Anda di halaman 1dari 18

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
Gerakan Literasi Anak sekolah (GELAS)

BIDANG KEGIATAN
PKM-M

DIUSULKAN OLEH:

Ade Agustiena 11409719003

Ahmad Nazmy Aldavin 11409719005

AKPER KESDAM 6 TANJUNGPURA


BANJARMASIN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Gerakan Literasi Anak sekolah(GELAS)

2. Bidang Kegiatan : PKM-M


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ade Agustiena
b. NIM : 11409719003
c. Jurusan : perawat
d. Universitas/Institut/Politeknik : Akper Kesdam 6 tanjungpura
e. Alamat Rumah dan No.Telp/HP : Jl. AMD Komp Buana permai
Rt.24/085252346751
f. Alamat Email : army270397@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP :

6. Biaya Kegiatan Total


a. DIKTI : Rp. 10.190.000
b. Sumber lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Banjarmasin, 18 Desember 2019

Menyetujui,
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan,

Ade Agustiena
NID. NIM. 11409719003

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping,

NID. NID

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA.............................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan.............................................................................................................3
1.4 Luaran.............................................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM................................................................................4
BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................7
4.1 Anggaran Biaya Tabel....................................................................................7
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel...................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Anak sekolah sedang bermain gedget………………...……………3

Gambar 2. Anak sekolah………………………………………………………..4

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Anggaran Biaya.................................................................................... 6

Tabel 2. Jadwal Kegiatan ................................................................................... 7

iv
v
1

Ringkasan

Gerakan Literasi Anak Sekolah (GLS) melalui multiliterasi untuk membaca,


menulis dan berbicara telah memasuki pengembangan dan pembelajaran yang
merupakan kemajuan dari pembiasaan yang telah dilakukan sejak 2016. Dalam
fase pengembangan dan pembelajaran, siswa dapat membuat karya tulis sederhana
seperti dongeng, kisah inspiratif, karya ilmiah, dan teknologi tepat guna yang
ditampilkan pada acara besar seperti pameran dan kompetisi siswa tingkat
provinsi. Bertujuan untuk menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
menumbuhkan karakter siswa untuk menjadi kreatif dan inovatif. Penelitian
dilakukan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB
(UNESCO) pada 2016 terhadap 61 negara di dunia menunjukkan kebiasaan
membaca di Indonesia tergolong sangat rendah. Hasil studi yang dipublikasikan
dengan nama "The World’s Most Literate Nations", menunjukan Indonesia berada
di peringkat ke-60, hanya satu tingkat di atas Botswana. Oleh karena itu,
diharapkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat membantu kader
melalui penyuluhan dan pelatihan guna peningkatan keterampilan kader itu
sendiri, sehingga dapat menghasilkan kader-kader yang berpikir kreatif dan
inovatif serta peduli akan pentingnya penerapan GELAS.

Kata Kunci: literasi, sangat rendah, dan GELAS


2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami
informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam
perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan
zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat
ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah
merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan
politik.

Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya


memaknai literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak
variasi, seperti Literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan
lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis
diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis,
dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau
kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis. Dan
secara etimologis istilah literasi sendiri berasal dari bahasa Latin “literatus” yang
dimana artinya adalah orang yang belajar. Dalam hal ini, literasi sangat
berhubungan dengan proses membaca dan menulis.

Durasi waktu membaca orang Indonesia per hari rata-rata hanya 30-59
menit, kurang dari sejam. Sedangkan, jumlah buku yang ditamatkan per tahun
rata-rata hanya 5-9 buku. Itu hasil penelitian Perpustakaan Nasional tahun 2017.
Kondisi itu, tentu jauh di bawah standar Unesco yang meminta agar waktu
membaca tiap orang 4-6 jam per hari. Itulah salah satu bukti budaya literasi di
Indonesia masih sangat rendah. Angka membaca Indonesia sangat jauh tertinggal.
Sementara masyarakat di negara maju rata-rata menghabiskan waktu membaca 6-
8 jam per hari. Anehnya, orang Indonesia mampu menghabiskan waktu 5,5 jam
sehari untuk bermain gawai atau gadget.

