Anda di halaman 1dari 49

Makalah biologi

“Pengaruh Dosis Pupuk Urea Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau”

Disusun Oleh

Nama

Muhammad Suyadi

Kelas

XII IPA 1

Guru Pembimbing

Roslina Siregar, S.Pd

SMA Negeri 09 Siak

Kecamatan Lubuk Dalam

Kabupaten Siak

Tahun Pelajaran 2011/2012


LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Muhammad Suyadi

NIS/NISN:

KELAS :XII IPA 1

Pengaruh Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan


Tanaman Kacang Hijau

Disahkan

Pada hari:

Tanggal:

Mengetahui

KEPALA SMA 9 SIAK GURU BIDANG STUDI

Drs.SAWIRMAN ROSLINA SIREGAR S,Pd


NIP.1966026 199903 10032005 NIP.1976071 1200501

SMA NEGERI 09 SIAK

Kecamatan Lubuk Dalam

Tahun Pelajaran 2011-2012


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dengan benar dan baik. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi baik moral maupun material
dalam upaya penyelesaian laporan ini. Dalam kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Roslina Siregar selaku guru bidang studi Biologi yang telah membimbing serta
membina kami dalam melakukan penelitian ini.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung serta prospek interaksi pupuk terhadap tanaman. Dengan
berharap akan menjadi pokok bahasan yang baik untuk disajikan kepada pihak pembaca. Sasaran
utama dari makalah ini adalah untuk menjelaskan beberapa zat-zat yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau.

Segala daya upaya telah penulis kerahkan demi kesempurnaan tulisan ini. Namun, di sadari
bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan ini, terutama dalam penyajian data. Atas
dasar itu, maka sangat diharapkan kritk dan saran ysng membangun dari semua pihak yang
membaca tuisan ini. Semoga tulisan ini sedikit bermanfaat bagi pembaca guna mempeluas wawasan.

Wassalamuailaikum Wr. Wb.

Lubuk Dalam, September 2011

Penulis

i
By : Kelompok IV
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………… .......................... i


Daftar Isi ………………………………………………………… ........................... ii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………....................... 1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………. ...................... 2
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………. ...................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………... ...................... 2
1.5 Hipotesis …………………………………………………... ..................... 2
BAB II Landasan Teori
2.1 . Pengertian pertumbuhan dan perkembangan ............................................ 3
2.2 . Kacang Hijau ............................................................................................ 26
2.3 . Pupuk Urea .............................................................................................. 30
BAB III Metodologi Penelitian
3.1 Proses Eksperimen ..................................................................................... 35
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Kontrol .............................................................................. 36
3.2.2 Variabel Bebas ................................................................................. 36
3.2.3 Varabel Terikat ................................................................................. 37
3.3 Parameter .................................................................................................... 37
3.4 Tata Letak ................................................................................................... 38
BAB IV Hasil Penelelitian
4.1Data Mentah ....................................................................................... 39
4.2 Data Akhir ......................................................................................... 40
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 44
5.2 Saran ......................................................................................................... 44
Daftar Pustaka ........................................................................................................... iii

ii
By : Kelompok IV
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuhan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Sebagian besar tumbuhan terus mengalami pertumbuhan
pada sepanjang hidupnya (pertumbuhan tidak terbatas), sedangkan pertumbuhan hewan
bersifat terbatas karena terhenti setelah individu mencapai ukuran tertentu.
Meski pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung pada sepanjang hidupnya, bukan
berarti tumbuhan tidak dapat mati. Hal tersebut terlihat dengan adanya tumbuhan annual
(semusim atau setahun) yang menyelesaikan daur hidupnya (berbunga, berbiji, dan mati)
dalam waktu satu musim (tahun), misalnya tanaman padi dan jagung. Ada pula tumbuhan
biennial yang menyelesaikan daur hidupnya dalam waktu dua tahun, misalnya tanaman bit,
gula, dan wortel. Selain itu, di kenal juga tumbuhan perennial, yaitu tumbuhan yang masa
hidupnya paling lama serta dapat tumbuh dan bereproduksi selama puluhan hingga ratusan
tahun. Contoh tumbuhan tahunan adalah pohon dan semak, seperti pohon sequoia yang
dapat mencapai umur 300 tahun.
Pertumbuhan dipengaruhu oleh beberapa faktor, seperti : Auksin, sitokinin,
giberelin, etilen dan asm absisat yang merupakan faktor internal. faktor makanan, cahaya,
suhu, air,PH, dan Oksigen.
Terkadang kita menemukan tumbuhan yang sejenis tetapi ada yang kerdil, berdaun
lebat, lebih tinggi ataupun sebaliknya.
Nutrisi sangat dibituhkan sebagai sumber energi. Moore,et al, mengungkapkan
bahwa nutrien yang dibutuhkan terdiri dari elemen makronutrien seperti karbon, oksigen,
nitrogen, kalsium, magnesium. Sedangkan elemen mikronutrien seperti klorin, besi, boron,
mangan, seng, tembaga. Pemberian nutrisi yang pada tumbuhan dapat mencegah agar
ttumbuhan tidk mengalami defisiensi yang merupakan keadaan tumbuhan yang kekurangan
makronutrien dan mikronutrien.
Penelitian kami lakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan dosis
pupuk pada tanaman kacang hijau.
Pengukuran saya lakukan setiap hari selama satu minggu. Dan hasil akhirnya saya
sediakan dalam bentuk grafik dan tabel.

1.2 Perumusan Masalah


1. Adakah pengaruh dosis pupuk pada pertumbuhan dan perkebbangan kacang hijau?

1
By : Kelompok IV
2. Adakah perbedaan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan oleh dosis pupuk pada
tanaman kacang hijau ?
3. Bagaimanakah pengaruh dosis pupuk yang berbeda pada tanaman kacang hijau?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dosis pupuk seperti nitrogen dan fosfor
pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau,
2. Untuk memperbanyak tumbuhan kacang hijau dengan mudah dengan varietas yang
bervariasi,
3. Untuk mengetahui perbedaan kecepatan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun
pada tanaman kacang hijau,
4. Untuk membuat varietas bibit kacang hijau yang unggul.
1.4 Manfaat Penelitian
☞ Mengetahui kadar pupuk yang tepat untuk pertumbuhan kacang hijau,
☞ Untuk mendapatkan hasil tanaman kacang hijau yang unggul dan berkualitas,
☞ Sebagai media tanaman untuk proses pembelajaran,
☞ Dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan dalam beberapa hari pada
tanaman kacang hijau
1.5 Hipotesis
✍ Pupuk urea berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan batang, panjang daun,dan
lebar daun pada tanaman kacang hijau,
✍ Kelebihan dosis pupuk membuat tanaman menjadi layu dan mati.

