Anda di halaman 1dari 24

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH DAN INOVASI TEKNOLOGI

TAHUN 2018
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH PROVINSI
SULAWESI SELATAN

JUDUL KARYA TULIS ILMIAH :


BIORAPLENTS (Inovasi Alat Alternatif Pembasmi Tikus Dari Ekstrak
Daun Kelor Ramah Lingkungan)

Sub Tema: Lingkungan

Diusulkan Oleh:
M. Nur Fathier S. (17.08.190/2017)
Maghfira Meyghafary Anhariza Dawa (17.08.170/2017)
Agung Hirawan (17.08.023//2017)

SMAN 8 BULUKUMBA
KABUPATEN BULUKUMBA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat-Nya jualah kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini dengan judul “BIORAPLENTS (Inovasi Alat Alternatif Pembasmi
Tikus Dari Ekstrak Daun Kelor Ramah Lingkungan)”.
Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini kami tak lupa mengucapkan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Jasman, S.pd, M.si selaku kepala SMA Negeri 8 Bulukumba.
2. Bapak Surisman ,S.Pd,M.Pd selaku Pembimbing dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini.

Dan pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan


karya tulis ilmiah ini sehingga terlaksana dengan baik dan
lancar.Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan
informasi mengenai penerapan sekolah darurat di wilayah tertinggal.Kami
sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan.Oleh karenanya, kami membuka tangan selebar-
lebarnya guna menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan karya tulis ini.Akhir kata, kami mengharapkan agar karya
tulis ini dapat berguna bagi peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi
kami selaku penulis.

Bulukumba, 09 September 2018

Tim Penulis

ii
iii
iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................... i


Kata Pengantar.................................................................................. ii
Lembar Pengesahan ......................................................................... iii
Lembar Orisinalitas .......................................................................... iv
Daftar Isi ............................................................................................ v
Daftar Tabel ....................................................................................... v
Daftar gambar....................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
 Permasalahan ........................................................... . 2
 Teori Dan Inovasi ...................................................... . 3
B. Tujuan Penelitian ................................................................. . 7
C. Manfaat Penelitian ............................................................... . 7
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan….. ............................................................................... 8
B. Alat ........................................................................................ 8
C. Proseur Penelitian………….…………………………………… 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ....................................................................................... 10
B. Pembahasan .......................................................................... 12
KESIMPULAN/ SARAN/ DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ...................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................... 13
C. Implikasi........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 15
LAMPIRAN ............................................................................................ 16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1……………………..…………………………. ……………. 4


Tabel 2.1…….......................................................................... ……. 8
Tabel 2.2……………………………………………………………… 8
Tabel 3.1……………………………………………………………… 10
Tabel 3.2……………………………………………………………… 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1………………………………………………………….. 3
Gambar 2.1………………………………………………………….. 5
Gambar 3.1………………………………………………………….. 6

vi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat banyaknya Sumber Daya Alam yang ada di Indonesia,


menjadikan Indonesia dijuluki sebagai suatu Negara yang ada di Asia
Tenggara yang kaya akan hasil alam. Hasil alam tersebut dapat berupa
gas, minyak, flora, dan fauna. Dimana dari kesekian banyaknya hasil
alam tersebut menjadikan seluruh pelosok daerah yang ada di
Nusantara ini, memiliki hasil alam yang unik dan sangat khas.
Terkhusus pada fauna atau hewan, juga banyak sekali jenis hewan
yang tersebar di Nusantara, khususnya di Sulawesi Selatan. Hewan
dapat diklasifikasikan kedalam beberapa bagian, baik itu berdasarkan
ukurannya, jenis sel atau jumlah sel penyusunnya, tingkah lakunya,
habitatnya, dan lain sebagainya. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak
semua jenis hewan yang ada, dapat memberikan manfaat atau
kegunaan bagi masyarakat di sekitarnya. Hewan-hewan ini pun juga
banyak tersebar di berbagai daerah yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan, khususnya di Kabupaten Bulukumba. Hewan-hewan yang
dimaksud tersebut, bukan hanya tidak bermaanfaat, tetapi juga
tentunya sangat mengganggu dan merugikan masyarakat didalam
menjalankan aktivitasnya, baik itu dalam lingkungan di luar rumah
maupun di dalam rumah.
Ada beberapa jenis hewan yang sangat mengganggu aktivitas
masyarakat di dalam rumah. Beberapa hewan yang dimaksud
merugikan dan mengganggu di dalam lingkungan rumah tangga, salah
satunya ialah tikus. Mengingat aktivitas di dalam rumah sangatlah
penting, menjadikan masyarakat sangat geram terhadap hewan yang
bernama latin Rantus argentiventer ini. Segala tindakan telah dilakukan
masyarakat dalam mengusir bahkan membunuh tikus-tikus yang
mengganggu, seperti memberikan jebakan, bahkan memberikan racun
khusus terhadap hewan ini. Pemberian jebakan tikus di dalam rumah,