Teknologi boleh makin maju. Tapi itu semua tidak menjamin budaya
literasi di Indonesia makin baik. Orang makin kaya belum tentu makin peduli
pada budaya literasi. Bahkan tidak sediki hari ini oprang pintar yang
meninggalkan kegiatan literasi.  Katanya era digital, era revolusi industri 4.0. Tapi
faktanya, justru banyak orang makin malas membaca, makin malas menulis. Maka
wajar, budaya literasi makin dikebiri. Bahkan hari ini, budaya literasi dianggap
cukup diseminarkan tanpa perlu aksi nyata. Budaya literasi itu budaya membaca
dan menulis. Masyarakat yang lebih gemar membaca dan menulis daripada
berceloteh di media sosial atau menonton TV. Agak sulit menjadikan budaya
literasi sebagai gaya hidup. Karena banyak orang hari ini, lebih senang budaya
milenial, budaya serba instan, dan budaya gaya hidup.
3

Maka di tengah memprihatinkannya budaya literasi di Indonesia, taman


bacaan masyarakat atau perpustakaan mau tak mau harus mengambil peran yang
lebih besar.  Taman bacaan harus mampu menjadi ujung tombak untuk
mengkampanyekan budaya literasi di anak-anak dan masyarakat. Bahwa
membaca sesuatu yang penting. Untuk menggali informasi dan pengetahuan,
bahkan menjadi tempat pemberdayaan masyarakat berbasis literasi. Apalagi di
tengah gempuran era digital yang kian tak terbendung.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada
dasarnya tidak lepas dari ruang lingkup permasalahan di atas, yaitu :

1. Bagaimana memberikan penyuluhan dan pelatihan akan pentingnya gerakan


literasi anak sekolah?

2. Bagaimana memberikan pemahaman kepada para kader tentang pentingnya


Gerakan Literasi Anak Sekolah

3. Bagaimana cara untuk mengaktifkan kembali budaya Literasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari PKM ini adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada anak sekolah tentang pentingnya budaya
literasi.
2. Menjadikan anak sekolah yang berpengetahuan dalam kesehatan terutama
memiliki keterampilan literasi.
3. Mengaktifkan kembali kegiatan gerakan literasi khusunya anak sekolah
4. Memberikan bantuan peralatan untuk memaksimalkan kegiatan pelatihan kerja
masyarakat.
5. Membuka kawasan baca, tentang pentingnya gerakan literasi anak sekolah
6. Mampu mengurangi angka anak sekolah yang tidak memahami literasi

1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program ini adalah
meningkatkan keterampilan anak sekolah dengan adanya kesadaran literasi
terhadap pentingnya gerakan literasi anak sekolah. Para pengamat memahami
bahwa terdapat banyak potensi sekolah yang dapat digunakan untuk mengurangi
angka anak sekolah yang tidak memahami literasi serta dalam jangka panjang.
Hasil akhirnya diharapkan jumlah anak yang tidak memahami literasi akan
menurun dan para pengamat bisa mengaplikasikan gerakan literasi kepada anak
khususnya bagi anak sekolah dengan adanya peyuluhan dan pelatihan ini.
4

BAB II GAMBARAN UMUM


keliterasian masyarakat Indonesia yang menduduki peringkat 60 dari 61
negara. Minat membaca buku Indonesia hanya 11%, sedangkan minat menonton
siaran televisi justru 32%, seperti yang rilis oleh Nielsen Cunsumer & Media
View pada 2016. Di samping itu, kita juga kerap mengagung-agungkan jumlah
halaman buku yang dibaca oleh siswa di Amerika mencapai 113 halaman per
minggu, sedangkan di Indonesia begitu rendah. Hal ini justru membuat kita
semakin tidak bersemangat dalam mensinergikan literasi Indonesia. Regulasi
terkait sinergisitas literasi telah banyak dikeluarkan oleh pemerintah meliputi UU
nomor 20 Tahun 2003 pasal 3, agenda nawacita nomor 5 dan 6, RPJMN 2015-
2019, Permendikbud nomor 23 tahun 2015, dan Perpres nomor 59 tahun 2017.
Regulasi itu bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, meningkatkan kualitas hidup,
dan mendorong keterampilan abad ke-21 melalui gerakan literasi, serta
mempersiapkan manusia hidup di era 4.0 menuju 5.0.

Gambar 1. Anak sekolah sedang bermain gedget

Pada dasarnya, prinsip literasi itu berkesinambungan, terintegrasi, dan


melibatkan semua pemangku kepentingan sehingga menumbuhkembangkan
budaya literasi. Strategi mewujudkan hal itu dapat dilakukan dengan melakukan
penguatan tata kelola, peningkatan pelibatan publik, perluasan akses terhadap
sumber belajar dan cakupan peserta belajar, peningkatan jumlah dan ragam
sumber belajar bermutu, dan penguatan kapasitas fasilitator (guru, penyuluh, dan
pegiat literasi). Dengan demikian, budaya literasi pun akan tumbuh dan
bersinergi. Sampai saat ini, literasi Indonsia telah menerbitkan 546 bahan bacaan
literasi, menciptakan 83 kampung literasi di 64 kabupaten kota, melakukan
penguatan pada 420 taman baca masyarakat, dan melaksanakan 264 kegiatan
literasi (Kemendikbud, 2019).
5

Gambar 2. Anak sekolah

Artinya, Indonesia telah bangkit dan beranjak untuk membudayakan


warga literat.Fenomena era digital menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang aktif di
media sosial dan manusia hanya bisa hidup 7 menit tanpa ponsel serta akses
internet rata-rata 8 jam per hari (Kominfo, 2017). Data ini sebenarnya positif akan
pemanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar karena sampai saat ini bahan
bacaan literasi dari berbagai daerah telah didaringkan. Literasi sekarang ini tidak
hanya terbatas pada baca tulis saja, melainkan kecakapan dasar seseorang
menggunakan segenap potensinya dalam kehidupan. Pengetahuan dan
keterampilan literasi ini berfungsi untuk mendorong kemampuan individu dalam
mengolah informasi dan pengetahuan upaya cakap dalam berbagai hal meliputi
kecakapan baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, dan budaya kewargaan.

Literasi secara umum dilaksanakan pada tiga ranah, yaitu sekolah,


masyarakat, dan keluarga. Literasi sekolah atau GLS basisnya sekolah dan siswa
dan sasarannya pada pembelajaran supaya berbasis literasi sehingga siswa tidak
hanya sekadar mengetahui dan memahami, tetapi juga mampu menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan suatu hal dan sekarang ini diistilahkan dengan
keterampilan Bernalas Aras Tinggi (BAT). Literasi juga dilaksanakan dalam
masyarakat.

Dalam hal ini, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) adalah sarana untuk
mensinergikan literasi melalui kegiatan-kegiatan edukasi yang dilaksanakan oleh
TBM. Di Indonesia, setiap TBM mendapat perharian khusus oleh Kemendikbud
dan Pos Indonesia melalui program pengiriman buku gratis setiap tanggal 17.
Selain itu, TBM juga terus didampingi oleh pemerintah guna target warga
Indonesia sebagai warga literat tercapai. Untuk mewujudkan itu, perlu
membiasakan masyarakat untuk membaca.
6

BAB III METODE PELAKSANAAN


Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah
rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow
map yang akan berjalan :

PENETAPAN
Survei Sekolah OBSERVASI
SEKOLAH
SASARAN Sasaran LAPANGAN

PENYUSUN
MATERI RENCANA
PENYULUHAN DAN
IZIN
PENYULUHAN DAN
PELATIHAN PELAKSANAAN
PELATIHAN

SOSIALISASI PELAKSANAAN LAPORAN


PROGRAM PROGRAM AKHIR

Dari flow map di atas dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Penetapan daerah sasaran berdasarkan Riset pendidikan tahun(2016)

2. Meninjau beberapa lokasi

3. Melakukan pengamatan terhadap posyandu yang telah ditetapkan

4. Penyusunan materi untuk penyuluhan dan pelatihan pembimbing

5. Jadwal penyuluhan dan pelatihan pembimbing

6. Izin pelaksanaan untuk penyuluhan dan pelatihan pembimbing

7. Sosialisasi program kepada pembimbing

8. Pelaksanaan program penyuluhan dan pelatihan pembimbing

9. Laporan Akhir

Untuk gambaran tata pelaksana program yang akan dilaksanakan, langkah


pertama yang akan dilakukan adalah meminta izin kepada pihak sekolah untuk
melaksanakan kegiatan di sekolah sasaran. Tahap selanjutnya melakukan
7

sosialisasi program terhadap pembimbing. Tahap ketiga melakukan persiapan


penyusunan materi penyuluhan dan rancangan kegiatan pelatihan untuk pembing.
Tahap kelima pembelian dan persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan, seperti penyewaan proyektor, penyewaan white
screen, penyewaan microvon dan wireless, lembaran materi, alat peraga, poster,
doorprize ( baju gelas(gerakan literasi anak sekolah), buku, dan totebag .

Kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan, meliputi penyuluhan pada bulan
pertama, pelatihan pembimbing pada bulan kedua dan melakukan pengontrolan
atau pengamatan kembali pada sekolah sasaran pada bulan ketiga dan keempat.
Pokok-pokok materi penyuluhan yang akan kami ajarkan meliputi :

1. apa itu literasi?

2. pentingnya literasi

3. bagaimana literasi yang baik dan benar.

Penyuluhan gelas yang kami lakukan adalah dengan memberikan inovasi. Inovasi
ini kami lakukan bertujuan agar anak sekolah selalu ingat terhadap gelas sehingga
meningkatkan kegiatan gelas(gerakan literasi anak sekolah) itu sendiri.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya Tabel

Tabel 1. Anggaran Biaya

No Uraian Biaya

1
Peralatan Penunjang Rp. 6.450.000
2
Bahan Habis Pakai Rp. 1.690.000
3
Perjalanan Rp. 1.450.000
4 Lain-lain Rp. 600.000
JUMLAH Rp. 10.190.000
8

4.2 Jadwal Kegiatan Tabel

Tabel 2. Jadwal Kegiatan PKM-M

Waktu
No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penetapan daerah
1
sasaran                                
Survei daerah
2
sasaran                                
Observasi
3
Lapangan                                
Penyusunan
materi
4
penyuluhan dan
pelatihan                                
Rencana
5 Penyuluhan dan
Pelatihan                                
6 Izin Pelaksanaan
                               
Sosialisasi
7
Program                                
Pelaksanaan
8
Program                                
9 Pengontrolan
                               
10 Laporan Akhir
                               

= Belum Dilakukan

= Sudah dilaksanakan
9

DAFTAR PUSTAKA
[1] “Pengertian Literasi Menurut Para Ahli, Tujuan, Manfaat, Jenis dan
Prinsip”(18 Desember 2019)
https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-
prinsip/

[2]” GERAKAN LITERASI SEKOLAH BERBASIS PEMBELAJARAN


MULTILITERASI SEBUAH PARADIGMA PENDIDIKAN ABAD KE-
21”(18 Desember 2019)
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/JMKSP/article/view/1862

[3] “Pengertian Gerakan Literasi Sekolah, Tujuan, Komponen, Prinsip dan


Tahapan Gerakan Literasi Sekolah Lengkap”(18 Desember 2019)
https://www.pelajaran.co.id/2018/25/pengertian-tujuan-komponen-prinsip-dan-
tahapan-gerakan-literasi-sekolah.html
10

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap  

2 Jenis Kelamin  

3 Program Studi  

4 NIM  

5 Tempat dan Tanggal Lahir  

6 Alamat E-mail  

7 Nomor Telepon/HP  

B. Riwayat Pendidikan

  SD SMP SMA
SDN ALALAK SMPN 13 SMAN 8
TENGAH 1 BANJARMASIN BANJARMASIN
Nama Institusi
- - IPA
Jurusan
2007-2013 2013-2016 2016-2019

Tahun Masuk Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar

1 - - -

2 - - -

3 - - -
11

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir(dari Pemerintah, Asosiasi atau


Institusi lainnya)

Institusi Pemberi
NO Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun

1  - -  -

2  - - -

3  - - -

4  - - -

5  - - - 

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, say sanggup menerima sanki.
Demikian biodata ii saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada Masyarakat.

Banjarmasin, 18 Desember 2019


Pengusul,

Ade Agustiena

Anggota 1
12

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap  

2 Jenis Kelamin  

3 Program Studi  

4 NIM  

5 Tempat dan Tanggal Lahir  

6 Alamat E-mail  

7 Nomor Telepon/HP  

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

SDN ALALAK SMPN 13 SMAN 8


TENGAH 1 BANJARMASIN BANJARMASIN
Nama Institusi
- - IPA
Jurusan
2007-2013 2013-2016 2016-2019

Tahun Masuk Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah/Seminar

1 - - -

2 - - -

3 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir(dari Pemerintah, Asosiasi atau


Institusi lainnya)
13

Institusi Pemberi
NO Jenis Penghargaan Penghargaan Tahun

1  - -  -

2  - - -

3  - - -

4  - - -

5  - - - 

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, say sanggup menerima sanki.
Demikian biodata ii saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Pengabdian Kepada Masyarakat.

Banjarmasin, 18 Desember 2019


Pengusul,

Ahmad Nazmy Aldavin

Anda mungkin juga menyukai