2
By : Kelompok IV
BAB II
Landasan Teoritis
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan
berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya
yang terjadi pada diri kita, kalau diamati keadaan ketika bayi sangat berbeda dengan keadaan
saat ini.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal
(irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dam pertambahan massa. Selain
disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel.
Contohnya bayi yang baru lahir ukurannya + 45 cm dengan berat badan + 3 kg.
Setelah mengalami pertumbuhan, tinggi badan dapat mencapai lebih dari 150 cm dan berat
badan lebih dari 30 kg.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Pada tingkat seluler,
perkembangan dapat berupa diferensiasi sel-sel yang baru membelah membentuk jaringan yang
menyusun organ tertentu. Pada tumbuhan perkembangan ditandai dengan munculnya bunga
atau buah. Sedang pada hewan dan manusia ditandai dengan kematangan organ reproduksi
sehingga siap untuk menghasilkan keturunan.
Perkembangan juga menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi
dewasa. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis (Yunani, morpho = Bentuk;
Genesis = Asal).

Adapun tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu :

a. Tahap awal pertumbuhan

1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya
bertambah dan menjadi lunak.
2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai
reaksi kimia.
3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis
cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan
berlangsung.

b. Perkecambahan

3
By : Kelompok IV
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan embrio dan komponen – komponen
biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru.
Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji misalnya
radikula dan plumula.
Di dalam biji terdapat embrio atau calon individu baru yang dilingkapi dengan cadangan
makanan. Jika diamati, ada perbedaan struktur antara biji tumbuhan monokotil dengan
tumbuhan dikotil. Perhatikan Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Bagian – bagian biji tanaman monokotil dan dikotil


Sumber :id..wikipedia.org
Biji dikotil mempunyai dua kotiledon. Di dalam kotiledon terdapat endosperm tang
berisi cadangan makanan. Embrio melekat pada kotiledon di bagian pangkal. Bagian di atas
pangkal yang melekat pada kotiledon disebut epikotil. Ujung epikotil disebut plumula yang
akan tumbuh menjadi batang. Begian yang berada di bawah pangkal disebut hipokotil. Ujung
hipokotil disebut radikula yang akan tumbuh menjadi akar.
Biji monokotil memiliki satu kotiledon yang disebut skutelum. Skutelum menyerap
nutrient dari endosperm dalam proses perkecambahan. Bagian ujung embrio yang akan
tumbuh menjadi batang disebut plumula. Bagian ini dilindungi oleh selubung koleoptil.
Bagian yang akan tumbuh menjadi akar disebut radikula.. calon akar ini juga dilindungi oleh
selubung yang disebut koleoriza.
1. Tahapan Perkecambahan
Perkecambahan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi
beberapa tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan
makanan, pengiriman bahan makanan terlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh atau
daerah lainnya, serta asimilasi (fotosintesis).

4
By : Kelompok IV
α-
GA GA
amilase

Air

Radikula
Kotiledon

Gambar 1.2 Proses perkecambahan pada biji tumbuhan


Sumber : id.wikipedia.org
Proses penyerapan cairan pada biji (Imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk
ke dalam kotiledon menyebabkan volumenya bertambah, akibatnya kotiledon
membengkak. pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan testa pecah.
Awal perkecambahan didahului dengan aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan
karbohidrase) dan hormone di kotiledon atau endosperm oleh adanya air. Enzim
protease segera bekerja mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asam amino
digunakan untuk membuat molekul protein baru bagi membran sel dan sitoplasma.
Timbunan pati diuraikan menjadi maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa
akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan untuk membuat dinding selbagi sel-sel yang
baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses di atas memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan
glukosa saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati
menyebabkan biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh diatas
permukaan tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.
2. Tipe Perkecambahan
Ada dua tipe perkecambahan, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan
hipogeal.

5
By : Kelompok IV
a. Tipe perkecambahan di atas tanah
(Epigeal)

Di cirikan dengan hipokotil memanjang


sehingga plumula dan kotiledon ke
permukaan tanah dan kotiledon melakukan
fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contohnya adalah perkecambahan kacang
hijau.

Gambar 1.3 Perkecambahan epigeal

Sumber :
www.google.com

b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal)

Di cirikan dengan epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji
dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah.
Contohnya adalah perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).

Gambar 1.4 Perkecambahan hipogeal

Sumber : www.google.com

a. Pertumbuhan Pada Tumbuhan

Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot
yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot
menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.

6
By : Kelompok IV
Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ
yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.

Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:


1. Pertumbuhan Primer

Pertumbuhan Primer, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh
primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujung batang. Titik tumbuh primer
telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang
tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer
menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.

Gambar 1.5 Pertumbuhan primer pada ujung batang dan akar.


Sumber : www.gudangmateri.com

Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada
embrio, dan bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Terdapat dua jenis
jaringan meristem, yaitu:

7
By : Kelompok IV
a. Jaringan meristem apikal

Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan
pertumbuhan primer.

b. Jaringan meristem lateral

Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita
temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau
menambah diameter dari bagian tumbuhan. Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang
dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.

Embrio memiliki 3 bagian penting :


1. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
2. akar embrionik yaitu calon akar
3. kotiledon yaitu cadangan makanan

Gambar 1.6 Embrio Tumbuhan

Sumber :www.gudangmateri.com

Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.

8
By : Kelompok IV
Gambar 1.7 Daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
Sumber : www.gudangmateri.com

Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah

1. Daerah pembelahan (daerah meristematik)


Daerah Pembelahan, merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini
terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah
pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding sel tipis, dan aktif
membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah meristematik.
2. Daerah pemanjangan
Daerah Pemanjangan, merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah
pembelahan. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya
sehingga membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel pada daerah ini lebih besar
dibandingkan dengan sel-sel pada daerah meristem.
3. Daerah diferensiasi
Daerah Diferensiasi, terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah
ini telah mengalami diferensiasi. Artinya sel-sel telah berubah bentuk sesuai
fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur,
xilem dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim
(jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim. Dengan
terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan.

9
By : Kelompok IV
2. Pertumbuhan Sekunder

Pertumbuhan Sekunder, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan jaringan


kambium (meristem skunder). Jaringan kambium bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu
aktif membelah. Kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Kegiatan
meristem sekunder tersebut meliputi:

a. Kambium gabus (felogen)

Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai


pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan
bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.

b. Kambium fasis (vasikuler)

Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke
arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-
jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur.

Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam
lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.

c. Kambium interfasis (intervasikuler)

Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang


tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya,
pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan
pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang
kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan
berdifferensiasi.

Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar (Gambar 1.4).


Pada tumbuhan dikotil berkayu, pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas sel-sel
meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan floem dibentuk ke arah
luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada pertumbuhan di bagian luar, sehingga
mengakibatkan jaringan epidermis dan korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah).

10
By : Kelompok IV
- Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis
atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.

- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi


kambium yang disebut kambium intervasis.

- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentris.

Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung.
Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat
dari pertumbuhan kulit.

- ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup

- ke luar membentuk felem : sel-sel mati

Gambar 1.8 Lingkaran tahun karena aktivitas xilem sekunder Gambar 1.9 Irisan melintang batang waru

Sumber : www.google.com Sumber : bebas.ui.ac.id

Berdasarkan titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua teori titik tumbuh pada tumbuhan, yaitu

1) Teori Histogen

Teori ini dikemukakan oleh Hanstein. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ
tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu:

a. Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis.


b. Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
c. Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.

2). Teori Tunika Korpus

Teori ini dikemukakan oleh Schmidt yang menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh
tumbuhan yang dibentuk ada dua lapisan pembentuk jaringan, yaitu :
11
By : Kelompok IV
a) Tunika, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis dan korteks.
b) Corpus, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.

Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar (Gambar 1.5). Pada
tumbuhan dikotil berkayu, pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas sel-sel
meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan floem dibentuk ke arah
luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada pertumbuhan di bagian luar, sehingga
mengakibatkan jaringan epidermis dan korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah).

Gambar 1.10 Pertumbuhan sekunder pada batang dikotil.

Sumber : www.gudangmateri.com

12
By : Kelompok IV
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan merupakan hasil interaksi kompleks dua
faktor, yaitu factor dalam atau internal dan faktor luar atau eksternal. Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan sendiri yang berpengaruh terhadap pertumbuhan. Faktor
itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intraseluler dan interseluler. Yang termasuk faktor
intraseluler adalah sifat menurun atau faktor hereditas, sedangkan yang termasuk faktor
interseluler adalah hormon.

Faktor luar atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah air,
tanah, mineral, kelembapan udara, suhu udara, cahaya, dan lain-lain. Ukuran dan bentuk tubuh
tumbuhan banyak dipengaruhi olehsifat menurun atau sifat hereditas. Sifat menurun tersebut
disebut gen, yang terdapat didalam setiap kromosom yang ada didalam inti sel.

1. Faktor Internal
Setiap tumbuhan mempunyai struktur dan morfologin tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor intrasel yang terkandung dalam gen sebagai pembawa sifat atau yang lebih dikenal
sebagai faktor hereditas. Selain faktor intrasel terdapat juga faktor intersel, berupa zat tumbuh
atau dikenal dengan hormon tumbuh yang terdapat dalam tubuh tumbuh-tumbuhan. Hormon-
hormon tumbuha inilah yang akan mengatur arah dan kecepatan pertumbuhan, termasuk
kapan tumbuhan bernunga, kapan buah akan masak, dan kapan daun akan gugur. Beberapa
hormon tumbuhan tersebut adalah auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat (ABA), dan etilen.
a. Faktor Genetis
Setiap jenis tumbuhan membawa gen untuk sifat-sifat tertentu, seperti berbatang
tinggi atau berbatang rendah. Tumbuhan yang mengandung gen yang baik dan didukung
lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan yang baik pula.
b. Hormon
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan
dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Hormon berasal dari
bahasa Yunani hormalin yang berarti penggiat.

Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada


hewan. Namun demikian, hormon tumbuhan tidak dihasilkan dari suatu kelenjar

13
By : Kelompok IV
tertentu (endokrin) sebagaimana pada hewan, tetapi dihasilkan dari jaringan-
jaringan tertentu. Penyebarannya pun tidak harus melalui pembuluh, karena
hormon tumbuhan dapat ditransfer melalui sitoplasma atau ruang antarsel.

Hormon tumbuhan bersifat endogenous ("endogen"), dihasilkan sendiri oleh


individu yang bersangkutan, maupun exogenous ("eksogen"), diberikan dari luar
sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik,
tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi
perbedaan dari hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa
Inggris: plant growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.

I. Kelompok Hormon

Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang
dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan
dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan
efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini
dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris:
auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH),
dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat
positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung
maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat
(inhibitor) pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-
kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja
untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti
brasinosteroid, asam jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa
sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).

Ada 9 auksin indol, 14 sitokinin, 52 giberelin, tiga asam absisat, dan satu etilena
yang dihasilkan secara alami dan telah diekstraksi orang. ZPT sintetik ada yang
memiliki fungsi sama dengan ZPT alami, meskipun secara struktural berbeda.
Dalam praktik, seringkali ZPT sintetik (buatan manusia) lebih efektif atau lebih
murah bila diaplikasikan untuk kepentingan usaha tani daripada ekstraksi ZPT
alami.

14
By : Kelompok IV
a. Auksin atau AIA (Asam Indol Asetat)

 Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-

derivatnya.
 Pertama kali auksin ditemukan pada ujung koleoptil kecambah gandum (Avena

sativa).
 Pusat pembentukan auksin adalah ujung koleoptil (ujung tumbuhan).

 Jika terkena sinar matahari, auksin akan berubah menjadi senyawa yang

menghambat pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang akan membelok


ke arah datangnya cahaya, karena bagian yang tidak terkena cahaya
pertumbuhannya lebih cepat daripada bagian yang terkena cahaya.
 Fungsi auksin, yaitu:

1. Merangsang perpanjangan sel.


2. Merangsang pembentukan bunga dan buah.
3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
4. Mempengaruhi pembengkokan batang.
5. Merangsang pembentukan akar lateral.
6. Merangsang terjadinya proses diferensiasi.

15
By : Kelompok IV
Gambar 1.11

(a) Distribusi Auksin pada Kecambah


(b) Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan ujung tunas dan akar

Sumber : bebas.ui.ac.id

b. Gibberellin

 Gibberellin merupakan hormon yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella

fujikuroii yang parasit pada tumbuhan padi. Ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun
1926.
 Fungsi gibberellin, yaitu:

1. Merangsang pembelahan sel kambium.


2. Merangsang pembungaan lebih awal sebelum waktunya.
3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
4. Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran raksasa.
(Dwidjoseputro, 1992: 197)

c. Sitokinin

 Sitokinin merupakan kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain.

 Fungsi sitokinin yaitu:

1. Merangsang proses pembelahan sel.


2. Menunda pengguguran daun, bunga, dan buah.
3. Mempengaruhi pertumbuhan tunas dan akar.
4. Meningkatkan daya resistensi terhadap pengaruh yang merugikan, seperti
suhu rendah, infeksi virus, pembunuh gulma, dan radiasi.

16
By : Kelompok IV
5. Menghambat (menahan) menguningnya daun dengan jalan membuat
kandungan protein dan klorofil yang seimbang dalam daun (senescens).

d. Gas Etilen

 Gas etilen merupakan hormon tumbuh yang dalam keadaan normal berbentuk

gas.
 Fungsi gas etilen, yaitu:

1. Membantu memecahkan dormansi pada tanaman, misalnya pada ubi dan


kentang.
2. Mendukung pematangan buah.
3. Mendukung terjadinya abscission (pelapukan) pada daun.
4. Mendukung proses pembungaan.
5. Menghambat pemanjangan akar pada beberapa spesies tanaman dan dapat
menstimulasi pemanjangan batang.
6. Menstimulasi perkecambahan.
7. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar.

e. Asam Absisat (ABA)

 Asam absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat

pertumbuhan, baik dalam bentuk menurunkan kecepatan maupun menghentikan


pembelahan dan pemanjangan sel bersama-sama.
 Fungsi asam absisat, yaitu:

a. Menghambat perkecambahan biji.

b. Mempengaruhi pembungaan tanaman.

c. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian.

d. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi.

f. Kalin

 Kalin merupakan hormon yang mempengaruhi pembentukan organ.

 Berdasarkan organ yang dipengaruhinya, kalin dibedakan atas:

1. Rhizokalin, mempengaruhi pembentukan akar.


17
By : Kelompok IV
2. Kaulokalin, mempengaruhi pembentukan batang.
3. Filokalin, mempengaruhi pembentukan daun.
4. Antokalin, mempengaruhi pembentukan bunga.

g. Asam Traumalin

 Asam traumalin disebut sebagai hormon luka/kambium karena hormon ini

berperan apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.


