Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI IX
DIFUSI, OSMOSA & SIFAT ZAT WARNA
Dosen Pengampu: Meilinda Windy Astuti, S.Farm., M.Farm

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Angely Gita Nurani 7121030
Suci Ambarwati 7121035
Nathania Alyabasyaa G 7121036
Raffless Yoandri Naskata 7121052
Qisti Cahya Putri Ramdani 7121054
Rizki Subagja 7121058
Mohamad Rizky Alfaridz 7121065
Tiara Putri Septiardana 7121068

PROGRAM SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum dengan materi “Difusi, Osmosa &
Sifat zat warna”. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan praktikum untuk mata kuliah
Botani Farmasi.
Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Meilinda Windy
Astuty, S.Farm., M.Farm. yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bandung, 30 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL...................................................................................................................... v

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1

1.1 Tujuan.......................................................................................................................... 1

1.2 Landasan Teori ............................................................................................................ 1

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PERCOBAAN ........................................................................................................................... 3

2.1 Alat dan Bahan ................................................................................................................. 3

2.2 Prosedur Percobaan .......................................................................................................... 3

2.2 Hasil Percobaan ................................................................................................................ 4

BAB III ...................................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7

3.1 Pembahasan ...................................................................................................................... 7

BAB IV ...................................................................................................................................... 9

PENUTUP.................................................................................................................................. 9

4.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

LAMPIRAN ............................................................................................................................. 11

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Factor-faktor yang mempengaruhi difusi ......................................................... 1

Gambar 2. Sel-sel pada daun adam hawa dan daun suji ................................................... 2

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil percobaan Difusa & Osmosa ...................................................................... 4

Tabel 2. Hasil pengamatan pengaruh pH pada zat warna daun Adam Hawa ................... 5

Tabel 3. Hasil pengamatan kelarutan dan komposisi pigmen pada daun Suji ................... 6

Tabel 4. Lampiran............................................................................................................... 11

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai fenomena difusa, osmosa, dan
sifat zat warna pada tumbuhan

1.2 Landasan Teori

Difusi merupakan penyebaran molekul-molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh energi
kinetic. Dimana molekul tersebut cenderung menyebar ke segala arah sampai terdapat suatu
konsentrasi yang sama. Difusi zat terjadi dari suatu tempat yang banyak mengandung
molekul-molekul yang tempat dan konsentrasinya pekat menuju tempat yang sedikit
mengandung molekul atau konsentrasi rendah (Yahya, 2015).
Salah satu bagian difusi adalah osmosis, yaitu perpindahan air dari larutan yang
mempunyai konsentrasi tinggi melalui membrane supermeabel, osmosis adalah berdifusinya
zat pelarut dari larutan yang konsentrasinya tinggi melalui selaput supermeable. Osmosis
adalah perpindahan ion atau molekul zat dari kerapatan rendah ke kerapatan tinggi melaui
suatu membrane (Yahya, 2015).
Perbedaan antara difusi dan osmosis adalah, pada proses osmosis ditandai adanya
pergerakan molekul yang melewati membrane hidup dan ini hanya terjadi pada materi hidup.
Berbeda dengan proses difusi yang dapat terjadi baik pada benda hidup maupun tak hidup
(Syamsuri, 2016).
Menurut Shyerwood (2014), ada beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan difusi,
yaitu:
1. Ukuran partikel semakin kecil ukuran partikel kecepatan difusi tinggi.
2. Ketebalan membrane, semkain tebal membrane kecepatan difusi lambat.
3. Luas waktu area, semakin besar luas suatu area kecepatan difusi semakin cepat.
4. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi maka semakin lambat difusinya.
5. Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan
lebih cepat, maka semakin cepat juga kecepatan difusinya.

