Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 1

STRUKTUR SEL
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata kuliah : Anatomi Tumbuhsn
Dosen: Nanik Lestariningsih, M.pd.
HALAMAN JUDUL

Disusun Oleh:
Lathifah Nor Thoybah
1701140482
Yunia Dwi Friska
1701140496
Dedy Idamansyah
1701140472
Noor Farida
1701140488
Meylisa Nur Azmi
1701140501

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu”alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT atas berkat dan rahmatNya lah yang telah memberi
kemudahan dalam menyelaisaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar memberikan manfaat serta memperluas ilmu tentang
“Struktur Sel” bagi pembaca, yang tentu saja di sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan berbagai
macam tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu dapat teratasi. Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusun
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Allah SWT.

Menyadari dari makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna baik dari
segi penulisan, maupun penyusunan materinya. Kritik dan saran sangat di harapkan
untuk menyempurnakan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Palangkaya Raya, 6 Maret 2019

penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
A. Dinding Sel .................................................................................................... 2
B. Protoplas ........................................................................................................ 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16
A. Kesimpulan .................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya struktur sel sangat lah rumit. Sel memiliki bentuk,
ukurna dan struktur yang bervariasi. Namun pada dasarnya sel tumbuhan dan
hewan memiliki persamaan yaitu memiliki satuan struktur. Satuan struktur dari
sel tumbuhan terdiri atas dinding sel dan protoplas.
Dinding sel merupakam salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakan
dengan sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuhan dan memeprtahankan
bentuknya. Diniding sel juga memiliki komponen yang menyusun nya. Umum
nya ada tiga lapisan yang ada pada dinding sel yaitu lapisan primer,lamela
tengah dan lapisan sekunder sementara protplas merupakan bagian sel yang
berada di sebelah dalam dindiing sel, yang kemudian protoplas ini terdiri dari
komponen protoplasmik dan komponen non protoplasmik. Untuk itu akan
dibahas lebih rinci lagi didalam pembahsan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk struktur sel?
2. Apa yang dimaksud dengan dinding sel?
3. Apa yang dimaksud dengan protoplasma?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang termasuk struktur sel
2. Mengtahui apa yang dimaksud dengan dinding sel
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan protoplasma

1
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Dinding Sel
Dinding sel dimiliki hampir semua sel tumbuhan vaskular, dinding sel
ini berfungsi sebagai pelindung. Beberapa sel tumbuhan tidak mempunyai
dinding sel, misalnya sel spora yang motil pada alga dan jamur serta sel-sel
seksual pada tumbuhan rendah maupun tumbuhan tinggi. Keberadaan dinding
sel merupakan cirikhas yang membedakan sel tumbuhan dan sel hewan.
Polisakarida umumnya merupakan bagian besa penyususn sel. Selain
itu dapat juga ditemukan protein, lemak dan mineral. Umum nya dinding sel
berstruktur kompleks dan biasanya terdiri dari tiga lapis, yaitu lamela tengah,
dinding primer dan dinding sekunder.1
1. Lapisan Dinding Sel
a. Diniding Primer
Dinding primer, dibandingkan dengan keseluruhan sel, atau
bahkan dinding sekunder saja sangat tipis. Tebal antara 1-3 µm2,
Komponen utama penyusun dinding sel adalah selulosa, merupakan
molekul tunggal yang terdiri atas unit-unit rantai glukosa yang panjang
lurus tak bercabang yang ujungnya saling berhubungan. Setiap molekul
mengandung glukosa dalam jumlah tak terbatas. Kadang kadang lebuh
dari 10.000 unit glukosa. Beratus ratus molekul itu seperti rantai terjalin
membentuk benang benang halus yg disebut mikrofibril. Pada
beberapa tempat terdapat rantai selulosa tersusun rapi yag membentuk
semacam berkas teratur yg bersifat sebagai kisi-kisi kristalin. Ini
disebut misel atau daerah kristalin. Pada daerah lain rantai-rantau itu
tersusun kurang beraturan dan membentuk daerah-daerah non kristalin,
yang disebut dengan daerah antarmisel.