 Jika terluka, tumbuhan akan merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat

meristem lagi sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup luka
tersebut. Kemampuan itu disebut restitusi atau regenerasi.
 Peristiwa ini dapat terjadi karena adanya asam traumalin (asam traumalat).

Perlu Anda ketahui selain hormon, vitamin dapat berpengaruh dalam pertumbuhan dan
perkembangan, misalnya vitamin B12, vitamin B1, Vitamin B6, vitamin C (asam
askorbat). Vitamin-vitamin tersebut berfungsi dalam proses pembentukan hormon dan
berfungsi sebagai koenzim.

II. Manfaat

Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan


hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki
pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam
pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung),
memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi
semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam
aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk
menyebut beberapa contohnya.

2. Faktor Eksternal
Faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor lingkungan,
misalnya nutrisi, air, cahaya, suhu, dan kelembapan.

18
By : Kelompok IV
a. Nutrisi
 Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber energi dan

sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
 Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi

diambil dari udara.


 Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O,

N, P, K, S, Ca, Fe, Mg).


 Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (B, Mn,

Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan
mengakibatkan kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi mengakibatkan
pertumbuhan menjadi terhambat.

b. Air
 Kekurangan air pada tanah menyebabkan terhambatnya proses osmosis. Proses

osmosis akan terhenti atau berbalik arah yang berakibat keluarnya materi-materi dari
protoplasma sel-sel tumbuhan, sehingga tanaman kering dan mati.
 Fungsi air antara lain:

1. Untuk fotosintesis.
2. Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim atau sebagai medium reaksi enzimatis
3. Membantu proses perkecambahan biji.
4. Menjaga (mempertahankan kelembapan).
5. Untuk transpirasi.
6. Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel.
7. Menghilangkan asam absisi.
8. Sebagai pelarut, air juga memengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara
tidak langsung memengaruhi laju metabolisme.

c. Cahaya

 Cahaya mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis.


 Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap tanaman.
Pengaruh cahaya secara langsung dapat diamati dengan membandingkan tanaman
yang tumbuh dalam keadaan gelap dan terang.

19
By : Kelompok IV
 Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai
dengan pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak
berkembang, dan batang tidak kukuh.
 Sebaliknya, dalam keadaan terang tumbuhan lebih pendek, batang kukuh, daun
berkembang sempurna dan berwarna hijau.
 Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan.
 Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, sehingga
daun menjadi pucat.
 Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
 Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan
terhadap fotoperiode yang berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme.
 Berdasarkan persyaratan panjang hari untuk pembungaan, sebagian besar
tumbuhan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

a. Tumbuhan berhari pendek (short day plant)

Berbunga jika panjang hari kurang dari periode kritis tertentu, misalnya kastuba
(Euphorbia pulcherima), ubi jalar (Ipomoea batatas), nanas (Ananas commosus),
Bunga Rami, dan padi (Oryza sativa). Panjang hari harus kurang dari 11 hingga 15
jam agar pembungaan terjadi.

Gambar 1.12 Bunga Rami

Sumber : www.google.com

b. Tumbuhan hari panjang (long day plant).

20
By : Kelompok IV
Berbunga jika panjang hari lebih dari periode kritis tertentu, misalnya tanaman
jarak (Rhicinus communis), Bunga Teropong, dan kentang (Solanum tuberosum).
Panjang hari harus lebih dari 12 hingga 14 jam agar pembungaan terjadi.

Gambar 1.13 Bunga Teropong


Sumber : www.google.com
c. Tumbuhan hari sedang (well-balanced day plant)
Yaitu tumbuhan yang akan berbunga jika lamanya siang sama dengan lamanya
malam yaitu sekitar 12 jam sehari. Misalnya, kacang dan tebu. Tumbuhan ini
tidak akan berbunga jika lama penyinaran kurang atau lebih dari 12 jam.

Gambar 1.14 Kacang


Sumber :www.google.com

21
By : Kelompok IV
d. Tumbuhan hari netral (neutral day plant)

Berbunga tidak tergantung pada panjang hari, dapat menghasilkan bunga kapan
saja dalam setahun, misalnya jagung (Zea mays).

Gambar 1.15 Bunga Matahari

Sumber :www.google.com

d. Suhu
 Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim.

 Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan.

 Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun, batang, atau bagian lain tanaman.

 Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan suhu yang paling baik untuk

pertumbuhan.
 Suhu minimum (± 10°C) merupakan suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat

tumbuh.
 Suhu maksimum (30°C hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih

dapat tumbuh.

22
By : Kelompok IV
e. Kelembapan
 Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena transpirasi akan

terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara terlarut.


 Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang diserap tumbuhan dan

lebih sedikit yang diuapkan.


 Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai

ukuran maksimum dan tumbuh bertambah besar.


 Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang.

 Adapun untuk mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki

permukaan helaian daun yang lebar.

f. Oksigen
 Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar menghasilkan energi

yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan perkembangannya.

c. Hubungan Auksin dengan Beberapa Proses Fisiologi

Secara fisiologis fitohormon berpengaruh terhadap berbagai proses, di antaranya adalah :

 Proses pengembangan sel

Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung memengaruhi sintesis enzim tertentu


yang kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan menyebabkan dinding sel menjadi
elastis. Dengan adanya sifat elastis tersebut, dinding sel mudah merenggang dan dapat
tumbuh memanjang.

 Fototropisme

Yaitu peristiwa pergerakan tumbuhan kearah datang nya cahaya. Cholodny dan Went
menjelaskan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya pemindahan auksin secara lateral dari
bagian yang terkena cahaya menuju bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian,
jumlah auksin di bagian yang gelap akan lebih banyak daripada di bagian yang terang.

23
By : Kelompok IV
 Geotropisme

Adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan yang terdiri atas : geotropisme
positif (gerak akar yang mengarah ke pusat bumi) dan geotropism negative (menjauhi pusat
bumi).

 Auksin dan pembentukan akar

Pemakaian berbagai macam fitohormon pada stek daun, batang dan akar dapat
merangsang pertumbuhan akar, seperti auksin Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat.

 Partenokarpi

Adalah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan sehingga menghasilkan buah


tanpa biji, Bunga akan secara alami memproduksi hormon tumbuhan, yang diperlukan untuk
mengawali proses pembentukan buah. Seperti yang terjadi pada pisang, anggur tak berbiji,
semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji.

 Apikal dominan

Merupakan suatu gejala bahwa selama pucuk batang (tunas terminal) masih ada,
pertumbuhan tunas samping (tunas lateral) akan terhambat. Kalau tunas terminal
dihilangkan, tunas ketiak daun akan segera tumbuh. Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang
menekan tunas lateral disebut apikal dominan.

 Peluruhan

Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi pada bagian tumbuhan, seperti
pada daun, buah, dan bunga. Peluruhan akan berlangsung karena terbentuknya suatu
lapisan melintang yang sel-sel parenkimnya terpisah karena proses penuaan. Lapisan
tersebut dinamakan lapisan peluruh pada tangkai daun, bunga dan buah. Jika helaian daun
dipotong, tangkai daun akan meluruh karena hilangnya persediaan auksin pada daun. Akan
tetapi, jika diberi auksin, peluruhan dapat dihambat.