1
dinilai masih belum efektif dalam mengusir tikus yang mengganggu,
karena waktu yang digunakan didalam menangkap seekor tikus
sangatlah lama. Pemberian racun pun juga tidak kalah berbahaya,
karena dengan meletakkan racun di sembarang tempat di rumah,
sangat membahayakan keluarga.
Melihat hal tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian, dengan
membuat alat pengusir tikus rumah, yang sangat efektif dan alami, yang
mana pelitian tersebut berjudul “BIORAPLENTS (Inovasi Alat
Alternatif Pembasmi Tikus Dari Ekstrak Daun Kelor Ramah
Lingkungan)”. Alat ini berbahan dasar ekstrak daun kelor yang
tentunya sangat ampuh dalam mengusir tikus rumah yang
mengganggu.

a. Permasalahan

Resahnya masyarakat karena banyaknya barang mereka yang rusak


akibat tikus,, membuat masyarakat mencoba berbagai cara untuk
menhilangkan tikus. Penggunan perangkap tikus dan memberikan
racun tikus kurang efektif, bahkan sangat berbahaya bagi keluarga
dan hasil tangkapan tikus dalam sehari pun tidak seberapa.
Sehingga kami mencoba mebuat BIORAPLENTS yang
direkomendasikan kepada masyarakat dalam mengusir tkus.
BIORAPLENTS telah terbukti ampuh mengusir tikus, dilihat dari
bahan aromatic yang dikandungnya, membuat tikus mrnghindar
lantaran tidak menyukai aroma dari tumbuhan kelor ini.

Dari penelitian ini, masalah yang kami angkat antara lain:


1. Bagaimanakah efektivitas dari BIORAPLENTS?
2. Bagaimanakah cara kerja dari BIORAPLENTS, sehingga ampuh
dalam membasmi tikus rumah?

2
b. Teori dan inovasi

 Teori

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap perlu dalam memperkuat


data antara lain:

 Kelor

Gambar 1.1 Daun kelor


(https://www.google.co.id)

Di Indonesia tanaman kelor dikenal dengan nama yang berbeda


di setiap daerah,diantaranya kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung),
maronggih (Madura), moltong (Flores), keloro (Bugis), ongge
(Bima), murong atau barunggai (Sumatera) dan haufo (Timur).
Kelor atau yang dikenal dengan nama Drumstick yang merupakan
tanaman asli kaki gunung Himalaya bagian barat laut India,
Afrika, Arab, Asia Tenggara, Amerika Selatan (Duke, 2001;
Vanajakshi et al., 2015; Shah et al., 2015). Saat ini kelor dikenal
di 82 negara dengan 210 nama yang berbeda, diantaranya
moringa, horseradish tree, drumstick,tree West Indian Ben
(Inggris), sajina (Bangladesh), mrum (Cambodia), Ben ailé
(Perancis), kelor, marunga (Indonesia),‘ii h’um (Laos), meringgai,
gemunggai, kelor (Malaysia), dan dalonbin, (Myanmar),
malunggay (Philippines), marum, phakihum, makhonkom
(Thailand) dan ch[uf]m ng[aas]y (Vietnam) (Mardiana, 2013) .
Tanaman ini juga merupakan salah satu jenis tanaman tropis
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Tanaman

3
kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter
dan tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian
700 m di atas permukaan laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah
tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap
musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai 6
bulan( Mendieta-Araica dkk. 2013)
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang
mengandung senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat,
diantaranya adalah senyawa flavonoid, kemampuan senyawa
flavonoit dapat menangkap radikal bebas penyebab kerusakan
hepar. ( Noer Kumala, dkk. Maret 2016).

