JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI
GORONTALO 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmatnya maka kami dapat menyelesaikan laporan Biosistematika
Tumbuhan dengan tepat waktu. Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan ini.
Kami berharap dengan dibuatnya laporan ini, dapat membantu pembaca untuk
memahami materi yang telah di tulis dalam laporan ini dan semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Pada akhirnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan dan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latarbelakang......................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.2 Pembahasan..........................................................................................................4
BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana cara mengidentifikasi dan membuat deskripsi specimen hasil
koleksi menggunakan kunci identifikasi?
2) Apa saja jenis-jenis tumbuhan tingkat tinggi yang ditemukan di kawasan
Dulamayo?
3) Bagaimana ciri-ciri morfologi tumbuhan tingkat tinggi yang ditemukan di
kawasan Dulamayo?
1.3 Tujuan
1) Memberikan pengetahuan dan keterampilan pada mahasiswa mengenai cara
mengidentifikasi dan membuat deskripsi specimen hasil koleksi.
2) Untuk mengetahui apa saja jenis tumbuhan tingkat tinggi di kawasan
Dulamayo.
3) Untuk mengetahui ciri morfologi dari tumbuhan tingkat tinggi yang
ditemukan di kawasan Dulamayo.
1.4. Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini agara dapat memberi pengetahuan bagi mahasiswa tentang
mengidentifikasi dan membuat deskripsi diagnostic dari beberapa specimen yang
telah dikoleksi dari lapangan menggunakan kunci identifikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tumbuhan berbiji
a. Tubuhan Amaranthus caudatus L
Tumbuhan ini termasuk jenis perawakan liana, memiliki karakteristik
morfologi dan organoleptic akar, batang, daun dan buah. Merupakan
topografi di pegunungan dan vegetasi hutan tropis, tektur tanah pada
Kawasan yang di tumbuhi oleh tumbuhan ini yaitu di Kawasan tanah liat
dan mempunyai status sampel liar. Pada bagian daun merupakan jenis
helaian daun deltoid, ujung daun cirrhose, pangkal daun truncate,
susunan pertulangan pinnate, letak daun alternae, kemudian untuk warna
daun hijau tua dan bertekstur daun pada bagian atas halus dan bagian
bawahnya kasar. Untuk jenis daun yaitu berjenis daun tunggal.
Bagian batang dimana bentuk batang silindris, aah tumbuh batang
tegak, percabangan monopodial dan warna batangnya hijau kecoklatan.
Untuk bentuk buah yaitu berbentuk bulat dan berwarna hijau serta
bertekstur keras.
b. Tumbuhan Solanum Torvum (Takokak)
Tumbuhan ini termasuk jenis perawakan pohon, memiliki karakteristik
morfologi dan organoleptic akar, batang, daun, bunga dan buah.
Merupakan topografi di pegunungan dan berlokasi pada hutan hujan
tropis dengan tektus tanah liat dan bersample liar. Pada bagian daun
dimana
memiliki jenis helaian daun palmate, ujung daun cuspidate, pangkal daun
auriculate, susunan pertulangan dichotomous, letak daun alternate dengan
warna daun hijau kekuningan yang memiliki tektur pada permukaan dan
bawah daunnya kasar. Jenis daun majemuk dan Panjang daun 14cm.
Memiliki bentuk batang silindris dimana arah tumbuh batang tegak
dengan percabangan monopodial dan terdapat duri. Pada tataletak bunga
dimana terletak pada ketiak bunga dimana memiliki 3 putik dan 2-3
benang sari dengan mahkota bunga rotate dan berjumlah lima kelolapak.
Jenis bunga pada tumbuhan ini merupakan jenis bunga lengkap. Bentuk
buah tanaman ini bulat, berwarna hijau dan teksturnya berambut.
3. Tumbuhan lumut
Tumbuhan ini memiliki perawakan semak dengan karakteristik
morfologi dan organoleptic akar, batang dan daun. Dimana topografinya
pada pegunungan dan vegetasi hutan hujan tropis dan hidup pada tektur
tanah yang berbatu dengan status sample liar. Pada bagian daun memiliki
jenis helaian ovate, jenis ujung daun dan pangkal daun memiliki jenis yang
sama yaitu rounded, dan susunan pertulangan daun pinnate yang berwarna
dengan tekstur daun yang kecil dan halus, jenis daunnya majemuk.
Memiliki bentuk batanga yang kecil, dimana arah tumbuh tumbuhan ini
merambat dan terdapat percabangan sympodial dan sistem perakaran
serabut.
3. Tumbuhan lumut
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Bangsa : Hypnobryales
Suku : Hypnodendraceae
Marga : Hypnodendron
Jenis : Hypnodendron reinwardtii
b. 2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian
Identifikasi merupakan suatu kegiatan penentuan nama yang benar dan
penempatannya dalam sistem klasifikasi tumbuhan, yang bertujuan untuk
membedakan suatu kelompok atau taksa (specimen-spesimen) yang selanjutnya
diberi nama, sehingga informasinya dapat digunakan (layak) untuk klasifikasi
berdasarkan pada deskripsi takson tersebut. Deskripsi merupakan teknik untuk
menggambarkan atau melukiskan sifat-sifat tumbuhan secara detail dari suatu
takson. Deskripsi diagnostic menggambarkan sifat khas (ciri) suatu takson (Singh,
1999).