6
Gamabar 1. Factor-faktor yang mempengaruhi difusi

Sel tumbuhan mengandung berbagai macam pigmen. Klorofil merupakan salah satu dari
pigmen tersebut. Pigmen adalah warna yang beredar di masyarakat merupakan zat warna
yang dibuat secara kimia (warna sintesis) dan warna yang dihasilkan mahluk hidup yang
biasa. Stabilitas warna dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH, oksidator, reduktor, dan
surfaktan. Warna dapat berfungsi sebagai indicator penentuan terhadap kesegaran dan
kematangan sayuran atau buah-buahan.
Ada 3 jenis pigmen pada daun beserta fungsinya, yaitu:
1. Klorofil
Klorofil merupakan zat hijau daun yang berfungsi menyerap energy dari matahari
untuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan.
2. Antosianin
Antosianin adalah pigmen yang diproduksi di dalam sitoplasma dan disimpan di dalam
vakuola,merah, serta jingga pada tumbuhan.
3. Karotenoid
Karotenoid biasanya berwarna merah, jingga, atau kuning. Berfungsi menyuplai
energy yang tidak dapat diserap klorofil untuk membantu proses fotosintesis.
Warna antosis dipenggaruhi oleh pH. Pada lingkungan asam akan berwarna merah jingga
dan pada lingkungan basa akan berwarna hijau biru.

Adam Hawa dan Daun Suji


Air menjadi kebutuhan okok untuk semua tanaman, juga merupakan bahan penyusun
utama dan protoplasma sel. Rhoeo Discolor merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di
daerah tropis, umumnya tanaman ini tumbuh di daerah dingin dan cukup air, tanaman ini tidak
dapat tumbuh di daerah yang kurang air karena daun dan batangnya akan mengerdil (Fahn,
1991).

7
Gambar 2. Sel-sel pada daun adam hawa
Klasifikasi Daun Suji
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliflocae
Family : Liliaceae
Genus : Pleomele
Spesies : Pleomele angustifolia

Klasifikasi Adam Hawa (Rhoe discolor)


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Family : Commelinaceae
Genus : Rheo
Spesies : Rhoeo Discolor

8
BAB II
PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan

Alat :
1. Mikroskop
2. Objek dan cover glass
3. Cutter atau silet
4. Pipet tetes
5. Tissue
6. Kertas saring
7. Alumunium foil
8. Tabung reaksi

Bahan :
1. Daun Rhoe discolor
2. Daun Suji
3. Air
4. Larutan NaCL 30%
5. Larutan gula 5% segar
6. KOH
7. HCL
8. Etanol
9. N-heksan
10. Etil asetat

2.2 Prosedur Percobaan

Difusa dan Osmosa


1. Buatlah 3reparate irisan epidermis (memanjang) agak tebal dari bagian bawah
daun Rhoediscolor dalam air.
2. Amati dibawah mikroskop dan gambar hasil pengamatan.
3. Hisaplah Kembali dengan tisu dan tanpa membuka kaca tutup (cover glass).
4. Tetesi Kembali dengan NaCl atau air gula melalui pinggir cover glass.
5. Amati dan gambar apa yang terjadi.

9
6. Hisap Kembali cairan dengan tisu dana tetesi Kembali dengan air.
7. Amati Kembali dan gambar perubahan apa yang terjadi.
8. Jelaskan fenomena apa yang terjadi.

Kelarutan dan komposisi pigmen (dinamolisis)


1. Siapkan 2-3 helai daun suji, cuci, iris kecil-kecil dan gerus hingga halus.
2. Masukan kedalam tabung reaksi yang sudah teriris masing-masing pelarut (aquadest,
etanol, n-heksan, etil asetat) 10ml.
3. Tutup tabung dengan aluminium foil dan biarkan selama 5 menit, lalu kocok.
4. Perhatikan dan catat pelarut mana yang warnanya lebih hijau, lalu jelaskan yang
terjadi padabuku tugas masing-masing.
5. Saring ekstrak yang paling kental dan 3repara filtrat.
6. Letakkan ujung kertas saring tersebut pada kertas saring lain dan amati pola rembesan.
7. Catatlah ada berapa warna yang timbul dan jelaskan fenomena yang terjadi.

Pengaruh pH pada warna zat


1. Buatlah 3 buah preparate epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor pada
tingkat kacaobjek berbeda.
2. Tetesi masing-masing preparate dengan air, KOH, dan HCl.
3. Amati sel dibawah mikroskop.
4. Gambarkan segitiga sel yang diamati dan jelaskan apa yang terjadi.