1
Susetyo setjo dkk, 2004, Anatomi Tumbuhan, (Malang: Universitas Negeri Malang),
hlm 15
2
Frank. B Salisbury, 1995, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung: Institut Teknik Bandung),
hlm 5

2
Dinding sel meristematik yang sedang membelah dan tumbuh
adalah diniding primer. Tebal diniding primer tidak merata sehingga
tampak berseling antara dinding yang tebal dan tipis. Perubahan pada
dinding Primer reversibel, dinding primer dapat kehialangan tebal yang
diperoleh dan subtansi nya mungkin digeser atau digantikan subtansi
lainnya.3
b. Lamela Tengah
Subtansi intterseluler yang merekatkan dinding primer dua sel
yang bersebelahan disebut lamela tengah. Lamela tengah terutama
tersususn dari senyawa pektin yang tampaknya berupa suatu campuran
kalsium dan magnesium pekat.
c. Dinding Sekunder
Umunya pada sel yang telah berkembang penuh terjadi
penebalan dinding berikutnya; dindig sel yang terbentuk lebih
kemudian itu disebut dinding sekunder. Dinding sekunder lebih padat
dari dinding primer. Biasanya diniding primer memiliki 3 lapisan yaitu
dalam, tengah dan luar.
Dinding sekunder tersusun atas selulosa dan polisakarida non
selulosa dan hemiselulosa. Terkadang bisa lebih dari tiga lapis. Lapisan
terdalam kadang hanya berupa sabuk, yang disebut sabuk tersier.4
2. Penebalan Dinding Sel

Pertumbuhan dinding sel dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu


pertumbuhan permukaan dan pertumbuhan menebal. Pertumbuhan menebal
nampak jelas pada dinding sekunder tetapi juga biasa terjadi pada dinding
primer.
Penimbunan bahan dinding di atas lapisan yang telah ada disebut
aposisi, sedangkan penimbunan bahan dinding dengan cara penyisipan di
antara bahan dinding yang telah ada dikenal sebagai intususespsi. Arah

3
Neil A. Campbell dkk, 1987, Biologi edisi kelima jilid, (jakarta: Earlangga) hlm 135
4
Susetyo…, hlm 17-18

3
penebalan dinding sel secara aposisi biasanya sentripetal (penebalan ke arah
dalam), misalnya terdapat pada sel epidermis daun beringin pada
pembentukan sistolit. Arah penebalan dinding lainnya adalah secara
sentrifugal (penebalan ke arah luar), misalnya pada dinding luar butir polen
dan spora lainnya, yaitu dalam pembentukan eksin. Contoh lain pada rambut
daun (trikoma) daun keluwih. Penebalan sentrifugal ini dapat berlangsung
secara intususepsi.

Sel-sel yang pada akhirnya menjadi trakea, trakeid dan serabut


menunjukkan penebalan dinding sel melalui berbagai cara. Penebalan ini
terjadi karena penimbunan suatu substansi keras yang disebut lignin pada
permukaan dalam dinding sel. Biasanya bahan penebalan (lignin) dinding
sekunder tidak di letakkan secara seragam melainkan membentuk pola
khusus misalnya anular, spiral, bentuk tangga, jala dan bernoktah.

Pada penebalan anular (cincin) penimbunan lignin terjadi terjadi


dalam bentuk cincin-cincin pada permukaan dalam dinding sel. Penebalan
demikian ini biasanya terdapat pada trakea dan trakeid. Penebalan spiral
umumnya terdapat pada trakea tumbuhan biji tertutup. Penebalan
skalariformis (penebalan bentuk tanga) terjadi karena lignin ditimbun dalam
bentuk batang-batang melintang seperti anak tangga; tipe penebalan ini
umum terdapat pada trakea xilem dan trakeid protoxilem.

