Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Filum Gnetophyta (gnetum, ephedra, welwitschia)


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biosistematika Tumbuhan
Dosen Pengampuh :
Dr. Jusna Ahmad, M.Si

Kelas : Biologi - A

Kelompok 4 :
Rahmi Idrus (432419044)
Vinarti Mustapa (432419050)
Risna A. Onu (432419051)
Novita Meylia Panti (432419052)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Biosistematika
Tumbuhan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gorontalo, 18 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................1
1.1. Latar Belakang.....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................2
1.3. Tujuan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................3
2.1 Pengertian Gnetophyta.......................................................3
2.2 Ciri-ciri Gnetophyta............................................................5
2.3 Klasifikasi Gnetophyta.......................................................6
2.4 Manfaat Gnetophyta...........................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................18
3.1 Kesimpulan..........................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka). Di Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon)
yang merupakan anggota dari kelompok ini. Daunnya tunggal, duduknya
berhadapan. Batangnya berkayu tanpa saluran resin. Bunga majemuk berbentuk
bulir, keluar dari ketiak daun. Buah dan daun muda melinjo dapat disayur, bijinya
dibuat emping; dan serabut kulitnya untuk pembuatan jala. Gnetophyta
merupakan divisi yang dianggap paling maju di antara keempat divisi pada
gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati angiospermae menjadi
pertimbangan hal tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur pembuluh.
Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah dekat hutan hujan tropis.
Genus Welwitschia merupakan semak gurun yang cukup populer di Afrika.
Melinjo (Gnetum gnemon) sepintas tidak berbeda dengan angiospermae.
Tumbuhan Gymnospermae sudah ada sejak 345 juta tahun yang lalu sejak
periode Devon. Sebagian besar anggotanya sudah menjadi fosil. Pada saat itu,
Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah punah dan
kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta dan
Cordaitophyta. Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah contohnya pada
divisi Cycadophyta yang mempunyai daun menyerupai palem, agak menyerupai
bunga Cycas yang ada sekarang. Perbedaannya dengan tumbuhan berbiji yang ada
sekarang adalah pada sifat biseksualisme pada strobilusnya dan juga pada aspek-
aspek lainnya. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus
dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah
atau membentuk stobilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin
tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae
hampir selalu dengan cara anemogami ( bantuan angin ). Waktu penyerbukan
sampai pembuahan relative panjang. Gymnospermae dibagi menjadi 4 kelas
namun sekarang dianggap sebagai divisi tersendiri, yaitu:
1. Cycadophyta ( sebagai kelas berakhiran –psida, sehingga menjadi
Cycadopsida ).
2. Pinophyta ( Pinopsida ).
3. Gnetophyta ( Gnetopsida ).
4. Ginkgophyta ( Ginkgopsida )

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Filum Gnetophyta ?
2. Bagaimana ciri-ciri dari Filum Gnetophyta ?
3. Bagaimana klasifikasi dari Filum Gnetophyta ?
4. Apa saja manfaat dari Filum Gnetophyta ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Filum Gnetophyta
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Filum Gnetophyta
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Filum Gnetophyta
4. Untuk mengetahui manfaat dari Filum Gnetophyta
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gnetophyta
Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji
terbuka). Di Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang
merupakan anggota dari kelompok ini. Daunnya tunggal, duduknya berhadapan.
Batangnya berkayu tanpa saluran resin. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari
ketiak daun. Buah dan daun muda melinjo dapat disayur, bijinya dibuat emping; dan
serabut kulitnya untuk pembuatan jala. Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap
paling maju di antara keempat divisi pada gymnospermae. Struktur anatomi yang
mendekati angiospermae menjadi pertimbangan hal tersebut. Kemiripan tersebut
terletak pada struktur pembuluh. Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga
daerah dekat hutan hujan tropis. Genus Welwitschia merupakan semak gurun yang
cukup populer di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon) sepintas tidak berbeda dengan
angiospermae. Melinjo termasuk daun tidak lengkap karena hanya memiliki lamina
dan petiolus saja, melinjo mempunyai circumscriptio ovalis (jorong). Interveniumnya
seperti kertas (papyraceus). Permukaan daunnya licin mengkilat (laevis nitidus).
Nervationya menyirip (peninervis). Margo bertepi rata (integer), apex meruncing
(acuminatus) dan basisnya runcing (acitus).
Tumbuhan ini hanya ada dan tumbuh pada daerah subtropis. Tumbuhan yang
termasuk kedalam golongan gynkgopsida terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang
berkayu dengan bermacam-macam habitus dan ada sebagian yang teah punah. Dalam
pengamatan secara makroskopik ditunjukan adanya organ reproduksi yang disebut
stobillus yang berupa mikrosporofi untuk sel jantan dan mikrosporofil untuk sel
betina.
Gambar. Gnetum gnemon