Identifikasi merupakan salah satu tujuan utama dalam taksonomi
tumbuhan. Walaupun identifikasi merupakan proses yang terpisah yang mencakup
dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tatanama. Melakukan identifikasi tumbuhan
berarti mengungkapkan atau menetapkan identitas atau jati diri suatu tumbuhan
(Tjitrosoepomo 1993). Proses identifikasi akan menghadapi dua kemungkinan:
a. Tumbuhan yang akan kita identifikasi sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, artinya tumbuhan tersebut telah diketahui nama ilmiahnya dan
tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi melalui rangkaian penelitian.
b. Tumbuhan yang akan kita identifikasi belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, artinya tumbuhan tersebut belum ada nama ilmiahnya. Dalam
hal ini merupakan takson baru (species nova). Hal ini berarti kita telah
menemukan spesies baru.
Kemampuan mengamati secara detail dan teliti sangat dibutuhkan oleh ahli
taksonomi. Sebisa mungkin spesimen yang diperoleh memiliki bagian-bagian
yang lengkap seperti akar, batang, daun, dan bunga untuk memudahkan
identifikasi. Langkah-lahkah dalam pengamatan tumbuhan yang akan
diidentifikasi:
a. Tentukan apakah tumbuhan tersebut tergolong tumbuhan herba atau berkayu
b. Amatilah bagian-bagian batang atau ranting (bergetah, berduri, tipe
percabangan dan sebagainya)
c. Amati bagian-bagian daun (tipe, kedudukan, bentuk, ukuran, pangkal,
ujung, tepi, pertulangan dan peruratan, tekstur, indumentum, stipula)
d. Amati bagian-bagian bunga
1. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom plantae yang
anggotanya memiliki akar,batang,dan daun sejati, serta memiliki pembuluh
pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora
karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi
aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan
berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
a. Ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan oaku memiliki ukuran yang bervariuasi dari yang tingginya sekitar
2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai
tumbuhan paku di darat yang mencapai tinggi 5 m misalnya paku tiang
(Sphaeroppteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkiran
ada yang mencapai tinggi 15 m. bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini
bervariasi ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon dan seperti tanduk
rusa.
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi , yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian
dalam siklus hidup tumbuhan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang
menghasilkan spora. Sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang
menghasilkan gamet (sel kelamin) pada tumbuhan paku, sporofit berukuran
lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi
gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut sebagai
generasi yang dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya dilihat sehari-
hari sebagai tumbuhan paku.
b. Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi Sporofit
Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah, disebut rizom
dan ada yang tumbuh di atas tanah. Batang yang tumbuh di atas tanah ada
yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus bercabang. Tumbuhan paku
yang tidak memiliki akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapat
pada rizom atau pangkal daun.
c. Manfaat Tumbuhan Paku Bagi Manusia
Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia anatara
lain semanggi (Marsilea Crenata), dimakan sebagai sayur, paku rane
(Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Azola Pinnata
sebagai pupuk
hijau tanaman padi di sawah, paku sarang burung (Asplenium nidus), Suplir
(Adiantum Cuneatum), dan paku tanduk rusa ( Platycerum Bifurcatum)
sebagai tanaman hias.
2. Tumbuhan Biji
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan jenis tumbuhan yang
memiliki tingkat perkembangan plaing tinggi sehingga jumlahnya sangat
banyak dan mendominasi di seluruh jenis tumbuhan yang ada. Untuk
mempertahankan jenisnya dari bahaya kepunahan, tumbuhan tersebut
menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakannya. Biji terbentuk di dalam
bakal biji yang terdapat pada bagian bunga. Tumbuhan biji memiliki bunga
sehinga sering disebut Anthophyta. Jika dilihat dari alat perkawinannya yang
tampak jelas dan mudah diamati, maka tumbuhan biji disebut pula dengan
phanerogamae. Jenis tumbuhan lain yang alat perkawinannya tersembunyi
dinamakan dengan cryptagamae.
Sesuai dengan kedudukannya sebagai jenis tumbuhan yang paling
sempurna tingkat perkembangannya , tumbuhan biji memiliki alat tubuh yang
sempurna pula. Alat tubuh tersebut terdiri atas akar, batang, dan daun yang
sudah dapat dibedakan dengan jelas dan berfungsi sesuai dengan tugas
masing- masing.