24
By : Kelompok IV
d. Interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal
Interaksi antara faktor internal dan faktor eksternal menghasilkan suatu pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Misalnya, pengatutan pertumbuhan akar ke
bawah, sedangkan batang dan cabang tumbuh ke arah datangnya cahaya matahari, atau
pengaturan pembungaan pada saat (musim) tertentu. Faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan membentuk tiga tingkat
pengendalian, yaitu tingkat intraseluler, tingkat interseluler, dan tingkat lingkungan.
Pengendalian pada tingkat intraseluler terjadi didalam sel, meliputi pengendalian
genetika pertumbuhan dan perkembangan. Pengendalian pada tingkat interseluler terjadi di
antara sel yang dilakukan oleh hormon tumbuhan, vitamin, dan makanan.penegndalian pada
tingkat lingkungan yang dilakukan faktor-faktor eksternal terjadi di luar tubuh makhluk hidup.
Interaksi antara faktor eksternal dan faktor internal juga dimanfaatkan untuk
meningkatkan hasil pertanian. Misalnya, dalam mengatasi perebahan tanaman sereal agar hasil
panen meningkat. Para petani juga dapat memanfaatkan hormone pertumbuhan untuk mengatur
masa penyimpanan hasil panen buah-buahan. Dalam bidang lingkungan, pengetahuan tentang
interaksi antara faktor eksternal dan faktor internal dapat digunakan untuk konservasi hutan.
Misalnya, dalam usaha penyiapan bibit untuk reboisasi.

25
By : Kelompok IV
2.2 Kacang Hijau

Kacang hijau

Gambar 1.16 Kacang Hijau

Sumber : id.wikepedia.org

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Genus: Vigna

Spesies: V. radiate

Nama binomial

Vigna radiata
R. Wilczek

Sinonim

Phaeolus aureus Roxb.


Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di
Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai
dan kacang tanah.

26
By : Kelompok IV
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan
sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-
onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup
lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi
semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan
dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi
mi yang dikenal sebagai soun.

MANFAAT KACANG HIJAU

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral
penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak
tak jenuh sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang memiliki masalah kelebihan berat badan.

Kacang hijau mengandung protein tinggi, sebanyak 24%. Dalam menu masyarakat sehari-hari,
kacang-kacangan adalah alternatif sumber protein nabati terbaik. Secara tradisi, ibu-ibu hamil
sering dianjurkan mengonsumsi kacang hijau agar bayi yang dilahirkan mempunyai rambut lebat.

Pertumbuhan sel-sel tubuh termasuk sel rambut memerlukan gizi yang baik terutama protein dan
karena kacang hijau kaya akan protein, maka keinginan untuk mempunyai bayi berambut tebal
akan terwujud.

Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang
hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan
makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah tengik.

Lemak kacang hijau tersusun dari 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh.
Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak
jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan. Awalnya vitamin B1
dikenal sebagai anti beri-beri, selanjutnya dibuktikan bahwa vitamin B1 juga bermanfaat untuk
membantu proses pertumbuhan.

27
By : Kelompok IV
Defisiensi vitamin B1 dapat mengganggu proses pencernaan makanan dan selanjutnya dapat
berdampak buruk bagi pertumbuhan. Dengan meningkatkan asupan bahan makanan yang
banyak mengandung vitamin B1, seperti kacang hijau, hambatan pada pertumbuhan tubuh dapat
diperbaiki.

Dengan mengkonsumsi kacang hijau maka akan membantu meningkatkan nafsu makan dan
memperbaiki saluran pencernaan, karena secara tidak langsung, peran tersebut sangat berkaitan
dengan efek perbaikan pertumbuhan tubuh.

Penelitian menunjukkan bahwa defisiensi vitamin B1 menyebabkan waktu pengosongan lambung


dan usus dua kali lebih lambat yang engindikasikan sulitnya proses pencernaan makanan
sehingga kemungkinan besar makanan tersebut tidak dapat diserap dengan baik.

SUMBER ENERGI

Kacang hijau juga dapat dijadikan sebagai sumber energi karena mengandung vitamin B1. Vitamin
B1 adalah bagian dari koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah
menjadi energi. Tanpa kehadiran vitamin B1 tubuh akan mengalami kesulitan dalam memecah
karbohidrat.

Kacang Hijau dapat memaksimalkan kerja syaraf yang terganggu akibat oksidasi karbohidrat yang
terhambat. Penelitian pada sekelompok orang yang makanannya kurang cukup mengandung
vitamin B1 dalam waktu singkat muncul gejala-gejala mudah tersinggung, tidak mampu
memusatkan pikiran, dan kurang bersemangat. Hal itu mirip dengan tanda-tanda orang yang
sedang stress.

Kacang hijau juga mengandung vitamin B2 yang membantu penyerapan protein di dalam tubuh .
Salah satu teori menyebutkan bahwa vitamin B2 dapat membantu penyerapan protein di dalam
tubuh. Kehadiran vitamin B2 akan meningkatkan pemanfaatan protein sehingga penyerapannya
menjadi lebih efisien.

Tidak kalah dengan kacangnya, kecambah kacang hijau juga memiliki manfaat antara lain:

a. Antioksidan yang terkandung di dalamnya dapat membantu memperlambat proses penuaan


dan mencegah penyebaran sel kanker.

b. Kandungan vitamin E-nya membantu meningkatkan kesuburan.

28
By : Kelompok IV
c. Sangat baik untuk menjaga keasaman lambung dan memperlancar pencernaan. karena bersifat
alkalis (basa).

d. Untuk kecantikan, yaitu membantu meremajakan dan menghaluskan kulit, menghilangkan


noda-noda hitam pada wajah, menyembuhkan jerawat, menyuburkan rambut dan
melangsingkan tubuh.

29
By : Kelompok IV
2.3 Pupuk Urea

Gambar 1.17 Pupuk Urea

Sumber : www.google.com

Spesifikasi

 Kadar air maksimal 0,50%


 Kadar Biuret maksimal 1%
 Kadar Nitrogen minimal 46%
 Bentuk butiran tidak berdebu
 Warna putih
 Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg

Sifat Pupuk Urea

 Higroskopis
 Mudah larut dalam air

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen
merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air
dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat
kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian
setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.

