FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan laporan akhir praktikum
farmakognosi yang berjudul “Daun Peperomia pellucida” dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Penulisan laporan akhir praktikum ini membahas mengenai segala
informasi mengenai klasifikasi tanaman, morfologi, habitat, penyebaran,
identifikasi simplisia, hingga penggunaannya.
Dalam penyelesaian laporan akhir praktikum “Daun Peperomia
pellucida”, penulis mengalami beberapa kendala, namun penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu Bapak Dr. Abdul Mun'im, M.Si.
Apt selaku dosen pembimbing kelompok kami dalam mata kuliah praktikum
farmakognosi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan
laporan akhir praktikum dan pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam segi isi
maupun penulisan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih
baik dan semakin bermanfaat. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Sekaligus sebagai sumber ilmu
pengetahuan dan bahan rujukan yang lain.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
KLASIFIKASI DAN TATA NAMA
2.1 Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Subkerajaan : Viridiplantae
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Superordo : Magnolionae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Marga : Peperomia Ruiz & Pav.
Jenis : Peperomia pellucida L.
2
wiwiri; coraçãozinho atau "little heart" di Brazil; lingua de sapo, herva-de-
vidro, herva-de-jaboti atau herva-de-jabuti di Amerika Selatan, dan corazón
de hombre di Kuba. Di Oseania, suruhan lebih dikenal dengan rtertiil
(Belauan); podpod-lahe atau potpopot di Kamerun,
Tanaman ini juga tersebar di Asia. Di Filipina, dikenal dengan
beberapa nama, yaitu pansit-pansitan atau ulasimang-bato dalam Bahasa
Tagalog, olasiman ihalas dalam bahasa Bisaya, sinaw-sinaw atau tangon-
tangon dalam bahasa Bikol, lin-linnaaw bahasa Ilocano dan "clavo-clavo"
bahasa Chavacano. Di bagian Asia lainnya, Suruhan dikenal dengan nama
càng cua (Vietnam); pak krasang ผักกระสัง (Thailand); "krasang teap"
3
BAB 3
MORFOLOGI TANAMAN, HABITAT, DAN PENYEBARAN
4
Tanaman ini memiliki bunga tersusun rapi dalam rangkain
berbentuk bulir yang panjangnya 1-6 cm warnanya hijau terdapat diujung
tangkai dan ketiak daun, berbuah pula bentuk bulat, ujungnya runcing dan
sangat kecil. Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian dari
tanaman suruhan;
1. Akar
Tumbuhan yang tergolong dikotil ini mempunyai perakaran tunggang
yang bercabang sehingga tampak seperti perakaran yang serabut, warna
akar dari tumbuhan ini berwarna putih
a. Epidermis
Terdiri dari sel selapis tipis, rapat dan mudah dilalui air. Memiliki
rambut-rambut akar
b. Korteks
Terdiri dari banyak sel bersusun berlapis-lapis. Dinding sel tipis
memiliki banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringan-
jaringan pada korteks : Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim
c. Endodermis
Terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa 1 lapis sel
tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Dindingnya berpenebalan gabus
tidak dapat ditembus air sehingga air harus masuk ke silinder pusat
melalui sel endodermis yang dindingnya tidak menebal, disebut sel
penerus air.
d. Pembuluh tapis (floem)
Deretan sel dengan dinding searah akar-batang dan berlubang-lubang
halus membentuk pembuluh. Untuk menyalurkan zat makanan
e. Pembuluh kayu (xylem)
Deretan sel dengan dinding searah poros akar-batang dan menyatu.
Fungsinya untuk menyalurkan air
5
f. Kambium
Sel hidup pada tumbuhan dikotil yang aktif membelah untuk
memperbesar batang terletak di sebelah dalam endodermis.
2. Batang
Tanaman ini memiliki percabangan simpodial. Bentuk penampang
batang Peperomia pellucida adalah bulat (silindris) berwarna putih, cerah
dan berair serta berdaging. Batang tumbuhan suruhan ini mempunyai
bentuk yang bulat namun seluruh bagian batang mengandung kadar air
yang tinggi sama halnya daun tumbuhan ini. Tinggi tumbuhan ini sekitar
10-20 cm, namun didaerah yang baik bisa mencapai 40 cm.
a. Dermal
Jaringan kulit yang terdiri dari epidermis, korteks , endodermis dan
stele
b. Jaringan pembuluh
Silinder yang membatasi parenkim empulur di bagian tengah dan
korteks di bagian luar. Terbagi atas jaringan berkas ikatan pembuluh
(fasikel) yang saling berdekatan atau terpisah satu sama lain oleh
parenkim
c. Jaringan penyokong
Jaringan yang menunjang agar tanaman kokoh dan kuat
3. Daun
Daun sasaladahan atau Peperomia pellucida merupakan daun tunggal
yang berbentuk menyerupai bentuk jantung, lonjong tebal, berujung
runcing, tumbuh berselang-seling tersebar pada batang, dan memiliki
tangkai pada daunnya. Tepi daunnya rata atau entire. Pertulangan daun
menyirip dengan ujung berbentuk runcing. Panjang daun kurang lebih 7
cm. Seluruh bagian daun tumbuhan ini mengandung kadar air yang tinggi
dan ukuran daun cukup tebal, dibagian atas seperti terdapat lapisan lilin
sehingga daun tumbuhan ini mengkilap, warna dari daunnya yakni hijau
kekuningan
6
4. Buah
Buah tanaman suruhan bertipe buni berbentuk bulat, berwarna hijau.
