Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Daun Peperomia pellucida

Praktikum Farmakognosi – C (Jumat Pagi)


Annisa Zahra 1506767246
Faradina Astari Munandar 1506767252
Saras Aulia Rahmiati 1506767271
Devi Nur Islami 1506767284

Pembimbing: Dr. Abdul Mun'im, M.Si. Apt.


NIP. 196412311991031039

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan akhir praktikum
farmakognosi yang berjudul “Daun Peperomia pellucida” dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Penulisan laporan akhir praktikum ini membahas mengenai segala
informasi mengenai klasifikasi tanaman, morfologi, habitat, penyebaran,
identifikasi simplisia, hingga penggunaannya.
Dalam penyelesaian laporan akhir praktikum “Daun Peperomia
pellucida”, penulis mengalami beberapa kendala, namun penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu Bapak Dr. Abdul Mun'im, M.Si.
Apt selaku dosen pembimbing kelompok kami dalam mata kuliah praktikum
farmakognosi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan
laporan akhir praktikum dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam segi isi
maupun penulisan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik dan semakin bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Sekaligus sebagai sumber ilmu
pengetahuan dan bahan rujukan yang lain.

Depok, Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB 2 KLASIFIKASI DAN TATA NAMA ..................................................................... 2
2.1 Klasifikasi ........................................................................................................... 2
2.2 Tata Nama ........................................................................................................... 2
BAB 3 MORFOLOGI TANAMAN, HABITAT, DAN PENYEBARAN ......................... 4
3.1 Morfologi Tanaman ............................................................................................ 4
3.2 Habitat dan Penyebaran ...................................................................................... 7
3.3 Budidaya ............................................................................................................. 8
BAB 4 IDENTIFIKASI SIMPLISIA .................................................................................. 9
2.1 Makroskopis........................................................................................................ 9
2.2 Mikroskopis ........................................................................................................ 9
2.2.1 Penampang Melintang dan Membujur ...................................................... 10

2.2.2 Serbuk ....................................................................................................... 12

BAB 5 KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI, DAN PENGGUNAAN ................... 13


5.1 Kandungan Kimia ............................................................................................. 13
5.2 Cara Isolasi........................................................................................................ 13
5.3 Penggunaan Tradisional .................................................................................... 14
5.4 Penggunaan Penelitian ...................................................................................... 14
REFERENSI ..................................................................................................................... 17
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 18

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian-bagian tanaman Peperomia pellucida ................................................. 4


Gambar 2. Identifikasi mikroskopik daun penampang melintang Peperomia pellucida 10
Gambar 3. Identifikasi mikroskopik daun penampang membujur Peperomia pellucida 11
Gambar 4. Identifikasi mikroskopik serbuk daun Peperomia pellucida ......................... 12
Gambar 5. Hasil perhitungan kuantitatif secara mikroskopis.......................................... 14
Gambar 6. Hasil evaluasi pada fisikokimia ..................................................................... 15
Gambar 7. Hasil screening fitokimia ............................................................................... 15
Gambar 8. Daun segar Peperomia pellucida ................................................................... 18
Gambar 9. Daun kering Peperomia pellucida ................................................................. 18
Gambar 10. Mikroskopik daun penampang melintang Peperomia pellucida ................. 19
Gambar 11. Mikroskopik daun penampang membujur Peperomia pellucida ................. 19
Gambar 12. Makroskopik serbuk daun Peperomia pellucida ......................................... 20
Gambar 13. Mikroskopik serbuk daun Peperomia pellucida .......................................... 20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