Tabel 1. 1 Klasifikasi tumbuhan kelor

Klasifikasi Ilmiah dari Tumbuhan Kelor

Kindom Plantae
Devisi Spermathopytta
Subdevisi Angeospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Brassicales
Familia Moriangaceae
Genus Moringa
Species Moringa oleifera lamk

4
 Dynamo (motor DC)

Gambar 2.1 Dinamo (Motor DC)


(www.blibli.Com)

Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada


kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Dalam
motor dc terdapat dua kumparan yaitu kumparan medan yang
berfungsi untuk menghasilkan megan magnet dan kumparan
jangkar yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya gaya gerak
listrik (ggl E). Jika arus dalam kumparan jangkar berinteraksi
dengan medan magnet, akan timbul torsi (T) yang akan memutar
motor.
Motor DC dengan penguat sendiri (self excited) didefinisikan
sebagai motor DC dimana arus kumparan medan diperoleh dari
sumber arus DC yang sama dengan arus yang digunakan pada
kumparan jangkar.
cara menghubungkan kumparan medan dan kumparan
jangkar, secara umum motor dc diklasifikasi dalam 3 macam,
yaitu :
1. Motor Arus Searah berpenguat shunt (paralel)
2. Motor arus searah berpenguat seri
3. Motor arus searah berpenguat kompon. (Nalaprana Nugroho,
januari 2015)

5
 Tikus

Gambar 3.1 Tikus rumah.


(https://www.ngopibareng.id)

Tikus, dengan nama ilmiah Rattus rattus atau lebih umum


dikenal dengan sebutan tikus rumah. Tikus jenis ini sangat
umum dijumpai di rumah-rumah dengan ciri-ciri ekornya panjang
dan pandai memanjat serta melompat. Tikus rumah ini termasuk
termasuk ke dalam subsuku Morinae dan berasal dari Asia akan
tetapi, ia lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak
awal penanggangan modern dan betul-betul menyebar ke
berbagai penjuru dunia.

Klasifikasi tikus rumah ini akan dijelaskan secara terpisah.


Selain di rumah-rumah, di kebun serta di sawah ada juga jenis
tikus yang sangat umum dijumpai di kota-kota, tikus ini umumnya
dikenal dengan tikus got dengan nama ilmiahnya Rattus
Norvegicus. Hasil seleksi terhadap hewan pengerat ini banyak
digunakan sebagai hewan percobaan (dikenal sebagai tikus
putih) dan sebagai hewan peliharaan (dengan warna
bervariasi).(majalahhewan.com).

 Inovasi
BIORAPLENTS merupakan alat alternatif pembasmi tikus
dari ekstrak daun kelor. Alat ini ditujukan kepada masyarakat untuk
digunakan sebagai alat pembasmi atau pengusir tikus pengganti
perangkap dan racun tikus. Beberapa kasus membuktikan bahwa

6
penggunaan perangkap tidak barang tentu dapat menangkap
seekor tikus dalam sehari dirumah. Lain dengan penggunaan racun
tikus yang dapat membunuh tikus, namun dilihat dari segi
keamanan, racun tikus yang diletakan di sembarang tempat di
rumah dapat membahayakan keluarga. Oleh sebab itu sebaiknya
masyarakat menggunakan BIORAPLENTS sebagai alat pembasmi
tikus ramah lingkungan, kedepannya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Untuk mengetahui bagaimanakah efektivitas dari
BIORAPLENTS.
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah cara kerja dari
BIORAPLENTS, sehingga ampuh dalam membasmi tikus rumah.

C. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini meliputi:

a. Bagi peneliti.
Sebagai media penambah wawasan dan pengalaman didalam
membuat karya tulis.

b. Bagi masyarakat
1.Sebagai alat alternative pengusir tikus rumah yang
mengganggu.
2.Sebagai acuan didalam membuat alat alternatif pengusir tikus
rumah yang mengganggu.

