Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP DASAR IPA


“PERKEMBANGBIAKAN HEWAN”

Dosen Pengampu:
Drs. Ida Bagus Surya Manuaba, S.Pd., M.For.

Oleh:
Ni Komang Ayu Listyawati 1Q ; 2211031097 ; 07
Ni Ketut Tria Meilani Putri 1Q ; 2211031111 ; 11

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi
Wasa, karena atas berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perkembangbiakan Hewan” dengan baik tanpa hambatan apapun.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA
yang diampu oleh Bapak Drs. Ida Bagus Surya Manuaba, S.Pd., M.For. Dalam
makalah ini kami akan menguraikan penjelasan mengenai apa saja cara
perkembangbiakan hewan serta bagaimana cara pemanfaatan hewan beserta
dengan pelestariannya.
Kami tentu menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan banyak –
banyak terimakasih kepada pihak yang membatu dalam menyelesaikan makalah
ini, terutama kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPA yang
telah banyak memberikan kami pengetahuan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memberikan
pengetahuan tambahan mengenai perkembangbiakan hewan dan pelestariannya.
Terimakasih.

Denpasar, 12 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Perkembangbiakan Hewan.............................................................................2
2.1.1 Perkembangbiakan secara Vegetatif (Aseksual).....................................2
2.1.2 Perkembangbiakan secara Generatif (Seksual).......................................4
2.2 Pemanfaatan Hewan dan Pelestariannya........................................................6
2.2.1 Pemanfaatan Hewan................................................................................6
2.2.2 Pelestarian Hewan...................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkembangbiakan Hydra......................................................................2


