Anda di halaman 1dari 11

TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN

KOGNITIF DAN LANDASAN


FILOSOFIS

Kelompok 4
 Wahidatul Khotimah (A1j118001)
 Hafifah (A1j118002)
 Nurhasni (A1j118008)
 Nanda Oktaviani Dwika M (A1j118010)
Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Dan
Landasan Filosofis

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif


Menurut teori kognitif, belajar merupakan suatu
proses atau aktifitas mental yang terjadi dalam
akal pikiran manusia. Jadi, belajar adalah suatu
proses kegiatan yang melibatkan aktivitas mental
yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari
proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan, dan sikap yang bersifat relatif dan
berbekas.
B. Landasan Filosofis Teori Belajar Menurut Pandangan Kognitif
1. Teori Kognitif Jean Piaget (teori perkembangan kognitif)

Jean Piaget (1896-1980) adalah psikolog


perkembangan dari Swiss yang tertarik
dengan pertumbuhan kapasitas kognitif
manusia. Menurutnya perkembangan
kognitif adalah hasil gabungan dari
kedewasaan otak dan sistem saraf, serta
adaptasi pada lingkungan kita.
Menurut Piaget (Uno,
2006:10-11) dalam
Mohamad Thobroni, salah
seorang penganut kognitif
yang kuat, proses belajar
1) asimilasi, sebenarnya terjadi dari tiga
2) akomodasi, dan tahapan, yaitu
3) ekuilibrasi (penyeimbang).
LANJUTANNYA . . .
Adapun tahapan-tahapan perkembangan anak sebagai berikut:
a. Sensory Motor Stage (0-2 tahun)
b. Pra-Operational Stage (2-7 tahun)
c. Concrete Operational Stage (7-11 tahun)
d. Formal Operational Stage (11-15 tahun)

2. Lev Vygotsky (teori perkembangan kognitif sosial)


Menurut Vygotsky, fungsi mental memiliki hubungan sosial.
Istilah-istilah yang dikemukakan oleh Vygotsky antara lain:
a. Bahasa dan Pikiran
b. Zona perkembangan proksimal (Zone of Proximal Development)
c. Scaffolding
3. Albert Bandura (teori kognitif sosial melalui belajar
pengamatan)

Teori Bandura menyatakan bahwa faktor-faktor sosial


dan kognitif serta perilaku berperan penting dalam
pembelajaran. Faktor kognitif meliputi harapan
peserta didik untuk berhasil, faktor sosial meliputi
pengamatan peserta didik terhadap perilaku orang
lain.
4. Jerome Bruner ( discovery learning )

Teori belajar discovery


learning yaitu dimana peserta
didik mengorganisir bahan
yang dipelajari dengan suatu
bentuk akhir. Bruner melihat
perkembangan kognitif
manusia berkaitan dengan 1. Tahap inaktif,
kebudayaan. Bagi Bruner, 2. Tahap ikonik,
perkembangan positif 3. Tahap simbolik
seseorang dipengaruhi oleh
kebudayaan, terutama bahasa
yang digunakan.
Perkembangan kognitif
menurut Burner terjadi pada
3 tahap, yaitu:
5. Teori David Ausubel (Belajar Bermakna)

Hal ini berarti bahwa


pembelajaran bermakna
Menurut Ausubel dalam merupakan suatu proses yang
buku karya Drs. dikaitkan dengan informasi baru
Bambang Warsita bahwa pada konsep-konsep relevan yang
“belajar haruslah terdapat dalam struktur kognitif
bermakna, materi yang peserta didik. Dimana Proses
dipelajari diasimilasi belajar tidak sekedar menghafal
secara nonarbitrer dan konsep-konsep atau fakta-fakta
berhubungan dengan saja, tetapi merupakan kegiatan
pengetahuan yang yang menghubungkan konsep-
dimiliki konsep untuk menghasilkan
sebelumnya”(2008:72). pemahaman yang utuh sehingga
konsep yang dipelajari akan
dipahami secara baik dan tidak
mudah dilupakan.
6. Teori Belajar menurut Gagné

Menurut Robert M. Gagné belajar


adalah seperangkat proses kognitif
yang mengubah sifat stimulasi
lingkungan, melewati pengolahan
informasi, dan menjadi kapabilitas
baru (Syaiful, 2007:17). Menurut a. persiapan untuk belajar
Gagné ada tiga tahap dalam dengan melakukan tindakan
belajar, yaitu: mengarahkan perhatian.
b. pemerolehan dan unjuk
perbuatan untuk pembangkitan
kembali, respon dan penguatan.
c. alih belajar yaitu pengisyaratan
untuk memberlakukan secara
umum.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif

1. Kelebihan Teori belajar kognitif


• Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memecahkan masalah (problem solving).
• Dapat meningkatkan motivasI.
• Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
• Membantu siswa memahami bahan belajar secara
lebih mudah.
• Memudahkan kita dalam memilih materi sesuai
perkembangan atau usia seorang individu.
LANJUTANNYA . . .

2. Kekurangan Teori Kognitif:


• Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.
• Sulit dipraktikkan khususnya di tingkat lanjut.
• Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada
kemampuan ingatan peserta didik, dan kemampuan
ingatan masing-masing peserta didik, sehingga kelemahan
yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua
peserta didik itu mempunyai kemampuan daya ingat yang
sama dan tidak dibeda-bedakan.
• Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode
kognitif tanpa adanya metode pembelajaran lain maka
peserta didik akan kesulitan dalam praktek kegiatan atau
materi.

Anda mungkin juga menyukai