Buah tanaman suruhan berujung runcing dan sangat kecil dengan
diameter 1 mm, berbentuk bujur. Buah ini berwarna hijau saat muda dan
berwarna cokelat apabila sudah matang. Buah sangat kecil dan tersusun
seperti buah lada.
5. Biji
Biji peperomia sangat kecil dan berwarna coklat. Biji merupakan
perkembangbiakan utama , terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
a. Kulit biji
Merupakan bagian terluar biji. Terdiri atas kulit luar (sarkostesta),
kulit tengah (sklerotesta) dan kulit dalam (endotesta). Biji terbungkus
semacam lapisan berlendir (pulp) yang berfungsi agar biji tidak kering
b. Tali pusar atau tangkai biji
c. Inti biji atau isi biji
6. Bunga
Bunga Peperomia pellucida tersusun dalam rangkaian bulir dengan
panjang 1-6 cm, bunga tumbuhan suruhan ini tegak keatas dengan ujung
bunga runcing. Bunga tumbuh di ujung tangkai atau di ketiak daun.
7
Indonesia tanaman ini biasa tumbuh di tepi sungai, rerumputan, atau
pematang sawah
3.3 Budidaya
Pembudidayaan tanaman suruhan cukup mudah, yaitu dengan
memperbanyak tanaman dengan biji, tanaman ini hanya membutuhkan
cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembapan tanah dan
pemupukan, terutama pupuk dasar. Suruhan menghendaki tempat yang
cukup matahari dan sedikit terlindung. (Arief H, 2008)
8
BAB 4
IDENTIFIKASI SIMPLISIA
2.1 Makroskopis
Simplisia berupa rajangan tipis dan kering dari daun tanaman Peperomia
pellucida L. Daun berdaging atau agak gemuk, berkilau, berbentuk
menyerupai hati, ujung tumpul dan diameter silinder 50-140 mm yang
halus, berwarna hijau dengan bau khas, rasa tajam dan tekstur lembut.
Warna permukaan atas berwarna hijau gelap dan permukaan bawah
berwarna hijau muda.
2.2 Mikroskopis
Daunnya adalah dorsiventral, mesofil heterogen dengan lapisan
tunggal parenkim palisade. Daerah melintang dari daun hanya dari satu
kumpulan vaskular dengan selubung parenkim. Pada permukaan adaxial
dari penampang melintang, terdapat epidermis ganda dan parenkim palisade.
Pada permukaan abaxial penampang melintang, terdapat epidermis,
kolenkim dengan dinding sel yang lebih tipis, dan parenkim. Pada apex dari
penampang melintang, terdapat beberapa sel dalam vaskular, epidermis
9
adaxial menghadirkan lapisan sel lebih banyak dan tidak terdapat kolenkim
di permukaan abaxial. Spesies daun bersifat hipostomatik (satu sisi) dan
memiliki kompleks stomata anomositik. Penampang membujur juga
memiliki apex uniseluler dan short pedicle terdapat pada epidermis.
Memiliki lapisan epidermis dan lapisan sub epidermik di kedua permukaan
daun.
10
Gambar 3. Identifikasi mikroskopik daun penampang membujur
Peperomia pellucida
11
2.2.2 Serbuk
12
BAB 5
KANDUNGAN KIMIA, CARA ISOLASI, DAN PENGGUNAAN
13
5.3 Penggunaan Tradisional
Tumbuhan mempunyai peran yang signifikan dalam menjaga
kesehatan pada manusia dari dulu. Daun dan batang Peperomia pellucida
bisa digunakan untuk menjadi sayur atau salad. Secara tradisional telah
dimanfaatkan dalam mengobati beberapa penyakit, seperti abses, bisul,
jerawat, radang kulit, penyakit ginjal, dan sakit perut (Hariana, 2006).
Masyrakat di Sulawesi Utara telah juga memanfaatkan tanaman ini untuk
penurun kolestrol darah. Tarigan et al. (2012) telah di laporkan bahwa
ekstrak etanol herba suruhan mempunyai efek antihiperurisemia terhadap
mencit. . Di Brazil Peperomia pellucida digunakan untuk menurunkan kadar
kolestrol. Di Guyana dan bagian Amazon, sangat banyak digunakan untuk
obat batuk, emolien, dan diuretik. Di Filipina, rebusan dari tanaman ini
digunakan untuk menurunkan keasaman pada urin dan untuk merawat
permasalahan pada renal. Menurut Manila Medical Society Peperomia
pellucida digunakan untuk meredakan sakit aritiritis.
1. Studi Farmakognistik
Morfologi daun segar dari Peperomia pellucida telah diteliti.
Pengambilan fotomikrografi dari penampang membujur dan melintang
(menggunakan floroglunikol-HCl) daun Peperomia pellucida yang segar.
Daun-daun dikeringkan, dilakukan evaluasi pada fisikokimia dan
screening fitokimia
14
2. Evaluasi Fisikokimia
Berbagai parameter fisikokimia seperti kehilangan pada saat
pengeringan, nilai abu (total abu, abu yang larut air dan abu yang larut
dalam alcohol) dan nilai ekstraktif (ekstraktif yang larut di alcohol dan di
air).
3. Studi Fitokimia
Serbuk yang diekstraksi dengan 50 ml pada setiap air dan etanol pada
suhu 60oC selama dua jam. Berbagai fitokonstituen ada pada daun
dengan menggunakan berbagai kimia tes dengan ekstrak yang sesuai.
15
Keterangan:
A= Berat sampel sebelum dipanaskan
B= Berat sampel setelah dipanaskan
16
REFERENSI
17
LAMPIRAN
18
Gambar 10. Mikroskopik daun penampang melintang Peperomia pellucida
19
Gambar 12. Makroskopik serbuk daun Peperomia pellucida
20