Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIOLOGI

BUAH KECUBUNG

DISUSUN OLEH:

1. REPIKA ELDIRA

2. VIENZA RAHMADANI

KELAS : X.F

GURU PEMBIMBING : FENTY SUFYERNY M.Pd.si

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Buah Kecubung ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.

Manna, Desember 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
...........i

KATA PENGANTAR
...........ii

DAFTAR ISI
...........iii

BAB I PENDAHULUAN
...........1

A. Latar Belakang ........................................................................................................


1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
1
C. Tujuan .....................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
...........2

A.. Pengetian Tanaman Kecubung ...............................................................................


3
B...Bentuk Morfologi dan Anatomi Tanaman Kecubung.............................................
4
C... Kandungan Buah Kecubung...................................................................................
8
D.. Dampak Kecubung Bagi Kesehatan........................................................................
9
E...manfaat tanaman Kecubung bagi kesehatan tubuh..................................................
10
BAB III PENUTUP
...........14

A. Kesimpulan .............................................................................................................
14
B. Saran........................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
...........15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pengobatan dibidang kesehatan saat ini lebih luas, dimana


masyarakat yang merasa kurang puas dengan pengobatan dari medis berpaling lebih
memilih pengobatan tradisional seperti penggunaan tumbuh-tumbuhan, dimana
pengobatan dengan tumbuh-tumbuhan memiliki kelebihan sendiri, dengan harga
yang murah dan bahan-bahannya bisa kita jumpai disekitar kita.

Salah satu tumbuhan yang sering digunakan masyarakat sebagai bahan


pengobatan adalah kecubung (Datura sp). Kecubung merupakan tummbuhan
penghasil bahan obat-obatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun, diantaranya
Datura Stramonium, Datura tatura, dan Brugmansia suaviolens, namun daya
khasiat masing-masing jenis kecubung, berbeda-beda. Penyalahgunaan kecubung
memang sering terjadi, sehingga bukan obat yang didapat malah racun
(menyebabkan pusing) yang sangat berbahaya. Hampir seluruh bagian tanaman
kecubung dapat dimanfaatkan sebagai obat. Hal ini disebabkan seluruh bagiannya
mengandung alkaloida atau disebut hiosamin (atropin) dan scopolamine, seperti pada
tanaman Atropoda belladonna. Alkaloid ini bersifat racun sehingga pemakaiannya
terbatas pada bagian luar.

Biji kecubung mengandung hoisin dan lemak, sedangkan daunnya


mengandung kalsium oksalat. Berkhasiat mengobati rematik, sembelit, asam, sakit
pinggang, bengkak, encok, eksim dan radang anak telinga. Namun, kecubung bisa
jadi obat bisa jadi racun. Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan
fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian. Berdasarkan sumber racun dapat dibagi menjadi racun
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan : opium (dari papaver somniferum),
kokain,kurare, aflatoksin (dari aspergilus niger) dan ada juga racun yang berasal dari
hewan, mineral dan sintetik.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Tanaman Kecubung?

2. Bagaimana Bentuk Morfologi Dan Anatomi Tanaman Kecubung?

3. Apa Saja Kandungan Buah Kecubung?

4. Bagaimana Dampak Kecubung Bagi Kesehatan?

5. Apa Saja Manfaat Tanaman Kecubung Bagi Kesehatan Tubuh?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian tanaman Kecubung.

2. Mengetahui bentuk morfologi dan anatomi tanaman Kecubung.

3. Mengetahui Kandungan Buah Kecubung.

4. Mengetahui Dampak Kecubung Bagi Kesehatan.

5. Mengetahui manfaat tanaman Kecubung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DESKRIPSI TANAMAN KECUBUNG


Kecubung merupakan tumbuhan penghasil bahan obat-obatan yang telah
dikenal sejak ribuan tahun. Sebagai anggota suku Solanaceae, tumbuhan ini masih
sekerabat dengan datura, tumbuhan hias dengan bunga berbentuk terompet yang
besar. Kecubung biasanya berbunga putih dan atau ungu,
namun hibridanya berbunga aneka warna. Diperkirakan tanaman ini pertama kali
dipakai sebagai obat-obat pada abad kesepuluh. Kecubung ada yang berasal dari Asia
Tenggara, namun ada juga yang berasal dari Benua Amerika.

Kecubung tumbuh di tempat yang beriklim panas dan dibudidayakan di


seluruh belahan dunia karena khasiat yang dikandungnya dan juga untuk tanaman
hias. Pertama kali diperkenalkan oleh Linnaeus pada tahun 1753, tapi
secara botani masih belum tepat mengenai gambaran dan penjelasan tentang
kecubung. Wilayah asal yang menjadi sumber tanaman ini tidak dapat diketahui
secara pasti. Bagian-bagian kecubung, tetapi terutama bijinya,
mengandung alkaloid yang berefek halusinogen.

Selain Kecubung Kasihan (Datura metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung
Kecil (Datura stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens, Humb,
Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah
sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di
ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah
di pedesaan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek (Thomas,2005).

Nama Lokal :

Kecubung (Jawa, Sunda), Kacobhung (Madura), Bembe (Madura), Bulutube


(Gorontalo), Taruapalo (Seram), Tampong-tampong (Bugis), Kucubu (Halmahera,
Ternate),Padura (Tidore), Karontungan, Tahuntungan (Minahasa).

3
Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius saja. Khasiat lain
yang bisa didapat dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa diantaranya
adalah sebagai obat sakit gigi dan asma. Kecubung ( Datura. sp) selama ini dikenal
sebagai tanaman yang berefek negatif. Tanaman yang bunganya berbentuk terompet
ini kerap disalahgunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius.
Sebab, daun kecubung berkhasiat anestesi. Terutama karena tanaman ini
mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik.
Bentuknya yang seperti terompet ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika
dan Eropa kemudian menyebutnya sebagai Devil trumpet. Penyalahgunaan tersebut
sebenarnya berasal dari kebiasaan sebuah kelompok masyarakat di India yang
menggunakan kecubung untuk membius korban persembahan bagi dewa
(Wijayakusuma,2006).

2.2 MORFOLOGI DAN ANATOMI


1. Batang
Batang Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:

a. Jaringan Epidermis

Terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang, berbentuk persegi, dan
dinding selnya dilapisi kutikula. Terdapat stomata di antara sel-sel epidermisnya.
Derivat epidermis pada batang terdiri dari stomata, trikomata, sel silika, dan sel
gabus.

b. Jaringan Korteks

Terdiri dari jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Jaringan kolenkim


terdapat pada bagian tepi korteks (perifer) dan berbentuk seperti silinder utuh.
Jaringan parenkim terdapat pada bagian tepi dekat permukaan batang dan
mengandung kloroplas. Parenkim berisi tepung, kristal, dan zat lain. Pada batang
muda kecubung, lapisan sel korteksnya banyak mengandung tepung dan disebut
fluoterma.

4
c. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut
zat hara dan air dari dalam tanah menuju ke daun. Sedang floem mengangkut hasil
asimilasi dari daun ke seluruh tubuh. Tipe jaringan pengangkut pada Kecubung
adalah tipe berkas pengangkut bikolateral. Berkas pengangkutnya mempunyai floem
kuar dan floem dalam dengan xilem terletak di antaranya.

d. Stele

Stele dengan jaringan pengangkut bikolateral mempunyai jendela daun dan


jaringan interfasikuler tidak dapat dibedakan satu sama lain.

2. Daun

Daun Kecubung mempunyai jaringan-jaringan sebagai berikut:

a. Jaringan Epidermis

Terdiri dari selapis sel dan tidak mengandung plastida yang berkembang baik
kecuali sel penutupnya. Sel penutup dikelilingi oleh satu atau lebih sel tetangga
(salah satunya lebih kecil) dengan ukuran yang berbeda dari sel epidermis
sekelilingnya. Dinding sel epidermis mengandung kutin dan lignin. Pada permukaan
epidermis daun banyak terdapat trikoma.

b. Jaringan Mesofil

Mesofil mengalami diferensiasi menjadi:

Jaringan palisade: Berbentuk silindris memanjang pada sumbu transversal daun


dan mengandung banyak kloroplas. Tersusun dalam ikatan yang padat menjadi 1
lapis atau lebih.

Jaringan bunga karang: Tersusun oleh sel yang tidak teratur, bercabang-cabang,
berisi kloroplas. Sel-selnya dipisahkan ruang antar sel yang besar. Sel mesofil yang
menyelubungi berkas pengangkut mengandung lebih sedikit kloroplas dan
dindingnya lebih tebal.

c. Jaringan Pengangkut

5
Mengandung xilem dan floem yang fungsinya sama dengan yang di batang.
Berkas floemnya di bagian adaksial dan berkas xilem di bagian abaksial. Selain itu
juga terdapat tulang daun yang menguatkan daun serta sebagai jalan transport air dan
zat hara yang terlarut di dalamnya pada arus transpirasi dan pada proses translokasi
hasil fotosintesis ke bagian tubuh lain.

3. Bunga

a. Sepala dan Petala

Terdiri dari jaringan parenkim, berkas pengangkut, dan epidermis. Sepala


berwarna hijau karena mengandung kloroplas. Mesofil sepala tersusun atas sel-sel
yang isodiametris dan renggang. Epidermis sepala dilapisi kutin tipis dan meiliki
trikomata dan stomata.

Petala tidak berwarna hijau karena ada kromoplas dalam vakuola. Mesofil petala
terdiri dari perenkim yang terusun rapat dan renggang. Epidermis petala
permukaannya agak bergelombang membentuk tonjolan pendek.

b. Stamen (Benang sari)

Tipe berkas pengangkut stamen Kecubung adalah ampikribral. Jaringan dasar


penyusun tangkai sari adalah parenkim tnpa ruang antar sel dan jaringan dasar
penyusun kepala sari adalah parenkim yang telah berspesialisasi menjadi sel
kelamin.

c. Ovarium (Bakal buah)

Dinding bakal buah terdiri dari parenkim dan berkas pengangkut dengan lapisan
epidermis di sebelah luar.

4. Akar

Akar terdiri dari jaringan-jaringan berikut:

a. Jaringan Epidermis

Bulu akar merupakan tonjolan dari epidermis tunggal untuk menyerap dan
menunjang tumbuhan dan disebut trikoblas. Trikoblas berasal dari pembelahan sel
induk epidermis (protoderm) yang tidak sama besar.

6
b. Jaringan Korteks

Tersusun atas jaringan parenkim berisi tepung dan sel idioblas.

c. Eksodermis

Terdiri dari selapis sel, sel panjang, dan memilik pita Caspary yaitu bagian
dinding primer yang menebal.

d. Endodermis

Terdiri dari selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologinya berbeda
dengan jaringan di sebelah luar dan dalamnya. Sel endodermis mengalami penebalan
selulosa dan lignin. Sel yang tidak mngalami penebalan disebut sel peresap yang
terletak di depan protoxilem.

e. Jaringan Pengangkut

Terdiri dari xilem dan floem dan unsur bukan pengangkut. Empulurnya terletak
di pusat silinder akar dan bersifat seperti parenkim. Xilem akar merupakan bangunan
teras di tengah dengan tonjolan serupa jari-jari ke arah luar dan di antaranya terdapat
floem.

5. Buah

Terdiri dari 3 lapisan yaitu epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium.

Kulit buah kecubung buah berdaging berparenkim yang dinding buahnya


berasal dari karpela dan jaringan lain. Bentuknya seperti bangunan yang disusun oleh
parenkim berdinding tipis.

6. Biji

Terdiri atas beberapa bagian yaitu:

a. Embrio

Bekas pelekatan biji pada plasenta berupa hilum. Embrio mempunyai 3 jaringan
meristem yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar.

b. Endosperm terdiri dari endosperm non selular, selular, dan helobial.

7
Endosperm mempunyai sel berdinding tipis dengan vakuola besar. Berisi cadangan
makanan dengan sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel.Testa berasal dari
integumen dan terdiri dari sel berdinding tipis. Epidermis kulit biji berdinding
tebaldan berisi zat warna.

Kecubung cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian tanah 800 m di


atas permukaan laut. Selain itu tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung juga sering
ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah di pedesaan. Perbanyakan tanaman
ini melalui biji dan stek.

2.3 KANDUNGAN BUAH KECUBUNG

Tanaman kecubung (Datura spp.) mengandung sejumlah senyawa kimia yang sangat
beracun dan memiliki efek psikotropika. Beberapa senyawa utama yang terkandung
dalam kecubung meliputi:

1. Atropin

Ini adalah salah satu senyawa utama dalam kecubung. Atropin memiliki efek
antikolinergik, yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan otot-otot halusinasi,
serta menghasilkan peningkatan denyut jantung, pupil yang melebar, mulut kering,
dan gangguan sistem pencernaan.

2. Skopolamin

Skopolamin juga merupakan senyawa antikolinergik yang ditemukan dalam


kecubung. Ini dapat menyebabkan efek psikotropika, termasuk halusinasi, gangguan
keseimbangan, dan delirium.

3. Hiosiamin

Hiosiamin adalah senyawa antikolinergik lainnya yang ditemukan dalam


kecubung. Seperti atropin dan skopolamin, hiosiamin juga dapat menyebabkan
gangguan saraf dan efek psikotropika.

4. Alkaloid Lain

8
Selain tiga senyawa utama di atas, tanaman kecubung juga mengandung
berbagai alkaloid lainnya dalam jumlah yang bervariasi. Alkaloid ini dapat memiliki
efek beracun yang bervariasi pada sistem saraf dan organ dalam.