Tanaman suruhan adalah tanaman semak perdu kecil yang mudah


dijumpai di Indonesia. Tanaman suruhan ini tumbuh liar di tepi jalan, ladang,
sawah dan lain-lain. Nama latin tanaman suruhan adalah Peperomia Pellucida L.
Tanaman suruhan ini memiliki ciri-ciri mempunyai daun yang mirip daun
tanaman sirih namun memiliki perbedaan warna daun yang hijau muda dengan
ukuran yang lebih kecil serta batang yang lunak dan berair. Kegunaan dan fungsi
tanaman suruhan bagi sebagian masyatakat kita mungkin diangap sebagai
tanaman gulma yang menggangu tanaman lain. Namun ternyata tanaman suruhan
ini memiliki manfaat dan khasiat yang mana untuk mengobati berbagai macam
penyakit yang ada ditubuh.
Tanaman suruhan (Peperomia pellucida, (L) Kunth) berasal dari daerah
Amerika tropis. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis.
Tanaman ini banyak ditemui di negara-negara Asia dan Amerika Selatan, tumbuh
berkelompok, liar, pada kondisi tanah lembab. Tanaman suruhan dibudidayakan
dengan cara memperbanyak tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman ini
mudah antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga
kelembapan tanah dan pemupukan, terutama pupuk dasar, suruhan menghendaki
tempat yang cukup matahari dan sedikit terlindung dari sinar matahari.
Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui bahwa suruhan mengandung
zat kimia seperti alkaloid, tanin, kalsium oksalat, lemak, dan minyak atsiri.
Tanaman ini bersifat sejuk dan pedas. Sebagai antiradang (antiinflamasi) dan
meredakan sakit (analgetik). Tanaman suruhan mempunyai banyak manfaat dalam
menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit ginjal, sakit kepala saat
demam, sakit perut, luka bakar, bisul, jerawat, abses, radang kulit. Mengacu pada
penelitian sebelumnya, suruhan masih memiliki khasiat dan potensi yang masih
dapat dikembangkan. Maka, tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk
mengupas informasi umum dan spesifik mengenai tanaman suruhan sehingga
tanaman ini dapat dibudidayakan dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

1
BAB 2
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA

2.1 Klasifikasi

Sistem penggolongan tanaman yang disebut taksonomi, merupakan


sistem yang menggolongkan tanaman sesuai dengan perbedaan dan
persamaan antara satu tanaman dan tanaman lainya. Penggolongan ini
bertujuan untuk memudahkan identifikasi dari suatu tanaman. Berikut ini
adalah taksonomi dari Peperomia pellucida L. menurut Interagency
Taxonomic Information System (2017);

Kerajaan : Plantae
Subkerajaan : Viridiplantae
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Superordo : Magnolionae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Marga : Peperomia Ruiz & Pav.
Jenis : Peperomia pellucida L.

2.2 Tata Nama


Suruhan merupakan nama yang umumnya digunakan untuk
Peperomia pellucida di Indonesia. Selain Suruhan, tanaman ini juga dikenal
dengan nama sirih cina, rangu-rangu, ketumpangan atau tumpeng angin.
Tanaman suruhan juga tersebar luas di dunia. Nama dari tumbuhan ini tentu
saja berbeda-beda di setiap negara. Di Amerika Utara, suruhan biasa disebut
dengan pepper elder, silverbush, rat-ear, man-to-man, clearweed. Di Puerto
Rico biasa disebut dengan prenetaria. Di Suriname dikenal dengan konsaka

2
wiwiri; coraçãozinho atau "little heart" di Brazil; lingua de sapo, herva-de-
vidro, herva-de-jaboti atau herva-de-jabuti di Amerika Selatan, dan corazón
de hombre di Kuba. Di Oseania, suruhan lebih dikenal dengan rtertiil
(Belauan); podpod-lahe atau potpopot di Kamerun,
Tanaman ini juga tersebar di Asia. Di Filipina, dikenal dengan
beberapa nama, yaitu pansit-pansitan atau ulasimang-bato dalam Bahasa
Tagalog, olasiman ihalas dalam bahasa Bisaya, sinaw-sinaw atau tangon-
tangon dalam bahasa Bikol, lin-linnaaw bahasa Ilocano dan "clavo-clavo"
bahasa Chavacano. Di bagian Asia lainnya, Suruhan dikenal dengan nama
càng cua (Vietnam); pak krasang ผักกระสัง (Thailand); "krasang teap"

ក្រសាំងទាប (Kamboja); suna kosho (Jepang); rinrin (Nigeria), "shining


bush" (Trinidad and Tobago), dan mashithandu മഷിത്തണ്ട്, vellipachila
dan vella-paccha (Malayalam).

3
BAB 3
MORFOLOGI TANAMAN, HABITAT, DAN PENYEBARAN

3.1 Morfologi Tanaman


Tanaman suruhan biasanya tumbuh hingga ketinggian sekitar 15
ampai 45 cm dan ditandai oleh batang sukulen, mengkilap, daun berbentuk
hati, berdaging dan kecil. Tumbuhan suruhan lebih banyak tumbuh liar saja
dan bukan tanaman hias atau dibudidaya, herba yang tumbuh tegak dan akar
yang berbentuk serabut halus ini memiliki batang setinggi 20-30 cm, berair,
bercabang bulat, tebal dan berwarna hijau keputih-putihan.