30
By : Kelompok IV
Kegunaan pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman
untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman
perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen yaitu :
1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari
ujung daun menjalar ke tulang daun
3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian
bawah terus ke bagian atas
4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya
Nitrogen dalam urea dihidrolisis dengan H2SO4 dan NH3 yang terbentuk didestilasi dari larutan
alkali.Destilat ditampung dalam larutan H2SO4 dan kelebihan asam dititrasi kembali. Titik akhir titrasi
tercapai bila warna lembayung dari indicator campuran merah metal biru metal, berubah menjadi
lembayung kehijauan.
Pengertian pupuk secara umum ialah : suatu bahan yang bersifat organic ataupun anorganik, bila
ditambahkan kedalam tanah atau ke tanaman, dapat memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologi
tanah dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Dari batasan ini diambil pengertian bahwa penambahan bahan pasir ke tanah yang mengandung
kadar liat yang tinggi dapat merobah sifat fisis tanah yakni adanya perbaikan porositas tanah.
Penambahan bahan kapur ketanah yang masam dapat meningkatkan pH tanah, terjadi perbaikan
sifat kimiawi tanah dan penambahan bahan lainnya. Disini pasir dan kapur termasuk bahan pupuk
dalam arti luas (Hasibuan,2006).
Pemupukan berarti Cara-cara atau motode serta usaha-usaha yang dilakukan dalam pemberian
pupuk atau unsure hara ke tanah atau ketanaman yang sesuai yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman normal (Hasibuan,2006). Sumber unsur nitrogen sebenarnya cukup
banyak terdapat di atmosfir, yaitu lebih kurang 79,2 persen dalam bentuk N2 bebas, namun
demikian unsure N ini baru dapat digunakan oleh tanaman setelah mengalami perubahan
31
By : Kelompok IV
kebentuk yang terikat yang kemudian dalam bentuk pupuk. Sumber utama dari Nitrogen berasal
dari N2 atmosfir yang terikat

Proses Kimia Pembuatan Pupuk Urea

Pupuk Urea yang dikenal dengan nama rumus kimianya NH2CONH2 pertama kali dibuat
secara sintetis oleh Frederich Wohler tahun 1928 dengan mereaksikan garam cyanat dengan
ammonium hydroxide.

Pupuk urea yang dibuat PT Pusri merupakan reaksi antara karbon dioksida (CO2) dan
ammonia (NH3). Kedua senyawa ini berasal dari bahan gas bumi, air dan udara. Ketiga bahan baku
tersebut meruapakan kekayaan alam yang terdapat di Sumatera Selatan.

Pada proses pembuatan amoniak dengan tekanan rendah dalam reaktor (±150 atmosfir) yaitu
dengan reaksi reforming merubah CO menjadi CO2, penyerapan CO2 dan metanasi. Reaksi
reforming ini dilakukan dalam 2 tingkatan yaitu :

Tingkat Pertama :

Gas bumi dan uap air direaksikan dengan katalis melalui piap-pipa vertikal dalam dapur reforming
pertama dan secara umum reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Cn H2n + nH2O ---> NCO + (2n+1)H2 - panas


CH4 + H2O ---> CO + 3H2 - panas

Tingkat Kedua :

Udara dialirkan dan bercampur dengan arus gas dari reformer pertama di dalam reformer kedua, hal
ini dimaksudkan untuk menyempurnakan reaksi reforming dan untuk memperoleh campuran gas
yang mengandung nitrogen (N)

2 CH4 + 3 O2 ---> 12 N2
2 CO + 4 H2O ---> 12 N2

lalu campuran gas sesudah reforming direaksikan dengan H2O di dalam converter CO untuk
mengubah CO menjadi CO2

32
By : Kelompok IV
CO + H2O ---> CO2 + H2

CO2 yang terjadi dalam campuran gas diserap dengan K2 CO3

K2 CO3 + CO2 + H2O ---> KHCO3

larutan KHCO3 dipanaskan guna mendapatkan CO2 sebagai bahan baku pembuatan urea.

Setelah CO2 dipisahkan, maka sisa-sisa CO, CO2 dalam campuran gas harus dihilangkan yaitu dengan
cara mengubah zat-zat itu menjadi CH4 kembali

CO + 3H2 ---> CH4 + H2O


CO2 + 4H2 ---> CH4 + 2H2O

Lalu kita mensitesa nitrogen dengan hidrogen dalam suatu campuran ganda pada tekanan 150
atmosfir dan kemudian dialirkan ke dalam converter amoniak.

N2 + 3H2 ---> 2NH3

Setelah didapatkan CO2 (gas) dan NH3 (cair), kedua senyawa ini direaksikan dalam reaktor urea
dengan tekanan 200-250 atmosfer.

2NH3 + CO2 ---> NH2COONH4 + Q


amoniak karbon dioksida ammonium karbamat

NH2COONH4 ---> NH2 CONH2 + H2O - Q

Reaksi ini berlangsung tanpa katalisator dalam waktu ±25 menit. Proses selanjutnya adalah
memisahkan urea dari produk lain dengan memanaskan hasil reaksi (urea, biuret, ammonium
karbamat, air dan amoniak kelebihan) dengan penurunan tekanan, dan temperatur 120-165 derajat
Celsius, sehingga ammonium karbamat akan terurai menjadi NH3 dan CO2, dan kita akan
mendapatkan urea berkonsentrasi 70-75%.

Untuk mendapatkan konsentrasi urea yang lebih tinggi maka dilakukan pemekatan dengan cara:

1. Penguapan larutan urea di bawah vacuum (ruang hampa udara, tekanan 0,1 atmosfir
mutlak), sehingga larutan menjadi jenuh dan mengkristal.
2. Memisahkan kristal dari cairan induknya dengan centrifuge

33
By : Kelompok IV
3. Penyaringan kristal dengan udara panas

Untuk mendapatkan urea dalam bentuk butiran kecil, keras, padat maka kristal urea dipanaskan
kembali sampai meleleh dan urea cair lalu disemprotkan melalui nozzle-nozzle kecil dari bagian atas
menara pembutir (prilling tower).

Sementara tetesan urea yang jatuh melalui nozzle tersebut, dihembuskan udara dingin ke atas
sehingga tetesan urea akan membeku dan menjadi butir urea yang keras dan padat.

34
By : Kelompok IV
BAB III

Metodologi Penelitian

2.4 Proses Eksperimen


1. Alat dan Bahan
✎ kecambah Kacang Hijau
✎ Air
✎ Pupuk Urea
✎ Polybag 10 buah ukuran kecil
✎ Penggaris
✎ Penakar Dosis Pupuk
✎ Tanah hitam dengan jenis yang sama
2. Langkah Kerja
✎ Pada awal proses perkecambahan, biji kacang hijau direndam terlebih dahulu selama
satu malam,
✎ Gemburkan tanah hitam kemudian masukkan ke dalam polibag,
✎ Lalu taburkan biji yang telah direndam ke dalam polibag yang telah berisi tanah,
✎ Siram secara rutin setiap pagi dan sore secukupnya,
✎ Setelah kecambah berumur 3-4 hari, kecambah kacang hijau tersebut di pindahkan satu
persatu ke dalam media tanam. setiap satu polibag di tanam dua kecambah kacang
hijau,
✎ Kemudian taburkan Pupuk urea sesuai takaran yang telah ditentukan,
✎ Lalu beri label pada setiap polibag, seperti polibag pertama diberi label P1 yang artinya
perlakuan satu. Karena didalam polibag di tanam dua kecambah maka masing-masing di
beri label a dan b.
✎ Siram kecambah tersebut dengan air,
✎ Pengamat dapat memulai memantau hasil penelitian, sesudah pemberian pupuk,
✎ Ukurlah pertumbuhan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun serta hitunglah
jumlah daun tersebut secara rutin setiap kecambah,
✎ Tanaman disiram setiap hari agar tidak layu dan mati.