Penebalan dinding tipe jala umum dijumpai pada trakea batang, akar
dan daun tumbuhan biji tertutup dan trakeid protoxilem. Pada penebalan
bernoktah seluruh bagian dalam dinding sel menebal kurang lebih secara
seragam dengan di sana sini terdapat daerah-daerah kecil yang tidak
menebal yaitu noktah.

3. Plasmodesmata

Sel tumbuhan dikelilingi oleh dinding sel, protoplas yang berada


didalamnya tidaklah sepenuhnya terisolasi. Protoplas suatu sel tetap
berhubungan dengan protoplas sel didekatnya melalui benang sitoplasma

4
halus. Benang-benang sitoplasma ini disebut plasmodesmata (bahasa
Yunani: desmos yang berarti benang). Plasmodesmata dapat melewati pori-
pori kecil pada dinding sel primer dan lamela tengah di antara sel-sel yang
berdekakatan, sehingga protoplas kedua sel dapat berhubungan. Fungsi
plasmodesmata diperkirakan berkaitan dengan transpor zat dan penerusan
rangsang dari protoplas sel yang satu ke protoplas sel tetangganya
Plasmodesmata membentang melintasi noktah.

4. Noktah

Noktah dibentuk secara berpasangan dengan letak saling


berhadapan pada sisi-sisi dinding sel yang berlawanan, dan secara
morfologis sering disebut pasangan noktah. Suatu noktah yang menghadap
ruang antar sel tidak memiliki noktah pasangannya disebut noktah buta.

Bagian-bagian pokok noktah ialah ruang noktah dan membran


noktah. Membran noktah tersusun tiga lapis, yaitu lamela tengah dan
dinding primer masing-masing sel yang bertetangga. Noktah dapat
dibedakan menjadi tiga tipe yaitu noktah sederhana, noktah ladam dan
noktah setengah ladam. Noktah ladam disebut juga noktah berhalaman.

Pada noktah yang mempunyai dinding sekunder sangat tebal


mempunyai atap noktah yang tersusun dari dinding sekunder yang tumbuh
melengkung dengan satu lubang di atas yang disebut mulut noktah.
Lengkungan dinding sekunder ini menjadi pembatas ruang noktah dari
lumen sel dan noktah demikian tebal maka mulut noktah terdiri atas mulut
luar, saluran dan mulut dalam; mulut (apertura) dalam adalah dekat dengan
lumen sel.

Pasangan noktah yang terdiri atas noktah dua noktah yang semuanya
tanpa atap noktah disebut noktah sederhana. Pasangan noktah yang terdiri
atas dua noktah yang kedua-duanya memiliki atap noktah disebut noktah
ladam. Pasangan noktah yang terdiri atas satu noktah beratap noktah

5
beradapan dengan noktah pasangan tanpa atap noktah disebut noktah
setengah ladam.

Pada noktah ladam, membran noktah agak menebal di bagian sentral


dan bagian yang menebal ini disebut torus; torus dikelilingi oleh bagian tepi
yang tetap tipis, aliran cairan dari sel ke sel melalui bagian yang tipis ini.

5. Ruang Antar Sel

Umumnya sel-sel meristematik atau sel-sel muda tidak mempunyai


ruang antar sel di antara sel-sel tersebut, tetapi demikian sel-sel ini menjadi
lebih tua, dindingnya terpisah pada tempat-tempat tertentu sehingga
menimbulkan ruang-ruang kecil yang disebut ruang antar sel. Biasanya
ruang antar sel berisi udara atau air. Ruang antar sel umumnya dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu ruang antar sel sizogen dan ruang antar sel
lisigen.