2.2 Hasil Percobaan


1. Hasil percobaan Difusa & Osmosa
No Gambar Keterangan
.
1 Pada 4reparate daun rhoeo discolor
dengan reagen air terlihat adanya
kloroplas celah stomata pigmen
antosianin sel penutup dan sel
tetangga

Reagen : Aquadest
Perbesaran : 40/0,65

10
2 Setelah pengamatan dengan
reagen air, 4reparate tersebut
dibersihkan dengan tissue agar
airnya terserap tanpa membuka
cover glass. Selanjutnya ditetesi
dengan NaCl. Terlihat bagian
Reagen : NaCl stomata, kloroplas, dan selnya
Perbesaran : 40/0,65 semakin jelas. Namun pigmen
antosianinnya menciut
3 Selanjutnya 4reparate diberi
reagen air lagi untuk melihat
perubahan yang terjadi. Terlihat
bahwa pigmennya mulai
membesar Kembali, walaupun
tidak full seperti semula. Hal ini
karena adanya NaCl yang masih
Reagen : Aquadest
tertinggal
Perbesaran : 40/0,65
4 Tindakan yang terakhir ialah
penetesan larutan sukrosa 5% pada
preparate. Terlihat bahwa pigmen
antosianin menciut Kembali,
bahkan ada ada beberapa bagian
yang tidak terdapat pigmen
antosianin
Reagen : Sukrosa
Perbesaran : 40/0,65
Tabel 1. Hasil percobaan Difusa &
Osmosa

11
2. Hasil pengamatan pengaruh pH pada zat warna daun Adam Hawa (Rhoeo Discolor)
No. Gambar Keterangan
1 Larutan air sebagai reagen pada sampel
yang bersifat netral. Terlihat semuanya
tidak terjadi perubahan atau masih seperti
semula. Ini artinya air dengan pH netral
tidak mempengaruhi perubahan pada
Reagen : Aquadest pigmennya
Perbesaran : 40/0,65
2 Larutan KOH sebagai reagen basa pada
sampel. Terlihat adanya perubahan warna
di beberapa bagian tempat pada preparate
Rhoeo Discolor. Hal ini disebabkan karena
KOH belum menyebar sempurna pada
Reagen : KOH seluruh bagian sampel. Adapun perubahan
Perbesaran : 10/0,25 warna yang semula ungu menjadi biru
setelah ditetesi dengan reagen basa.
3 Larutan HCl digunakan sebagai reagen
asam pada sampel. Setelah sampel ditetesi
dengan HCl, terdapat perubahan warna
yang semula ungu menjadi jingga.
Walaupun ada beberapa bagian yang
Reagen : HCl warnanya masih sama seperti sebelumnya.
Perbesaran : 10/0,25 Hal ini karena HCl belum menyebar secara
sempurna pada seluruh bagian sampel

Tabel 2. Hasil pengamatan pengaruh pH pada zat warna daun Adam Hawa

12
4. Hasil pengamatan kelarutan dan komposisi pigmen (Dinamolisis) pada daun Suji
No. Gambar Keterangan
1 sampel daun Sampel daun suji dimasukkan ke dalam
suji dan larutan aquades, ditutup menggunakan
aquadest alumunium foil dan dibiarkan selama 5
meni.,Setelah itudilakukan pengocokan
dan terlihat bahwa larutan dan sampel
menyatu serta homogen dengan pelarut
aquadest. Warna yang didapat kan
adalah warna hijau muda.