35
By : Kelompok IV
3. Pemberian Dosis Pupuk Pada Tanaman
✎ Polibeg 1 = Netral
1
✎ Polibeg 2 = 12 sdt

1
✎ Polibeg 3 = 10 sdt

1
✎ Polibeg 4 = 6 sdt

1
✎ Polibeg 5 = 4 sdt

1
✎ Polibeg 6 = 2 sdt

1
✎ Polibeg 7 = 1 6 sdt

3
✎ Polibeg 8 = 1 8 sdt

1
✎ Polibeg 9 = 1 4 sdt

1
✎ Polibeg 10 = 1 8 sdt

Jenis pupuk yang dipakai adalah Urea.

2.5 Variabel
2.5.1 Variabel kontrol
Perlakuan yang dibuat sama seperti :
☞ Jenis tanah
☞ Tanaman kacang hijau
☞ Penyiraman
☞ Sinar matahari
☞ Media tanam
☞ Polybag
☞ Jumlah tanaman
2.5.2 Variabel bebas

Penelitian ini melakukan perlakuan yang berbeda atau tidak sama yaitu: pemberian
ukuran pupuk yang berbeda pada setiap tanamannya.

36
By : Kelompok IV
2.5.3 Variabel terikat
Variable terikat seperti Perumbuhan tanaman kacang hijau :
☞ Panjang batang
☞ Jumlah daun
☞ Panjang daun
☞ Lebar daun
2.6 Parameter

Parameter yang digunakan pada percobaan ini adalah :

☞ Panjang Batang
☞ Panjang Daun
☞ Lebar Daun
☞ Jumlah Daun

37
By : Kelompok IV
2.7 Tata Letak Penelitian

38
By : Kelompok IV
BAB IV

Hasil Penelitian

4.1.2 Data Mentah


Hari Ke -
Rata –
Tekanan Pupuk Parameter 1 2 3 4 5 6 7
rata
a b a b a b a b a b a b a b
Panjang Batang 3.8 3.9 7.9 8.5 12 13.1 16.1 17.7 22.3 19.5 21 22.5 21.4 22.8 2.4
Panjang Daun 0.3 0.4 0.4 0.6 0.5 0.8 0.6 1 1.2 1.2 0.8 1.4 0.9 1.6 0.1
Netral
Lebar Daun 0.2 0.5 0.4 0.8 0.6 1.1 0.8 1.4 1.7 1.9 1.2 2 1.4 3.3 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - 1.9
Panjang Batang 4.3 3.9 9.3 6.4 14.8 8.9 20.3 11.4 13.9 14.8 26 16.4 26.2 18.9 1.9
Panjang Daun 0.5 0.8 0.6 1 0.7 1.2 0.8 1.4 1.6 1.6 1 1.8 1.1 2 0.3
1 /12 sdt
Lebar Daun 0.5 0.3 0.8 0.5 1 0.7 1.2 0.9 1.1 1.3 1.6 1.3 1.8 1.5 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 3.6 2.5 7.5 5.6 11.4 8.7 15.3 11.8 14.9 16.7 19.4 18.5 19.8 18.8 1.3
Panjang Daun 0.7 0.4 1.1 1 1.5 1.6 1.9 2.2 2.8 2.7 2.7 2.9 3.1 3 0.3
1/10 sdt
Lebar Daun 0.4 0.4 0.7 0.6 1 0.8 1.3 1 1.2 1.3 1.9 1.4 2.2 1.6 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 4.0 3.0 5.3 5.1 6.6 7.7 7.9 10.3 12.9 13.6 10.5 16.6 11.8 18.1 1.2
Panjang Daun 0.2 0.2 0.7 0.4 1.2 0.7 1.7 1 1.3 1.3 2.7 1.6 3.2 1.9 0.1
1/6 sdt
Lebar Daun 0.4 0.5 0.6 0.6 0.8 0.7 1 0.8 0.9 0.9 1.4 1 1.6 1.1 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 2.5 3.0 6.1 4.8 9.7 6.6 13.3 8.4 10.2 9.7 20.5 12 24.1 13.8 0.9
Panjang Daun 0.7 0.2 0.9 0.6 1.1 1 1.3 1.4 1.8 1.5 1.7 1.9 1.9 2.1 0.1
1/4 sdt
Lebar Daun 0.4 0.5 0.6 0.8 0.8 1.1 1 1.4 1.7 1.9 1.4 2 1.6 2.3 0.2
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 3.9 2.5 8.6 6.6 13.3 10.7 18 14.8 18.9 18.7 27.4 23 32.1 27.1 2.9
Panjang Daun 0.6 0.1 0.8 0.4 1 0.7 1.2 1 1.3 1.6 1.6 1.6 1.8 1.9 0.1
1/2 sdt
Lebar Daun 0.2 0.3 0.5 0.4 0.8 0.5 1.1 0.6 0.7 0.7 1.7 0.8 2 0.9 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 3.5 3.3 6.6 8 9.7 12.8 12.8 17.4 22.1 18.9 19 22.3 22.1 22.5 1.9
Panjang Daun 0.1 0.8 0.3 1 0.5 0.7 0.7 1.4 1.6 1.7 1.1 1.8 1.3 2 0.3
1 1/6 sdt
Lebar Daun 0.4 0.3 0.6 0.6 0.8 1 1 1.2 1.5 1.6 1.4 1.8 1.6 2.1 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2.0
Panjang Batang 3.5 2.5 7.7 7 11.9 11.5 16.1 16 20.5 17 21.1 21.8 22.2 22.1 2.9
Panjang Daun 1 0.9 1.6 1.4 1.8 1.9 2.1 2.2 2.3 2.5 2.4 2.65 2.6 2.7 0.1
1 3/8 sdt
Lebar Daun 0.3 0.3 0.7 0.5 0.9 0.8 1.1 2.1 2.3 2.3 1.2 2.3 1.4 2.4 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - 1.9
Panjang Batang 3.3 3.0 6.7 5.9 9.9 8.8 10.1 11.7 14.6 11.7 13.3 - 16.8 - 1.2
Panjang Daun 0.2 0.2 0.4 0.4 0.6 0.5 1.1 0.5 0.6 0.9 1.25 - - - 0.1
1 1/4 sdt
Lebar Daun 0.1 0.2 0.2 0.2 0.5 0.2 0.5 0.2 0.3 0.3 0.91 - - - 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - - - 1.6
Panjang Batang 3.0 2.6 6.5 4.6 10 4.9 13.5 5.3 6.8 7.4 19.2 - 20.1 - 0.7
Panjang Daun 1.6 1 2.1 1.3 2.3 1.4 2.4 1.4 1.5 1.7 - - - - 0.1
1 1/8 sdt
Lebar Daun 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.6 0.7 0.7 0.7 0.8 0.9 - - - 0.1
Jumlah Daun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 - - - - 1.4
39
By : Kelompok IV
4.2.2 Data Akhir
4.2.4 A. Panjang Batang

Rata - Rata
No Perlakuan
a b
1 P1 15 15
2 P2 16 12
3 P3 13 12
4 P4 8.4 11
5 P5 12 8.3
6 P6 17 15
7 P7 14 15
8 P8 15 14
9 P9 11 5.9
10 P10 11 4
4.2.1 B. Grafik

Panjang Batang
20

15

10 a

5 b

0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Perlakuan

4.2.1 C. Pembahasan

Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa P6 memiliki panjang batang yang lebih dari yang lainnya. Itu
berarti apabila tanaman kacang hijau diberi takaran pupuk yang sedang akan membuat panjang batang menjadi
menjadi tinggi. Sedangkan untuk tanaman kacang hijau yang diberi takaran pupuk yang lebih atau banyak, maka
batang akan menjadi pendek. Ini berarti pupuk urea sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan panjang batang
kacang hijau Karena pupuk urea lebih banyak mengandung unsur hara nitrogen yang kadarnya lebih tinggi dari
unsur lainnya. Kandungan unsur hara nitrogen tersebut sangat diperlukan oleh setiap tanaman, khususnya pada
masa pertumbuhan. Zat nitrogen tersebut juga membantu metabolisme tanaman.

