Anda di halaman 1dari 15

FISIKA DASAR

SUHU DAN PEMUAIAN

Disusun oleh :
Fajar Augusta (03031181823001)
Meitasya (03031181823105)
Rut Jasmine (03031181823007)
Dani Irawan (03031181823109)
Venny Claudia (03031181823013)
Dezatama Thabay I (03031181823015)
Hoiriniati (03031181823025)
Nadira Ken Kh (03031281823037)
Amanda Nabila H (03031281823039)
Reza Rezita M (03031281823041)
Jerry Hardian (03031281823049)
Felix Chaniago (03031281823051)
N. Aditya Harprian (03031281823055)

TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Dia-lah pencipta sekaligus pemilik seluruh alam
semesta ini beserta isinya. Yang menciptakan siang dan malam dan menjadikannya bergantian
secara teratur. Dan telah menjadikan matahari sebagai sumber kehiduppan di bumi ini. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Pemimpin umat yang dijadikan
khalifah sebagai pengatur dan rahmat bagi kelangsungan dan keharmonisan kehidupan dan
keseimbangan alam ini.
Dengan pertolongan dan rahmat Allah pula, penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah Suhu dan Pemuaian Zat ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
fisika dasar yang diajarkan di Universitas Sriwijaya dengan harapan semoga makalah ini dapat
memberikan kemanfaatan bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umunya, sekaligus
dapat digunakan sebagai bahan kuliah dan diskusi pada tatap muka dan perkuliahan.
Tentu saja kehadiran makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penyusun
berharap agar para pembaca mau memberikan kritikan dan masukan yang positif dan saran-
sarannya kepada penyusun guna menjadikan penyusunan makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.
Merupakan suatu harapan pula, semoga makalah ini tercatat sebagai amal baik dan
menjadi motivator bagi penyusun untuk menyusun karya tulis yang lebih baik lagi dan lebih
bermanfaat. Amin.

Indralaya, 18 Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang kepanasan ( kegerahan ) dan kedinginan.
Karena itu, secara alamiah kita menyatakan suatu benda itu panas atau dingin dengan
menyetuhnya dengan tangan. Ketika kamu menyentuh dua benda, misalnya ember berisi air
hangat dan ember berisi air es, dengan telapak tanganmu maka berdasarkan perasaanmu
kamu dapat menyatakan air mana yang suhunya lebih tinggi. Tentu saja, air yang suhunya
lebih tinggi adalah air yang oleh telapak tanganmu terasa lebih panas. Namun , tepatkah
tanganmu sebagai alat ukur suhu?
Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Seperti besaran lainnya, kita dapat mengukur besaran suhu ini dengan
menggunakan alat ukur yang bernama termometer, suatu alat yang dinyatakan dengan angka
tertentu yang berfungsi sebagai skala pengukuran suhu. Dewasa ini, telah dikenal berbagai
jenis ragam skala untuk pengukuran suhu.
Sedangkan, Sebagian besar zat pada umumnya akan memuai bila dipanaskan/suhunya
naik dan menyusut ketika didinginkan/suhunya turun. Bila suatu zat dipanaskan (suhunya
dinaikkan) maka molekul molekulnya akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan
bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah
pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut.
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Besarnya pemuaian zat sangat
tergantung ukuran benda semula, kenaikan suhu dan jenis zat. Efek pemuaian zat sangat
bermanfaat dalam pengembangan berbagai teknologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan suhu?
2. Apa yang dimaksud dengan pemuaian zat?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui definisi dari Suhu
2. Untuk Mengetahui pemuaian zat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Suhu


Suhu didefinisikan sebagai suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat (tingkat)
panas-dinginnya suatu benda. Suhu sering disebut dengan temperatur. Suhu dapat dirasakan
dan diukur dengan menggunakan termometer, oleh sebab itu suhu termasuk besaran karena
dapat diukur. Suhu merupakan besaran pokok yang dilambangkan dengan huruf T, besaran
ini menggunakan satuan derajat.