Gambar 1. Bagian-bagian tanaman Peperomia pellucida

4
Tanaman ini memiliki bunga tersusun rapi dalam rangkain
berbentuk bulir yang panjangnya 1-6 cm warnanya hijau terdapat diujung
tangkai dan ketiak daun, berbuah pula bentuk bulat, ujungnya runcing dan
sangat kecil. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian dari
tanaman suruhan;
1. Akar
Tumbuhan yang tergolong dikotil ini mempunyai perakaran tunggang
yang bercabang sehingga tampak seperti perakaran yang serabut, warna
akar dari tumbuhan ini berwarna putih
a. Epidermis
Terdiri dari sel selapis tipis, rapat dan mudah dilalui air. Memiliki
rambut-rambut akar
b. Korteks
Terdiri dari banyak sel bersusun berlapis-lapis. Dinding sel tipis
memiliki banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringan-
jaringan pada korteks : Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim
c. Endodermis
Terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa 1 lapis sel
tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Dindingnya berpenebalan gabus
tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke silinder pusat
melalui sel endodermis yang dindingnya tidak menebal, disebut sel
penerus air.
d. Pembuluh tapis (floem)
Deretan sel dengan dinding searah akar-batang dan berlubang-lubang
halus membentuk pembuluh. Untuk menyalurkan zat makanan
e. Pembuluh kayu (xylem)
Deretan sel dengan dinding searah poros akar-batang dan menyatu.
Fungsinya untuk menyalurkan air

5
f. Kambium
Sel hidup pada tumbuhan dikotil yang aktif membelah untuk
memperbesar batang terletak di sebelah dalam endodermis.
2. Batang
Tanaman ini memiliki percabangan simpodial. Bentuk penampang
batang Peperomia pellucida adalah bulat (silindris) berwarna putih, cerah
dan berair serta berdaging. Batang tumbuhan suruhan ini mempunyai
bentuk yang bulat namun seluruh bagian batang mengandung kadar air
yang tinggi sama halnya daun tumbuhan ini. Tinggi tumbuhan ini sekitar
10-20 cm, namun didaerah yang baik bisa mencapai 40 cm.
a. Dermal
Jaringan kulit yang terdiri dari epidermis, korteks , endodermis dan
stele
b. Jaringan pembuluh
Silinder yang membatasi parenkim empulur di bagian tengah dan
korteks di bagian luar. Terbagi atas jaringan berkas ikatan pembuluh
(fasikel) yang saling berdekatan atau terpisah satu sama lain oleh
parenkim
c. Jaringan penyokong
Jaringan yang menunjang agar tanaman kokoh dan kuat
3. Daun
Daun sasaladahan atau Peperomia pellucida merupakan daun tunggal
yang berbentuk menyerupai bentuk jantung, lonjong tebal, berujung
runcing, tumbuh berselang-seling tersebar pada batang, dan memiliki
tangkai pada daunnya. Tepi daunnya rata atau entire. Pertulangan daun
menyirip dengan ujung berbentuk runcing. Panjang daun kurang lebih 7
cm. Seluruh bagian daun tumbuhan ini mengandung kadar air yang tinggi
dan ukuran daun cukup tebal, dibagian atas seperti terdapat lapisan lilin
sehingga daun tumbuhan ini mengkilap, warna dari daunnya yakni hijau
kekuningan

6
4. Buah
Buah tanaman suruhan bertipe buni berbentuk bulat, berwarna hijau.
Buah tanaman suruhan berujung runcing dan sangat kecil dengan
diameter 1 mm, berbentuk bujur. Buah ini berwarna hijau saat muda dan
berwarna cokelat apabila sudah matang. Buah sangat kecil dan tersusun
seperti buah lada.
5. Biji
Biji peperomia sangat kecil dan berwarna coklat. Biji merupakan
perkembangbiakan utama , terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
a. Kulit biji
Merupakan bagian terluar biji. Terdiri atas kulit luar (sarkostesta),
kulit tengah (sklerotesta) dan kulit dalam (endotesta). Biji terbungkus
semacam lapisan berlendir (pulp) yang berfungsi agar biji tidak kering
b. Tali pusar atau tangkai biji
c. Inti biji atau isi biji
6. Bunga
Bunga Peperomia pellucida tersusun dalam rangkaian bulir dengan
panjang 1-6 cm, bunga tumbuhan suruhan ini tegak keatas dengan ujung
bunga runcing. Bunga tumbuh di ujung tangkai atau di ketiak daun.