Gambar 2. Perkembangbiakan Amoeba...................................................................3
Gambar 3. Perkembangbiakan Paramecium............................................................3
Gambar 4. Perkembangbiakan Cacing Pipih (Planaria)...........................................4
Gambar 5. Ayam......................................................................................................4
Gambar 6. Katak......................................................................................................5
Gambar 7. Kucing....................................................................................................5
Gambar 8. Anjing.....................................................................................................6
Gambar 9. Bunglon..................................................................................................6
Gambar 10. Kuda Laut.............................................................................................6
Gambar 11. Pembuatan Tas dari Kulit Buaya..........................................................8
Gambar 12. Badak bercula satu...............................................................................9
Gambar 13. Komodo................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara ke-9 yang memiliki hutan terluas di dunia.
Hutan yang tumbuh dari Sabang hingga Merauke dan menutupi sekitar 46%
daratan Indonesia ini adalah habitat yang kaya akan keanekaragaman hewan
atau fauna. Indonesia menjadi salah satu dari tiga Negara terbesar yang
memiliki keragaman flora dan fauna. Fauna atau hewan di Indonesia memiliki
keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk
kepulauan tropis. Indonesia merupakan negara yang kaya akan
keanekaragaman Hewan (fauna). Hewan (fauna) yang terdapat di Indonesia
diperkirakan berjumlah sekitar 350.000 jenis yang terdiri atas kurang lebih
250.000 serangga (± 20% fauna serangga di dunia), 2.500 jenis ikan, 1.300
jenis burung, 2.000 jenis reptilia (25% dari jenis reptil di dunia), 1.000 jenis
amphibia dan 800 jenis mamalia serta sisanya merupakan hewan invertebrata
lainnya. Selain berdasarkan persebarannya, keanekaragaman hewan di
Indonesia dapat diamati berdasarkan jenis dan pengklasifikasian hewannya.
Salah satu ciri dari mahluk hidup adalah berkembang biak. Semua mahluk
hidup didunia ini pada dasarnya akan tumbuh dan berkembang. Hal ini
berkaitan dengan keberlangsungan hidup suatu populasi. Sama halnya dengan
hewan, hewan memiliki kemampuan berkembang biak. Perkembangbiakan
menjadi proses yang sangat penting bagi mahluk hidup. Pekembangbiakan
tersebut bertujuan untuk meneruskan generasi atau menghasilkan keturunan
dan mencegah kepunahan. Oleh karena itu perkembangbiakan perlu dilakukan
agar hewan tersebut tidak punah. Perkembangbiakan hewan merupakan salah
satu karakteristik dasar yang dimiliki hewan sebagai mahluk hidup. Setiap
mahluk hidup memiliki cara masing-masing dalam melakukan proses
berkembang biak.seperti halnya dengan perkembangbiakan pada hewan yang
terbagi ke dalam beberapa jenis. Perkembangbiakan hewan sangat diperlukan
untuk menghindari kepunahan selain itu juga untuk mengurangi kepunahan
diperlukan adanya peranan dari manusia untuk pelestarian hewan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalahnya yaitu sebagai
berikut.
1. Bagaimana cara perkembangbiakan hewan?
2. Bagaimana cara pemanfaatan dan pelestarian hewan?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan hewan.
2. Untuk mengetahui cara pemanfaatan dan pelestarian hewan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangbiakan Hewan
Berkembangbiak merupakan salah satu karakteristik dasar penting yang
dimiliki oleh hewan sebagai salah satu bagian dari makhluk hidup. Hewan
melakukan perkembangbiakan dengan tujuan agar dapat memperbanyak
jumlah populasi sehingga hewan tersebut dapat melestarikan jenisnya dan
tidak mengalami kepunahan.
Secara umum, perkembangbiakan hewan dibedakan menjadi dua
kelompok. Perkembangbiakan hewan yang pertama dilakukan secara vegetatif
(aseksual), dimana perkembangbiakan ini dilakukan tanpa melalui
perkawinan. Sedangkan perkembangbiakan hewan yang kedua dilakukan
secara generatif (seksual), dimana perkembangbiakan hewan ini dilakukan
melaui perkawinan.
2.1.1 Perkembangbiakan secara Vegetatif (Aseksual)
Vegetatif atau perkembangbiakan secara aseksual adalah
perkembangbiakan hewan yang terjadi tanpa adanya perkawinan. Pada
umumnya, perkembangbiakan vegetatif terjadi pada hewan tingkat rendah.
Hewan tingkat rendah atau hewan invertebrata adalah hewan yang
memiliki struktur tubuh yang tidak sempurna.
Perkembangbiakan vegetatif atau perkembangan secara aseksual
pada hewan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, diantaranya
membentuk tunas, membelah diri, dan fragmentasi. Berikut ini adalah
penjelasan jenis-jenis perkembangbiakan hewan secara vegetatif.
1. Membentuk Tunas
Cara perkembangbiakan hewan yang pertama yaitu dengan tunas.
Membentuk tunas merupakan cara perkembangbiakan hewan tanpa
melalui proses perkawinan. Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas akan memiliki tunas yang tumbuh pada bagian
tubuhnya. Tunas tersebut akan terus tumbuh dan berkembang hingga
ukuran tertentu. Setelah cukup dewasa, tunas akan melepaskan diri dari
induknya untuk menjadi individu yang baru.
Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara membentuk tunas
yaitu anemone laut dan Hydra.

Gambar 1. Perkembangbiakan Hydra

2
(Sumber: https://www.istockphoto.com/)
2. Membelah Diri
Perkembangbiakan hewan dengan membelah diri dilakukan dengan
cara membagi tubuhnya menjadi dua bagian yang sama besar. Kemudian
dua bagian tubuh tersebut akan berkembang menjadi dua individu berbeda.
Pembelahan yang pertama terjadi pada inti sel, selanjutnya diikuti dengan
pembelahan pada bagian tubuh lain. Pembelahan ini akan menghasilkan
dua sel kembar, dimana tiap sel tersebut akan tumbuh menjadi individu
baru.
Hewan yang berkembang biak dengan cara membelah diri biasanya
adalah hewan yang bersel satu. Contoh hewan yang berkembang biak
dengan cara membelah diri adalah Amoeba dan Paramecium.

Gambar 2. Perkembangbiakan Amoeba


(Sumber: https://seputarpangandaran.com/)

Gambar 3. Perkembangbiakan Paramecium


(Sumber: https://www.biologijk.com/)

3. Fragmentasi

3
Fragmentasi adalah perkembangbiakan hewan yang dilakukan
dengan cara memisahkan bagian tubuh tertentu. Kemudian bagian tubuh
yang terpisah tersebut akan tumbuh dan menjadi individu yang baru.
Contoh hewan yang berkembang biak dengan fragmentasi yaitu bintang
laut dan cacing pipih (Planaria).