2.2 Ciri-ciri Gnetophyta


Tumbuhan berkayu yang batangnya bercabang-cabang atau tidak, atauhanya
terdiri atas hipokotil yang menebal. Dalam kayu sekunder terdapat vasa(trakea).
Saluran resin tidak terdapat. Daun tunggal, berhadapan. Bungaberkelamin tunggal,
majemuk, terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar,mempunyaitenda bunga.
Bunga betina mempunyai bakal biji yang tegak (atrop).Pembuahan dengan
perantaraan buluh serbuk dengan dua inti generative yangtidak sama besar di
dalamnya. Lembaga mempunyai dua daun lembaga.
Di Indonesia dikenal tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang merupakan
anggota dari kelompok ini. Daunnya tunggal, duduknya berhadapan. Batangnya
berkayu tanpa saluran resin. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun.
Buah dan daun muda melinjo dapat disayur, bijinya dibuat emping; dan serabut
kulitnya untuk pembuatan jala. Ciri khas Gnetaceae adalah tumbuhan berumah dua,
strobilus jantan dan betina tersusun berlingkar dalam bentuk bulir. Benang sari
tersusun dalam spiral, jumlahnya banyak, dan terdapat di bawah lingkaran bakal biji
yang mandul. Strobilus betina mempunyai bakal biji tersusun dalam lingkaran, bakal
biji yang fertil dibungkus oleh dua lapis integumen.
Kelompok tumbuhan Gnetophyta mempunyai strobilus jantan yang tersusun
majemuk, daun-daun berhadapan atau berlingkar, dan tidak mempunyai saluran resin.
Gnetophyta terdiri dari dua kelas yaitu Ephedraceae dan Gnetaceae. Ephedraceae
merupakan semak dengan tinggi sekitar 2 meter yang tumbuh tegak, menjalar, atau
merambat dengan percabangan yang banyak. Kebanyakan hidup di daerah tropis dan
subtropis di belahan bumi utara, umumnya ditanam sebagai tanaman hias. Contoh
Ephedra sp dan Welwitschia sp. Gnetaceae mempunyai anggota satu genus saja yaitu
Gnetum yang jenis-jenisnya banyak ditemukan di Indonesia.

2.3 Klasifikasi Gnetophyta


Tumbuhan Gnetum gnemon memiliki susunan klasifikasi sebagai berikut:
Kerajaan        : Plantae
Divisi            : Spermatophyta
Kelas             : Monocotyledoneae
Ordo              : Gnetales      
Famili            : Gnetaceae
Genus             : Gnetum
Spesies           : Gnetum gnemon