a. Ruang antar sel sizogen


Ruang antar sel yang paling umum merupakan akibat dari
pemisahan dinding-dinding sel antara yang satu dari yang lain, dalam
hal ini substansi interseluler terlarut sebagian dan sebuah ruang antar
sel berkembang. Akhirnya ruang antars sel ini menjadi cukup luas dan
disebut rongga sizogen.
Ruang antar sel yang biasa dan rongga sizogen membangun
suatu sistem salur; interseluler panjang yang saling berhubungan,
sistem saluran ini memberi kemudah; difusi gas dan cairan dari bagian
yang satu ke bagian yang lainnya dalam tubuh tumbuhan. Contoh yang
khas ialah saluran resin pada tumbuhan yang tergolong Coniferale
saluran sekresi pada tumnbuhan golongan Compositae dan
Umbelliferae. Sel-sel yang menjadi batas dinding rongga saluran adalah
sel sekresi dan melepaskan produk-produknya ke saluran tersebut.

6
b. Ruang antar sel lisigen
Tipe ruang antar sel ini terbentuk melalui pembongkaran sel-sel
secara keseluruhan karena itu disebut ruang antar sel lisigen ( Yunani,
lysis berarti melonggarkan. Rongga atau ruang antar sel ini menyimpan
air, gas dan minyak esensial. Rongga tipe ini umumnya terdapat pada
tumbuhan air dan banyak tumbuhan monokotil. Rongga sekresi pada
Eucalyptus ( minyak kayu putih), Citrus (jeruk) dan Gossypium
(kapang) tergolong antar ruang antar sel tipe ini.5

B. Protoplas
Protoplas terdiri atas bagian bermembran dan tanmembran. Dengan
memakai pengawet yang cocok, dan disiapkan guna diamati dengan mikroskop
elektron transmisi, penampang melintang membran tampak seperti dua garis
hitam, masing-masing setebal 2,5 nm, dipisahkan oleh garis pucat setebal 3,5
nm, sehingga disebut membrane ganda yang dipisahkan oleh ruang sempit.
Jenis membran seperti itu disebut satuan membran.6
Protoplas setiap sel berisi komponen protoplasmik dan
nonprotoplasmik. Komponen protoplasmik atau komponen hidup meliputi
antara lain nukleus, plastida dan mitokondria sedangkan komponen
nonprotoplasmik atau komponen tak hidup yang utama ialah vakuola, produk
makanan, produk sekresi dan produk sisa.

1. Komponen Protoplasmik
a. Sitoplasma
Kolliker memberi nama sitoplasma untuk substansi yang terdapat
di sekitar nukleus. Menurut Guilliermond dan Sharp kata sitoplasma
telah digunakan untuk menunjuk semua bagian di dalamsel kecuali
nucleus. Sitoplasma dan berbagai badan protoplasmik (misalnya nukleus,
plastida, mitokondria) memiliki karakteristik fundamental yang sama.

5
Ibid, hlm 22
6
Estiti B. Hidayat, Anatomi Tumbuhan Berbiji, Penerbit ITB, Bandung, 1995, hal. 16

7
Sitoplasma meliputi sebagian protoplas, sitoplasma merupakan
substansi agak cair, transparan dan lebih padat daripada air. Sitoplasma
berisi air (85-90%), substan organik dan anorganik baik dalam bentuk
larutan maupun koloid. Mikroskop elektron menggambarkan terdapat
diferensiasi bermembran di dalam sitoplasma yang terutama yaitu
retikulum endoplasma dan diktiosom. Membran permukaan yang
membatasi sitoplasma dari dinding sel disebut membran plasma atau
plasmalema atau disebut juga dengan istilah ektoplas, sedangkan yang
membatasi sitoplasma dari vakuola disebut membran vakuola atau
tonoplas; lapisan-lapisan protoplasmik ini bersifat semipermeabel.
Sitoplasma bagian tengah atau di sebelah dalam plasmalemma tersebut
berbutir, disebut dengan polioplasma (polioplas). Butir-butir halus
tersebut disebut dengan mikrosoma atau fisoda. Sitoplasma juga
mencakup organela berbagai ukuran. Organela merupakan suatu badan
atau unit protoplasmik di dalam sitoplasma sel yang mempunyai fungsi
khusus.

