Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Analisis Perbedaan Rampak Kendang ISBI dan Korea

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama
Dosen Pengampu
Asep Ganjar Wiresna, M.Sn

Disusun oleh
Nama : Aisyah
Kelas : 3 C
Npm : 19210620845

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PERGURUAN
TINGGI SEBELAS APRIL SUMEDANG

SUMEDANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat, hidayah, dan karunianya

penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah “Pendidikan Seni Tari dan Drama”. Makalah ini dibuat

mengenai “Analisis Perbedaan Rampak Kendang ISBI dan Korea”

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih atas segala dukungan, bantuan, dan

bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama penyusunan makalah ini. Penulis

menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang

membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimasa mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini

dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak.

Sumedang, April 2020


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................i

Daftar Isi..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
2.1 Rumusan masalah.................................................................................................................1
3.1 Tujuan Penelitian...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Seni Tari...............................................................................................................2
2.2 Sejarah Seni Tari.....................................................................................................................2
2.3 Jenis – Jenis Seni Tari.............................................................................................................3
2.4 Analisis Perbedaan Seni Tari Rampak Kendang ISBI dan Korea..............................................3
2.5 Bentuk Seni Tari Rampak Kendang ISBI dan Korea.................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................7
3.2 Saran......................................................................................................................................7

Daftar Pustaka.........................................................................................................................8

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Begitu banyak jenis kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, termasuk jenis-jenis
kesenian yang tergolong kepada genre tari. Para ahli tari Sunda, mengelempokan jenis-jenis tari Sunda
menjadi lima rumpun, di antaranya: rumpun Tari Wayang, rumpun Tari Topeng, rumpun Tari Keurseus,
rumpun Tari Rakyat, dan rumpun Tari Tjetje Somantri. Dari masing-masing rumpun tersebut memiliki
ciri dan karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik itu, selain ditentukan oleh faktor bentuk
gerak sebagai media utamanya, ditentukan pula oleh ekspresi musikal yang terdapat pada karawitan
pengiringnya. Seperti yang diungkapkan oleh Iyus Rusliana “suatu tarian harus tajam mengendalikan rasa
gerak (tenaga, ruang, waktu), dan rasa irama yang menyatu pada bentuk dengan isi tarian, serta iringan
karawitan” (Iyus R, 2008:11). Karawitan yang berfungsi sebagai iringan tari dalam konteks tari
konvensional, yang dimana tertuju pada Intrument Kendang Sunda, yang dimana hal tersebut mampu
mengkomunikasikan/dialog antara bunyi dengan gerak penari (aksentuasi sesuai dengan ritme musik
yang diperagakan gerak, dalam berbagai karakter).

Terlepas dari kolerasi tersebut, semakin berkembangnya Khazanah Seni Pertunjukan Indonesia
Khususnya mengenai kolerasi Seni tari Sunda dan Seni Karawitan Sunda, kita bahas beberapa studi karya
seni pertunjukan yakni perbandingan sajian Karawitan Sunda, yang secara tidak langsung mampu larut
dengan gerak-gerak Tari.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa itu seni tari?
2 Bagaimana sejarah seni tari?
3 Apa saja jenis-jenis seni tari?
4 Apa analisis perbedaan seni tari rampak kendang ISBI dan Korea?
5 Bagaimanakah bentuk tari ISBI dan Korea

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui definisi dari seni tari
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah seni tari
3. Untuk mengetahui jenis – jenis seni tari
4. Untuk mengetahui analisis perbedaan seni tari rampak kendang ISBI dan Korea
5. Untuk mengetahui bagaimana bentuk tari ISBI dan Korea

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 A. Pengertian Seni Tari

Seni Tari adalah ungkapan perasaan jiwa seseorang yang disajikan dengan bentuk dan
gerak tubuh sesorang. Unsur utama tari adalah gerak, Gerak tari adalah serangkaian gerakan
indah dari anggota tubuh yang dapat dinikmati oleh orang lain. Gerak tari diperagakan
berdasarkan ruang, waktu, dan tenaga. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota tubuh
manusia. Unsur-unsur anggota tubuh tersebut di dalam membentuk gerak tari dapat berdiri
sendiri ataupun bersambungan. Gerak dalam tari berfungsi sebagai media untuk
mengkomunikasikan maksut-maksut tertentu dari koreografi.