3.2 Habitat dan Penyebaran


Tanaman suruhan dapat tumbuh atau berbunga sepanjang tahun.
Tanaman suruhan berasal dari daerah Amerika Tropis. Tanaman ini
umumnya tumbuh pada lingkungan yang basah dan lembab dengan sedikit
naungan. Tanaman ini dapat tersebar di lingkungan beriklim tropis sampai
subtropis di seluruh wilayah Amerika dan Asia.
Tanaman suruhan biasanya tumbuh sebagai gulma bersamaan
dengan tanaman lain dalam satu lingkungan tumbuh dan sering dianggap
gulma yang sering dibuang/dicabut di waktu penyiangan tanaman utama. Di

7
Indonesia tanaman ini biasa tumbuh di tepi sungai, rerumputan, atau
pematang sawah

3.3 Budidaya
Pembudidayaan tanaman suruhan cukup mudah, yaitu dengan
memperbanyak tanaman dengan biji, tanaman ini hanya membutuhkan
cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembapan tanah dan
pemupukan, terutama pupuk dasar. Suruhan menghendaki tempat yang
cukup matahari dan sedikit terlindung. (Arief H, 2008)

8
BAB 4
IDENTIFIKASI SIMPLISIA

Tumbuhan obat sangat diperlukan untuk dianalisis, hal ini bertujuan


untuk menentukan kejelasan atau identitas dari suatu bahan. Sebelum menentukan
kualitas bahan baku, perlu ditentukan bahwa tumbuhan yang akan digunakan
adalah benar. Tahap pertama yang perlu dilakukan adalah melalui pengamatan
makroskopik bagian tanaman yang akan digunakan. Pengamatan meliputi bentuk,
warna, bau, dan penampakkan simplisia secara keseluruhan. Namum
permasalahan muncul jika simplisia dikeringkan. Proses pengeringan
menyebabkan perubahan betuk/ Beberapa simplisia menjadi memiliki beberapa
kesamaan dalam beberapa hal. Ini mengakibatkan kesalahan identifikasi jika
hanya dilakukan secara organoleptik atau makroskopik. Selain itu juga bisa terjadi
pemalsuan sehingga dalam hal ini perlu juga untuk dilakukan pemeriksaan secara
mikroskopik.

2.1 Makroskopis

Simplisia berupa rajangan tipis dan kering dari daun tanaman Peperomia
pellucida L. Daun berdaging atau agak gemuk, berkilau, berbentuk
menyerupai hati, ujung tumpul dan diameter silinder 50-140 mm yang
halus, berwarna hijau dengan bau khas, rasa tajam dan tekstur lembut.
Warna permukaan atas berwarna hijau gelap dan permukaan bawah
berwarna hijau muda.

2.2 Mikroskopis
Daunnya adalah dorsiventral, mesofil heterogen dengan lapisan
tunggal parenkim palisade. Daerah melintang dari daun hanya dari satu
kumpulan vaskular dengan selubung parenkim. Pada permukaan adaxial
dari penampang melintang, terdapat epidermis ganda dan parenkim palisade.
Pada permukaan abaxial penampang melintang, terdapat epidermis,
kolenkim dengan dinding sel yang lebih tipis, dan parenkim. Pada apex dari
penampang melintang, terdapat beberapa sel dalam vaskular, epidermis

9
adaxial menghadirkan lapisan sel lebih banyak dan tidak terdapat kolenkim
di permukaan abaxial. Spesies daun bersifat hipostomatik (satu sisi) dan
memiliki kompleks stomata anomositik. Penampang membujur juga
memiliki apex uniseluler dan short pedicle terdapat pada epidermis.
Memiliki lapisan epidermis dan lapisan sub epidermik di kedua permukaan
daun.

2.2.1 Penampang Melintang dan Membujur

Gambar 2. Identifikasi mikroskopik daun penampang melintang Peperomia


pellucida

Keterangan: 1. Permukaan abaxial epidermis; 2. Permukaan adaxial


epidermis; 3. Kolenkim; 4. Parenkim; 5. Jaringan vascular

10
Gambar 3. Identifikasi mikroskopik daun penampang membujur
Peperomia pellucida

Keterangan: 1. Jaringan vaskular; 2. Parenkim; 3. Parenkim palisade;


4. Permukaan abaxial epidermis; 5. Permukaan adaxial epidermis

11
2.2.2 Serbuk

Gambar 4. Identifikasi mikroskopik serbuk daun Peperomia


pellucida
Keterangan: 1. Fiber perisiklik; 2. Pembuluh xilem; 3. Butir pati; 4.
Kelenjar minyak; 5. Kristal kalsium oksalat

12
BAB 5
KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI, DAN PENGGUNAAN

5.1 Kandungan Kimia


Pada suatu penilitian diidentifikasi terdapat 71 senyawa dari sampel
yang diambil minyak esensial dari 10 spesies Piperacea. Sesquiterpen paling
banyak terdapat dalam minyak esensial. Pada Peperomia pellucida terdapat
flavonoid, fotosterol. Arilpropanoid, subtitusi stiren, dan sebuah senyawa
dimerik ArC2 atau pelucudin A yang diisolasi. Senyawa lain , seperti
peperomin , memiliki sitotoksik atau aktivitas antikanker in vitro. Senya
flavonoid termasuk askasetin, apidenin, isoviteksin, dan pelusidarin, dan
stigmasterol. Potensi tumbuhan suruhan sebagai senyawa antikanker,
antimikroba, dan antioksidan telah dilaporkan oleh Wei et al. (2011). 5
senyawa baru telah ditemukan pada Peperomia pellucida. Senyawa ini
termasuk 2 sekolignan, 2 tetrahidrofuran lignin, dan satu metoksilasi
dihidrinaftalenon tinggi, yang diisolasi dari seluruh tanaan Peperomia
pellucida.

5.2 Cara Isolasi


Sampel tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida) diambil di area
sekitaran got. Pisahkan daun dari batangnya. Sampel tersebut dibagi dalam
dua perlakuan, yakni segar dan kering (dikeringkan selama 1 bulan di
tempatyang tidak langsung terkena cahaya matahari). Sampel kering dan
segar diukur kadar airnya menggunakan metode gravimetric (Sudarmadji et
al., 1989). Sampel segar dan kering masing-masing dibagi lagi dalam dua
perlakuan, yakni dengan pemanasan dan tanpa pemansan. Pada proses tanpa
pemanasan dan tanpa pemanasan. Pada proses tanpa pemanasan sampel
ditimbang sebnayak 10 gram lalu ditambahkam air demineralisai sebanayk
100 mL lalu diblender. Pada proses pemanasan, 10 gram sampel
ditambahkan 100 mL air demineralisasi kemudian dipanaskan sealama 15
menit pada suhu 100oC, lalu didinginkan dalam desikator, diblender dan
disaring.

13
5.3 Penggunaan Tradisional
Tumbuhan mempunyai peran yang signifikan dalam menjaga
kesehatan pada manusia dari dulu. Daun dan batang Peperomia pellucida
bisa digunakan untuk menjadi sayur atau salad. Secara tradisional telah
dimanfaatkan dalam mengobati beberapa penyakit, seperti abses, bisul,
jerawat, radang kulit, penyakit ginjal, dan sakit perut (Hariana, 2006).
Masyrakat di Sulawesi Utara telah juga memanfaatkan tanaman ini untuk
penurun kolestrol darah. Tarigan et al. (2012) telah di laporkan bahwa
ekstrak etanol herba suruhan mempunyai efek antihiperurisemia terhadap
mencit. . Di Brazil Peperomia pellucida digunakan untuk menurunkan kadar
kolestrol. Di Guyana dan bagian Amazon, sangat banyak digunakan untuk
obat batuk, emolien, dan diuretik. Di Filipina, rebusan dari tanaman ini
digunakan untuk menurunkan keasaman pada urin dan untuk merawat
permasalahan pada renal. Menurut Manila Medical Society Peperomia
pellucida digunakan untuk meredakan sakit aritiritis.

5.4 Penggunaan Penelitian

1. Studi Farmakognistik
Morfologi daun segar dari Peperomia pellucida telah diteliti.
Pengambilan fotomikrografi dari penampang membujur dan melintang
(menggunakan floroglunikol-HCl) daun Peperomia pellucida yang segar.
Daun-daun dikeringkan, dilakukan evaluasi pada fisikokimia dan
screening fitokimia

Gambar 5. Hasil perhitungan kuantitatif secara mikroskopis

14
2. Evaluasi Fisikokimia
Berbagai parameter fisikokimia seperti kehilangan pada saat
pengeringan, nilai abu (total abu, abu yang larut air dan abu yang larut
dalam alcohol) dan nilai ekstraktif (ekstraktif yang larut di alcohol dan di
air).