b. Nukleus

Pusat kontrol suatu sel adalah nukleus. Kromosom dan gen


terdapat di nukleus menentukan karakter, kegiatan dan “takdir” setiap sel
secara individual. Setiap nukleus di sisi luarnya dikelilingi oleh membran
nukleus. Membran ini cukup mirip dengan membran sel (ektoplas).
Membran nukleus berupa lapis rangkap yang tersusun dari protein dan
lemak. Bagian utama nukleus terdiri atas kromatin yang selama
pembelahan sel menjadi tampak jelas sebagai sejumlah tertentu
kromosom. Granula tertentu yang disebut kromosenter terdapat dalam
kromatin. Setiap nukleus terdiri atas membran nukleus, cairan nukleus
(nukleoplasma), nukleus dan kromatin.

Setiap nukleus dikelilingi membran pembatas yang disebut


membran nukleus. Dengan mikroskop elektron dapat ditunjukkan
membran nukleus tersusun dari membran rangkap, kedua membran ini

8
dipisahkan oleh perinukleus. Di sebelah dalam membrane nucleus
ditemukan cairan nukleus atau karyolimf atau disebut juga sebagai
nukleoplasma. Didalam nukleoplasma ini terdapat ribosom nukleus dan
jarring-jaring kromatin yang berkembang menjadi kromosomdan tampak
jelas selama pembelahan sel.

c. Mitokondria

Mitokondria adalah organel dalam sitoplasma yang pada preparat


mikroskop elektron tampak dalam berbagai bentuk, yaitu ada yang
bundar, lonjong, memanjang, bentuk tongkat dan kadang-kadang ada
yang bercuping. Mitokondria merupakan tempat peristiwa-peristiwa
kimia yang memasok energi bagi sel, juga bertanggungjawab untuk
sintesis lemak. Setiap mitokondria terbungkus membran rangkap, di
antara kedua membran berisi cairan yang kaya koenzim. Membran dalam
mempunyai juluran ke dalam yang berupa deretan lipatan-lipatan yang
disebut krista.

Mitokondria mengemban dua fungsi penting, yaitu penghasilan


energi melalui reaksi oksidasi dan pensekresian secara aktif energi
biologis. Dalam fungsi yang pertama, karbohidrat, protein dan lemak
dibongkar secara bertahap menjadi molekul yang lebih kecil; selama
proses ini terjadilah transfer energi. Dalam fungsi yang kedua energi
tidak dikeluarkan dalam bentuk panas melainkan energi meniti molekul-
molekul lin yang mengandung fosfat (PO4), dalam hal ini energi tersebut
disimpan melalui proses fosforilasi dalam bentuk ikatan fosfat tenaga
tinggi sehingga molekul yang menyimpan energi utama itu disebut ATP.

d. Plastida

Plastida adalah organel yang khas bagi sel tumbuhan. Bentuk,


ukuran dan warna bermacam-macam. Plastida terdapat di dala sitoplasma
sel tumbuhan (kecuali bakteri, alga biru, jamur) plastida ada yang

9
mengandung pigmen klorofil, karotenoid, ada yang menjadi pusat
penimbunan tepung, protein, dan minyak.

