Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 6

HALAMAN JUDU L

MAKALAH
“GNETOPHYTA”
Makalah disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Botani Tumbuhan Tinggi
Dosen Pengampu : Nanik Lestariningsih, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Cindy Kartika Nim: 1701140492
Ema Puspitasari Nim: 1701140476
Riski Adi Gunawan Nim: 1601140454
Ratih Widyastuti Nim:1701140474
Sendi Okta Saputra Nim:1701140498

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN AJARAN 2018 M / 1440H

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga Penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“GNETOPHYTA” yang baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nanik Lestariningsih, M.Pd. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Botani
Tumbuhan Tinggi yang telah memberikan bimbingan kepada kami, sehingga
makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Penyusun juga berterima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Melalui makalah ini, Penyusun menjelaskan pengertian Gnetophyta, ciri-
ciri morfologi dan klasifikasi divisi gnetophyta, proses reproduksi dan siklus
hidup gnetophyta, manfaat dan kerugian, serta hubungan antara tumbuhan
gnetophyta dengan integrasi tumbuhan. Oleh sebab itu, penulis berharap makalah
ini bisa bermanfaat bagi penulis umumnya dan pembaca khususnya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan agar para pembaca bisa
memberikan pendapat berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah ini,agar di masa mendatang penulis dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi. Atas perhatian dan waktunya, penyusun sampaikan banyak terima
kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Palangka Raya, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................1

C. Tujuan ........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3

A. Pengertian Gnetohyta .................................................................................3

B. Ciri-Ciri Morfologi dan Klasifikasi Divisi Gnetophyta .............................4

C. Proses Reproduksi dan Siklus Hidup Gnetophyta .....................................6

D. Manfaat dan Kerugian Dari Tumbuhan Gnetophyta .................................9

E. Hubungan Antara Tumbuhan Gnetophyta dengan Integrasi al-Qur’an .....9

BAB III PENUTUP ...............................................................................................11

A. Kesimpulan ..............................................................................................11

B. Saran ........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

iii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Spermatophyta merupakan anggota Plantae sejati dan menghasilkan biji
untuk perkembangannya, tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang
menghasilkan biji. Semua tumbuhan berbiji adalah heterospora, yang berarti
memiliki dua jenis sporangia yang berbeda. Megasporangia menghasilkan
megaspore yang akan menjadi gametofit betina, dan mikrosporangia
menghasilkan mikrspora yang akan menjdai gametofit jantan. Dalam
Klasifikasi tumbuhan berbiji ini di golongkan menjadi tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tumbuhan berbiji terbuka ini memiliki bakal biji yang berada di luar
permukaan megasporofilnya atau analiginya di sebut sisik pendukung bakal
biji, yang berkelompok menjadi strobilus berkayu dan disebut runjung.
Tumbuhan berbiji terbuka yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah
Coniferophta, Cycadophyta, Gingkophyta dan Gnetophyta.
Pada makalah ini akan membahas mengenai Gnetophyta divisi dari
anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) merupakan divisi yang
dianggap paling maju di antara ke empat divisi pada gymnospermae.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari divisi Gnetophyta?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dan Klasifikasi divisi gnetophyta?
3. Bagaimana proses reproduksi dan siklus hidup Gnetophyta ?
4. Apa manfaat dan kerugian dari tumbuhan Gnetophyta?
5. Bagaiman hubungan antara tumbuhan Gnetophyta dengan integrasi
al-Qur’an?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari divisi gnetophyta.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri morfologi dan klasifikasi divisi gnetophyta.
3. Untuk mengetahui proses reproduksi dan siklus hidup gnetophyta.
4. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari tumbuhan gnetophyta.
5. Bagaiman hubungan antara tumbuhan gnetophyta dengan integrasi
al-Qur’an.

