan dan dikeluarkan dalam bentuk ekskresi. Saat
limbah organik di dekomposisi oleh bakteri, terbentuk hidrogen sulfida.
Beberapa hidrogen sulfida teroksidasi menjadi sulfat oleh bakteri sulfur,
kemudian sisanya teroksidasi secara aerobik. Sulfat di dalam air sekali
lagi dimanfaatkan oleh tanaman dan siklus sulfur pun lengkap .
30
8
Widya Prarikeslan, ..., hlm. 21-25.
32
Artinya: “ Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”. Al-an’am:
59)
BAB III PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Air laut adalah air tawar yang mengandung 3,5 persen garam-garam, Air
murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana. Molekul
air tawar terdiri dari dua atom H+ dan satu atom O-. Struktur molekul air tawar
(H2O) unik, di mana sudut antara atom H+ dan atom O- adalah 150o . Kondisi
dan dinamika perairan laut sangat dipengaruhi antara lain parameter
Oseanografi fisika dan kimia. Parameter oseanografi fisik dan kimia ini
penting, karena berpengaruh terhadap kondisi dan kualitas perairan.
2. Bagian dari fisika air laut yaitu meliputi : temperatur, densitas, tekanan, warna,
massa jenis, suhu, arus, gelombang, dan pasang surut.
3. Kimia air laut adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari lautan.
Hampir semua unsur kimia pada tabel periodik juga ada (terlarut) di dalam air
laut, dengan konsentrasi yang bervariasi mulai dari level persen, permil, ppm,
ppb, sampai dengan ppt. Interaksi berbagai unsur kimia di laut ini juga terjadi
dengan berbagai lingkungan lainnya seperti biosfer, atmosfer,dan geosfer.
4. Bagian dari kimia air laut yaitu meliputi : komposisi kimia air laut, nutrien air
laut, salinitas, dan konduktivitas air laut.
B. Saran
Pada penulisan makalah kali ini diharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan apabila ada kesalahan dalam penulisan diharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.
33
DAFTAR PUSTAKA
34