1. Leukoplas
Leukoplas adalah plastida tak berwarna, terdapat dalam sel
jaringan tumbuhan yang umumnya tidak terkena sinar matahari.
Leukoplas meliputi amiloplas (menyimpan tepung), elaioplas
(menyimpan minyak dan substansi berlemak) dan aleuroplas
(menyimpan protein). Leukoplas mudah pecah, pada sediaan segar
leukoplas lebih mudah pecah dibandingkan kloroplas.
Amiloplas terdapat dalam daun lembaga, endosperma dan
dalam organ-organ penyimpan misalnya umbi kentang. Elaioplas
terdapat dalam jaringan tumbuhan monokotil dan lumut hati.
Aleuroplas ditemukan pada banyak biji.
2. Kromoplas
Kromoplas adalah sel tumbuhan yang berpigmen. Beberapa
ahli sitologi menggunakan istilah kromoplas hanyak untuk plastida
berwarna yang tidak mengandung klorofil dan memisahkan plastida
berklorofil dari kromoplas menjadi kelompok sendiri yaitu kloroplas.
Kromoplas berwarna merah, kuning, atau orange misalkan
buah tomat, akar wortel mengandung pigmen kartenoid. Bentuk
sangat bervariasi, umumnya mempunyai bentuk tak teratur, ada pula
tife gramular, bersudut dan menggarpu. Bentuk-bentuk tak beraturan
dan berujung runcing diperkirakan disebabkan oleh kehadirannya
subtansi berwarna khususnya karoten dan karopteoid dalam bentuk
kristalin, sepeti yang terdapat pada kar Daucus.
Kromoplas berhubungan dengan warna pada bungan, buah dan
akar. Kromoplas dapat berasal dari kloroplas melalui perusakan
sistem grana yang ada dalam kloroplas atau dapat pula berkembang
dari leukoplas.

10
3. Kloroplas
Deretan peristiwa penangkapan energi sinar, pengubahannya
menjadi energi kimia, dan menyimpan dalam molekul-molekul yang
diturunkan dari karbon dioksida dan air, dikenal sebagai fotosintesis.
Fotosintesis diawali dengan penangkapan energi sinar melalui
absorpsi pada klorofil. Peristiwa ini terjadi di kloroplas.
Kloroplas merupakan aslah satu struktur sitoplasmatik terbesar
yang dapat diamati dengan mikroskop majemuk. Ukuran, bentuk dan
distribusinya bervariasi pada sel dan jenis tumbuhan yang berbeda,
tetapi relatif konstan pada jaringan yang sama. Jumlah kloroplas
setiap sel bervariasi pada tumbuhan yang berbeda. Pada beberapa
alga, misalnya Spirogyra, hanya ada satu kloroplas dalam setiap sel,
waktu sel membelah pada saat yang sama kloroplas juga membelah.
Pada satu sel jaringan sponsa daun rumput dapat mempunyai 30-50
kloroplas, pembelahan terjadi pada waktu belum dewasa, atau tingkat
proplastid, dan tidak ada hubungan dengan pembelahan sel.
Kloroplas dewasa dibungkus membran semipermeabel yaitu
suatu membran tersusun dua lapis yang terpisah. Di dalam kloroplas
terdapat dua daerah, yaitu daerah berlamel dan daerah nonlamel yang
disebut sroma. Stroma merupakan bagaian matriks kloroplas, dalam
stroma dapat ditemukan berbagai partikel dan molekul, ribosom, pusat
stroma berprotein tinggi.
Di dalam srtoma juga ada sistem membran lipoprotein yang
berisi klorofil. Sistem membran ini merupakan tempat reaksi-reaksi
sinar maupun sistem transpor elektron yang berlangsung selam
fotosintesis. Di dalam membran tilakoid kloroplas ditemukan partikel
kuantosom yang tertata berderet, partikel kuantosom merupakan unit
fundamental yang bertanggung jawab dalam konvensi kuantum energi
sinar menjadi energi kimia.
Fungsi kloroplas ialah mengambil bagian secara aktif dalam
fotosintesis. Peristiwa fotosintesis diawali oleh penangkapan energi