2
BAB II PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gnetohyta
Tumbuhan berkayu yang batangnya bercabang-cabang atau tidak, atau
hanya terdiri atas hipokotil yang menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa
(trakea). Saluran resin tidak terdapat. Daun tunggal, berhadapan. Bunga
berkelamin tungal, majemuk, terdapat di ketiak daun pelindung yang besar,
mempunyai tenda bunga. Bunga mempunyai bakal biji yang tegak (atrop).
Pembuahan dengan perantara buluh serbuk dengan dua inti generatif yang
tidak sama besar di dalam nya. Lembaga mempunyai dua daun lembaga.1
Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka). Di Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon)
yang merupakan anggota dari kelompok ini. Daunnya tunggal, duduknya
berhadapan. Batangnya berkayu tanpa saluran resin. Bunga majemuk
berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun. Buah dan daun muda melinjo dapat
disayur, bijinya dibuat emping; dan serabut kulitnya untuk pembuatan jala.
Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju di antara keempat
divisi pada gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati angiospermae
menjadi pertimbangan hal tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur
pembuluh. Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah dekat hutan
hujan tropis. Genus Welwitschia merupakan semak gurun yang cukup populer
di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon) sepintas tidak berbeda dengan
angiospermae.2

1
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta ( Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), hlm. 29
2
https://id.m.wikipedia.org

3
B. Ciri-Ciri Morfologi dan Klasifikasi Divisi Gnetophyta
Pada divisi Gnetophyta memiliki empat genus (bangsa) yaitu
Ephedrales, Gnetales dan Welwitschiales. Ketiga Bangsa ini akan dibahas
dibawah sebagai berikut:
1. Ordo Ephedrales
Bangsa Ephedrales yang hanya terdiri atas satu suku, yaitu suku
Ephendraceae. Suku Ephedraceae, Perdu yang bercabang banyak dengan
cabang-cabang yang berwarna hijau dengan daun berbentuk sisik yang
duduknya bersilang. Bunga dalam bulir pada ujung sirung pendek yang
keluar dari ketiak daun pelindung yang besar, yang sehabis penyerbukan
menjadi berdaging atau melebar. Bunga dengan dua daun tenda (tepala) dan
2-8 kepala sari beruang 2-3 dan melekat pada suatu tiang. Bunga dengan
tenda berbentuk pembuluh di dalamnya terdapat satu bakal biji dengan
integumen tang amat memanjang yang berbentuk pembuluh. Tenda bunga
menjadi keras dan menyelebungi buah. Suku ini hanya terdiri atas satu
marga, yaitu: Ephedra kurang lebih 35 jenis yang tersebar di daerah panas
dan daerah iklim sedang.

Gambar.1.1: spesies Ephedra altissima


2. Ordo Gnetales
Pada bangsa Gnetales terdapat satu suku yaitu suku Gnetaceae,
pohon-pohon yang lurus, banyak bercabang-bercabang itu seringkali
tidak bersambungan dengan bagian kayu batang, hingga mudah lepas.
Daun tunggal, duduknya berhadapan, batang mempunyai kambium,
floeterma dan buluh-buluh kayu, tanpa saluran resin. Bunga majemuk,

4
bercabang-cabang dikasial ( anak payung menggarpu), keluar dari ketiak
daun. Ujung bunga majemuk, berbentuk bulir dengan bunga sekarang
dalam ketiak dua daun pelindung yang berlekatan. Bunga dengan tenda
bunga berbentuk pembuluh dan pada perpanjangan sumbu bunga
berbentuk benang terdapat 1-2 kantong sari. Bunga dengan tenda bunga
berbentuk pembuluh dengan satu bakal biji di dalamnya yang
mempunyai integumen. Biji di selubungi dua mantel yang terdiri atas
integumen luar yang menjadi keras dan tenda bunga yang berdaging dan
akhirnya berwarna merah jika buah telah masak. Suku ini hanya terdiri
dari satu marga Gnetum dengan kurang lebih 30 jenis yang semua hidup
di daerah tropika. Yang paling penting ialah:
Gnetum gnemon (melinjo) yang banyak di tanam di pekarangan-
pekarangan. Daun muda untuk sayur, demikian pula buahnya. Bijinya
untuk pembuatan emping, Serabut kulitnya dipakai untuk pembuatan jala
yang kuat dan tahan air laut.