2 sampel daun Sampel daun dimasukkan ke dalam etil


suji dan etil asetat, dilakukan pengocokan, dibiarkan
asetat selama 5 menit. Terlihat bahwa larutan
dan sampel menyatu serta homogen.
Dalam pelarut etil asetat, warna hijau
yang didapatkan lebih pekat. Ini juga
diakibatkan oleh etil asetat yang
memiliki kepolaran lebih tinggi

3 sampel daun Sampel daun suji dimasukkan kedalam


suji dan n- larutan N-heksan, lalu ditutup dengan
heksan alumunium foil dan dilakukan
pengocokan. Lali dibiarkan selama 5
menit. Terlihat bahwa larutan dan sampel
tidak menyatu.
Larutan didapatkan berwarna tetap
bening sedangkan sampel mengalami
pengendapan. Dimana n-heksan bersifat
paling non polar sehingga didapatkan
hasil warna putih bening atau
leukoantosianin
Tabel 3. Hasil pengamatan kelarutan dan komposisi pigmen pada daun Suji
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami meneliti mengenai difusa esmosa dan sifat zat
warna. Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah daun adam hawa yang
akan digunakan untuk percobaan difusa dan amosa dan pengaruh pada warna zat.
Selain daun adam hawa, digunakan juga daun suji untuk percobaan pada kelarutan
dan komposisi pigmen.
1. Difusa dan Amosa
Pada percobaan yang pertama yaitu difusa dan amosa. Pada percobaan ini diperlukan
preparate memanjang dari bagian bawah daun Rhoeo Discolor atau daun adam hawa.
Preparate yang telah disiapkan kemudian ditetesi dengan air lalu diamati dibawah
mikroskop. Hasilnya terlihat adanya kbroplas, celah stomata, sel penutup, sel tetangga
dan pigmen absianim befwarna ungu pada preparate adam hawa.
Antosianim adalah pigmen berwarna kuat penyebab adanya warna merah,ungu dan
biru dalam daun,bunga,buah dan mungkin juga terdapat pada kulit buahnya saja (syamsul
Arifin ahmad, 1986). Selanjutnya 7ydrogen7 yang sudah ditetesi air tersebut dibersihkan
menggunakan tissue tanpa membuka cover glass. Hal ini ditujukan agar air dapat terserap
kedalam tissue tersebut. Lalu tetesi dengan larutan NaCl 30% tanpa membuka cover glass
dan diamati dibawah mikroskop.
Setelah penetesan NaCl didapatkan hasil berupa perbedaan pada pigmen Antosianin.
Warna ungu yang semula terlihat jelas berubah menjadi transparat setelah ditetesi larutan
NaCl 30%. Selanjutnya preparate dibersihkan 7ydroge dengan tissue untuk menyerap
NaCl 30% dalam preparate tanpa membuka cover glass, lalu ditetesi 7ydroge dengan air.
Hasilnya terlihat bahwa plagenin antosianim mulai membesar 7ydroge dan mulai terlihat
jelas 7ydroge walaupun tidak full seperti semua. Hal ini karena adanya NaCl yang masih
tertinggal.
Preparate kemudian dibersihkan 7ydroge dengan tissue untuk menyerap air yang ada
dalam preparate tanpa membuka cover glass, lalu ditetesi dengan larutan sukrosa 5%.
Hasilnya pigmen antosianin mulai menciut 7ydroge dan mulai terlihat atau transparan.
Setelah preparate dari sel epidermis bawah daun Rhoeo Discolor yang memiliki warna
ungu (antosianin) ditetesi dengan larutan sukrosa maupun NaCl terjadi perubahan pada sel
tersebut yang semula berwarna ungu berubah menjadi transparan. Peristiwa tersebut adalah
peristiwa plasmolysis. Sehingga gejala yang terjadi pada peristiwa plasmolysis adalah
14
perubahan yang terjadi pada sel yang berwarna ungu berubah menjadi transparan (Ghahar
ajeng prawesthi, 2015).
Plasmolysis merupakan keadaan membrane dan sitoplasma akan terlepas dari dinding
sel. Sel daun Rhoeo Discolor yang ditetesi dengan reagen NaCl dan sukrosa mengalami
plasmolysis (Tjitrosomo, 1987). Dengan menambahkan reagen NaCl maupun sukrosa,
maka peristiwa plasmolysis akan terjadi. Hal ini disebabkan karena potensial air yang
berbanding lurus dengan potensial osmotic. Dengan demikian plasmolysis akan terjadi jika
pelarut didalam sel lebih tinggi dibandingkan diluar sel ( Salisbary and Ross, 1992)