Gambar 4. Perkembangbiakan Cacing Pipih (Planaria)


(Sumber : https://cermin-dunia.github.io)
2.1.2 Perkembangbiakan secara Generatif (Seksual)
Generatif atau perkembangbiakan secara seksual adalah
perkembangbiakan hewan yang terjadi melalui perkawinan.
Perkembangbiakan ini diawali dengan adanya pembuahan atau fertilisasi.
Pembuahan akan terjadi apabila sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel
kelamin betina (sel telur) bersatu, kemudian membentuk zigot. Zigot
kemudian tumbuh menjadi embrio, yang kemudian berkembang menjadi
individu baru.
Berdasarkan cara perkembangbiakan secara generatif atau seksual
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Ovipar, Vivipar, dan Ovovivipar.
Berikut ini penjelasan mengenai jenis perkembangbiakan hewan secara
generatif.
1. Hewan Ovipar
Ovipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur.
Ovipar berasal dari kata ovum yang berarti telur. Sel telur dihasilkan oleh
hewan betina. Sel sperma dihasilkan oleh hewan jantan. Setelah terjadinya
pembuahan maka akan terbentuk embrio hewan yang kemudian tumbuh
dan berkembang di dalam cangkang telur. Telur hewan ini akan
dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina. Selanjutnya embrio akan
menjadi individu baru saat terjadi proses pengeraman yang dilakukan oleh
induknya.
Berdasarkan tempat terjadinya, pembuahan atau fertilisasi pada
hewan ovipar dibedakan menjadi dua macam, yaitu fertilisasi internal dan
fertilisasi eksternal.
a. Fertilisasi Internal
Fertilisasi internal terjadi apabila proses
peleburan antara inti sel telur dan inti sel
sperma terjadi di dalam tubuh induk betina.
Fertilisasi internal umumnya terjadi pada

4
Gambar 5. Ayam
hewan yang hidup di darat. Contoh hewan ovipar yang melakukan
fertilisasi secara internal adalah jenis unggas dan serangga.

b. Fertilisasi Eksternal
Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur
dan sel sperma terjadi di luar tubuh induk betina. Fertilisasi dengan
cara ini biasanya terjadi pada hewan yang hidupnya di lingkungan
perairan, misalnya amfibi dan ikan.

Gambar 6. Katak
Ciri-ciri dari hewan ovipar yaitu:
1. Tidak memiliki daun telinga.
2. Pada umumnya tidak memiliki kelenjar susu.
3. Pada hewan betina tidak menyusui anaknya.
4. Tidak memiliki Rahim
5. Penutup tubuhnya tidak berbulu. Namun, terdapat juga hewan bertelur
yang tubuhnya berbulu yaitu ayam.
c. Hewan Vivipar
Vivipar merupakan hewan yang berkembang biak dengan cara
melahirkan. Hewan yang melahirkan sebenarnya juga menghasilkan telur,
namun tidak dibungkus oleh cangkang dan tidak dikeluarkan dari tubuh
hewan betina. Telur yang dihasilkan akan dibuahi oleh sperma di dalam
rahim saat terjadinya perkawinan. Setelah terjadinya pembuahan, akan
terbentuk embrio hewan yang tumbuh dan berkembang di dalam rahim
dengan memanfaatkan nutrisi dari induknya. Nutrisi yang diperoleh
langsung dari induknya disalurkan melalui plasenta. Pertumbuhan akan
terjadi di dalam rahim hingga sempurna. Setelah organ tubuhnya
sempurna, selanjutnya akan siap untuk dilahirkan.
Ciri-ciri dari hewan vivipara, yaitu:
1. Memiliki kelenjar susu
2. Memiliki daun telinga
3. Memiliki rahim
4. Kulit tubuh hewan umumnya memiliki
rambut dan mengandung kelenjar, seperti
kelenjar lemak dan keringat.
Contoh hewan yang berkembang biak
dengan cara melahirkan diantaranya sapi, anjing,
unta, kucing, jerapah, kerbau, kijang, kuda,