Menurut Dr Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis
yang indah. Gerakan pada seni tari diiringi dengan musik untuk mengatur gerakan penari dan
menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki geraka berbeda dari gerakan sehari-hari
seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif fan estetis. Agar sebuah tarian
harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota badan.
Unsur-unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri,
bergabung ataupun bersambungan.

Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi.
Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang berhubungan dengan
posisi, tingkatan, dan jangkauan. Posisi berhubungan dengan arah hadap dan arah gerak. Arah
hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak,
contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan
tinggi rens\dahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan
meloncatloncat,. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang
besar atau kecil.

2.2 Sejarah Seni Tari


Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka
perkembangantersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada
masalalu.James R. Brandon (1967), salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal
Eropa,membagi empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia yaitu:1) periode

2
pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100 Masehi (M)2) periode sekitar 100 M
sampai 1000 M masuknya kebudayaan India,3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh
Islam masuk, dan4) periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia II.Pada saat itu, Amerika
Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis menguasai seluruh Asia Tenggara, kecuali
Thailand.Menurut Soedarsono (1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni
pertunjukanIndonesia, menjelaskan bahwa, ³secara garis besar perkembangan seni pertunjukan
Indonesiatradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya besar dari luar
[asing]´.Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka perkembangan seni pertunjukan
tradisional Indonesia secara garis besar terbagi atas periode masa pra pengaruh asing dan masa
pengaruhasing.

Namun apabila ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini,maka
masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara kesatuan.Tentu
saja masing-masing periode telah menampilkan budaya yang berbeda bagi senipertunjukan,
karena kehidupan kesenian sangat tergantung pada masyarakat pendukungnya.Perkembangan
masyarakat dan keseniannya tidak merupakan perkembangan yang terputussatu sama lain,
melainkan saling berkesinambungan. Edi Sedyawati (1981: 112-118)menggambarkan secara
vertikal perkembangan tari di Indonesia dalam lima tahapan yaitutahap:1. kehidupan yang
terpencil dalam wilayah-wilayah etnik,2. masuknya pengaruh-pengaruh luar sebagai unsur
asing,3. penembusan secara sengaja atas batas-batas kesukuan [etnik],4. gagasan mengenai
perkembangan tari untuk taraf nasional,5. kedewasaan baru yang ditandai oleh pencarian nilai-
nilai.Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan tersebut,
bahkandalam wilayah-wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan pertama.

2.3 Jenis-jenis Tari

a. Rumpun Tari Wayang,


b. Rumpun Tari Topeng,
c. Rumpun Tari Keurseus,
d. Rumpun Tari Rakyat, dan
e. Rumpun Tari Tjetje Somantri

2.4 Analisis Perbedaan Seni Tari Rampak Kendang Isbi Dan Korea

a. Rampak Kendang ISBI

Rampak Kendang  atau Rampak Gendang  adalah salah satu kesenian tradisional


masyarakat Sunda di Jawa Barat. Rampak kendang terdiri dari dua suku kata yaitu, ‘Rampak’
dan ‘Kendang’. Rampak berasal dari bahasa sunda yang memiliki pengertian serempak atau
secara bersama-sama sedangkan Kendang atau Kendang Sunda adalah instrumen dalam gamelan
degung. Sehingga, Rampak kendang adalah pertunjukan kendang yang dilakukan secara
bersama-sama. Belakangan pertunjukkan Rampak Gendang sering dikolaborasikan dengan
kesenian yang lain, seperti tari Jaipong atau dijadikan sebagai pengiring lagu pop. Namun,
belakangan ini Rampak Gendang bahkan dipadukan dengan gamelan Jawa, sehingga
menghasilkan sebuah pertunjukkan Rampak Gendang yang berbeda dari biasanya. Kendang
berasal dari kata “ke” dan “ndang” yang artinya cepat, sesuai dengan fungsinya sebagai pengatur
tempo untuk mempercepat atau memperlambat irama gamelan, kecuali gamelan degung. Dalam