40
By : Kelompok IV
4.2.2 A. Panjang Daun

Rata – Rata
No Perlakuan
a B
1 P1 0.7 1
2 P2 0.9 1.4
3 P3 2 2
4 P4 1.6 1
5 P5 1.3 1.2
6 P6 1.2 1
7 P7 0.8 1.3
8 P8 1.8 1.89
9 P9 0.6 0.4
10 P10 1.4 1

4.2.2 B. Grafik

Panjang Daun
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1 a
0.8
0.6 b
0.4
0.2
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Perlakuan

4.2.4 C Pembahasan

Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa P3 memiliki panjang daun lebih dari yang lainnya.
Sedangkan pada tanaman kacang hijau yang memiliki takaran lebih atau banyak mempunyai panjang daun
pendek. Hal ini menandakan bahwa kandungan unsur pada pupuk tidak terlalu berpengaruh terhadap
pertumbuhan panjang daun pada tanaman.

41
By : Kelompok IV
4.2.3 A. Lebar Daun

Rata - Rata
No Perlakuan
a b
1 P1 0.9 1.6
2 P2 1.1 0.9
3 P3 1.2 1
4 P4 1 0.8
5 P5 1.1 1.4
6 P6 1 0.6
7 P7 1 1.2
8 P8 1.1 1.5
9 P9 0.4 0.2
10 P10 0.5 0.4

4.2.3 B. Grafik

Lebar Daun
1.6
1.4
1.2
1
0.8 a
0.6
b
0.4
0.2
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Perlakuan

4.2.3 C Pembahasan
Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa P1 memiliki lebar daun yang lebih dari yang lainnya.
Sedangkan untuk tanaman yang memiliki takaran yang lebih mempunyai lebar daun yang pendek. Karena daun
yang ada pada tanaman mati, sehingga tanaman tersebut mempunyai lebar daun yang pendek.

42
By : Kelompok IV
4.2.4 A.Jumlah Daun

Rata - Rata
No Perlakuan
a b
1 P1 2 2
2 P2 2 2
3 P3 2 2
4 P4 2 2
5 P5 2 2
6 P6 2 2
7 P7 2 2
8 P8 2 2
9 P9 1.7 1.4
10 P10 1.4 1.4

4.2.4 B. Grafik

Jumlah Daun
2

1.5

1 a
b
0.5

0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

Pelakuan

4.2.4 C Pembahasan

Dari data grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semua jumlah daun hampir sama. Kecuali untuk P9
dan P10. Itu karena takaran pupuk yang berlebih sehingga membuat daun menjadi gugur dan mati.

43
By : Kelompok IV
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan terhadap tanaman kacang hijau dengan menggunakan takaran pupuk yang
berbeda dapat disimpulkan bahwa tidak semua tanaman yang diberi pupuk dengan dosis yang berbeda akan
berbeda pula tingkat kesuburannya. Tetapi jika tanaman tersebut kelebihan dosis maka akan cepat mati dan
membusuk seperti yang terlihat pada tabel panjang batang, panjang daun, lebar daun, dan jumlah daun yzng
memiliki grafik naik turun. Itu menandakan bahwa pupuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau.
5.2 Saran
Dari hasil percobaan yang telah dilaksankan dapat disarankan sebagai berikut :
1. bila melakukan suatu percobaan, di harapkan dapat mengontrol setiap hari. Agar tanaman terawat
dalam penyiraman.
2. Saya berharap semoga sekolah ini lebih maju fasilitasnya agar lebih mudah untuk belajar dan
melakukan suatu kegiatan sperti melakukan percobaan tentang pertumbuhan kacang hijau. Semoga
sekolah ini dapat memberikan tempat untuk melakukan percobaan agar percobaan tsb lebih bagus dan
terampil daripada percobaan yang saya lakuakan dgn alat-alat yg sederhana pula hasilnya kurang
memuaskan
3. Bagi pelajar biologi SMAN 09 Siak yang sedang praktek atau belajar di labortorium, di harapakan tidak
mngusik tanaman kacang hijau yang ada di ruangan tersebut.

44
By : Kelompok IV
Daftar Pustaka

Anonim. 2008. Informasi Spesies Kacang Hijau. (http://www.plantamor.com)

Anonim. 2008. Kecambah Kacang Hijau. (http://www.isotockphoto.com)

Aryulina, Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta : Esis.

Campbell, N. A, J. B. Reece and L. E. Mitchell. 2002. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Hildayani. 2009. Kurva Sigmoid Tumbuhan. (http://www.21ildahshiro.blogspot.com,)

Irwan, Aep Wawan. 2005. Kebutuhan Air, Iklim, dan Waktu Tanam Kedelai, Kacang Tanah, dan
Kacang Hijau. (http://www.pustaka.unpad.ac.id,)

Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://deyasmadani.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-biji-kacang-hijau.html Diakses pada


tanggal 04 September 2011

http://pusri.wordpress.com/2007/09/22/mengenal-pupuk-urea/ Diakses pada tanggal 04 September


2011
http://www.petrokimia-gresik.com/za.asp Diakses pada tanggal 04 September 2011

http://www.mail-archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg35844.html Diakses pada tanggal


04 September 2011
http://rioardi.wordpress.com/2009/01/21/pupuk-nitrogen/ Diakss pada tanggal 11 September 2011

http://www.masbied.com/search/pengertian-pupuk-urea Diakses pada tanggal 11 September 2011

http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau Diakses pada tanggal 11 September 2011


http://miftahur.com/pengaruh-cahaya-terhadap-perkecambahan-kacang-hijau Diakses pada tanggal
11 September 2011
http://joetrizilo.wordpress.com/2011/05/22/mari-belajar-bersama-cara-membuat-pupuk-urea/
Diakses pada tanggal 11 September 2011

http://distan.riau.go.id/index.php/bank-data/file-video/142-urea Diakses pada tanggal 11


September 2011

http://edvanistichori.wordpress.com/2010/05/02/literatur-fisiologi-timbuhan-unsur-hara-esensial-
untuk-perkembangan-tumbuhan/ Diakses pada tanggal 13 September 2011

Yusa, 2011. Advanced Learning Biology 3A For Grade Senior High School.Bandung:Facil.

Budiati, Herni.2007.Biologi Untuk Kelas SMA dan MA Kelas XII.Surakarta:Gema Ilmu.

iii
By : Kelompok IV

Anda mungkin juga menyukai