Anda di halaman 1dari 13

MEREFLEKSIKAN KONSEP FILSAFAT PENDIDIKAN YANG

RELEVAN DENGAN KONDISI INDONESIA


Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Desvian Bandarsyah, M.Pd


Asisten Dosen : Ahmad Ruslan, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Rizka Sulistya Kusumaningrum (1801025084)


2. Thia Monica (1801025198)
3. Nur Hasanah Bustami (1801025457)
4. Najwa Rini Hastari (1801025525)

KELAS 7E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyanyang dan Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kami
Kesehatan, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul Merefleksikan Konsep
Filsafat Pendidikan yang Relevan dengan Kondisi Indonesia dengan lancar dan tepat pada
waktunya.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata
kuliah Filsafat Pendidikan, sekaligus untuk menambah wawasan bagi kami penulis dan
para pembaca. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca. Kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami meminta kritik dan saran yang membangun atas kesalahan dan kekurangan
yang ada dalam makalah ini dengan harapan penyajian pada waktu mendatang akan lebih
baik.

Jakarta, 23 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Filsafat Pendidikan..........................................................................................................3
B. Relevansi Pendidikan......................................................................................................3
C. Permasalahan Pendidikan Indonesia yang Masih Tertinggal..........................................4
D. Konsep Filsafat Pendidikan dengan Kondisi Indonesia..................................................6
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat dalam bahasa terbagi menjadi dua Filsafat (Philosophy) berasal dari kata
Philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Sedangkan filsafat pendidikan merupakan
ilmu atau study yang membahasa masalah-masalah pada pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan: bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan
kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan,
sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidikan. Oleh karena bersifat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari
suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.(Sugiarta et al., 2019)
Hakikatnya pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia, karena pendidikan sendiri adalah media dalam membina kepribadian dan
mengembangkan potensi yang dimiliki manusia. Kualitas manusia sebagai makhluk
multi dimensional sangat ditentukan oleh proses pendidikannya. Hal ini berarti bahwa
proses yang baik dan benar akan berimplikasi secara signifikan terhadap kualitas
outputnya. Secara alami pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi
manusia.
Para pendidik harus memahami dengan betul bahwa Negara Indonesia ini terbentuk
tidak hanya oleh satu golongan saja, akan tetapi terbentuk atas berbagai suku, golongan,
ras dan pemeluk agama yang masing-masing kelompok memiliki perbedaan dalam hal
pandangan dan keyakinan dalam bermasyarakat. Akan tetapi dengan pendidikan yang
diberikan kepada masyarakat, hal ini mampu menciptakan satu keadaan atau satu kondisi
yang dapat membentuk satu harmoni bermasyarakat dalam satu naungan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika sehingga mereka memahami bahwa perbedaanlah yang
menciptakan negara ini. Proses pendidikan di sekolah sejatinya adalah bagaimana
mengantarkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik serta dapat
berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya.
Ki Hadjar Dewantara (1977: 3) menyatakan bahwa pengaruh pendidikan pada
umumnya mampu memerdekakan manusia atas hidupnya secara lahir, sedangkan
1
merdekanya hidup secara batin terdapat dalam pendidikan. Manusia merdeka adalah
manusia yang hidupnya baik lahir maupun batin tidak tergantung pada orang lain akan
tetapi bersandar atas kekuatan yang dia miliki. (Wardhana et al., 2020)

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan relevansi pendidikan ?
3. Mengapa pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain ?
4. Bagaimana merefleksikan konsep filsafat pendidikan dengan kondisi Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai relevansi pendidikan.
3. Untuk mengetahui alasan pendidikan Indonesia masih tertinggal.
4. Untuk mengetahui konsep filsafat pendidikan yang sesuai dengan kondisi Indonesia.