2.2 Alat Pengukur Suhu


- Definisi Termometer
Menentukan suhu suatu benda tidak dapat menggunakan panca indera (peraba
tangan), hal ini dikarenakan tangan tidak dapat dipakai untuk menentukan tingkat panas
suatu benda secara tetap. Oleh sebab itu diperlukan suatu alat yang dapat digunakan
untuk mengukur suhu yang tepat dan menyatakannya dengan angka, alat tersebut disebut
termometer. Termometer berupa tabung kaca yang didalamnya berisi zat cair (raksa atau
alkohol). Pada suhu yang lebih tinggi, zat cair dalam tabung memuai sehingga
menunjukan angka yang lebih tinggi pada skala. Sebalina, Pada suhu yang lebih rendah,
zat cair dalam tabung menyusut sehingga menunjukan angka yang lebih rendah pada
skala.
Termometer di buat berdasarkan sifat termometrik suatu zat yaitu sifat-sifat benda
yang dapat berubah akibat terjadinya perubahan suhu pada benda tersebut. Beberapa sifat
termometrik suatu benda antara lain adalah :
a. Perubahan Wujud
b. Perubahan Volume
c. Perubahan Daya Hantar Listrik
d. Perubahan Warna

- Bagian-Bagian Termometer
Sebuah termometer terdiri atas dua bagian, yaitu pita kecil hampa udara dan zat
cair pengisi tabung termometer. Tabung termometer terbuat dari bahan yang tembus
pandang dan angka pemuaiannya sangat kecil. Zat cair pengisi tabung termometer harus
memenuhi syarat-syarat:
a. Mempunyai pemuaian yang teratur.
b. Mudah dilihat
c. Tidak membasahi dinding.

- Macam – Macam Termometer


1. Termometer Berdasarkan Nama Penemunya.
a. Termometer Celsius
Termometer Celsius ditemukan oleh Andreas Celcius (1701-1744),
seorang ahli fisika dari Swedia. Celsius menentukan titik tetap bawah skala
termometer dengan patokan suhu es yang sedang mencair, yang diberi skla 0˚.
Titik tetap atasnya berpatokan pada suhu air mendidih, yang diberi skala 100˚.
Satuan suhu yang diukur menggunakan thermometer Celsius yaitu derajat celcius,
ditulis : ˚C.
b. Termometer Reamur
Termometer Reamur dikenalkan oleh Reamur, seorang ahli fisika
berkebangsaan Prancis. Reamur memberi skala 0˚ untuk titik tetap bawah,
sedangkan untuk titik tetap atas diberi skala 80˚. Satuan suhu yang diukur
menggunakan thermometer Reamur yaitu derajat reamur, ditulis : ˚R.
c. Termometer Fahrenheit
Termometer Fahrenheit dikenalkan oleh Gabriel D. Fahrenheit, seorang
ahli fisika berkebangsaan Jerman. Fahrenheit menetapkan titik tetap bawah, yaitu
suhu campuran es dan garam ammonium klorida. Titik ini ditetapkan menjadi 0˚.
Suhu campuran air dan es (titik beku air) pada thermometer Fahrenheit diberi
skala 32˚, sedangkan untuk titik tetap atas diberi skala 212˚, yaitu suhu air
mendidih.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut
suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel
benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan
suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan titik tetap
atas termometer Kelvin dibagi menjadi 100 skala.
2. Termometer Berdasarkan Zat Cair Pengisi Tabung.
a. Termometer Raksa
Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es
mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari
uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan
pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu celsius
menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan. Titik didih Celcius
yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi Frenchman Jean
Pierre Cristin mengusulkan versi kebalikan skala celsius dengan titik beku pada 0
°C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212 °F). Dia menamakannya Centrigade.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di
sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja
secara umum, yaitu :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut
jika suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.menunjukkan nilai.
Kelebihan dari termometer air raksa, antara lain :
1. Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu
-40˚C dan mendidih pada suhu 360˚C.
2. Air Raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3. Pemuaiannya sangat teratur.
4. Terpanasi secara merata, sehingga perubahan suhu sangat cepat.
5. Air Raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya
menjadi teliti.
6. Air Raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
Kekurangan dari termometer air raksa, antara lain :
1. Sukar diperoleh sehingga air raksa harganya cukup mahal.
2. Air Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah
(<-400˚C)
3. Air Raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya
pecah.
4. Suhu sesuai keadaan lingkungan.
b. Termometer Alkohol
Kelebihan dari Termometer Alkohol, antara lain :
1. Alkohol harganya murah dan mudah mendapatkannya di pasaran.
2. Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol
-1300˚C
3. Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikkan suhu yang sangat kecil ternyata
alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
Kekurangan dari Termometer Alkohol, antara lain :
1. Tidak dapat mengukur suhu tinggi, karena titik didihnya rendah (78˚C).
2. Membasahi dinding kaca.
3. Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna terlebih dahulu
agar dapat dilihat.