2. Pengaruh PH pada warna zat


Pada percobaan pengaruh pH pada warna zat dilakukan penetesan reagen asam, basa
dan netral. Reagen asam yaitu Hcl reagen basa yaitu KOH dan reagen netral adalah H2O.
yang dilakukan pertama tama yaitu diperlukan preparate memanjang dari bagian bawah
daun adam hawa kemudian preparate diletakan pada objek glass yang pertama ditetesi
reagen H2O, lalu reagen Hcl dan yang terakhir ditetesi dengan reagen KOH. (Bratt dkk.,
2008; wioatad,2001).
Pada preparate yang ditetesi reagen H2O melalui pembesaran 40/0,65 terlihat pigmen
berwarn ungu. Dimana pigmen ungu ini memang dimiliki oleh daun adam hawa. Artinya
H2O dengan pH netral tidak mempengaruhi pada warna pigmenya. Pada reagen basa
melalui pembesaran 10/0,25 terlihat adanya perubahan warna menjadi warna biru. Warna
biru ini terdapat dibeberapa bagian saja. Karena reagen KOH tersebut belum sepenuhnya
menyebar pada preparate. Pada preparate yang ditetesi reagen asam dengan pembesaran
10/0,25 terlihat pigmen pada daun adam hawa berubah menjadi jingga.
Perubahan warna pada pigmen tersebut dikarenakan zat warna klorofil memiliki
beberapa factor yang mempengaruhi kestabilan seperti pH, mempengaruhi solvent,
intensitas cahaya, enzim, oksidator dan suhu yang digunakan ( Aryanti, Naflunisa dan
Willis, 2006). Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air yang menyebabkan warna
merah, ungu dan biru serta banyak ditemukan pada daun, buah, bunga. Anntosianin ini
merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada pelarut polar.
Factor-faktor yang mempengaruhi kestabilan antosianin non enzim matik adalah pengaruh
dari pH, suhu dan juga cahaya (Salisbury, 1991).
Antosianim memiliki ciri khas yaitu mengalami perubahan warna pada pH tertentu.
Antosianim pada kondisi pH yang sangat asam (pH 1-2) cenderung berwarna jingga, ungu
yaitu 8ydrog berada dalam bentuk koltion flavylium. Pada pH diatas 4, antosianim berada

15
pada bentuk kolkon yang berwarna kuning, basa quinoid yang berwarna biru atau basa
karbinol tidak berwarna (Biat skk, 2008; Wrolstad,2001)
Keshabilan warna senyawa antosianin dipengaruhi oleh pH atau tingkat keasaman,
dan akan lebih stabil bila dalam suasana asam lalu pH yang rendah. Kestabilan antosianin
juga dipengaruhi oleh suhu. Laju kerusakan (degredasi) antosianin cenderung meningkat
selama proses penyimpanan yang diiringi dengan kenaikan suhu. Degradasi termal
menyebabkan hilangnya warna pada antsianin (Hayati, 2012).
3. Kelarutan dan komposisi pigmen (Dinamolisis)
Pertama ambil 3helai daun suji dibersihkan dan dikeringkan. Kemudian masukan
kedalam mortar lalu gerus sampai halus. Kemudian siapkan 3tabung reaksi dan beri label
aquades, etil asetat, dan n-heksan.
Sampel daun suji yang oertama dimaskan kedalam larutan aquades dan ditutup
menggunakan alumunium foil. Dilakukan pengocokan dan dibiarkan selama 5menit.
Setelah 5menit terlihat bahwa larutan dan sampel menyatu serta homogen. Warna yang
didapatkan adalah warna hijau uda, warna hijau pada daun suji disebabkan pleh adanya
pigmen klorofil. (Risanto dan Yuniasari, 1994)
Sampel daun yang kedua dimasukan kedalam larutan etil asetat dan tutup dengan
alumunium foil. Dilakukan pengocokan dan dibiarkan selama 5menit, terlihat bahwa
larutan dan sampel menyatu serta homogen, dan warna hijau yang didapatkan lebih pekat.
Hal ini disebabkan oleh etil asetat yang memiliki kepolaranlebih tinggi.
Sampel daun suji yang terakhir dimasukan kedalam larutan n.heksan dan ditutup
menggunakan alumunium foil. Dilakukan pengocokan dan dibiarkan selama 5menit. Setelah
5menit terlihat bahwa larytan dan sampel tidak menyatu. Larutan n.heksan didapatkan
berwarna bening sedangkan sampel mengalami pengendapan. Dimana n.heksan bersifat
paling non polar sehingga didapatkan hasil warna putih bening atau leukoantosianin (Fiqi
ferdian, 2007)