3
bahasa Jawa kendang biasa disebut gendang. Ada tiga jenis gendang Sunda berdasarkan bentuk
dan ukurannya, yaitu (1) Gendang Gede atau Gendang Indung, biasa digunakan dalam pencak
silat; (2) Gendang Gending atau Gendang Sedeng, antara lain digunakan dalam kliningan atau
klenengan wayangan dan kacapian; (3) Gendang Klanter atau Kulanter yang berukuran kecil, di
Jawa dikenal dengan nama Ketipung/Tipung. Klanter atau kulanter berperan untuk menambah
variasi tabuhan Gendang Sedeng.

Pada Rampak Gendang Pencak ditambahkan dua buah alat musik melodi untuk memperkaya
bunyi, yaitu suling khas Sunda dan gong sebagai pemandu ketukannya. Pemain gendang harus
dapat menguasai gerakan-gerakan silat agar dapat selaras antara musik dan gerak atraktif yang
ditampilkan. Kekuatan pertunjukan rampak gendang selain keselarasan dan kekompakan dalam
bermain gendang adalah gerak atraktif dari para pemain musiknya itu sendiri yang seringkali
membuat takjub, misal ‘adegan’ saling melempar kulanter atau berjalan memutar tetapi dapat
dengan cepat menempati posisi semula untuk kembali memukul gendang.

Pertunjukan rampak gendang saat ini kerap dikolaborasikan dengan gamelan Jawa dan alat
musik modern. Perpaduan ketiganya menghasilkan sebuah pertunjukan yang berbeda dengan
irama yang lebih energik dan gerak atraktif. Dalam pementasan, formasi pemain rampak
gendang berada di barisan paling depan yang masing-masing memegang satu gendang gede atau
gendang indung, dan dua gendang kulanter. Pakaian yang dikenakan khas Sunda lengkap dengan
ikat kepala (udeng) dari kain. Pemain gendang atau kendang minimal ada lima orang. Para
pengrawit atau pemain karawitan (gamelan) berada di belakang atau di samping pemain
gendang. Pengrawit memakai baju takwa, lengkap dengan sinjang dan udeng (ikat kepala). Aba-
aba gending dari para pengrawit akan memulai aksi pemain gendang untuk memainkan
komposisi lagu tetabuhan secara bersama-sama. Bukan hanya memainkan gendang sambil duduk
diam di tempat dan menghasilkan alunan musik tepuk yang cantik dengan telapak tangan, tetapi
para pemain gendang juga bergerak secara atraktif bersama-sama menggunakan tangan, kepala,
serta badannya sambil tetap sesekali memainkan gendang. Gerakannya menghentak dan tampak
energik. Tidak jarang mereka serentak berteriak saat melakukan atraksi atau diam secara tiba-
tiba dalam waktu yang bersamaan.

Ada juga pertunjukan rampak gendang yang berkolaborasi dengan alat musik modern (drum
set, piano, gitar). Gendang indung tidak dimainkan dengan cara ditepuk atau dipukul
menggunakan telapak tangan seperti biasanya melainkan dengan alat semacam stick drum,
begitu juga dengan kulanter. Posisi gendang dan pemain sama-sama berdiri, sehingga pemain
lebih leluasa melakukan atraksi saat memainkan gendang. Jumlah pemain minimal tiga atau
empat orang. Uniknya, pertunjukan Rampak Gendang dibawakan oleh perempuan seluruhnya,
padahal untuk memukul gendang sambil menampilkan gerak atraktif tentunya membutuhkan
energi yang tidak sedikit. Tantangan terbesarnya adalah mengatur nafas dan kekuatan untuk
memukul gendang agar suara yang dihasilkan tetap stabil dari awal hingga akhir. Rampak
Gendang juga sering dikolaborasikan dengan kesenian lain semisal tari Jaipong, pentas musik
dangdut, atau permainan drum band.

