BUAH KECUBUNG
DISUSUN OLEH:
1. REPIKA ELDIRA
2. VIENZA RAHMADANI
KELAS : X.F
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Buah Kecubung ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Biologi. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan
kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
...........i
KATA PENGANTAR
...........ii
DAFTAR ISI
...........iii
BAB I PENDAHULUAN
...........1
A. Kesimpulan .............................................................................................................
14
B. Saran........................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
...........15
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain Kecubung Kasihan (Datura metel) ada juga jenis lain, yaitu Kecubung
Kecil (Datura stramonium) dan kecubung Hutan (Brugmansia suaveolens, Humb,
Bonpl, ex Wild, Bercht dan Presl). Kecubung cocok hidup di daerah dataran rendah
sampai ketinggian tanah 800 meter di atas permukaan laut. Selain tumbuh liar di
ladang-ladang, kecubung juga sering ditanam di kebun atau pelataran halaman rumah
di pedesaan. Perbanyakan tanaman ini melalui biji dan stek (Thomas,2005).
Nama Lokal :
3
Kecubung tidak hanya berguna sebagai tanaman pembius saja. Khasiat lain
yang bisa didapat dari kecubung ternyata cukup banyak. Beberapa diantaranya
adalah sebagai obat sakit gigi dan asma. Kecubung ( Datura. sp) selama ini dikenal
sebagai tanaman yang berefek negatif. Tanaman yang bunganya berbentuk terompet
ini kerap disalahgunakan untuk penghilang kesadaran atau sebagai zat pembius.
Sebab, daun kecubung berkhasiat anestesi. Terutama karena tanaman ini
mengandung metil kristalin yang mempunyai efek relaksasi pada otot lurik.
Bentuknya yang seperti terompet ditambah konotasi negatif, masyarakat Amerika
dan Eropa kemudian menyebutnya sebagai Devil trumpet. Penyalahgunaan tersebut
sebenarnya berasal dari kebiasaan sebuah kelompok masyarakat di India yang
menggunakan kecubung untuk membius korban persembahan bagi dewa
(Wijayakusuma,2006).
a. Jaringan Epidermis
Terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang, berbentuk persegi, dan
dinding selnya dilapisi kutikula. Terdapat stomata di antara sel-sel epidermisnya.
Derivat epidermis pada batang terdiri dari stomata, trikomata, sel silika, dan sel
gabus.
b. Jaringan Korteks
4
c. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut terdiri atas xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut
zat hara dan air dari dalam tanah menuju ke daun. Sedang floem mengangkut hasil
asimilasi dari daun ke seluruh tubuh. Tipe jaringan pengangkut pada Kecubung
adalah tipe berkas pengangkut bikolateral. Berkas pengangkutnya mempunyai floem
kuar dan floem dalam dengan xilem terletak di antaranya.
d. Stele
2. Daun
a. Jaringan Epidermis
Terdiri dari selapis sel dan tidak mengandung plastida yang berkembang baik
kecuali sel penutupnya. Sel penutup dikelilingi oleh satu atau lebih sel tetangga
(salah satunya lebih kecil) dengan ukuran yang berbeda dari sel epidermis
sekelilingnya. Dinding sel epidermis mengandung kutin dan lignin. Pada permukaan
epidermis daun banyak terdapat trikoma.
b. Jaringan Mesofil
Jaringan bunga karang: Tersusun oleh sel yang tidak teratur, bercabang-cabang,
berisi kloroplas. Sel-selnya dipisahkan ruang antar sel yang besar. Sel mesofil yang
menyelubungi berkas pengangkut mengandung lebih sedikit kloroplas dan
dindingnya lebih tebal.
c. Jaringan Pengangkut
5
Mengandung xilem dan floem yang fungsinya sama dengan yang di batang.
Berkas floemnya di bagian adaksial dan berkas xilem di bagian abaksial. Selain itu
juga terdapat tulang daun yang menguatkan daun serta sebagai jalan transport air dan
zat hara yang terlarut di dalamnya pada arus transpirasi dan pada proses translokasi
hasil fotosintesis ke bagian tubuh lain.
3. Bunga
Petala tidak berwarna hijau karena ada kromoplas dalam vakuola. Mesofil petala
terdiri dari perenkim yang terusun rapat dan renggang. Epidermis petala
permukaannya agak bergelombang membentuk tonjolan pendek.
Dinding bakal buah terdiri dari parenkim dan berkas pengangkut dengan lapisan
epidermis di sebelah luar.
4. Akar
a. Jaringan Epidermis
Bulu akar merupakan tonjolan dari epidermis tunggal untuk menyerap dan
menunjang tumbuhan dan disebut trikoblas. Trikoblas berasal dari pembelahan sel
induk epidermis (protoderm) yang tidak sama besar.
6
b. Jaringan Korteks
c. Eksodermis
Terdiri dari selapis sel, sel panjang, dan memilik pita Caspary yaitu bagian
dinding primer yang menebal.
d. Endodermis
Terdiri dari selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologinya berbeda
dengan jaringan di sebelah luar dan dalamnya. Sel endodermis mengalami penebalan
selulosa dan lignin. Sel yang tidak mngalami penebalan disebut sel peresap yang
terletak di depan protoxilem.
e. Jaringan Pengangkut
Terdiri dari xilem dan floem dan unsur bukan pengangkut. Empulurnya terletak
di pusat silinder akar dan bersifat seperti parenkim. Xilem akar merupakan bangunan
teras di tengah dengan tonjolan serupa jari-jari ke arah luar dan di antaranya terdapat
floem.
5. Buah
6. Biji
a. Embrio
Bekas pelekatan biji pada plasenta berupa hilum. Embrio mempunyai 3 jaringan
meristem yaitu protoderm, prokambium, dan meristem dasar.
7
Endosperm mempunyai sel berdinding tipis dengan vakuola besar. Berisi cadangan
makanan dengan sel-sel yang rapat tanpa ruang antar sel.Testa berasal dari
integumen dan terdiri dari sel berdinding tipis. Epidermis kulit biji berdinding
tebaldan berisi zat warna.
Tanaman kecubung (Datura spp.) mengandung sejumlah senyawa kimia yang sangat
beracun dan memiliki efek psikotropika. Beberapa senyawa utama yang terkandung
dalam kecubung meliputi:
1. Atropin
Ini adalah salah satu senyawa utama dalam kecubung. Atropin memiliki efek
antikolinergik, yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat dan otot-otot halusinasi,
serta menghasilkan peningkatan denyut jantung, pupil yang melebar, mulut kering,
dan gangguan sistem pencernaan.
2. Skopolamin
3. Hiosiamin
4. Alkaloid Lain
8
Selain tiga senyawa utama di atas, tanaman kecubung juga mengandung
berbagai alkaloid lainnya dalam jumlah yang bervariasi. Alkaloid ini dapat memiliki
efek beracun yang bervariasi pada sistem saraf dan organ dalam.
5. Glikosida
6. Senyawa Lain
`Kecubung (Datura spp.) adalah tanaman yang sangat beracun dan memiliki
dampak yang serius pada kesehatan manusia dan hewan jika dikonsumsi atau
bersentuhan dengan kulit. Berikut adalah beberapa dampak berbahaya yang dapat
terjadi akibat interaksi dengan tanaman kecubung:
Gejala dari paparan atau konsumsi tanaman kecubung meliputi pupil yang
melebar (midriasis), kulit kering dan panas, mulut kering, kesulitan berkemih, detak
jantung yang meningkat, peningkatan suhu tubuh, dan gangguan penglihatan.
3) Efek Beracun
9
Konsumsi bahkan sedikit bagian dari tanaman kecubung dapat menyebabkan
efek beracun yang parah, termasuk keracunan fatal. Efek beracun bisa lebih parah
pada anak-anak atau individu yang lebih rentan.
4) Gangguan Pernapasan
6) Kematian
Bunga Kecubung
10
Buah Kecubung
Bagian yang paling sering dipakai sebagai obat herbal adalah daun kecubung.
Bunga digunakan untuk asma, napas pendek, bronkitis, kronik, batuk, rasa nyeri
hebat pada kanker stadium lanjut, nyeri lambung, rematik, kejang atau epilepsi
(ayan) yang disebabkan rasa takut, syok (turunanya tekanan darah sehingga pnderita
lemas) akibat infeksi atau racun (toksin),sakit jiwa (psikosis), dan sebahgai obat bius
pada operasi (anestesi). Akar digunakan untuk pengobatan kolera dan sesak napas.
Daun digunakan untuk mengatasi sesak napas, batuk rejan, bronkitis,sakit pinggang,
rematik, memar, ketombe, lendir di tenggorok dan cacingan. Namun, kecubung juga
mengandung racun berupa zat alkaloid yang mempunyai efek halusinogen terutama
pada bagian bijinya. Dalam beberapa kasus ditemukan penggunaan racun biji
kecubung untuk melakukan bunuh diri (Daliartha,2005).
11
untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, antara lain; asma, reumatik, sakit
pinggang, pegel linu, bisul, eksim,dan lain-lain serta berikut cara pembuatannya.
1. Rematik
2. Sembelit
Caranya, ambil dua lembar daun kecubung lalu olesi dengan minyak kelapa
dan kemudian dipanggang di atas api hingga daunnya layu. Daun yang telah
dipanggang tempelkan di bagian bawah perut. Lakukan 2-3 kali sehari.
3. Asma
Caranya, ambil beberapa lembar daun kecubung lalu iris-iris halus. Hasil
irisan dijemur hingga kering. Daun dibuat lintingan seperti rokok, lalu diisap seperti
mengisap rokok.
4. Sakit pinggang
Caranya, ambil 5-10 lembar daun kecubung yang berbatang ungu dan kapur
sirih secukupnya lalu tumbuk hingga halus. Tempelkan hasil tumbukan tersebut pada
pinggang yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.
5. Bengkak
Caranya, ambil satu lembar daun kecubung dan basahi dengan minyak kelapa
kemudian dipanggang dan diremas-remas. Tempelkan pada bagian yang bengkak 2-3
kali sehari.
6. Encok
Caranya, ambil delapan lembar daun kecubung hitam, cuci bersih dan giling
hingga halus kemudian diremas-remas bersama air kapur. Gosokkan ramuan tersebut
pada bagian yang sakit dua kali sehari.
7. Eksim
12
Caranya, ambil kira-kira 25 gram daun kecubung, lalu tumbuk hingga halus,
dan beri minyak kelapa secukupnya, lalu panaskan di atas api. Tempelkan ramuan
tersebut pada eksim dan biarkan sampai beberapa saat.
8. Bisul
Caranya, ambil 10 lembar daun kecubung, lalu cuci dan tumbuk hingga halus.
Campur ramuan/gilingan daun tersebut dengan dua sendok makan minyak kelapa
yang telah dihangatkan terlebih dahulu. Lalu, peras dan saring. Minyak perasan
diteteskan pada anak telinga yang sakit, lakukan dua kali sehari sebanyak lima tetes.
10. Ketombe
Siapkan 7 lembar daun kecubung kering dan 5 sdm minyak kelapa. Masukan
daun kecubung dan minyak kelapa kedalam botol, lalu tutup. Jemurlah dibawah terik
matahari selama seminggu. Selanjutnya, oleskan minyak tersebut pada kulit kepala 2
kali sehari, pagi dan sore. Ulangi selama beberapa hari sampai ketombe hilang.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Mengingat makalah yang kami buat sangatlah jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah, dengan menyarankan kepada pembaca untuk mengkaji kembali lebih lanjut
mengenai data informasi sekaligus sumber-sumber yang terkait dengan Makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15