D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa ilmu
pengetahuan tentang Merefleksikan Konsep Filsafat Penidikan yang Relevan dengan
Kondisi Indonesia yang nantinya akan berguna untuk kami dan pembaca sebagai calon
guru dan dapat menerapkannya ketika sudah terjun langsung dilapangan kelak.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Pendidikan
Menurut Poedjawijatna kata filsafat berasal dari Bahasa arab yang berhubungan
dengan Bahasa Yunani philoshopia yang terdiri philo yang artinya cinta yang arti luas,
yaitu ingin mencapai sesuatu yang diinginakan dan shopia yang artinya kebijakan yang
arti luas, yaitu pengertian yang mendalam. Maka dari itu filsafat bisa diartikan cinta
kebijaksanaan.(Djamaluddin, 2014).
Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting pada menghasilkan jati diri dan
pengetahuan siswa. Pendidikan sendiri ialah garda terdepan pada pembentukan warga
yang berkualitas serta berintegritas tinggi. Dan karena itu, kualitas dan kuantitas
pendidikan wajib dikelola menggunakan baik yang kedepannya bisa mensugesti kualitas
masyarakat yg nantinya akan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan negara.
(Wardhana et al., 2020).
Filsafat pendidikan, secara harfiah mengandung substansi filsafat dan pendidikan.
Filsafat (Philosophy) berasal dari kata Philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan) bahasa
Yunani yang menjadi asal muasal kata dari filosofi atau filsafat. Filosofi berarti cinta akan
kebijaksanaan. Filosofi dikatakan sebagai ilmu yang menjadi dasar dari seluruh ilmu yang
menjadi panutan manusia.Tanpa adanya sebuah filosofi maka ilmu yang lain tidak akan
berkembang. Filosofi dapat berguna untuk mengentaskan manusia dari kehilangan jati
diri yang memiliki sebuah tujuan. (Sugiarta et al., 2019).

B. Relevansi Pendidikan
Relevansi adalah komponen tertinggi untuk menentukan esksistensi lembaga
pendidikan yang bersangkutan. Akan dikatakan berhasil suatu lembaga jika seluruhnya
atau sebagian besar lulusannya dapat diterima oleh dunia kerja yang sesuai dalam bidang
dan peringkatnya. Pada relevansi program pendidikan terdapat beberapa unsur, yaitu :
tujuan, input, proses, keluaran dan dampak. Relevansi pendidikan sangat berhubungan
dengan mata pelajaran yang bermanfaat atau mendukung lulusan memperoleh pekerjaan
yang baik. (Bagio, 2019).
Relevansi pendidikan adalah kesesuaian antara pendidikan menggunakan
perkembangan di rakyat. contohnya: forum pendidikan tidak dapat mencetak lulusan yg
siap pakai, karena tidak adanya kesesuaian antara hasil (lulusan) pendidikan
3
menggunakan tuntutan perkembangan ekonomi. dilema relevansi ini di prinsipnya
relative fundamental. pada kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan hasil pendidikan yang
sesuai menggunakan tuntutan rakyat terutama dalam hubungannya dengan persiapan
kerja. Upaya peningkatan relevansi dalam sistem pendidikan bertujuan agar hasil
pendidikan sinkron menggunakan kebutuhan siswa, dalam artian proses pendidikan bisa
memberikan akibat pemenuhan kebutuhan siswa, baik kebutuhan kerja, kehidupan
dimasyarakat, serta melanjutkan kejenjang yg lebih tinggi. (Mustafiyanti, 2021).
Relevansi pendidikan bisa dilihat dari input-proses-output. Masukan (input) dalam
komposisi tertentu yang diproses dengan metode tertentu akan menghasilkan dua macam
hasil, yaitu hasil jangka panjang dan hasil jangka pendek.
1. Input pendidikan terdiri dari kurikulum, siswa, guru, sarana prasarana, dana dan
masukan
2. Proses pendidikan terdiri dari seluruh proses pembelajaran
3. Hasil pendidikan terdiri dari kemampuan peserta didik, yang dapat diukur dengan
adanya prestasi belajar siswa
4. Hasil jangka panjang terdiri dari peningkatan mutu lulusan, yang dapat dilihat antara
lain melalui jumlah lulusan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya dan
jumlah lulusan yang dapat bekerja. Maka dari itu, mutu input dan mutu proses yaitu
faktor penentu mutu hasil, baik yang berupa hasil jangka pendek maupun hasil jangka
panjang. [ CITATION Tub20 \l 1033 ].

C. Permasalahan Pendidikan Indonesia yang Masih Tertinggal


Perkembangan pendidikan tidak akan terlepas dari situasi yang kritis. Hal ini
ditimbulkan sebab pendidikan menjadi suatu lembaga sosial yg cenderung
mempertahankan nilai-nilai yang diemban oleh warga yg memilikinya, sedangkan proses
perubahan terus berjalan pada sekitar forum itu. Sifat kedaerahan dan konservatif
lembaga pendidikan menggunakan sendirinya jauh ketinggalan dari arus proses
pembangunan pada manapun jua di muka bumi ini. Pada dunia pendidikan mengalami
empat krisis pokok : kualitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme, dan manajemen.
[ CITATION HAR08 \p 150 \l 1057 ].