5 Gambar 7. Kucing
kambing, gajah, orang utan, kanguru, harimau, dan kelinci.

Gambar 8. Anjing
d. Hewan Ovovivipar
Ovovivipar adalah hewan yang berkembang biak dengan cara
bertelur dan melahirkan. Setelah terjadinya proses pembuahan maka akan
terbentuk embrio hewan yang berkembang di dalam telur. Nutrisi yang
diperoleh embrio hewan ovovivipar tidak langsung dari tubuh induknya
melainkan dari nutrisi yang tersedia dalam telur. Telur yang sudah dibuahi
akan menetas di dalam tubuh hewan betina dan keluar sudah dalam bentuk
bayi.
Ciri-ciri dari hewan ovovivipar yaitu:
1. Bentuk tubuh anak dan induknya sama
2. Tidak memiliki daun telinga
3. Induk tidak menyusui sehingga tidak memiliki kelenjar susu
Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan
melahirkan adalah ikan hiu, kadal, kuda laut, ikan pari, bunglon dan
beberapa jenis ular.

Gambar 9. Bunglon
(Sumber: https://www.greeners.co/)

Gambar 10. Kuda Laut


(Sumber: https://www.idntimes.com/)

6
2.2 Pemanfaatan Hewan dan Pelestariannya
2.2.1 Pemanfaatan Hewan
Di Bumi ini mahluk hidup terdiri dari Manusia, hewan, dan
tumbuhan. Setiap mahluk hidup di bumi ini memiliki manfaat yang yang
beragam. Sebagai mahluk hidup, hewan tidak hanya memberikan manfaat
bagi manusia tapi juga bagi lingkungannya. Adapun manfaat hewan bagi
lingkungan sekitar, yaitu:

1. Menjaga Keseimbangan Alam


Hewan sangat bermanfaat bagi lingkungan, seperti pada rantai
makanan. Hal ini disebabkan karena dalam sutatu ekosistem terdapat
hewan yang menjadi pemangsa bagi hewan lainnya. Contohnya, katak
yang menghambat perkembangan nyamuk. Karena katak akan memangsa
nyamuk. Contoh lainnya yaitu ular yang memangsa tikus di sawah untuk
menjaga pertanian.
2. Menjaga Kualitas Tanah
Untuk menjaga kualitas tanah hewan yang berfungsi sebagai
pengurai adalah cacing. Cacing akan mengurai sisi makanan menjadi zat
makanan yang mudah untuk diserap tumbuhan sebagai zat hara. cacing
akan membentuk sarang dalam tanah untuk mempermudah oksigen masuk
ke dalam tanah. Dengan itu tanah akan menjadi subur dan akan mudah
untuk ditanami tumbuhan.
3. Menghasilkan Pupuk Organik dari Kotoran Hewan
Banyak jenis hewan yang kotorannya dapat dijadikan pupuk organik
atau pupuk kandang. Pupuk kandang biasa diperoleh dari kotoran sapi,
kerbau, dan kambing. Pupuk ini sangat berguna untuk menguburkan tanah,
sehingga nantinya tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Hewan selain bermanfaat bagi lingkungannya dapat juga


memberikan manfaat bagi manusia. Manfaat hewan yang umum diketahui
adalah sebagi bahan untuk makanan. Namun sebenarnya juga memiliki
manfaat lainnya. Adapun manfaat hewan bagi kehidupan manusi, yaitu:
1. Sebagai Bahan Makanan
Sebagai bahan makanan hewan dapat dimanfaatkan daging, susu,
hati, kulit, dan juga telurnya. Hewan yang biasa digunakan sebagai bahan
makanan yaitu ayam, bebek, udang, ikan, cumi, kambing, sapi, kerbau,
burung, babi, dan domba.
2. Sebagai Bahan Obat-obatan
Selain sebagai bahan makanan hewan juga dimanfaatkan untuk obat-
obatan. Contohnya, cacing, kelelawar, kadal, biawak, badak, dan ular.
3. Membantu Pekerjaan Manusia
Hewan juga bermanfaat untuk membantu pekerjaan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya, kuda yang digunakan untuk menarik
delman, kerbau untuk membajak sawah, sapi untuk menarik pedati.
4. Berguna untuk Penelitian atau Bahan Percobaan

7
Hewan sering juga digunakan dalam penelitian. Contohnya tikus,
marmut, kelinci, monyet, lalat buah, dan juga nyamuk.

5. Menghasilkan Bahan Sandang


Hewan juga
memiliki manfaat lainnya
bagi lingkungan yaitu
sebagai bahan sandang
atau pakaian. Contohnya
ulat sutra, kulit kambing,
kulit kerbau, kulit ulat, dan
juga kulit buaya.