Gambar 1.2: Spesies Gnetum gnemon ( melinjo)

3. Ordo Wewitschiales
Pada bangsa Welwitschiales hanya terdiri satu suku, yaitu:
Welwitschiaceae. Tumbuhan dengan batang hipokotil yang menebal
seperti umbi dan akar tunggang yang menembus tanah sampai dibagian
yang basah. Batang epikotil dan daun-daun tidak terdapat, kecuali dua

5
daun berhadapan, berbentuk pita, kurang lebih 2 M panjangnya, yang
pada ujungnya mulai mati, tetapi pada pangkal terus tumbuh selama
tumbuhan masi hidup. Bunga majemuk terdapat pada tepi batang
hipokotil, bercabang seperti anak payung menggarpu, dengan bunga-
bunga yang tersusun dalam bulir yang keluar dari ketiak daun pelindung
yang besar dan tersusun berhadapan. Bunga dengan 4 tepala yang
tersusun dalam 2 lingkaran dan 6 benang sari yang pangkalnya
berlekatan dengan kepala sari yang masing-masing terdiri atas 3 kantong
sari. Di tengah terdapat bakal biji yang rudimentar. Bunga dengan tenda
bunga yang berlekatan, kanan kiri melebar seperti sayap. Bakal biji
dengan satu integumen berbentuk pembuluh memanjang. Suku ini hanya
terdiri atas marga Welwitschia yang mencakup W. mirabilis, hidup
endemik di daerah gurun dekat pantai Afrika barat daya dan Angola.3

Gambar. 3: Spesies Welwitschia mirabilis

C. Proses Reproduksi dan Siklus Hidup Gnetophyta


Seperti dikebanyakan gymnospermae (berbiji terbuka) sporofit mikrospora
dan sporofit megaspora dari divisi gnetophyta yang lebih terkenal di indonesia
pada spesies Gnetum gnemon (melinjo) termasuk Dioseus (berumah
dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada individu
yang berbeda.

3
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta ( Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), hlm. 29-31

6
Gambar. 1.4: strobilus jantan dan betina

Siklus hidup dari divisi Gnetohphyta sama dengan tumbuhan


Gymnospermae yang lain hanya saja berbeda bentuk dan ukurannya.

Gambar 1.5 siklus hidup gymnospermae

Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus.


Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau
membentuk srobilus jantan dan betina. Makrosporofil dan makrosporangium
yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan
mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih
bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang

7
mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap
sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat
banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga
yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel
hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu
embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia.
Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya
pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.4
Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel,
sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta
pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada
paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu
berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak
mampu bergerak bebas.
Gametofit jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan
dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak
langsung masuk ke arkegonium. Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di
dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina.
Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan
sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke
arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka
tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada
fertilisasinya.5

4
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta ( Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2003), hlm. 22
5
https://meynyeng.wordpress.com

8
D. Manfaat dan Kerugian Dari Tumbuhan Gnetophyta
1. Manfaat
a. Manfaat Gnetum gnemon
1. Daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan tua) biasa diolah
menjadi sayur.
2. Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi
kerupuk (Emping). Selain itu,
3. Pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam
untuk pemulihan kembali areal kritis

2. Kerugian
Melinjo dapat memicu hiperurisemia (asam urat berlebih) karena
mengandung purin cukup tinggiâ tapi jika dikonsumsi secara berlebihan.

E. Hubungan Antara Tumbuhan Gnetophyta dengan Integrasi al-Qur’an

‫ع‬ٞ ‫ط ۡل‬ ٖ َ‫ َوٱلنَّ ۡخ َل بَا ِس َٰق‬٩ ‫صي ِد‬


َ ‫ت لَّ َها‬ ِ ‫ت َو َحبَّ ۡٱل َح‬ ٖ َّ‫س َما ٓ ِء َما ٓ ٗء ُّم َٰبَ َر ٗكا فَأ َ ۢنبَ ۡتنَا بِِۦه َج َٰن‬ َّ ‫َون ََّز ۡلنَا ِمنَ ٱل‬
١١ ‫ ِر ۡز ٗقا ِل ۡل ِعبَا ِِۖد َوأ َ ۡحيَ ۡينَا ِبِۦه بَ ۡلدَ ٗة َّم ۡي ٗت ۚا َك َٰذَلِكَ ٱ ۡل ُخ ُرو ُج‬١٠ ٞ‫ضيد‬ ِ َّ‫ن‬
Artinya :
Dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam( 9) dan
pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-
susun (10) untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami
hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya
kebangkitan. (11). (Q.S al-Qaaf ayat 9-11)