3. Termometer Berdasarkan Penggunaannya.


a. Termometer Ruangan
Termometer ruang berfungsi untuk mengukur suhu ruangan. Oleh karena
itu, termometer ini sering kita lihat dipasang pada dinding ruangan. Karena suhu
ruangan hampir tidak mungkin melebihi 50°C dan tidak mungkin kurang dari -
50°C, skala termometer ruang terbatas hanya dari skala -50°C sampai dengan
suhu 50°C.
b. Termometer Klinik
Termometer klinis biasanya diperlukan sebagai keperluan pengobatan.
Perawat atau dokter dapat menunjukkan suhu badan pasien dalam waktu yang
agak lama. Tujuan dari termometer klinis adalah agar tidak terjadi kesalahan
dalam . Termometer klinis memiliki sebuah lekukan sempit di atas wadahnya.
Ketika digunakan untuk mengukur suhu tubuh pasien, raksa dalam wadah akan
memuai melewati lekukan sempit dan menunjukkan posisi suhu pasien yang
diukur. Ketika termometer dikeluarkan dari mulut / ketiak pasien, raksa tidak
dapat kembali lagi ke wadah karena celahnya terlalu sempit. Dengan demikian,
kolom raksa tetap menunjukkan suhu pasien sampai dokter selesai membaca
suhunya. Raksa dapat dikembalikan ke tempat semula dengan cara menggoyang-
goyangkan termometer selama beberapa kali. Termometer klinik digunakan untuk
mengukur suhu tubuh manusia. Termometer ini mempunyai skala 35-42˚C sesuai
dengan suhu tubuh manusia. Zat termometrik yang digunakan untuk mengisi
thermometer ini adalah raksa.
c. Termometer Laboratorium
Termometer laboratorium biasanya digunakan untuk penelitian
dilaboratorium.

2.3 Pemuaian Zat


- Pengertian Pemuaian Zat
Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika
didinginkan. Bila suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya
akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak
antara molekul benda menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah
bertambahnya ukuran benda akibat kenaikan suhu zat tersebut.
Macam – Macam Pemuaian Zat
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.
1. Pemuaian Pada Zat Padat.
Pemuaian dibedakan tiga macam, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan
pemuaian volume.
(1) Pemuaian Panjang
Kabel jaringan akan tampak kencang pada pagi hari dan tampak kendor
pada siang hari. Kabel tersebut mengalami pemuaian panjang akibat terkena
panas sinar matahari. Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang
berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung
dari jenis benda. Besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat
sepanjang 1 m disebut koefisien muai panjang (α). Hubungan antara panjang
benda, suhu, dan koefisien muai panjang dinyatakan dengan persamaan.
L = Lo (1+ α.ΔT)
Keterangan:
L = Panjang akhir (m)
Lo = Panjang mula-mula (m)
ΔL = Pertambahan panjang (m)
α = Koefisien muai panjang (/ºC)
ΔT = kenaikan suhu (ºC)

(2) Pemuaian Luas


Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat
tersebut akan mengalami pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian
lempeng akan mengalami pemuaian luas atau pemuaian bidang. Pertambahan luas
zat padat untuk setiap kenaikan 1ºC pada zat seluas 1 m^2 disebut koefisien muai
luas (β). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai
luas suatu zat adalah
β = 2. α
(karena pada hakikatnya merupakan pemuaian kedua arah yaitu panjang dan
lebar).
dimana,
A = Ao (1 + β.ΔT)
Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
Δ0 = Pertambahan luas (m2)
Ao = Luas mula-mula (m2)
β = Koefisien muai luas zat (/º C)
ΔT = Kenaikan suhu (ºC)
(3) Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0
dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran
muai panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
γ = 3. α
dimana
V = Vo ( 1 + γ.ΔT )
Keterangan:
V = Volume akhir (m^3)
Vo = Volume mula-mula (m^3)
ΔV = Pertambahan volume (m^3)
γ = Koefisien muai volume (/ºC)
Δt = Kenaikan suhu (ºC)

Contoh Pemuaian Zat Padat


- Rel Kereta Api yang bengkok karena panas
- Kabel listrik/telepon yang lebih kendur ketika siang hari
- Bimetal pada alat-alat listrik seperti pada setrika yang akan mati sendiri
ketika sudah terlalu panas.
- Pemuaian pada kaca rumah.
- Mengeling Pelat Logam Umumnya dilakukan
- Pembuatan container dan badan kapal besar.
- Pemasangan Ban Baja pada Roda Lokomotif
- Dilakukan dengan cara memanaskan ban baja hingga memuai kemudian
dipasangkan pada poros roda,setelah dingin akan menyusut dan
mengikat kuat.