Pada umumnya, biji yang dihasilkan terdapat pada bagian bunga yang secara
berkala mengalami proses pembentukan biji. Berdasarkan letak bijinya,
tumbuhan biji dapat dibedakan menjadi dua kelas, yaitu tumbuhan biji terbuka
(gymnospermae) dan tumbuhaan biji tertutup (Angiospermae)
a. Tumbuhan biji terbuka ( Gymnospermae)
Tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak tertutup oleh
daun buah sehingga terlihat dari luar. Pada umumnya tumbuhan biji
terbuka mempunyai runjung yang merupakan kumpulan dari daun buah.
Secara umum. Runjung disebut dengan Strobilus yang berfungsi sebaagai
alat perkembangbiakan. Pada beberapa tumbuhan biji terbuka , strobilus
jantan dan betina terdapat pada satu pohon (berumah satu) misalnya
melinjo (Gnetum Gnemon) dan beberapa jenis lainnya pada pohon yang
berlainan (berumah dua), misalnya (pinus merkusii) proses penyerbukan
dapat berlangsung dengan bantuan angina, secara umum system perakaran
tumbuhan biji terbuka adalah akar tunggang.
b. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup mempunyai biji yang terbungkus oleh daun buah
meliputi tumbuhan biji berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan
berkeping biji dua (dikotil). Tumbuhan biji tertutup merupakan tumbuhan
berbunga sejati benang sari merupakan alat perkembangbiakan jantan ,
sedangkan putik merupakan alat perkembangbiakan betina. Pada putik
terdapat bakal buah yang di dalamnya terdapat bakal biji. Bakal biji
merupakan ciri utama tumbuhan berbiji tertutup.
Sekitar 250.000 spesies tumbuhan berbiji yang telah dikenal berupa
semak, perdu atau pohon. Tumbuhan berbiji tertutup hamper ditemukan
disetiap habitat. Tumbuhan biji tertutup memiliki biji yangtersimpan di
dalam ruang bakal biji . di dalam bakal biji terdapat lembaga (embrio) dan
daun lembaga (kotiledon) sebagai tempat cadangan makanan. Berdasrkan
jumlah daun lembaga tumbuhan biji tertutup dikelompokan menjadi dua
subkelas, yaitu tumbuhan biji tunggal (monokotil) dan tumbuhan biji
terbelah (dikotil)
3. Lumut
Lumut (Bryophyta) pada dinding tembok, batuan atau tanah yang
lembab sering dijumpai lumut. Tubuh lumut bersel banyak, berwarna
hijau, bentuk tubuhnya pipih dan sebagian besar tumbuh menempel
(epifit). Tumbuhan ini belum memiliki akar, batang, dan daun yang sejati.
Akan tetapi lumut pada umumnya telah memiliki bagian-bagian yang
menyerupai akar, batang, daun. Lumut dianggap sebagai “tumbuhan
peralihan” dari tumbuhan talus ke tumbuhan kornus. Tumbuhan kornus
adalah tumbuhan yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
Bagian lumut yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berbentuk
seperti benang-benang
halus dan berfungsi sebagai akar, yaitu untuk melekatkan diri pada tempat
tumbuhnya dan menyerap air serta mineral-mineral. Lumut memiliki
klorofil sehingga dapat berfotosintesis. Lumut merupakan tumbuhan darat
yang hidup di tempat-tempat lembab dan basah. Beberapa jenis lumut juga
dapat hidup di tempat-tempat berair, misalnya lumut gambut. Oleh karena
itu, lumut juga dianggap sebagai bentuk peralihan dari tumbuhan iar ke
tumbuhan darat.
3.1 Kesimpulan
Identifikasi merupakan suatu kegiatan penentuan nama yang benar dan
penempatannya dalam sistem klasifikasi tumbuhan, yang bertujuan untuk
membedakan suatu kelompok atau taksa (specimen-spesimen) yang selanjutnya diberi
nama, sehingga informasinya dapat digunakan (layak) untuk klasifikasi berdasarkan
pada deskripsi takson tersebut. Deskripsi merupakan teknik untuk menggambarkan
atau melukiskan sifat-sifat tumbuhan secara detail dari suatu takson. Deskripsi
diagnostic menggambarkan sifat khas (ciri) suatu takson
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi , yaitu generasi sporofit dan generasi
gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam
siklus hidup tumbuhan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan
spora. Sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan gamet (sel
kelamin) pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya
lebih lama dibandingkan generasi gametofit.
Berdasarkan letak bijinya, tumbuhan biji dapat dibedakan menjadi dua kelas,
yaitu tumbuhan biji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhaan biji tertutup
(Angiospermae). Tubuh lumut bersel banyak, berwarna hijau, bentuk tubuhnya pipih
dan sebagian besar tumbuh menempel (epifit). Tumbuhan ini belum memiliki akar,
batang, dan daun yang sejati. Akan tetapi lumut pada umumnya telah memiliki
bagian-bagian yang menyerupai akar, batang, daun. Lumut dianggap sebagai
“tumbuhan peralihan” dari tumbuhan talus ke tumbuhan kornus. Tumbuhan kornus
adalah tumbuhan yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati.
3.2 Saran
Kami mohon maaf jika laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA