Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BOTANI FARMASI

JAMBU BIJI

DISUSUN OLEH :

Nama : Cahyuni Saputri Yusuf

Nim : 20170511064040

Prodi : Farmasi

1
Kata Pengantar

Segala puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam atas rahmat dan karunia-Nya saya mampu
menyelesaikan tugas ini guna memenuhi tugas mata kuliah Botani Farmasi.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun
dengan penuh kesabaran dan kerja keras, tugas ini dapat terselesaikan. Dan saya menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan
bimbingan dari banyak pihak sehingga segala kendala dapat teratasi.

Artikel ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘ TANAMAN JAMBU BIJI ’
sebagai salah satu tanaman obat. Artikel ini di sajikan berdasarkan rangkuman dari hasil
pengamatan yang bersumber dari berbagai informasi dan referensi.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi para
pembaca. Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada para pembaca diharapkan dapat memberikan saran demi perbaikan pembuatan
tugas dimasa yang akan datang.

Jayapura, 3 september 2018

Penulis

2
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
Daftar Gambar.............................................................................................................................................4
1 PENDAHULUAN...............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
2 PEMBAHASAN..................................................................................................................................6
2.1 Deskripsi dan klasifikasi..............................................................................................................6
2.2 Morfologi.....................................................................................................................................6
2.3 Anatomi.....................................................................................................................................10
2.4 Fisiologis...................................................................................................................................11
2.5 Kandungan Dan Manfaat...........................................................................................................12
3 Penutup..............................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
4 Daftar Pustaka...................................................................................................................................17

3
Daftar Gambar

Gambar 2-1 Batang Jambu Biji.....................................................................................................................7


Gambar 2-2Daun Jambu Biji........................................................................................................................7
Gambar 2-3 Akar Jambu Biji........................................................................................................................8
Gambar 2-4 Bunga Jambu Biji......................................................................................................................9
Gambar 2-5 Biji Jambu.................................................................................................................................9
Gambar 2-6 Buah Jambu Biji.......................................................................................................................9

4
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Botani Farmasi merupakan botani terapan, berkaitan dengan tumbuhan berkhasiat yang
digunakan sebagai obat dan kegunaan lain. Misal : Untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuh. Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami dasar-dasar
pengetahuan yang diperlukan untuk mengetahui dan membandingkan Struktur morfologi  dan
anatomi pada kasifikasi tumbuhan tertentu terutama yang berpotensi penting dalam dunia
farmasi. Jadi mata kuliah ini menekankan pada penguasaan pengetahuan morfologi tumbuhan
dan anatomi tumbuhan pada klasifikasi tumbuhan tertentu.

Adanya keanekaragaman tumbuhan, manusia akan selalu berusaha mengenal tumbuhan


yang ada di sekitarnya dengan melakukan kegiatan taksonomi yaitu penamaan, pencirian, dan
penggolongan yang pada prinsipnya didasarkan atas keseragaman sifat dan ciri di dalam
keanekaragaman tadi.Klasifikasi bertitik tolak pada keseragamandi dalam keanekaragaman yang
dihadapi, dari banyak sedikitnya keseragaman yang dimiliki oleh warga yang digolongkan akan
digunakan untuk menentukan tingkat-tingkat kategori dari klasifikasi.Setiap individu tumbuhan
sekaligus dianggap termasuk dalam sejumlah takson yang jenjang tingkatnya berurutan. Dengan
demikian setiap kesatuan terbagi atas kesatuan -kesatuan berikutnya yang lebih rendah
tingkatnya dan seterusnya. Penentuan tingkat takson bergantung kepada besarnya derajat
kesamaan sifat dan ciri-ciri yang dimiliki komponen -komponen di bawahnya. Bila ciri- ciri
tertentu terlihat pada golongan tumbuhan yang besar jumlahnya, maka golongan tadi dapat diberi
tingkat takson yang tinggi. Dalam golongan yang besar tadi dapat dilihat kelompok-kelompok
lebih kecil berdasarkan kelainan ciri-ciri yang lebih kecil derajatnya, dan diberi tingkat takson
yang lebih rendah.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah dalam dunia tumbuhan terdapat tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman
obat?
2 Bagaimana deskripsi dan klasifikasi tanaman jambu biji ?
3 Bagaimana morfologi, anatomi dan fisiologis dari tanaman jambu biji ?
4 Apa saja kandungan dan manfaat dari tanaman jambu biji ?