Gnetum gnemon merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang


yang berkayu serta pola percabangan monopodial dan merupakan tumbuhan berbiji
terbuka. Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya
kokoh, daunya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak
menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga.
Yang dianggap buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang
berdaging. . Daunnya jenis tunggal dengan tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan
serta sudah memiliki pola pertulangan daun. Letak keduanya adalah sama-sama
aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil banyak dan berkarang.
Keterbukaan bijinya sudah hampir tertutup.
Gnetum gnemon memiliki biji yang hampir tertutup yang artinya sudah maju,
Jenis kelamin juga berpengaruh dari penilaian maju atau tidaknya tumbuhan ini, yang
berjenis kelamin ganda atau berumah satu dianggap lebih primitive daripada yang
berumah satu. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau
vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Reproduksi terjadi secara seksual, sel sperma memulai dengan bantuan angin
terbang menuju strobilus betina. Disini terjadi proses fertilisasi dan akhirnya
terbentuk zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji in dilengkapi sayap sehingga apabila
telah matang bisa jatuhdi tempat yang jauhdari induknya. Memiliki strobilus jantan
dan betna daam satu pohon.
Stroblus jantan terletk diujung tangkai. Sedangkan strobilus betina terletak di
ketiak batang. Daur hidup tumbuhan biji terbuka ini menunjukan persamaan dengan
tumbuhan paku heterospora.
Manfaat Gnetum gnemon adalah: daun-daun muda, bunga dan buah (muda
dan tua) biasa diolah menjadi sayur. Bagian paling penting dari Melinjo adalah biji.
Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi kerupuk
(Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah tangga dan berperan
penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa. Selain itu, pohon Melinjo yang
memiliki perakaran kuat ini juga baik ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis.
Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan konservasi tanah di
sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh. Spesies ini telah direkomendasikan sebagai
tanaman penghijauan. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah
tangga sederhana.
1. Ordo Ephedrales
Hanya terdiri atas satu suku, yaitu: Suku: EphedraceaePerdu yang bercabang
banyak dengan cabang-cabang yang berwarna hijaudengan daun yang
berbentuk sisik yang duduknya bersilang. Bunga dalam bulirpada ujung
sirung pendek yang keluar dari ketiak daun pelindung yang besar,yang sehabis
penyerbukan menjadi berdaging atau melebar. Bunga jantan dengandua daun
tenda (tepala) dan 2-8 kepala sari beruang 2-3 dan melekat pada suatutiang.
Bunga betina dengan tenda berbentuk pembuluh, didalamnya terdapat
satubakal biji dengan integument yang amat memanjang yang berbentuk
pembuluh.Tenda bunga menjadi keras dan menyelubungi buah. Suku ini
hanya terdiri atassatu marga, yaitu: Ephedra dengan kurang lebih 35 jenis
yang tersebar di daerahpanas dan daerah iklim sedang.

2. Ordo Gnetales
Gnetaceae, pohon-pohon yang lurus, banyak bercabang-cabang (tetapi
cabang-cabang itu sering kali tidak bersambungan dengan bagian kayu
batang,hingga mudah lepas) daun tunggal, duduknya berhadapan. Batang
mempunyaicambium, fleoterma dan buluh-buluh kayu tanpa saluran resing.
Bunga majemuk,bercabang-cabang dikasial (anak payung menggarpu), keluar
dari ketiak daun.Ujung bunga majemuk, berbentuk bulir dengan bunga yang
berkarang dalamketiak dua daun pelindung yang berlekatan. Bunga jantan
dengan tenda bungaberbentuk pembuluh dan pada perpanjangan sumbu bunga
yang berbentuk benangterdapat 1-2 kantong sari. Bunga betina dengan tenda
bunga berbentuk pembuluhdengan satu bakal biji didalamnya ynag
mempunyai dua integumen. Bijidiselubungi suatu mantel yang terdiri atas
integument luar yang menjadi keras dantenda bunga yang berdaging akhirnya
berwarna merah jika buah telah masak.Suku ini hanya terdiri atas satu marga
Gnetum, dengan kurang lebih 30 jenis yangsemua hidup di daerah tropika.
Gnetum gnemon (belinjo), yang banyak ditanam di pekarangan-pekarangan.
Daun muda untuk sayur, demikian pula buahnya. Bijinya untukpembuatan
emping. Serabut kulitnya dipakai untuk pembuatan jala yang kuat dantahan di
air laut.
3. Ordo Welwitschiales
Tumbuhan dengan batang hipokotil yang menebal seperti umbi dan akar
tunggang yang menembus tanah sampai di bagian yang basah. Batang epikotil
dandaun-daun tidak terdapat, kecuali dua daun yang berhadapan, berbentuk
pita,kurang lebih 2 m panjang, yang pada ujungnya mulai mati, tetapi pada
pangkalterus tumbuh selama tumbuhan masih hidup. Bunga majemuk terdapat
pada tepibadan hipokotil, bercabang seperti anak paying menggarpu, dengan
bunga-bungayang tersusun dalam bulir yang keluar dari ketiak daun pelindung
yang besar dantersusun barhadapan. Bunga berkelamin jantan dengan 4 tepala
yang tersusundalam 2 lingkaran dan 6 benang sari yang pangkalnya
berlekatan dengan kepalasari yang masing-masing terdiri atas 3 kantong sari.
Ditengah terdapat bakal bijiyang rudimentar. Bunga berkelamin betina dengan
tenda bunga yang berlekatan,kanan kiri melebar seperti sayap. Bakal biji
dengan satu integument berbentukpembuluh yang memanjang. Suku ini hanya
terdiri atas marga Welwitshia, yangmencakup W. mirabilis, hidup endemic di
daerah gurun dekat pantai Afrika baratdaya dan angola.