Gambar 11. Pembuatan Tas dari Kulit


Buaya
(Sumber: https://pon.antaranews.com/)
2.2.2 Pelestarian Hewan
Walupun Indonesia mempunyai keanekaragaman fauna yang luar
biasa, namun seiring dengan perkembangan zaman sekarang banyak
populasi hewan yang semakin menurun bahkan terancam punah. Untuk itu
maka perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian hewan untuk mencegah
kepunahan. Pelestarian hewan secara garis besarnya, terdapat dua macam
upaya pelestarian hewan langka, yaitu pelestarian in situ dan pelstarian ex
situ. Pelestarian in situ merupakan pelestarian yang dilakukan pada habitat
asli hewan tersebut berada. Contoh dari pelestarian in situ yaitu suaka
margasatwa, hutan lindung, dan taman nasional. Sedangkan pelestarian ex
situ merupakan pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya.
Pelestarian ex situ juga dilakukan sebagai upaya untuk rehabilitasi,
penangkaran, dan perkembangbiakan hewan langka. Contoh pelestarian ex
situ adalah taman safari, kebun binatang, dan juga penangkaran. Tidak
hanya itu menurut Zen & Rahman (2009), ada beberapa cara untuk
melestarikan hewan diantaranya:
1. Adanya Peraturan Pemburuan Hewan Langka
Adanya undang-undang yang mengatur tentang pemburuan hewan
memiliki tujuan agar hewan-hewan langka bisa dilestariakan. Untuk
mereka yang melanggar peraturan tersebut akan dikenakan hukuman yang
setimpal.
2. Membudidayakan Hewan Langka
Pembudidayaan hewan memiliki tujuan untuk melestarikan hewan
langka. Dimana pembudidayaan ini bertujuan agar jumlah hewan langka
dapat bertambah. Contoh budidaya yang sudah dilakukan adalah budidaya
buaya. Buaya dibudidayakan untuk dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan

8
kerajinan seperti tas dan juga ikat pinggang. Kerajinan ini memilki nilai
jual yang tinggi.dengan adanya budidaya ini kebutuhan bahan untuk
kerajinan akan terpenuhi dan keberadaan hewan pun akan tetap terjaga.

3. Dibuat Suaka Margasatwa


Suaka Margasatwa merupakan cagar alam yang secara khusus
digunakan untuk melindungi binatang liar di dalamnya. Contoh suaka
margasatwa yaitu Suaka Margasatwa Ujung Kulon di Jawa Barat untuk
melindungi badak bercula satu dan banteng liar. Contoh lainnya Suaka
Margasatwa Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur untuk melindungi
komodo.

Gambar 12. Badak bercula satu


(Sumber: https://medium.com/)

Gambar 13. Komodo


(Sumber: https://kumparan.com/)
4. Kebun Binatang
Tujuan dibangunnya kebun binatang untuk memperkenalkan kepada
masyarakat jenis-jenis hewan yang dilindungi keberadaannya karna
mengalami kepunahan. Tidak hanya itu dengan adanya kebun binatang
kita juga dapat mempelajari berbagai jenis binatang yang ada disana.
5. Cagar Alam
Tujuan didirikannya cagar alam adalah untuk melindungi jenis
hewan atau tumbuhan yang hampir punah. Di dalam cagar alam ada
berbagai jenis hewan ataupun tumbuhan yang dilindungi oleh pemerintah
agar tidak mengalami kepunahan. Contohnya Cagar Alam Lorentz di Irian