1.3 Tujuan
1 Menentukan tanaman yang dapat di manfaatkan sebagai tanaman obat
2 Mendeskripsikan dan mengklasifikasikan tanaman jambu biji
3 Mengetahui morfologi,anatomi dan fisiologis tanaman jambu biji
4 Mengetahui kandungan dan manfaat dari tanaman jambu biji

5
2 PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi dan klasifikasi


Masyarakat Indonesia hampir semua mengenal jenis tanaman jambu biji. Tanaman ini juga
berkhasiat sebagai obat dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Jambu biji dapat tumbuh di
daerah tropis, seperti Indonesia, dan bisa dipastikan, tidak ada satu pun daerah di Indonesia yang
tidak dapat ditumbuhi oleh pohon jambu biji. Di Indonesia, pohon jambu biji bisa tumbuh
dimana saja baik dipekarangan ataupun halaman rumah, sawah, ladang, desa ataupun kota
tanaman ini tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung
air cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun, sering
tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200 m dpl. Jambu biji berbunga sepanjang
tahun (hapsoh,2011). Saat musim panas ataupun hujan, pohon jambu biji selalu dapat tumbuh
dan berbuah lebat. Jambu biji termasuk jenis tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan
ranting batang pohon keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin.
Apabila kulit jambu biji tersebut terkelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah.

Asal tumbuhan: Meksiko Selatan, Amerika Tengah

Synonym : Guajava pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus guajava var. pyrifera (L.) Kuntze, Myrtus
guajava (L.) Kuntze, Psidium aromaticum, Psidium cujavillus Burm. f., Psidium guajava var.
cujavillum (Burman) Krug and Urb., Psidium guajava var. guajava, Psidium guava Griseb.,
Psidium guayava Raddi,Psidium igatemyensis Barb. Rodr., Psidium pomiferum L., Psidium
pumilum var. guadalupense, Psidium pumilum Vahl, Psidium pyriferum L

Secara botanis tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L.

Nama Lokal : Jambu Biji

6
2.2 Morfologi

Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter.Batang berkayu, bulat,
kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai
teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang
pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan
pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya disbanding dengan
cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu
tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2
tahun.

 Batang

Batang (caulis) Tumbuhan biji belah pada umumnya mempunyai batang yang di bagian
bawahnya lebih besar dan keujung semakin mengecil, sehingga batangnya dapat di pandang
sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. Batang
pada jambu biji berkayu dan permukaannya licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang
mati). Arah tumbuh batangnya tegak lurus (erectus). Jambu biji memiliki cabang sirung pendek
(virgula atau virgula sucre scens) yaitu cabang–cabang kecil dengan ruas–ruas yang pendek yang
selain pendukung daun juga merupakan pendukung bunga dan buah.

Gambar 2-1 Batang Jambu Biji

 Daun

Daun (folium) Daun merupakan suatu bagian yang penting, yang berfungsi sebagai alat
pengambilan zat–zat makanan (reabsorbsi), asimilasi, transpirasi dan respirasi. Daun jambu biji
tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja sehingga disebut
daun bertangkai.

7
Sifat – sifat daun yang di miliki oleh jambu adalah sebagai berikut

a) . Bangun daun (Circumscription) Dilihat dari letak bagian terlebarnya, bagian terlebar
daun jambu biji berada ditengah–tengah dan memiliki bangun jorong karena
perbandingan panjang : lebarnya adalah ½ - 2 : 1
b) Ujung daun (apex) Jambu biji memiliki ujung daun yang tumpul.
c) Pangkal daun (basis folii) Pangkal daun jambu biji tumpul (obtusus).
d) Susunan tulang – tulang daun (nervatio atau vanatio) Daun jambu biji memiliki
pertumbuhan daun yang menyirip (penninervis) yang mana daun ini memiliki satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari
ibu tulang kesamping, keluar tulang–tulang cabang, sehingga susunannya
mengingatkan kita kepada susunan sirip–sirip pada ikan. Oleh sebab itu dinamakan
bertulang menyirip
e) Tepi daun (margo) Jambu biji memiliki tepi daun yang rata (integer).
f) Warna daun hijau
g) Permukaan daun Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda,
biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat jika di bandingkan dengan
sisi bawah daun. Jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rugosus).

Gambar 2-2Daun Jambu Biji

 Akar

Akar (radix) Jambu biji sistem perakarannya adalah sistem akar tunggang, karena akar
lembaganya terus tumbuh menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil dan akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radiks
primaria). Di lihat dari percabangan dan bentuknya, jambu biji memiliki akar tunggang yang
bercabang (ramosus) yang bentuknya kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang-
cabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi sehingga memberi kekuatan yang lebih
besar pada batang, dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat menyerap air dan
zat-zat makanan yang lebih banyak.

8
Gambar 2-3 Akar Jambu Biji

 Bunga

Bunga pada jambu biji terdiri dari kelopak dan mahkota yang masing–masing terdiri atas 4–5
daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama, dan tidak merapat, memiliki benang
sari yang banyak dan berkelopak, berhadapan dengan daun–daun mahkota memiliki tangkai sari
dengan warna yang cerah bakal buah tenggelam dan mempunyai satu tangkai putik. Bunga pada
jambu biji tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga.
Panjang tangkai bunga 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun
mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih dan mudah rontok. Benang sari pada
tonjolan dasar bunga berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna
seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm.
pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi
bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 tajuk yang tidak sama, warna hijau kekuningan.
Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.

Gambar 2-4 Bunga Jambu Biji

9
 Biji

Jambu biji memiliki banyak biji dan terdapat pada daging buahnya.

Gambar 2-5 Biji Jambu

 Buah

Jambu biji memiliki buah sejati tunggal artinya buah ini terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja dan memiliki lebih dari satu biji. Jambu biji termasuk dalam buah sejati tunggal
yang berdaging (carnosus)

Gambar 2-6 Buah Jambu Biji

2.3 Anatomi

a. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya
memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
b. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum
mengadakan pertumbuhan memebal.

10
c. Pada batang, berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah
dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas
pengangkutan bersifat kolaterral terbuka kadang-kadang bikolateral. Anatomi yang khas
adalah tedapatnya floem dalam kayu (floem intraxiler)

1. Anatomi daun
Epidermis atas : terdiri dari 1 lapis sel, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal,
dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata. Epidermis bawah : sel lebih kecil, pipih,
terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus. Stomata: Tipe anomositik,
banyak terdapat pada permukaan bawah. Rambut penutup : Terdapat pada kedua permukaan,
lebih banyak pada permukaan bawah, bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok,
terdiri dari 1 sel, berdinding tebal, jernih, panjang rambut 150 µm, pangkal rambut kadang-
kadang agak membengkok, lumen kadang-kadang mengandung zat berwarna kuning kecoklatan.
Jaringan air : Terdapat di bawah epidermis atas, terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel yang besar,
jernih dan tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Idioblas : terdapat di beberapa tempat, berisi
hablur kalsium oksalat berbentuk roset yang besar dan bentuk prisma. Kelenjar minyak : Rongga
minyak bentuk lisigen besar, terdapat lebih banyak di bagian bawah dari pada di bagian atas.
Jaringan palisade : Terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel, terletak di bawah jaringan air, 2 lapis sel
yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daun, lapisan-lapisan
berikutnya berongga lebih banyak.

2. Anatomi batang
Floem intraxyler. Selaput kayu yang utama membentuk lebih sedikit silinder lengkap,
dari floem internal juga membentuk suatu lapisan yang berlanjut. Floem internal kebanyakan di
dalam tumbuhan, jarang suatu kambium muncul di dalam xilem primer dan kecil jumlah floem
sekunder internal dibentuk. Parenkim bersama-sama dengan apa yang ada pada daerah
protoxilem, membentuk daerah perimedullary.

3. Anatomi Akar
Akar, endodermis biasanya paling nyata pada akar. Endodermisnya tetap dalam bentuk
primer dan ditinggalkan bersama dengan korteks pada waktu perkembangan penebalan sekunder

11
dan peridem. Stele lebih nyata daripada korteks dalam akar dibanding dengan yang terdapat
dalam batang.

2.4 Fisiologis
Jambu biji termasuk dalam tanaman C3. Tanaman C3 adalah tanaman yang mempunyai
lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering disebut siklus calvin
yang dapat menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan jaringan yang terlibat
dalam proses fotosintesis adalah jaringan mesofil. Lintasan itu dimulai dari pengikatan CO2
dengan RBP dan RuBP. Tanaman C3 adalah kelompok tumbuhan yang menghasilkan senyawa
phosphogliseric acid yang memiliki 3 atom C pada proses fiksasi CO 2 oleh ribolusadiphosphat.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat untuk
pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat
mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah
respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang
terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi
antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan
assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana
intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang dan dengan konsentrasi CO2
sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3
harus berada dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco
sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida.
Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk
menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah
menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan
dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi.
Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP
hanya bekerja apabila CO2 jumlahnyaberlimpah.

2.5 Kandungan Dan Manfaat

Berikut kandungan kimia yang terdapat dalam jambu biji:

12
 Buah

Bagian buah dari jambu biji mengandung vitamin C, vitamin A, besi, kalsium, dan fosfor.
Jambu biji mengandung vitamin C 5 kali lebih banyak daripada jeruk. Mangan juga dihasilkan
oleh buah jambu biji dengan mengkombinasikan fosfor, oksalat dan asam malat. Selain itu juga
terdapat senyawa saponin yang dikombinasi dengan asam oleat. Pada buah jambu yang telah
berwarna kemerahan, mengandung banyak senyawa volatil dengan berat molekul yang rendah,
seperti alkohol, ester, dan aldehid. Selain itu terdapat senyawa baru yang ditemukan yaitu
senyawa ariomatik aktif (3-penten-2-ol dan 2-butenyl asetat)

 Kulit buah

Kandungan utama pada kulit buah yaitu asam askorbat. Asam askorbat umumnya terdapat
pada bagian kulit buah, dan yang kedua terkandung pada daging buah, dan sebagian kecil pada
bagian kayu.

 Daun

Daun Pada bagian daun jambu biji mengandung minyak esensial dengan komponen
utama yaitu α-pinene, β-pinene, limonene, menthol, terpenyl asetat, isopropyl alcohol,
longicyclene, caryopyllene, βbisabolene, caryophyllene oxide, β-copanene, farnesene, humulene,
selinene, cardinene and curcumene. Pada daun terdiri dari minyak murni sebesar 6%, minyak
volatil sebesar 0.365%, resin sebesar 3.15% tannin sebesar 8.5% dan substansi lainnya. Minyak
essensial terdiri dari eugenol, asam malat, dan tannin dari 8-15%. Daun dari jambu biji kaya akan
tannin dan senyawa antiseptik. Empat senyawa antibacterial yang telah diisolasi dari daun jambu
biji (Psidium guajava), yaitu dua senyawa glikosida flavonoid, morin-3-O-α-L-lyxopyranoside
dan morin-3-O-α –Larabopyranoside, serta dua senyawa flavonoid yang diketahui, yaitu
guaijavarin dan quercetin. Quercetin berkontribusi dalam mekanisme efikasi pada suatu obat,
karena senyawa ini diketahui sebagai antioksidan dengan antikarsinogenik, serta memiliki
kemampuan anti HIV dan efek antibiotik.

 Kulit Kayu

Kulit Kayu Pada kulit kayu jambu biji mengandung 12-30% tannin, polyphenol, resin dan
kristal kalsium oksalat

13
 Akar

Pada akar jambu biji kaya akan senyawa tannin. Selain itu juga terdapat senyawa
leukocyanidin, sterol, dan asam gallic. Pada akar terdapat persentase karbohidrat dan garam yang
tinggi. Pada akar, batang, kulit kayu dan daun juga mengandung persentase asam tannin yang
tinggi

 Biji jambu

Biji Biji jambu biji mengandung minyak dengan berat kering sebesar 14%, protein 15% dan
pati sebesar 13%. 10 senyawa fenolik, flavonoid, serta senyawa glikosida flavonol asilasi telah
diisolasi. Struktur dari senyawa quercetin yang baru yaitu -3-O-β-D-(2″-Ogalloyglucoside)-4′-O-
vinylpropionate.

Berikut manfaat dari tanaman jambu biji sebagai berikut :

 Buah

Sebagai makanan buah segar maupun olahan yang mempunyai nilai gizi dan mengandung
vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan serta vitamin C yang tinggi, dengan kadar gula
8%. Jambu biji mempunyai rasa dan aroma yang khas disebabkan oleh senyawa eugenol. Buah
jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di sianghari karena buahnya segar dan mendinginkan
badan. Penyakit lainnya yang dapat di obati dengan buah ini antara lain yaitu batuk, malaria,
ganguan ginjal, nyeri sendi, rematik, diabetes, dan kelainan pada organ vagina. Selain itu juga
dapat digunakan sebagai tonik dan untuk menjaga keseimbangan tubuh (haemostatic). Penelitian
yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center Morrabad India menunjukkan
jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah
penderita hipertensi essensial. Menurut Anthony C. Dweck (2001) buah jambu biji dapat
dijadikan sebagai obat alternatif karena mengandung berbagai zat yang Info Ristek Vol. 4 No.
3/2006 3 berfungsi sebagai penghambat berbagai jenis penyakit, diantaranya jenis flavonoid,
minyak atsiri, dan juga terdapat saponin berkombinasi dengan asam oleanolat., Morin-3-O- ±-
Llyxopyranoside, dan morin-3-O-±- Larabopyranoside dan flavonoid, guaijavarin, dan querce-
tin. Menurut Dr. James Cerda dengan memakan jambu bij 0,5 – 1 kg /hari selama 4 minggu
resiko terkena penyakit jantung dapat berkurang sebesar 16 %. Dalam jambu biji juga ditemukan
likopen yaitu zat nirgizi potensial lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting
dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas anti
oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan peneliti Itali, mencakup
2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika
mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya
berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan perlindungan
pada tubuh dari beberapa jenis kanker. Contoh pengolahan jambu biji sebagai obat anti DBD

14
Daun jambu biji sebanyak lima lembar direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa segelas. Air
rebusan diminum sehari sekali selama3-4 hari. Buah jambu biji yang memiliki aktivitas laxative,
sehingga dapat digunakan sebagai obat pencahar

 Daun

Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Untuk
penyembuhan penderita diare dengan cara merebus 3 helai jambu biji dengan 2 gelas air putih.
Jus jambu biji juga dianggap berkhasiat untuk membantu penyembuhan penderita DBD (Demam
Berdarah Dengue). Menurut I Ketut, dkk (2004) menyatakan bahwa jambu biji yang memiliki
kandungan ethanol dapat mengobati penderita diare. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan
ekstrak ethanol jambu biji yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare
(Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, Salmonella typhi, dan Eschericia coli) Ekstrak dari daun
jambu biji memiliki ativitas anti-bakterial yang dapat digunakan untuk melawan Escherichia coli,
Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Proteus mirabilis, dan Shigella dysentria. Daun dari
jambu biji kaya akan tannin dan senyawa antiseptik. Empat senyawa antibacterial yang telah
diisolasi dari daun jambu biji (P.guajava), yaitu dua senyawa glikosida flavonoid, morin-3-O-α-
Llyxopyranoside dan morin-3-O-α –L-arabopyranoside, serta dua senyawa flavonoid yang
diketahui, yaitu guaijavarin dan quercetin