2.4 Manfaat Gnetophyta


Tanaman melinjo berasal dari Asia tropik dan Pasifik Barat, melinjo banyak
ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama
dimanfaatkan buah dan daunnya. Melinjo terdapat pada ketinggian ±15-150 meter di
atas permukaan laut. Di Indonesia, melinjo merupakan tanaman yang tumbuh tersebar
di mana-mana, serta banyak ditemukan di tanah-tanah pekarangan penduduk desa
maupun penduduk perkotaan. Melinjo banyak manfaatnya, dimana hampir seluruh
bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Daun muda dapat digunakan sebagai bahan
sayuran yang cukup populer di kalangan masyarakat.
Bahkan kulit biji yang sudah tua setelah diberi bumbu dan kemudian digoreng
akan menjadi makanan ringan yang disebut dengan gangsir yang cukup lezat. Buah
yang sudah tua merupakan bahan baku pembuatan emping melinjo yang mempunyai
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman
melinjo mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain itu, di Indonesia
tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di
beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun
rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan
berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar
asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200 m. Lahan yang akan ditanami
melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X
75 cm, dengan jarak tanam 6 – 8 m. Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering
sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang
bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu
yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di
berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di
daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka). Di Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum
gnemon) yang merupakan anggota dari kelompok ini. Daunnya tunggal,
duduknya berhadapan. Batangnya berkayu tanpa saluran resin. Bunga
majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun. Buah dan daun muda
melinjo dapat disayur, bijinya dibuat emping; dan serabut kulitnya untuk
pembuatan jala. Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju di
antara keempat divisi pada gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati
angiospermae menjadi pertimbangan hal tersebut. Kemiripan tersebut terletak
pada struktur pembuluh. Gnetophyta tersebar dari daerah gurun hingga daerah
dekat hutan hujan tropis. Genus Welwitschia merupakan semak gurun yang
cukup populer di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon) sepintas tidak berbeda
dengan angiospermae. Melinjo termasuk daun tidak lengkap karena hanya
memiliki lamina dan petiolus saja, melinjo mempunyai circumscriptio ovalis
(jorong). Interveniumnya seperti kertas (papyraceus). Permukaan daunnya
licin mengkilat (laevis nitidus). Nervationya menyirip (peninervis). Margo
bertepi rata (integer), apex meruncing (acuminatus) dan basisnya runcing
(acitus).
Gnetophyta terbagi menjadi 3 ordo yaitu ordo ephidrales, ordo
gnetales dn ordo welwetschiales. Gnetophyta juga memiliki manfaat yaitu
Daun muda dapat digunakan sebagai bahan sayuran yang cukup populer di
kalangan masyarakat. Bahkan kulit biji yang sudah tua setelah diberi bumbu
dan kemudian digoreng akan menjadi makanan ringan yang disebut dengan
gangsir yang cukup lezat. Buah yang sudah tua merupakan bahan baku
pembuatan emping melinjo yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi. Semua bahan makanan yang berasal dari tanaman melinjo mempunyai
kandungan gizi yang cukup tinggi

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sebagai pemakalah
mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun dalam makalah ini. Semoga dapat menjadi sumber inspirasi
yang baik bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, A Neil, dkk. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kimball, John W. 1999. Biologi. Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan (spermatathophyta).Yogyakarta :
UGM Press
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Yogyakarta:Gajah Mada University Pres.

Anda mungkin juga menyukai