Ayat di atas dapat di ketahui bahwa Allah SWT telah menumbuhkan


segala macam tanaman yang indah agar manusia dapat mengaplikasikanya
dalam kehidupan sehari-hari serta manusia dapat mengambil manfaat dari

9
pohon-pohon dan biji tanaman tersebut. Sedemikian rupa yang telah di
tumbuhkanya berbagai tumbuhan sebagai bukti bahwa Allah SWT yang telah
menciptakan bumi Seisi-Nya.

10
BAB III PENUTUP

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka). Di Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum
gnemon) yang merupakan anggota dari kelompok ini.
2. Ciri-ciri morfologi dan klasifikasi divisi Gnetophyta sebagai berikut:
a. Bangsa Ephedrales yang hanya terdiri atas satu suku, yaitu suku
Ephendraceae, Perdu yang bercabang banyak dengan cabang-cabang
yang berwarna hijau dengan daun berbentuk sisik yang duduknya
bersilang.
b. Bangsa Gnetales terdapat satu suku yaitu suku Gnetaceae, pohon-pohon
yang lurus, banyak bercabang-bercabang itu seringkali tidak
bersambungan dengan bagian kayu batang, hingga mudah lepas.
c. Bangsa Welwitschiales hanya terdiri satu suku, yaitu: Welwitschiaceae.
Tumbuhan dengan batang hipokotil yang menebal seperti umbi dan akar
tunggang yang menembus tanah sampai dibagian yang basah. Batang
epikotil dan daun-daun tidak terdapat, kecuali dua daun berhadapan,
berbentuk pita, kurang lebih 2 M panjangnya, yang pada ujungnya mulai
mati, tetapi pada pangkal terus tumbuh selama tumbuhan masih hidup.
3. Reproduksi dan Siklus hidup dari divisi Gnetohphyta Organ reproduksi pada
gymnospermae disebut konus atau strobilus. Seperti dikebanyakan
gymnospermae (berbiji terbuka) sporofit mikrospora dan sporofit megaspora
dari divisi gnetophyta yang lebih terkenal di indonesia pada spesies Gnetum
gnemon (melinjo) termasuk dioseus (berumah dua).
4. Manfaat Gnetum gnemon yaitu daun-daun muda, bunga dan buah (muda dan
tua) biasa diolah menjadi sayur. Biji Melinjo dapat diolah menjadi kerupuk
(Emping). Selain itu, Pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga
baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis. Sedangkan kerugian

11
mengkonsumsi melinjo secara berlebih dapat memicu hiperurisemia (asam
urat berlebih).
5. Hubungan integrasi al- Qur’an dalam salah satu surah Al-Qaaf ayat 9-11
dengan penjelasan ayat ayat di atas dapat di ketahui bahwa Allah SWT telah
menumbuhkan segala macam tanaman yang indah agar manusia dapat
mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari serta manusia dapat
mengambil manfaat dari pohon-pohon dan biji tanamna tersebut.
Sedemikian rupa yang telah ditumbuhkanya berbagai tumbuhan sebagai
bukti bahwa Allah SWT yang telah menciptakan bumi seisi-Nya.

B. Saran
Alhamdulillah hirabbil’alamin dengan selesainya penyusunan makalah
ini, penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca dan khususnya diri penyusun sendiri. Tak lupa pula penyusun
menyadari jikalau dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekeliruan ,
kekurangan, dan kesalahan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan
kepada para pembaca agar mau memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi terciptanya karya yang lebih baik lagi kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatohyta).


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tjitrosoepomo Gembong. 2013. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi
Tumbuhan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Campbell. Dkk. 2012. (Biologi “Edisi kedelapan Jilid 2”). Jakarta: Penerbit
Erlangga
https://id.m.wikipedia.org Diakses pada tanggal 23 Oktober 2018 Pukul. 08.45
WIB
https://meynyeng.wordpress.com Diakses pada tanggal 24 Oktober 2018 pukul
14.30 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai