Anda di halaman 1dari 8

Concept Formation

By :
 Eny Noviyanti (200100207)
 Kurnia Rahmad Dhani
(200100332)
Concept Formation

Pembentukan konsep adalah proses dimana seseorang belajar


untuk menyortir
pengalaman-pengalaman khusus ke dalam suatu aturan atau
kelas general.
Dimana seseorang mengabstraksikan ide
umum dari satu atau lebih contoh tertentu dan mempelajari ciri-
ciri atau kombinasi ciri-ciri
yang menjadi ciri suatu kelas (misalnya, yang menggambarkan
burung) atau yang diperlukan
dan cukup untuk mengidentifikasi anggota suatu
Tipe Formasi Konsep

Pengalaman langsung: ini


adalah bentuk pertama dari
pembentukan konsep
1
3
Konsep-konsep yang keliru:
konsep atau gagasan umum
yang kita miliki tentang
benda-benda, orang atau

2
peristiwa, tidak selalu memadai
Pengalaman tidak langsung: dan akurat. Anak-anak kecil
di sini si pelajar memiliki
mengembangkan konsep begitu banyak konsep yang
melalui cukup keliru dan tidak
memadai.
gambar, foto, dan membaca
uraian, mendengar dari
orang lain.
Proses pembentukan konsep

Persepsi: pengalaman atau pembelajaran


1
dalam bentuk apa pun adalah titik awal dari
proses pembentukan konsep

3
Generalisasi: setelah
membuat pengamatan
semacam itu dalam bentuk
abstraksi
untuk sejumlah kali anak itu

2
mampu menggeneralisasi
atau membentuk gagasan
umum tentang
sifat-sifat umum beberapa
benda atau peristiwa.
Abstraksi: pikiran menganalisis gambar-gambar
yang dilihat dan mensintesis apa
yang umum bagi semua, mengabaikan apa yang khusus
Formasi Konsep

Anak mengenali seekor sapi hitam pada mulanya dan diberi


tahu bahwa itu adalah sapi, ia berupaya membentuk gagasan
tentang sapi itu. Pada awalnya ide ini
sangat khusus di alam. Kemudian, ketika ia melihat sapi putih
atau merah, ia tidak langsung menyebutnya sapi.
Dia kembali melakukan penyelidikan dan akhirnya ini adalah
sapi. Ia mencoba membandingkan gambaran mental yang khas
tentang sapi yang dianggap sebelumnya dengan
gambaran-gambaran yang ia miliki sekarang, dengan melihat
sapi-sapi putih dan merah
Usia dan Perilaku
Konseptual

Melalui pengamatan klinis, psikolog Swiss Jean Piaget memulai studi yang
cukup besar tentang bagaimana anak-anak belajar tentang konsep-konsep
yang membantu mereka untuk merespons lingkungan fisik mereka. Konsep
setidaknya sama pentingnya sebagaimana dalam perilaku klasifikasi. Piaget
menekankan bahwa anak bayi pertama-tama harus belajar membedakan
antara dirinya dengan lingkungan eksternalnya. Selanjutnya mereka
membentuk pemahaman tentang dunia fisik (misalnya, mengidentifikasi objek
yang jatuh) yang memungkinkan penjelajahan dunia lebih lanjut.
Contoh Kasus : Konsep Diri
Negatif Pada Siswa
Bentuk
karakteristik, faktor-faktor penyebab serta alternatif bantuan yang diberikan kepada
subyek kasus dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) Karakteristik siswi yang memiliki konsep diri negatif; cenderung pendiam
saat di dalam kelas, peka pada kritikan orang lain,
pribadi yang mudah pesimis dalam mengikuti suatu kompetisi. (2) Faktor psikologis
yaitu: (a) pikiran negatif mengenai diri, (b) perasaan subyek kasus yang selalu merasa
tidak enak, (c) emosi, jika subyek kasus dicela oleh teman-temannya. (3) Faktor
fisiologis penyebab paling dominan yaitu pada kekurangan penglihatan subyek kasus
dalam membaca tulisan. (4) Faktor sosiologis yaitu subyek kasus merupakan anak
yang tidak terlalu aktif dalam hubungan sosial dengan teman sekolahnya, cenderung
pendiam dalam berkomunikasi. (5) Bantuan yang diberikan kepada subyek kasus yaitu
dengan dianalisis menggunakan enam langkah; identifikasi kasus, diagnosis,
prognosis, treatment, evaluasi dan tindak lanjut, serta dengan penggunaan model
konseling REBT dengan teknik menyerang rasa malu.
THANK YOU  

Anda mungkin juga menyukai