11
sinar melalui absorsi klorofil yang ada di dalam kloroplas yang pada
akhirnya sinar diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam
gula. Dengan demikian kloroplas adalah pengubah energi rangkap
karena energi gula dan ATP dapat digunakan oleh sel dalam berbagai
cara.
e. Lisosom, Sferosom, dan Mikrotubul
1. Lisosom
Lisosom terdapat pada beberapa sel meristematik tumbuhan.
Lisosom berbeda dari mitokondria karena tidak memiliki krista dan
enzim khas yang dikandungnya. Enzim yang dikandung dalah enzim
hidrolitik, produk pembakaran menyebar keluar dari lisosom dan
masuk ke mitrokondria yang kemudian mengalami pembongkaran
lebih lanjut dalam proses respirasi. Lisosom juga terkait dengan
pencernaa protein.
2. Sferosom
Sferosom biasanya berbentuk bundar diselubungi membran,
berisi lemak dan berbagai enzim seperti lisosom. Bahan ini berkaitan
dengan sintesis lemak dan substansi sejenis lainnya. Disamping terkait
dengan penyimpanan dan transpor lemak sferosom juga diperkirakan
sebagai perantara dalam biosintesis malam (lilin), kutin dan senyawa
sejenis lainnya.
3. Mikrotubul
Mikrotubul biasanya terdapat berlekatan dengan dinding sel.
Mikrotubul ini diperkirakan bertanggung jawab bagi orientasi sintesis
selulosa. Struktur ini tampak jelas selam proses mitosis sebagai
benang-benang sitoplasma.
2. Komponen Nonprotoplasmik
a. Vakuola
Vakuola (latin vacuus berarti kosong) adalah rongga didalam
sitoplasma yang berisi cairan, cairan ini disebut cairan sel,yang
komposisinya dapat beragam dalam sel yang berbeda bahkan dalam

12
vakuola yang berbada dalam satu sel yang sama. Rongga yang berisi
cairan sel disebut tonoplas sebagai pembatas sitoplasma dari rongga sel
itu beberapa vakuola berupa tetes-tetes kecil dalam sitoplasma sel-sel
meristematik.

Setiap tetes tersebut adalah vakuola yang penuh dengan cairan


sel, vakuola-vakuola kecil ini meluas dan akhirnya menyatu sehingga
terbentuklah suatu vakuola besar peluasan vakuola-vakuola itu diiringi
oleh pemasukan air kedalam sel. Dengan pemasukan air kedalam sel,
ukuran sel akan bertambah dan akhirnya sel tersebut mencapai ukuran
beberapa kali lebih besar daripada volume sel merismatik asalnya.
Selama proses peluasan sel dan vakuola tersebut nucleus dan sitoplasma
tidak banyak bertambah dalam ukuran, dan pada sel yang telah
bervakuola penuh maka sitoplasma membentuk lapis parietal disebelah
dalam dinding sel dan sejumlah benang-benang sitoplasma yang melintas
vakuola sentral.

Nukleus mungkin digantung oleh benang-benang sitoplasma


tersebut dipisat vakuola atau terbenam dilapis sitoplasma parietal. Cairan
sel yang mengisi vakuola terdiri atas larutan cair berbagai senyaa
organic, ion organic selalu ada, khususnya yang merupakan hasil
disosiasi nitrat,sulfat, dan fosfat alkalin tertentu dan logam tanah-alkalin,
dan karbondioksida dalam larutan juga dapat ditemukan. Glukosa dan
fruktosa khususnya lazim ditemukan dalam cairan sel daun, sukrosa
terdapat sel berlimpah dalam akar gula bit dan batang tebu. Inulin yaitu
polisakarida terlarut ditemukan pada umbi dahlia, karbohidrat lainnya
yang kurang lazim ada dalam cairan sel meliputi dekstrin, monitol dan
berbagai pentose sedangkan pectin terlarut kadang-kadang dapat
ditemukan dalam cairan sel senyawa berlendir juga terdapat dalam cairan
sel dan menyebabkan sifat berlendir sitoplasma. Lendir terdapa
berlimpah dalam cairan sel berbagai umbi, misalnya pada bawang merah
dan dalam daun banyak tumbuh sukulen. Tanin dapat juga ditemukan