5. Glikosida

Kecubung juga mengandung beberapa glikosida, senyawa yang dapat


menghasilkan efek beracun pada jantung dan sistem saraf.

6. Senyawa Lain

Selain senyawa-senyawa utama di atas, kecubung juga dapat mengandung


berbagai senyawa lain yang dapat berkontribusi pada efek toksik dan psikotropika
dari tanaman ini.

2.4 DAMPAK KECUBUNG BAGI KESEHATAN

`Kecubung (Datura spp.) adalah tanaman yang sangat beracun dan memiliki
dampak yang serius pada kesehatan manusia dan hewan jika dikonsumsi atau
bersentuhan dengan kulit. Berikut adalah beberapa dampak berbahaya yang dapat
terjadi akibat interaksi dengan tanaman kecubung:

1) Kerusakan Saraf dan Efek Psikotropika

Tanaman kecubung mengandung senyawa-senyawa kimia seperti atropin,


skopolamin, dan hiosiamin yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat.
Mengonsumsi tanaman kecubung dapat menyebabkan efek halusinasi, delirium,
kebingungan, dan gangguan keseimbangan.

2) Efek Samping pada Kesehatan

Gejala dari paparan atau konsumsi tanaman kecubung meliputi pupil yang
melebar (midriasis), kulit kering dan panas, mulut kering, kesulitan berkemih, detak
jantung yang meningkat, peningkatan suhu tubuh, dan gangguan penglihatan.

3) Efek Beracun

9
Konsumsi bahkan sedikit bagian dari tanaman kecubung dapat menyebabkan
efek beracun yang parah, termasuk keracunan fatal. Efek beracun bisa lebih parah
pada anak-anak atau individu yang lebih rentan.

4) Gangguan Pernapasan

Asap yang dihasilkan dari membakar tanaman kecubung dapat menyebabkan


iritasi pada saluran pernapasan dan mata, menyebabkan batuk, sesak napas, dan
iritasi pada mata.

5) Efek Jangka Panjang

Paparan berulang terhadap tanaman kecubung dapat menyebabkan kerusakan


organ internal, seperti hati, ginjal, dan sistem saraf.

6) Kematian

Dalam kasus-kasus yang ekstrem, paparan atau konsumsi tanaman kecubung


dapat menyebabkan kematian.

2.5 MANFAAT KECUBUNG

Kecubung mempunyai khasiat obat sekaligus bisa menjadi racun. Kecubung


bisa tumbuh liar di hutan namun bisa juga menjadi tanaman hias di pekarangan.
Sedikitnya ada sembilan jenis tanaman yang biasa disebut kecubung diantaranya
adalah Kecubung Kasihan (Datura metel), Kecubung Kecil (Datura stramonium),
dan Kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens). Namun yang paling umum dikenal
sebagai Kecubung di Indonesia adalah Datura metel.

Bunga Kecubung

10
Buah Kecubung

Kecubung (Datura metel) mengandung beberapa senyawa kimia,


diantaranya : hiosin, co-oksalat, zat lemak, atropin (hyosiamin) dan skopolamin.
Kecubung yang berbunga putih sering dianggap paling beracun dibanding jenis
kecubung lainnya yang juga mengandung zat alkaloida. Untuk itu pemakaiannya
sangat hati-hati dan terbatas sebagai obat luar. Kandungan ini membuat kecubung
dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit.

Bagian yang paling sering dipakai sebagai obat herbal adalah daun kecubung.
Bunga digunakan untuk asma, napas pendek, bronkitis, kronik, batuk, rasa nyeri
hebat pada kanker stadium lanjut, nyeri lambung, rematik, kejang atau epilepsi
(ayan) yang disebabkan rasa takut, syok (turunanya tekanan darah sehingga pnderita
lemas) akibat infeksi atau racun (toksin),sakit jiwa (psikosis), dan sebahgai obat bius
pada operasi (anestesi). Akar digunakan untuk pengobatan kolera dan sesak napas.
Daun digunakan untuk mengatasi sesak napas, batuk rejan, bronkitis,sakit pinggang,
rematik, memar, ketombe, lendir di tenggorok dan cacingan. Namun, kecubung juga
mengandung racun berupa zat alkaloid yang mempunyai efek halusinogen terutama
pada bagian bijinya. Dalam beberapa kasus ditemukan penggunaan racun biji
kecubung untuk melakukan bunuh diri (Daliartha,2005).

2.6 PENGEMBANGAN PRODUK DAN CARA PEMBUATANNYA

Selain digunakan sebagai tanaman obat, tanaman kecubung dapat


dikembangkan sebagai produk salah satunya yaitu untuk substitusi pestisida kimiawi
yang ramah lingkungan. Dengan penggunaan tanaman kecubung (Datura metel)
sebagai biopestisida alami dapat mengembalikan kesuburan tanah yang mengalami
degradasi akibat penggunaan pestisida kimiawi. Kecubung juga dapat dimanfaatkan

11
untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, antara lain; asma, reumatik, sakit
pinggang, pegel linu, bisul, eksim,dan lain-lain serta berikut cara pembuatannya.

1. Rematik

Caranya, ambil daun dan bunga kecubung secukupnya, bawang merah


secukupnya, dan jahe secukupnya. Tumbuk bahan-bahan tersebut sampai halus,
tempelkan pada bagian yang sakit.

2. Sembelit

Caranya, ambil dua lembar daun kecubung lalu olesi dengan minyak kelapa
dan kemudian dipanggang di atas api hingga daunnya layu. Daun yang telah
dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari.

3. Asma

Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung lalu iris-iris halus. Hasil
irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat lintingan seperti rokok, lalu diisap seperti
mengisap rokok.

4. Sakit pinggang

Caranya, ambil 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur
sirih secukupnya lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan hasil tumbukan tersebut pada
pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

5. Bengkak

Caranya, ambil satu lembar daun kecubung dan basahi dengan minyak kelapa
kemudian dipanggang dan diremas-remas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3
kali sehari.

6. Encok

Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung hitam, cuci bersih dan giling
hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur. Gosokkan ramuan tersebut
pada bagian yang sakit dua kali sehari.

7. Eksim

12
Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus,
dan beri minyak kelapa secukupnya, lalu panaskan di atas api. Tempelkan ramuan
tersebut pada eksim dan biarkan sampai beberapa saat.

8. Bisul

Caranya, ambil 5 lembar daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus.


Tempelkan ramuan tersebut pada bisul agar segera matang.

9. Radang anak telinga

Caranya, ambil 10 lembar daun kecubung, lalu cuci dan tumbuk hingga halus.
Campur ramuan/gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa
yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan
diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes.

10. Ketombe

Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 sdm minyak kelapa. Masukan
daun kecubung dan minyak kelapa kedalam botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik
matahari selama seminggu. Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit kepala 2
kali sehari, pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe hilang.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kecubung merupakan tanaman Solanaceae dengan bunga berbentuk


terompet. Tanaman ini banyak dijumpai di pekarangan-pekarangan rumah. Bunga
kecubung memiliki berbagai macam warna, ada yang berwarna putih atau
lembayung, merah, dan ungu. Tanaman ini banyak dimanfaatkan oleh para leluhur
sebagai obat tradisional yang ampuh mengatasi berbagai macam penyakit, namun
kini justru banyak disalahgunakan karena adanya efek halusinasi. Kecubung
mengandung zat kimia seperti skopolamin, hyoscyamine, hycoscin dan atropin.
Kandungan alkaloidnya memberi efek halusinogen sehingga menimbulkan halusinasi
bagi pemakainya. Biji mengandung alkaloid dan saponin yang dapat membunuh
larva. Tanaman kecubung ini selain mepunyai manfaat sepeti untuk mengobati asma,
sakit pinggang, bengkak, bisul, ketombe dan lain-lain, tetapi juga sebagai racun
selain itu tanaman kecubung dapat dikembangkan sebagai produk yaitu untuk
substitusi pestisida kimiawi yang ramah lingkungan. Racun ialah zat yang bekerja
pada tubuh secara kimiawi dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan
menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Pasien yang
mengalami keracunan karena mengkonsumsi kecubung ( Datura metel)
memperlihatkan gejala anticholinergic toxidrome.

3.2 Saran

Mengingat makalah yang kami buat sangatlah jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah, dengan menyarankan kepada pembaca untuk mengkaji kembali lebih lanjut
mengenai data informasi sekaligus sumber-sumber yang terkait dengan Makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Khasiat dari Pohon Kecubung[terhubung berkala]


http://www.cakrawawasan.com (diakses pada 23 Maret 2013)

Daliartha,S.2005.Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar.Jakarta:Pustaka


Pembangunan Swadaya Nusantara
Thomas,A.N.S.1992.Tanaman Obat Tradisional 2.Yogyakarta:Kanisius
Wijayakusuma,M.Hembing.2006.Atasi Asam Urat dan Rematik.Depok: Wisma
Hijau

15

Anda mungkin juga menyukai