4
1. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan di Indonesia masih dikategorikan rendah jika
dibandingkan dengan negara berkembang lain di ASEAN seperti Malaysia, Thailand
dan Filipina. Kualitas pendidikan memiliki arti bahwa lulusan pendidikan mempunyai
kemampuan yang sesuai sehingga bisa menyampaikan kontribusi yang tinggi bagi
pembangunan, terutama dipengaruhi oleh proses belajar mengajar dari tenaga
pendidik memegang peranan yang penting. Tenaga pendidik adalah kreator proses
belajar mengajar, ialah orang yang akan berbagi suasana bebas bagi peserta didik
untuk mempelajari sesuatu yang menarik dan mampu mengekspresikan ide dan
kretivitasnya pada norma yang ditegakkan secara konsisten. (Krismiyati, 2017).
2. Relevansi Pendidikan
Relevansi pendidikan yang dimaksud adalah kesesuaian hasil pendidikan
(output) dengan kebutuhan dunia kerja. Relevansi pendidikan di Indonesia masih
mengalami permasalahan karena lulusan pendidikan yang dihasilkan pendidikan
hanya dipersiapkan untuk memiliki bekal kemampuan akademik, sedangkan yang
dibutuhkan di dunia kerja adalah lulusan relevan yang memiliki keterampilan/ skill.
Tidak relevannya pendidikan kita bukan hanya karena kesenjangan antara
"penawaran" sistem pendidikan dan "permintaan" energi di berbagai sektor ekonomi,
tetapi juga karena isi mata kuliah tidak sesuai dengan perkembangan ekonomi atau
ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. [ CITATION UUm10 \p 112 \l
1057 ].
3. Elitisme Pendidikan
Elitisme pendidikan adalah kecenderungan penyelenggaraan pendidikan yang
menguntungkan terhadap suatu kelompok. Dalam praktik di lapangan, elitisme
pendidikan dapat dilihat dari jenjang pendidikan Sekolah sebagai lembaga pendidikan
bersifat inklusif, hanya dapat diakses dan diperuntukkan bagi golongan masyarakat
tertentu. Contoh bentuk elitisme pendidikan adalah : a) muncul sekolah berlabel
standar nasional dan internasional, b) munculnya sekolah inklusif seperti home
schooling, c) sekolah yayasan/ golongan tertentu yang hanya diperuntukkan satu
golongan, d) Biaya masuk pendidikan tinggi yang masih tinggi, e) sudah mulai
muncul sekolah kalangan ekonomi kelas atas. [ CITATION Nug11 \p 137 \l 1057 ].
4. Manajemen Pendidikan
Sistem manajemen pendidikan adalah sistem tata kelola pendidikan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan secarasistematis, taat
5
azaz dan konsisten. Pendidikan di Indonesia belum dikelola dengan baik sehingga
berdampak pada proses pendidikan secara keseluruhan. Permasalahan yang terjadi
dalam sistem manajemen pendidikan di Indonesia antara lain: a) perencanaan
kebijakan awal yang belum tepat, b) pelaksanaan sistem pendidikan yang belum
maksimal, c) pengawasan pelaksanaan pendidikan yang tidak berjalan baik, d)
pemberian “reward” dan “punishment” yang masih subyektif, e) kurangnya model
keteladanan/ karakter pemangku kebijakan pendidikan dan sosialisasi peraturan, f)
dasar hukum dan kebijakan yang belum diterapkan dengan baik. [ CITATION
Nur07 \p 24 \l 1057 ].