Gambar 6. Hasil evaluasi pada fisikokimia

3. Studi Fitokimia
Serbuk yang diekstraksi dengan 50 ml pada setiap air dan etanol pada
suhu 60oC selama dua jam. Berbagai fitokonstituen ada pada daun
dengan menggunakan berbagai kimia tes dengan ekstrak yang sesuai.

Gambar 7. Hasil screening fitokimia

4. Penentuan Kadar Air (Sudarmadji et al., 1989)


Sampel ditimbang sebanyak kurang lebih 3 gram di dalam cawan
porselin, dimasukkan dalam oven dengan suhu 105oC selama 3 jam
kemudian didinginkan dalam desikator delama 30 menit, lalu sampel
ditimbang. Kemudian dipanaskan kembali dalam oven dan didinginkan
lagi sampai mencapai berar konstan. Perhitungan kadar air:

Kadar Air: (A-B)/Ax100%

15
Keterangan:
A= Berat sampel sebelum dipanaskan
B= Berat sampel setelah dipanaskan

5. Pengujian Aktivitas Antioksidan (Szollosi dan Varga, 2002)


Pengujian aktivitas antioksidan sampel dilakukan dengan mengukur total
konsentrasi antioksidan dalam tumbuhan suruhan menggunakan metode
FRAP yang didasarkan pada reaksi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ oleh
senyawa antioksidan (Benzie dan Strain, 1996). Metode FRAP meliputi
tahap pembuatan reagen FRAP pembuatan larutan standar, penentuan
panjang gelombang maksimum dan pengukuran total antioksidan dalam
sampel menggunakan spektrofotometer, total antioksidan ditentukan
dengan menggunakan kurva standar konsentrasi Fe2+.

6. Pengujian pada Aktivitas Antiinflamasi


a. Carrageenin-Induced Rat Paw Edema
Tes ini dilakukan untuk mengetahui aksi anti-inflamasi dari
ekstrak dengan menggunakanmetode dari Winter et al. (1961). Grup
dari 10 hewan menerima ekstrak Peperomia pellucida (100, 200. Dan
400 mg/kg) melalui jalur intragastrik. Satu jam sebelum dilakukan
injeksi solutio carrageenan disuspensi pada air suling. Volume paw
diukur dengan cara dislokasi pada air kolum pada sebuah
pletismografi (model 7150. Ugo Basile) segera setelah aplikasi
carrageenin dan 1, 2, 3 dan 4 jam setelah stimulus

b. Arachidonic acid-induced rat paw edema


Rat paw edema diinduksi pada 6 hewan dengan cara injeksi
subplantar pada paw kanan bagian belakang dari 0,1 ml 0,5% asam
arakidonikyang larut dalam buffer karbonat, pH 8,5. Asam
norhidroguaiaretik sebagai referensi dan ekstrak cair Peperomia
pellucida di administrasi secara interperitonal 30 menit setelah injeksi
asam arakidonik. Volume edema dihitung dengan plethismografi
segera setelah injeksi asam arakidonik dan pada interval 15 menit
selama 2 jam (DiMartino et al., 1987)

16
REFERENSI

Arrigoni-Blank, Maria deFatima, et al., Anti-Inflammatory and analgesic activity


of Peperomia pellucida (L.) HBK (Poperaceae). 2004. Brazil: Journal of
Ethnopharmacologi 91
H. Arief. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. 2008. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Tropilab®Inc. http://www.tropilab.com/peper-pel.html, diakses pada 4 Desember
2017
Majunmder, Pulak, et al. Ethno-medicinal, phytochemical and pharmacological
review of an amazing medicinal herb Peperomia pellucida (L.) HBK. 2011.
India: Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical
Sciences.
Sitorus, Erwin, et al. Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Suruhan (Peperomia
pellucida [L.]. Kunth). 2013. Manado: Jurnal Ilmiah Sains Vol. 13 no.2

17
LAMPIRAN

Gambar 8. Daun segar Peperomia pellucida

Gambar 9. Daun kering Peperomia pellucida

18
Gambar 10. Mikroskopik daun penampang melintang Peperomia pellucida

Gambar 11. Mikroskopik daun penampang membujur Peperomia pellucida

19
Gambar 12. Makroskopik serbuk daun Peperomia pellucida

Gambar 13. Mikroskopik serbuk daun Peperomia pellucida

20

Anda mungkin juga menyukai