7
METODE PENELITIAN

A. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan BIORAPLENTS sesuai


dengan table di bawah ini.

Tabel 2.1. Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat


pembasmi tikus dari ekstrak daun kelor
No Bahan Jumlah
1. Dinamo 1 buah
2. Kawat/ kabel 1 buah
3. Daun kelor 1 kg
4. Baterai 1 buah
5. Baling-baling 1 buah
Jumlah

B. Alat

Alat yang digunakan dalam pembuatan BIORAPLENTS sesuai


dengan table di bawah ini.

Tabel 2.2. Alat yang digunakan dalam pembuatan alat pembasmi


tikus dari ekstrak daun kelor
No Alat Jumlah
1. Lem tembak 1 buah
2. Cutter 1 buah
3. Gunting 1 buah
4. Saringan 1 buah
5. Korek api 1 buah
Jumlah

8
C. Langkah kerja

Cara pembuatan dari alat ini yaitu:


1. Siapkan bahan dan alat yang dibutuhkan sesuai dengan alat yang
ingin dibuat.
2. Buatlah ekstrak daun kelor, dengan mencincang daun kelor tersebut.
3. Saringlah antara ekstrak dan ampas dari daun kelor tersebut
menggunakan saringan.
4. Masukkan ekstrak tersebut ke dalam kemasan ekstrak.
5. Buatlah kerangka alat tersebut dengan menggunakan bekas kardus
handphone yang berbentuk persegi panajang.
6. Kemudian pasanglah motor DC ke dalam kerangka kotak tersebut
yang dirangkaikan dengan baterai kecil.
7. Pasanglah ekstrak daun kelor tepat di depan motor DC.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Efektivitas dari BIORAPLENTS:


Untuk mengetahui efektivitas alat ini, peneliti melakukan percobaan
terhadap pengaruh jumlah ekstrak daun kelor serta pengaruh lama
ekstrak tersebut, yang di gunakan pada alat ini. Untuk lebih jelasnya
sesuai dengan tabel eksperimen di bawah ini:

Tabel 3.1. Percobaan tentang pengaruh jumlah ekstrak daun


kelor terhadap perilaku tikus.
No Jumlah Perilaku
Terganggu Tenang
1. 3 ml ×
2. 2 ml ×
3. 1 ml ×
Jumlah

Dari tabel di atas dapat dijelskan hasil dari percobaan sebagai


berikut :
Pada ekstrak daun kelor yang digunakan sebanyak 3 ml, tikus
merrasa terganggu.
Pada ekstrak daun kelor yang digunakan sebanyak 2 ml, tikus juga
merasa terganggu.
Serta pada ekstrak daun kelor yang digunakan sebanyak 1 ml, tikus
juga merasa terganggu.

10
Tabel 3.2. Percobaan tentang pengaruh waktu/lamanya ekstrak
setelah dibuat terhadap perilaku tikus rumah.
No Waktu/lama Perilaku
Terganggu Tenang
1. 2 hari ×
2. 1 hari ×
Jumlah

Pada ekstrak daun kelor yang telah jadi salama 2 hari, tikus merasa
terganggu.
Pada ekstrak daun kelor yang telah jadi salama 1 hari., tikus juga
merasa terganggu.

2. Cara kerja dari alat ini, sehingga ampuh didalam mengusir tikus
rumah
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, ada beberapa cara
kerja dari alat ini, antara lain:
1. Aliran listrik yang diperoleh dari sumber arus akan menyalakan
dinamo.
2. Dari dinamo ini, kemdian akan membuat baling-baling berputar.
3. Baling-baling yang mengeluarkan angin akan menerbangkan
partikel-partikel dari ekstrak daun kelor yang berada di depannya
menjadi tersebar di udara (benzil isotiosianat, panhetil
isotiosianat, dan phenyl isotiosianat).
4. Zat-zat tersebut akan dihirup oleh tikus kemudian, tikus tersebut
akan merasa terganggu dan menjauh, karena tidak menyukai
aroma yang dikeluarkan oleh ekstrak daun kelor tersebut (benzil
isotiosianat, panhetil isotiosianat, dan phenyl isotiosianat).