13
dalam cairan sel, tannin merupakan senyawa kompleks yang larut dalam
air dan alcohol pigmen antosianin sering ditemukan dalam cairan sel
kehadiran asam-asam ini dalam cairan sel dan dalam bentuk garamnya
yang tak larut, asam oksalat dianggap sebagai produk sisa metabolism sel
kalsium oksalat terdapat dalam bentuk kristel dengan berbagai tipe
sedangkan kalsium karbonat jarang ditmukan dalam bentuk sistolit .

Senyawa bernitrogen yang larut dapat juga ditemukan dalam


cairan sel senyawa-senyawa ammonium dapat juga ditemukan disamping
protein yang menjadi penyusun bagian protoplasma yang hidup protein
tak hidup dapat ditemukan terlarut dalam cairan sel atau bentuk butir-
butir menyerupai Kristal yang dikenal sebagai kristaloid. Pada banyak
biji yang khususnya mengandung minyak, vakuola berisi protein terlarut
dalam jumlah besar dan demikian biji mengering dan masak protein-
protein tersebut diubah menjadi butiran-butiran aleuron. Lemak dan
minyak sering ditemukan dalam sel tumbuhan khususnya dalam biji
tertentu dalam bentuk tetes-tetes atau bulata-bulatan kecil terdapat
didalam cairan sel atau protoplasma atau dikedua-duanya

Subtansi lainnya yang kadang-kadang dapat ditemukan termasuk


berbagai basa organic misalnya basa purin dan alkaloid resin juga dapat
ditemukan tetapi penyebarannya terbatas terdapat dalam sel-sel khusus
atau saluran pada tumbuhan tertentu dan minyak esensial juga dihasilkan
beberapa tumbuhan minyak esensial ini biasanya terdapat sebagai
campuran senyawa organic yang komlek misalnya alcohol,ester-ester
keton aldehid dan hidrokarbon. Resin juga bukan sebagai senyawa kimia
sederhana melainkan suatu campuran subtansi yang tak larut dalam air
dan mengandung asam resin, ester resin dan resen semuanya adalah
subtansi kompleks dengan berat molekul tinggi.

14
b. Subtansi Organik
Subtansi ergastik (dari bahasa yunani erg yang berarti kerja)
adalah produk-produk metabolisme, subtansi ini dapat muncul dan
hilang pada waktu yang berbeda dalam hidup satu sel, subtansi ergastik
dapat berupa produk-produk cadangan atau sisa yang merupakan hasil
dari kegiatan seluler dan biasanya mempunyai struktur yang lebih
sederhana daripada badan-badan protoplasmic. Contoh nya produk
produk makanan seperti karbohidrat dari butir tepung, Protein, Inulin
dll.7

7
Susetyo…, hlm 33

15
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan
 Yang termasuk dalam struktur sel adalah dinding sel dan protoplas
 Dinding sel merupakan salah satu cirikhas yang membedakan antara sel
tumbuhan dan sel hewan, umum nya dinding sel berstruktur kompleks dan
biasanya terdiri dari tiga lapis, yaitu lamela tengah, dinding primer dan
dinding sekunder
 Protoplas setiap sel berisi komponen protoplasmik dan nonprotoplasmik.
Komponen protoplasmik atau komponen hidup meliputi antara lain nukleus,
plastida dan mitokondria sedangkan komponen nonprotoplasmik atau
komponen tak hidup yang utama ialah vakuola, produk makanan, produk
sekresi dan produk sisa.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Neil A. Campbell dkk. 1987. Biologi edisi kelima jilid. jakarta: Earlangga

Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB

Susetyo Setjo dkk. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang

Frank. B Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Institut Teknik Bandung

17

Anda mungkin juga menyukai