1. Pemuaian Zat Cair


Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi
hanya dikenal muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang
diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian
zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun
mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi
berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan
karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas
disebut titik tripel.
Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0º C sampai 4º C volumenya
tidak bertambah, akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan
anomali air. Oleh karena itu, pada suhu 4ºC air mempunyai volume terendah.
Hubungan volume dengan suhu pada air dapat digambarkan pada grafik
berikut.
Pada suhu 4ºC, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air
memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0ºC – 4ºC
akan menyusut, dan bila suhunya dinaikkan dari 4ºC ke atas akan memuai.
Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti mengalami
pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang
sama juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda. Lakukan kegiatan
berikut untuk menyelidiki kecepatan pemuaian pada berbagai macam zat cair.
Contoh Pemuaian Zat Cair
- Termometer Memanfaatkan pemuaian zat cair (raksa atau alkohol) pada
tabung thermometer.
- Air dalam panci akan meluap ketika dipanaskan. (selain dipengaruhi oleh
konveksi kalor peristiwa ini juga dipengaruhi oleh pemuaian air)

2. Pemuaian pada Gas


Ban mobil meletus karena terjadi pemuaian udara atau gas di dalam ban.
Pemuaian tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu udara di ban mobil
akibat gesekan roda dengan aspal. Pemuaian pada gas adalah pemuaian
volume yang dirumuskan sebagai γ adalah koefisien muai volume. Nilai γ
sama untuk semua gas, yaitu 1/273 ºC^-1
Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:
a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),
b. pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan
c. pemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).
(1) Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)
Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di
dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali
tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:
P.V = tetap, atau P.V = Po.Vo
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)
(2) Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu
gas di dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume
gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Dalam bentuk persamaan
dapat dituliskan sebagai.

Keterangan:
V = volume (L)
T = suhu (K)
(3) Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac,
yaitu jika volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya. Hukum Boyle-Gay
Lussac dirumuskan sebagai

Dengan menggabungkan hukum boyle dan hukum Gay Lussac


diperoleh persamaan

Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
Contoh Pemuaian Zat Gas
- Balon yang meletus terkena panas.
- Roda kendaraan yang meletus terkena panas
DAFTAR PUSTAKA

Http://dispersi.wordpress.com/kelas-7/suhu-dan-pemuaian/
Purwanto,Budi. 2007. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo
Http://blogging.co.id/jenis-jenis-termometer-dan-fungsinya/
www.indonesiacerdas.web.id/2011/02/suhu-dan-pengukuran.html?m=1
LAMPIRAN PERTANYAAN

1. Kenapa Balon udara bisa terbang?


2. Bagaimanakah prinsip kerja termometer digital?
3. Penjelasan tambahan tentang anomali air
Jawaban:
1. Cara kerja balon udara sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan udara di
dalam balonya agar lebih panas dari udara di luarnya sehingga balon udara mengembang
dan dapat naik (terbang). Udara yang lebih panas akan lebih ringan karena masa perunit
volumenya lebih sedikit.
Sesuai dgn rumus pv=nrt dimana suhu nya berbanding lurus dengan tekanan dan volume.
2. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan (volt) dengan
temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki tegangan tertentu pula.
Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang berbeda dengan logam B,
terjadilah beda tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang dapat dideteksi. Jadi dari input
temperatur lingkungan setelah melalui termokopel terdeteksi sebagai perbedaan tegangan
(volt). Beda tegangan ini kemudian dikonversikan kembali nilai arusnya melalui
pengkomparasian dengan nilai acuan dan nilai offset di bagian komparator, fungsinya
untuk menerjemahkan setiap satuan amper ke dalam satuan volt kemudian dijadikan
besaran temperatur yang ditampilkan melalui layar/monitor berupa seven segmen yang
menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh termokopel.

3. Kebanyakan zat memuai ketika dipanaskan. Akan tetapi hal itu tidak berlaku untuk air
pada rentang suhu 0 °C hingga 4C°. Jika air dipanaskan pada rentang suhu ini, air tidak
memuai justru menyusut seiring kenaikan suhu. Di atas suhu 4°C, air memuai jika
dipanaskan. Perlaku aneh air ini dinamakan sifat anomali air. anomali air adalah sifat
kekecualian air. Pada umumnya, suatu zat akan memuai jika dipanaskan dan akan
menyusut jika didinginkan, tetapi air mempunyai sifat khas. Jika air dipanaskan antara
suhu nol derajat celcius, sampai empat derajat celcius, volumnya akan menyusut. Hal ini
karena molekul H2O dalam bentuk padat (es) penuh dengan rongga, sedangkan dalam
bentuk cair (air) lebih rapat. Dengan demikian, pada saat dipanaskan, molekul H2O (es)
akan merapat lebih dahulu, akibatnya volumnya menyusut. Oleh karena itu, es juga
terapung di air.

Anda mungkin juga menyukai