11
B. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, telah menghasilkan suatu


alat alternatif pengusir tikus dari ekstrak daun kelor. Alat ini merupakan
suatu alat pengusir tikus rumah yang sangat ampuh dalam mengusir
tikus. Hal tersebut telah dibuktikan berdasarkan eksperimen. Ada
beberapa hal ynag dapat menunjang keberhasilan alat ini, seperti
jumlah eksttrak daun kelor yang digunakan. Semakin banyak ekstrak
daun kelor yang digunakan maka akan semakin besar pula tingkat
keberhasilan dari alat ini karena akan semakin banyak partikel-partikel
atau senyawa aromatic yang dikeluarkan oleh ekstrak ini melalui proses
penguapan. Hal lain yang menunjang keberhasilan alat ini ialah
seberapa lama ekstrak daun kelor telah dibuat, yakni semakin lama
ekstrak daun kelor telah dibuat maka akan semakin baik atau banyak
pula zat-zat aromatic (benzil isotiosianat, panhetil isotiosianat, dan
phenyl isotiosianat) yang dikeluarkan oleh ekstrak tersebut sehingga
akan ampuh didalam mengusir tikus rumah.

12
KESIMPULAN/SARAN/IMPLIKASI

A. Kesimpulan

a. Pengimplementasian alat alternatif pengusir tikus rumah dari ekstrak


daun kelor merupakan cara yang tepat didalam mengusir tikus rumah
yang mengganggu masyarakat. Hal itu karena alat tersebut lebih
efektif dibandingkan bebearapa cara lain yang sebelumnya telah
dilakukan oleh masyarakat didalam membasmi tikus rumah,
sebagaimana beberapa hal yang semakin menunjang keberhasilan
alat ini, seperti jumlah ekstrak daun kelor yang digunakan dan lama
ekstrak daun kelor tersebut telah dibuat.
.
b. Alat tersebut berbahan dasar daun kelor yang diambil melalui proses
pengekstrakan. Sedangkan komponen utama dari alat ini ialah
sumber arus DC atau biasa disebut dinamo. Dimana cara kerja alat
ini, yakni ekstrak daun kelor diletakkan didepan baling-baling dinamo,
agar zat-zat serta partikel atau kandungan dari daun kelor tersebut
dapat tersebar ke seluruh ruangan rumah.

B. Saran

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :


 Bagi peneliti
a. Penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk menciptakan
teknologi yang lebih bermanfaat.
b. Sebaiknya peneliti lebih berhati-hati dalam melakukan penelitian
agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pengolahan data.
c. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya

 Bagi masyarakat
a. Sebaiknya masyarakat memanfaatkan Alat pengusir tikus rumah
dari ekstrak daun kelor ini dalam mengusir tikus yang banyak

13
mengganggu masyarakat, karena terbukti mampu mengusir tikus
dengan mudah dan cepat.

C. Implikasi
BIORAPLENTS merupakan alat alternatif pembasmi tikus dari
ekstrak daun kelor. Alat ini ditujukan kepada masyarakat untuk
digunakan sebagai alat pembasmi atau pengusir tikus pengganti
perangkap dan racun tikus. Beberapa kasus membuktikan bahwa
penggunaan perangkap tidak barang tentu dapat menangkap seekor
tikus dalam sehari dirumah. Lain dengan penggunaan racun tikus yang
dapat membunuh tikus, namun dilihat dari segi keamanan, racun tikus
yang diletakan di sembarang tempat di rumah dapat membahayakan
keluarga. Oleh sebab itu sebaiknya masyarakat menggunakan
BIORAPLENTS sebagai alat pembasmi tikus ramah lingkungan,
kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Syarifah. 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional


Tanaman Kelor(Moringa Oliefera). Balai pengkajian teknologi
pertanian. Jakarta Selatan. Diakses pada Jum’at, 16 Februari 2018.
Pukul 09.21.

Anonim. Gambar Daun Kelor. Sumber : https//www.google.co.id. Diakses


padaJum’at, 16 Februari 2018. Pukul 08.31.