Rampak Gendang biasanya digelar untuk mengisi berbagai acara, baik di dalam ruangan
maupun di panggung khusus, dengan lama pertunjukan bergantung pada alokasi waktu yang
disediakan. Biasanya antara 3-15 menit. Pada saat kunjungan tamu negara kesenian Rampak
Gendang juga sering ditampilkan, seperti ketika Raja Salman berkunjung ke Istana Bogor yang

4
disambut dengan tari Saman dan Rampak Gendang. Bagi masyarakat Sunda, rampak gendang
merupakan representasi dari sebuah kebersahajaan yang kaya akan nilai-nilai filosofis,
mencerminkan masyarakat Sunda yang guyub serta harmonis, berlandaskan sikap kebersamaan
atau gotong-royong dan keceriaan.

b. Rampak Kendang Korea/ Tarian Seungmu (僧舞; 승무)

Rampak kendang di Korea hampir sama dengan rampak kendang di ISBI, namun ada
beberapa hal yang membuatnya berbeda pertama dari sejarah, nama tariannya, pakaiannya,
instrument music sampai dengan alat dan sebagainya.
Seungmu (僧舞; 승무) adalah sebuah tarian tradisional Korea yang awalnya ditarikan oleh
biksu. Tarian ini dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan
nomor 27 pada tahun 1969. Asal usul tari ini adalah Beopgo-chum (tari memukul beduk) pada
masa Dinasti Joseon (1392-1910). Pada perkembangannya beopgo-chum dikembangkan oleh
gisaeng menjadi seungmu yang dikenal sekarang ini
Tari ini diiringi oleh permainan musik Buddhis dengan 8 buah repertoar, yaitu yeombul,
dodeuri, taryeong, jajin taryeong, gutgeori, dwit gutgeori, gujeong nori, dan saesanjo.
Banyak orang Korea menganggap bahwa Seungmu adalah salah satu tarian rakyat yang
paling indah dan rumit gerakannya. Keindahan tarian ini terlihat dari gerakan gemulai sang
penari yang menggunakan selendang putih panjang dan kemudian memukul beduk.Ekspresi
wajah berbeda-beda pada setiap bagian. Penari Seungmu memakai tudung putih yang disebut
gokkal dengan lengan baju yang panjang yang disebut gasa

2.5 Bagaimana Bentuk Seni Tari Rampak Kendang ISBI dan Korea

1. Rampak Kendang ISBI

2. Rampak Kendang Korea/ Tarian Seungmu (僧舞; 승무)

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peranan seni tari untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia adalah dengan melalui
stimulan individu, social dan komunikasi. Dengan demikian tari dalam memenuhi kebutuhan
individu dan social merupakan alat yang digunakan untuk penyampaian ekspresi jiwa dalam
kaitannya dengan kepentingan lingkungan. Oleh karena itu tari dapat berperan sebagai pemujaan,
sarana komunikasi, dan pernyataan batin manusia dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak.

3.2 Saran

Kita sebagai generasi muda sudah saatnya kita melestarikan kesenian tari tradisional. Kita
seharusnya perkenalkan dulu pada anak kita tentang kesenian tari tradisional walaupun di zaman
globalisasi saat ini. Karena pada usia dini, karena kesenian tari tradisional ini sangat
membutuhkan generasi untuk meneruskan jejak para senior yang ahli dalam bidang kesenian dan
amat angat penting kesenian tari ini diwariskan langsung pada anak cucu kita nanti sebagai jati
diri Negara dengan berbagai kebudayaan seni

6
DAFTAR PUSTAKA

https://dozenkk.blogspot.com/?m=1

Gooblog, Ben. 2014. Makalah Seni Budaya Seni Tari. http://goobloggua.blogspot.co.id

Golda, Agria. 2013.

Materi Kuliah Prodi PGSD Seni Tari. http://agriavegetary.blogspot.co.id Diakses pada


tanggal 16 Januari 2015

http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/rampak-gendang--seni-pertunjukan?lang=id

https://brainly.co.id/tugas/25583153

Anda mungkin juga menyukai