KELOMPOK 3
Setelah melewati ke dalam mata melalui pupil, cahaya melewati lensa. Lensa
mata bagian yang jernih, struktur melengkung. Seiring dengan kornea, lensa
membantu memfokuskan cahaya di belakang mata. Hal ini dapat digambarkan
seperti di bawah ini (Gambar di bawah).
Lensa harus membelokkan cahaya dari benda yang letaknya dekat lebih dari
lengkungan cahaya dari benda yang letaknya jauh. Lensa akan mengubah
bentuk untuk membelokkan cahaya dengan jumlah yang tepat sehingga dapat
menampilakn benda-benda dalam keadaan fokus.
Ketika cahaya menyentuh rod dan cone, hal itu menyebabkan perubahan
kimiawi. Perubahan kimiawi akan memulai impuls pada saraf. Impuls dari
saraf ke otak akan melalui saraf optik.
Otak akan mengolah masuk dari impuls saraf dan memberitahu Anda apa yang
Anda lihat.
2. Kacamata
Cara kerja dari kacamata adalah Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh
sistem lensa dan kornea pada retina lalu diteruskan ke lapisan serat saraf. Retina
berisi struktur indra cahaya yang sangat halus serta berfungsi untuk menerima dan
memancarkan informasi di sepanjang saraf optik. Bentuk lensa kristal dapat
dipengaruhi oleh otot siliari. Apabila mata difokuskan pada benda yang jauh otot
akan mengendur dan lensa berada pada jarak fokus yang maksimum terhadap
retina. Apabila benda didekatkan, otot siliari akan meningkatkan kelengkungan
lensa sehingga jarak fokus ke retina berkurang. Kemampuan menebal dan
menipisnya lensa mata disebut dengan daya akomodasi yang di sebabkan oleh otot
akomodasi mata. Hal ini sesuai dengan Tipler (1991).
Jika benda terlalu jauh, kemampuan lensa untuk menangkap bayangan
berkurang sehingga cahaya yang masuk tidak sampai ke retina. Namun,
bayangannya jatuh tepat di depan retina. Kelainan yang semacam ini disebut
rabun jauh ( miopi ) yaitu kecendrungan seseorang melihat dekat karena tidak
dapat melihat yang jauh (Tipler 1991). Rabun jauh dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa cekung (-) yang bersifat mengumpulkan cahaya.
Dengan demikian, bayangan yang jatuh di depan retina dapat diteruskan oleh
lensa cekung sehingga dapat jatuh tepat di retina (Giancoli, 1991).
Jika benda terlalu dekat, kemampuan lensa untuk menangkap bayangan
berkurang sehingga bayangan jatuh di belakang retina (Tipler 1991). Kelainan ini
disebut juga rabun dekat ( hypermetropi ) yaitu kecendrungan seseorang melihat
benda yang jauh karena tidak dapat melihat benda yang terlalu dekat. Rabun dekat
dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa cembung (+) yang
bersifat menyebarkan cahaya. Dengan demikian, bayangan yang jatuh di belakang
retina dapat di sebarkan oleh lensa cembung sehingga bayangan jatuh tepat di
retina (Giancoli 2001).
Kelainan mata lainnya adalah astigmatisme . Kelainan ini disebabkan oleh
bentuk kornea yang tidak bulat lagi tetapi memiliki kelengkungan pembiasaan
kornea yang berbeda pada satu bidang dan bidang yang lainnya. Hal ini
menyebabkan kekaburan bayangan benda yang berupa titik menjadi garis pendek
(Pedrotti F & Pedrotti S 1993). Astigmatisme dapat diperbaiki dengan lensa
silindris.
3. Kamera
Permukaan kaca pembesar melengkung dan agak tebal di tengah. Hal ini
membuat cahaya membelok sebelum mencapai mata kita, sehingga benda-benda
di bawah kaca pembesar tampak lebih besar.
Kaca pembesar adalah lensa dengan cembung ganda, artinya kedua
permukaannya melengkung dan menonjol hingga bagian tengahnya lebih tebal.
Karena cahaya berjalan lebih lambat melalui kaca daripada melalui udara, maka
cahaya membelok saat masuk dan keluar dari kaca. Lengkungan kaca
membelokkan berkas cahaya ke berbagai arah hingga bertemu di pusat
penglihatan. Posisi benda terhadap pusat penglihatan akan mempengaruhi ukuran
penglihatan dan apakah benda itu tampak tegak lurus atau terbalik
5. Teleskop
A. Teropong Panggung
C. Teropong Bumi