D. Konsep Filsafat Pendidikan dengan Kondisi Indonesia


UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
mengatakan tentang pengertian pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. (Amka, 2014).
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan
kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak
didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan berbeda-
bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa tersebut dalam
struktur pendidikan. Metode pendidikan harus mengandung nilai-nilai instrinsik dan
ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat direalisasikan
dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya terpaku pada salah satu pihak
semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam pendidikan. Kedudukan guru
dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh keduanya sehingga dapat menjalankan
peranannya masing-masing dengan baik. (Amka, 2014).
Filsafat pancasila sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan Indonesia. Pancasila
sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan
secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat,
karena Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh
6
the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan
cara deduktif dan induktif.
1) Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.
2) Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat,
merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas
tentang filsafat nilai Pancasila. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan
nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis.
1) Nilai Dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat mutlak,
sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan,
dan nilai keadilan.
2) Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara.
3) Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Nilai
ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat. [ CITATION Nur18 \l 1033 ].
Filsafat pendidikan Indonesia berakar pada nilai-nilai budaya yang terkandung
pada Pancasila. Nilai Pancasila tersebut harus ditanamkan pada peserta didik melalui
penyelenggaraan pendidikan nasional dalam semua level dan jenis pendidikan. Ada dua
pandangan yang menurut [CITATION Jum04 \l 1033 ], perlu dipertimbangkan dalam
menetukan landasan filosofis dalam pendidikan Indonesia. Pertama, pandangan tentang
manusia Indonesia. Filosofis pendidikan nasional memandang bahwa manusia Indonesia
sebagai :
a. makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya;
b. makhluk individu dengan segala hak dan kewajibannya;
c. makhluk sosial dengan segala tanggung jawab hidup dalam masyarakat yang
pluralistik, baik dari segi lingkungan sosial budaya, lingkungan hidup, dan segi
kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di tengah-tengah masyarakat global
7
yang senantiasa berkembang dengan segala tantangannya. (Semadi, 2019).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting pada menghasilkan jati diri dan
pengetahuan siswa. Pendidikan sendiri ialah garda terdepan pada pembentukan warga
yang berkualitas serta berintegritas tinggi. Relevansi pendidikan adalah kesesuaian antara
pendidikan menggunakan perkembangan di rakyat.
Perkembangan pendidikan tidak akan terlepas dari situasi yang kritis. Pada dunia
pendidikan mengalami empat krisis pokok : kualitas pendidikan, relevansi atau efisiensi
eksternal pendidikan, elitisme pendidikan, dan manajemen pendidikan. Filsafat sebagai
teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan kurikulum, metode, tujuan,
serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak didiknya. Filsafat pancasila
sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan Indonesia. Pancasila sebagai filsafat
mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila. Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan
nilai, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, serta nilai praktis.

B. Saran
Penulis menyarankan agar dengan makalah ini, pembaca khususnya mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami refleksi konsep filsafat pendidikan yang relevan dengan
kondisi Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amka. (2014). Filsafat Pendidikan. In Istiqra’: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam (Vol.
1, Issue 2).
Bagio, C. A. (2019). Relevansi Kompetensi Lulusan D3 Teknik Sipil Universitas Negeri
Yogyakarta Dengan Kebutuhan Industri Jasa Konstruksi. 9–37.
Djamaluddin, A. (2014). Filsafat Pendidikan. Istiqra’: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran
Islam, 1(2), 135.
Krismiyati, K. (2017). Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan di SD Negeri Inpres Angkasa Biak. Jurnal Office, 3(1), 43.
https://doi.org/10.26858/jo.v3i1.3459
Mustafiyanti, M. (2021). Relevansi Pendidikan Islam Dengan Perkembangan Sosial,
Ekonomi, Budaya Dan Iptek Serta Pro-Kontra Efisiensi Pendidikan. Jurnal TAUJIH,
14(01), 34–58. https://doi.org/10.53649/jutau.v14i01.304
Semadi, Y. P. (2019). Filsafat Pancasila Dalam Pendidikan Di Indonesia Menuju Bangsa
Berkarakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 2(2), 82. https://doi.org/10.23887/jfi.v2i2.21286
Sugiarta, I. M., Mardana, I. B. P., Adiarta, A., & Artanayasa, W. (2019). Filsafat Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia, 2(3), 124.
https://doi.org/10.23887/jfi.v2i3.22187
Wardhana, I. P., S, L. A., & Pratiwi, V. U. (2020). Konsep Pendidikan Taman Siswa sebagai
Dasar Kebijakan Pendidikan Nasional Merdeka Belajar di Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional, 232–242.
Ariansyah, T. F. (2020). Merefleksikan Konsep Filsafat Pendidikan. Palembang: UIN Raden
Fatah Palembang.
Jumali, & dkk. (2004). Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Nurfarhanah. (2018). FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA II. Padang: Universitas
Negeri Padang.
Nugroho, E. (2011). Pendidikan dan Problematika. Semarang: Lontar Media.
Nurdin, D. (2007). Manajemen Pendidikan. Jakarta: IMTIMA.
Tilaar, H. (2008). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Umar, U. (2010). Kualitas dan Kedala Pendidikan. Jakarta: Kemendiknas

iii

Anda mungkin juga menyukai