 Kulit Jambu

Tunas dan kulit kayu dari jambu biji juga direkomendasikan sebagai obat untuk mengobati
disentri dan diare. Ekstrak ethanolik dari jambu biji memiliki aktivitas anti inflamasi dan
analgesic sebesar 70%. f. Ekstrak cair alkohol dari jambu biji memiliki aktivitas sedative
(penenang/obat pereda nyeri), dimana saat diberikan secara oral pada tikus sebanyak 188.5, 377
& 1131 mg/kg dapat menyebabkan penurunan aktivitas motorik selama 90 menit. h. Sebagai
pohon pembatas di pekarangan dan sebagai tanaman hias. i. Bagian kayunya dapat digunakan
sebagai astringent dan antiseptic. Selain itu juga dapat dibuat berbagai alat dapur karena
memiliki kayu yang kuat dan keras

 Bunga

Bagian bunganya dapat dipakai sebagai masker untuk digunakan pereda sakit pada mata
akibat paparan sinar matahari, ataupun luka pada mata

15
3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman ini juga berkhasiat sebagai obat dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Jambu biji dapat tumbuh di daerah tropis, seperti Indonesia, dan bisa dipastikan, tidak ada satu
pun daerah di Indonesia yang tidak dapat ditumbuhi oleh pohon jambu biji. Tanaman perdu atau
pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter.Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam
potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam.
Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan
karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau
kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya disbanding dengan cabangnya. Arah tumbuh
cabang tegak (fastigiatus). Jambu biji termasuk dalam tanaman C3. Tanaman C3 adalah tanaman
yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering
disebut siklus calvin yang dapat menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan
jaringan yang terlibat dalam proses fotosintesis adalah jaringan mesofil. Jambu biji memiliki
kandungan zat samak, minyak, eusenol, dammar dan banyak kalsium Ca oksalat, kulit pohon
jambu biji juga memiliki kandungan zat samak serta zat tannin, sedangkan pada bunganya tidak
banyak mengandung tannin. Dun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tannin, seperti
minyak atsiri, asam kursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin
dan vitamin. Jambu biji juga berfungsi mengurangi daya ferment diastase ludah, pancreas dan
serum darah. Jus jambu biji juga berkhasiat untuk menambah darah akibat leukemia dan juga
untuk mengobati demam berdarah.

3.2 Saran
Semakin berkembangnya masa, yang menyebabkan menipisnya rasa kecintaan dan rasa memiliki
pada lingkungan maka yang bisa kami sarankan

 Tingkatkan dan kepedulian kita pada lingkungan terutama pada tumbuh – tubuhan,
karena rusak dan baiknya lingkungan tergantung pada manusianya sendiri.
   Berhati – hatilah dalam mengelola lingkungan hidup. Jangan menebangi tumbuhan
begitu saja untuk daerah pemukiman dan tempat usaha adakanlah reboisasi !
 Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

16
4 Daftar Pustaka

Yulinar Rochmasari.2011.Studi Isolasi Dan Penentuan Struktur Molekul Senyawa Kimia Dalam
Fraksi Netral Daun Jambu Biji Australia (Psidium Guajava L.),halaman 3.Universitas Indonesia,
Depok.

Nuraida nining.2012.Makalah Botani Jambu Biji.Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas


Negeri Padang, Sumatera Barat https://edoc.site/makalah-botani-jambu-biji-pdf-free.html

https://www.petanihebat.com/morfologi-tanaman-jambu-biji/

http://kejapanan.blogspot.com/2011/08/morfologi-jambu-biji.html

Tjitrosoepomo, gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan Yogyakarta : Gadjah Mada University


Pers
Tjitrosoepomo, gembong. 2007. Taksonomi tumbuhan yogyakarta: Gadjah Mada University
Pers.

17

Anda mungkin juga menyukai