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pada praktikum kali ini dapat disampaikan bahwa
difusi merupakan perpindahan molekul atau ion dari larutan yang berkonsentrasi
tinggi (pekat) ke larutan yang berkonsentrasi rendah (cair). Osmosis merupakan
proses difusi air, yaitu perpindahan molekul air dari larutan yang konsentrasi
airnya lebih tinggi (larutan encer) menuju larutan yang konsentrasi airnya lebih
rendah (larutan pekat) melalui 9ydrogen semipermeable (membrane yang hanya
dapat dilalui air).
Uji osmosis yang bertujuan untuk mengetahui dan mengamati proses osmosa
dalam suatu larutan, perbedaan ukuran dan perubahan yang terjadi ini disebabkan
oleh jaringan tumbuhan yang berada dilarutan hipertonis (contohnya larutan Nacl)
akan mengalami plasmosis. Plasmosis menyebabkan air pada daun adam hawa
berosmosis keluar adam hawa menuju larutan garam sehingga sel menjadi
menyusut. Berbeda dengan Rhoeo Discolor yang ditempatkan di larutan isotonis
(air), tidak terjadi proses osmosis.
Uji pengaruh pH bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada
pigmen antosianim pada Rhoeo Discolor. Antosianim termasuk dalam senyawa
golongan flavonoid yang mengakibatkan warna merah, ungu,dan biru pada
tanaman (bunga, sayur, dan buah-buahan). Antosianim memiliki ciri khas yaitu
mengalami perubahan warna pada pH tertentu. Antosianim pada kondisi pH yang
sangat asam (pH 1-2) cenderung berwarna jingga – ungu yaitu 9ydrog berada dalam
bentuk kalkon yang berwarna kuning, basa quinousd yang berwarna biru atau basa
karbinol tidak berwarna. Oleh karena itu, Rhoeo Discolor berwarna jingga saat
diberi reagen asam yaitu hcl, dan berwarna biru saat diberi reagen basa yaitu koh.
Uji kelarutan dan komposisi pigmen bertujuan untuk mengamati perubahan
dan larutan yang berbeda yang diberi sampel daun suji. Daun suji memiliki klorofil
berwarna hijau dapat berubah menjadi coklat akibat substitusi magnesium oleh
9ydrogen membentuk feofitin. Warnanya cukup pekat, tapi air mudah pudar. Jika
dibiarkan terlalu lama, kelarutan dan pigmen warna dapat dipengaruhi oleh zat
pelarut

17
4.2 Saran

Dari paparan materi di atas, diharapkan para pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang perbedaan dari etika dan moral serta mengetahui jenis- jenis atau
macam-macam dari etika itu sendiri. Hal tersebut bertujuan agar para pembaca dan
penulis sendiri dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari dengan
berperilaku baik dan tidak melanggar etika yang ada di masyarakat.

18
DAFTAR PUSTAKA
1. Salisbury Frank B & Cleon W. Ross. 1995. Fisidagi Tumbuhan Jilid 1. Bandung:
Penerbit ITB3.
2. Tjitrosomo, Siti Sutani. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa sel Rhoco
Discolor wels Saat dan Regina
3. Buaina: Egi, dkk. 2011.Struktur dan inti sel Rhoco Discolor wels Saat normal dan
plasmolisis Regina. Bogor:
4. Prawesthi, Gahar Ajeng. 2015. Muhammad. 2020. Plasmolisis Rhoeo Discolor.
Ekstraksi Antosianin. Semarang: SCRIBD Universitas 5. Alauhdin,Negri
Semarang.

19
LAMPIRAN

Tabel 4. Lampiran

20

Anda mungkin juga menyukai