PENDAHULUAN
bertambah
banyak,
pada
mikroorganisme
uniseluler
1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan paper ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui uji kuantitatif pada mikroba dan teknik pengenceran
2. Mengetahui pengenceran dan uji kuantitatif dengan metode hitungan
cawan pada sampel
3. Mengetahui pengenceran dan uji kuantitatif dengan metode Most
Probable Number pada sampel.
BAB 1I
TINJAUAN PUSTAKA
B. Teknik pengenceran
Bahan pangan yang diperkirakan mengandung lebih dari 300 sel
mikroorganisme per ml, per gram atau per cm (jika dilakukan
pengamatan pada permukaan luar bahan pangan), memerlukan
perlakuan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di
dalam cawan petri sehingga setelah inkubasi akan terbentuk koloni
pada cawan tersebut dalam jumlah yang dapat dihitung, dimana
jumlah yang terbaik adalah antara 30 sampai 300 koloni. Pengenceran
biasanya dilakukan secara desimal, yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dst.
Pengambilan contoh dilakukan secara aseptik dan pada tiap
pengenceran
dilakukan
pengocokan
kira-kira
25
kali
untuk
permukaan luar bahan pangan, misalnya daging sapi, ayam atau ikan,
pengambilan contoh dapat dilakukan menggunakan metode ulas
(swab).
Larutan yang digunakan untuk pengenceran dapat berupa larutan
buffer fosfat, larutan garam fisiologi 0,85% atau larutan ringer. Untuk
bahan pangan yang sukar larut, ke dalam larutan pengencer pertama
dapat ditambahkan pasir putih atau butir-butir gelas. Sebagai contoh
jika contoh yang akan dianalisa adalah tepung/ pati, digunakan satu
sendok pasir ke dalam 90 atau 99 ml larutan pengencer pertama
sehingga sewaktu dikocok pemecahan partikel dari tepung/ pati akan
lebih mudah. Butir-butir gelas dapat digunakan misalnya jika kita
akan menganalisa total mikroorganisme dari telur sehingga bagian
yang bersifat koloid dari telur dapat lebih mudah dipecah.
masih
hidup
ditumbuhkan
pada
medium
Agar
maka
sel
Sebaiknya
waktu
antara
dimulainya
pengenceran
sampai
penuangan medium, tutup cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk
menghindari kontaminasi dari luar.
3. Segera setelah penuangan cawan petri digerakkan di atas meja secara
hati-hati untuk menyebarkan sel-sel mikroorganisme secara merata yaitu
dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti angka delapan.
4. Setelah agar memadat, cawan-cawan tersebut dapat diinkubasikan di
dalam inkubator dengan posisi terbalik. Inkubasi dilakukan pada suhu
dan waktu tertentu sesuai dengan jenis mikroorganisme yang akan
dihitung. Media agar yang digunakan juga disesuaikan dengan jenis
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Selama inkubasi, sel-sel yang
masih hidup akan tumbuh dan membentuk koloni yang dapat terlihat
langsung oleh mata.
5. Setelah akhir masa inkubasi, koloni yang terbentuk dihitung. Setiap
koloni dapat dianggap berasal dari satu sel yang membelah menjadi
banyak sel, meskipun mungkin juga berasal dari lebih darii satu sel yang
letaknya berdekatan. Perhitungan jumlah koloni dapat dilakukan
menggunakan quebec colony counter. Ketelitian akan lebih tinggi jika
dilakukan pemupukan secara duplo, yaitu menggunakan dua cawan petri
untuk setiap pengenceran. Cara ini harus dilakukan dalam suatu
pekerjaan penelitian. Selanjutnya untuk praktikum dimana biaya dan
jumlah sangat terbatas dapat digunakan satu cawan petri setiap
pengenceran.
= 0,1
x1
= 10-4
Koloni per ml = jumlah koloni X
1
Faktor Pengenceran
C. Standar Perhitungan
Untuk melaporkan suatu hasil analisa mikrobiologi digunakan
suatu standar yang disebut Standar Palte Count (SPC) yang menjelaskan
mengenai cara menghitung koloni pada cawan serta cara memilih data
yang ada untuk menghitung jumlah koloni di dalam suatu contoh.
Cara menghitung koloni adalah sebagai berikut.
1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah
koloni antara 30-300.
2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu
kumpulan koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan,
dapat dihitung sebagai satu koloni.
3. Suatu deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal
dihitung sebagai satu koloni.
4. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka
pertama (satuan) dan angka kedua (desimal). Jika angka yang
ketiga sama dengan atau lebih besar dari lima, harus dibulatkan
satu angka lebih tinggi pada angka kedua.
5. Jika pada semua pengenceran dihasilkan kurang dari 30 koloni
mikroba pada cawan petri, berarti pengenceran yang dilakukan
terlalu tinggi. Oleh karena itu jumlah koloni pada pengenceran
dengan
larutan
hasil
pengenceran
tersebut
mengandung
sel
MPN
biasnya
dilakukan
untuk
menghitung
jumlah
10
yang
dapat
memfermentasi
laktosa
ditunjukkan
dengan
Pengenceran
11
Tabel MPN
12
BAB III
METODELOGI
b) Cawan petri
c) Pipet tetes
d)
Pipet ukur
e) Inkubator
f)
Kertas pembungkus
2) Bahan
a) Ikan segar
b) Ikan pindang
c) Daging sapi
50 gr
d) Sosis sapi
e) Dendeng sapi
50 gr
f)
36 ml
Buffer Phospat
g) Medium PCA
45 ml
B. Hitungan MPN
1) Alat
a) Tabung reaksi
b) Pipet tetes
c) Rak kayu
d) Tabung Durham
4 series
e) Pipet ukur
f)
Inkubator
g)
Kapas
secukupnya
13
2) Bahan
a) air es batu
1 ml
b) Air matang
1ml
c) Air Sumur
1 ml
d) Air Kolam
1 ml
e) Air Kran
1 ml
f)
100 ml
5 tabung reaksi steril, satu tabung diisi air steril 5 ml, 4 tabung diisi
larutan buffer phosphat 9 ml (10-1, 10-2, 10-3, 10-4)
Swab permukaan bahan (2x2 cm) dengan alat swab yang telah dibasahi
dengan buffer pospat.
Isi masing-masing cawan petri dengan medium PCA yang masih hangat
(suhu 380C) sebanyak 15 ml.
14
B. Prosedur MPN
15
BAB IV
PENUTUP
4. I Kesimpulan
1. Hitungan Cawan (PLATE COUNT)
Prinsip:
Jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar,
maka sel tsb akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dan dihitung dengan mata telanjang.
Pengambilan sampel
Bahan pangan yang akan dihitung diambil sampel satu gram / satu ml
1
faktor pengenceran
Cara kerja
Setiap pengenceran dimasukkan 1 ml ke dalam tabung seri (3-5
tabung) yg berisi medium.
Diinkubasi pada suhu ruang selama 3 hari. Kemudian dihitung jumlah
tabung yg positif.
Nilai MPN
= Nilai MPN Tabel x
1
Pengenceran Tabung Tengah
16
4.2 Saran
Untuk menentukan jumlah mikroorganisme dapat digunakan dengan cara
Hitungan cawan (plate count) atau metode most probable number. Metode
dipilih berdasarkan media dan sampel yang digunakan. Masing-masing
cara memiliki keuntungan dan kerugian, namun ketelitian dalam perlakuan
dapat meminimalisir kesalahan.
17