9
Jaya, Cagar Alam Tangkoko Batuangus di Sulawesi, Cagar Alam Wasur di
Irian Jaya, dan juga Cagar Alam Gunung Kungoi di Pegunungan Arfak
Irian Jaya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berkembangbiak merupakan salah satu karakteristik dasar penting yang
dimiliki oleh hewan sebagai salah satu bagian dari makhluk hidup. Hewan
melakukan perkembangbiakan dengan tujuan agar dapat memperbanyak
jumlah populasi sehingga hewan tersebut dapat melestarikan jenisnya dan tidak
mengalami kepunahan. Secara umum, perkembangbiakan hewan dibedakan
menjadi dua kelompok. Perkembangbiakan hewan yang pertama dilakukan
secara vegetatif (aseksual) dimana perkembangbiakan ini dilakukan tanpa
melalui perkawinan. Jenis perkembangbiakan vegetative terdiri dari yang
terdiri dari membentuk tunas, membelah diri dan fragmentasi. Sedangkan
perkembangbiakan hewan yang kedua dilakukan secara generatif (seksual),
dimana perkembangbiakan hewan ini dilakukan melaui perkawinan. Jenis
perkembangbiakan secara generatif yaitu opivar atau bertelur, vivipar atau
melahirkan, dan ovovivipar atau bertelur dan melahirkan.
Hewan tidak hanya memberikan manfaat bagi manusia tapi juga bagi
lingkungannya. Manfaat hewan bagi lingkungan yaitu Menjaga keseimbangan
alam, Menjaga kualitas tanah, Menghasilkan pupuk organik dari kotoran
hewan, dan Menghasilakan bahan sandang. Manfaat hewan bagi manusia yaitu
Sebagai bahan makanan, Sebagai bahan obat-obatan, Membantu pekerjaan
manusia, dan berguna untuk penelitian atau bahan percobaan. Hewan juga
perlu dijaga kelestariannya. Pelestarian hewan secara garis besarnya, terdapat
dua macam upaya pelestarian hewan langka, yaitu pelestarian in situ dan
pelstarian ex situ. Pelestarian in situ merupakan pelestarian yang dilakukan
pada habitat asli hewan tersebut berada. Contoh dari pelestarian in situ yaitu
suaka margasatwa, hutan lindung, dan Taman Nasional. Sedangkan pelestarian
ex situ merupakan pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya.
Pelestarian ex situ juga dilakukan sebagai upaya untuk rehabilitasi,
penangkaran, dan perkembangbiakan hewan langka. Contoh pelestarian ex situ
adalah Taman Safari, kebun binatang, dan juga penangkaran.
3.2 Saran
Sebagai umat manusia kita harus menyadari seberapapentingngya untuk
menjaga alam dan seluruh isinya salah satunya yaitu hewan. Tujuan dari
perkembangbiakan hewan adalah untuk memperbanyak jenis dan
melestarikannya. Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus memulai untuk

10
melestarikan mahluk hidup agar tidak semakin punah, sehingga nantinya kita
dapat merasakan manfaatnya dan kehidupan ini dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdullah, 2021, Mengenal Perkembangbiakan Hewan Secara Vegetatif dan
Generatif, Media Indonesia, diakses pada tanggal 14 Oktober 2022 pukul
14.10, https://mediaindonesia.com/humaniora/458834/mengenal-
perkembangbiakan-hewan-secara-vegetatif-dan-generatif
Muttaqin, Lucky, 2016, Perkembangbiakan Hewan dan Manusia, Academia,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2022 pukul 15.45,
https://www.academia.edu/34903275/PERKEMBANGBIAKAN_HEWAN
_DAN_MANUSIA
Kurniawan, Aditya, Perkembangbiakan Hewan, Academia, diakses pada tanggal
14 Oktober 2022 pukul 15.57,
https://www.academia.edu/40046986/PERKEMBANGBIAKAN_HEWAN
Kabar Harian, 2022, 9 Manfaat Hewan bagi Manusia dan Lingkungan Sekitarnya,
Kumparan, diakses pada tanggal 15 Oktober 2022 pukul 14.05,
https://kumparan.com/kabar-harian/9-manfaat-hewan-bagi-manusia-dan-
lingkungan-sekitarnya-
Faradiba, Nadia, 2021, Bagaimana Upaya Pelestarian Hewan yang bisa Kita
Lakukan?, Kompas, diakses pada tanggal 15 Oktober 2022 pukul 15.12,
https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/14/123200523/bagaimana-
upaya-pelestarian-hewan-yang-bisa-kita-lakukan-
Alisa, Pengertian Suaka Margasatwa, Tujuan, Ciri, serta Contohnya di
Indonesia, Gramedia, diakses pada tanggal 15 Oktober 2022 pukul 15.48,
https://www.gramedia.com/literasi/suaka-margasatwa/

11

Anda mungkin juga menyukai