Anonim. Gambar Dinamo (Motor DC). Sumber : www.bli-bli.com. Diakses


padaSabtu, 17 Februari 2018. Pukul 08.20.

Anonim, Gambar tikus. Sumber (https://www.ngopibareng.id). Diakses


padaJum’at, 16 Februari 2018. Pukul 11.30.

Anonim. Pengertian Tikus. Sumber : majalah.com. Diakses pada Jum’at,


16Februari 2018.

Kumala, Noer. 2016. Potensi Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oliefera)


sebagaihepatoprotektor pada tikus Putih (Rattus Novergicus) yang
Diinduksi Paracetamol Dosis Toksin. Bagian biokimia fakultas
kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Surabaya.

15
LAMPIRAN

A. Ketua

a. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Agung Hirawan

2 NIS 17.08.023

3 Tempat dan Tanggal Lahir Bulukumba, 13 September 2001

4 Alamat Rumah Bonto Mangape

6 Asal Sekolah SMA Negeri 8 Bulukumba

7 Alamat Sekolah Jl. K.H.Mukhtar Lutfi No. 32

8 Alamat e-mail firamey.fm@gmail.com

9 Nomor HP 082346121890

Karya yang pernah dibuat:


1. Integrasi Penerapan Sikap Lempu’, Siri’na Pacce, dan Tanre’ Siri Dalam
Membentuk Karakter Generasi Muda Anti KKN
2. Bioraplents (Inovasi Alat Pembasmi Tikus Dari Ekstrak Daun Kelor
Ramah Lingkungan)

Penghargaan yang pernah diraih :


1. Finalis Creanovation Awards Universitas Dian Nuswantoro Semarang
2018
2. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Festival Anti Korupsi 2017
3. Juara 2 Lomba Debat Festival Anti Korupsi 2017

16
A. Anggota 1

1 Nama Lengkap Maghfira Meyghafary Anhariza


Dawa

2 NIS 17.08.170

Tempat dan Tanggal Lahir Bandung,01 Mei 2002

4 Alamat Rumah BTN Somba 2 Blok C No.4

6 Asal Sekolah SMAN 8 Bulukumba

7 Alamat Sekolah Jl. K.H.Mukhtar Lutfi no.32

8 Alamat e-mail firamey.fm@gmail.com

9 Nomor HP 082199058570/081344208272

Karya yang pernah dibuat:


1. Pengadaan Sekolah Darurat Bagi Anak Masa Perkembangan di Wilayah
Tertinggal
2. Waffthus (Waffer Amaranthus) Inovasi Pangan Lokal Sebagai Pendukung
SDGs 2030
3. Integrasi Penerapan Sikap Lempu’, Siri’na Pacce, dan Tanre’ Siri Dalam
Membentuk Karakter Generasi Muda Anti KKN
4. Bioraplents (Inovasi Alat Pembasmi Tikus Dari Ekstrak Daun Kelor
Ramah Lingkungan)

Penghargaan yang pernah diraih :


1. Finalis Creanovation Awards Universitas Dian Nuswantoro Semarang
2018
2. Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Festival Anti Korupsi 2018
3. Finalis INOVASI Universitas Hasanuddin 2018

17
b. Anggota 2
1 Nama Lengkap M. Nur Fathier S.

2 NIS 17.08.035

3 Tempat dan Tanggal Lahir Bulukumba, 15 Oktober 2001

4 Alamat Rumah Jln. Kedondong, No. 5

6 Asal Sekolah SMA Negeri 8 Bulukumba

7 Alamat Sekolah Jl. K.H.Mukhtar Lutfi No. 32

8 Alamat e-mail firamey.fm@gmail.com

9 Nomor HP 082346121890

Karya yang pernah dibuat:


1. BIO-DABIN: pemanfaatan ekstrak daun binahong sebagai salep
pengobat jerawat.

Prestasi yang pernah diraih:

1. Juara 2 lomba Karya Tulis Ilmiah Intern SMAN 8. Bulukumba.


2. Kelompok terbaik 2 dalam PIR Regional SulSel 2018.

18

Anda mungkin juga menyukai