Anda di halaman 1dari 16

GANGGUAN PADA SISTEM PERKEMIHAN

DOSEN PEMBIMBING : SRI JAMILAH SST, M, KES


MATA KULIAH : FARMAKOLOGI

Kelompok 1:

Abdul Yamin

Ade Agustiena

Anita Dewi

Dwi Puat Sugema

Melanie Audry .H

M. Noor Hardiansyah

AKPER KESDAM VI TANJUNGPURA BANJARMASIN

2020/2021
Dartar isi
Dartar isi................................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................... 2
A. Defenisi...................................................................................................................2
B. Anatomi system perkemihan dan gangguan system perkemihan..................2
BAB III
PENUTUP................................................................................................................14
Kesimpulan.......................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme
tubuh yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari
dalam tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi
menjadi eliminasi unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra.
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran
kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa
metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin. 
Proses ini berlangsung terus. Hanya pada kasus luka, infeksi atau penyakit
pada organ dari saluran kemih, fungsinya menjadi terganggu dan karenanya
menganggu biokimia dari aliran bawah. Ginjal adalah organ vital penyangga
kehidupan.

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui prinsip umum pengkajian, riwayat keperawatan,
tehnik dan persiapan pengkajian serta pendokumentasian data pengkajian,
sehingga diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan kritis dan analisis data
agar mampu menegakkan diagnose keperawatan
2. Mahasiswa mengerti langkah-langkah sistematis untuk menentukan dan
merencanakan penyelesaisan masalah klien; lalu mengimplementasikan dan
mengevaluasi apakah rencana yang dibuat cukup efektif dalam mengatasi
masalah yang terjadi.
3. Mahasiswa dapat menyelesaikan suatu masalah keperawatan melalui
pendekatan ilmiah, sistematis dan logis sehingga menghasilkan suatu
pelayanan prima dan berkualitas kepada klien terutama klien dengan
gangguan system perkemihan.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra.
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran
kemih. Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa
metabolisme dan mengeluarkannnya sebagai urin. 

B. Anatomi system perkemihan dan gangguan system perkemihan

1. Ginjal
Ginjal berjumlah sepasang dan berwarna merah tua. Kedua ginjal
tersebut terletak di dalam rongga perut dekat pinggang dan berbentuk seperti
kacang merah.ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri. Kerja ginjal
berkaitan erat dengan pembentukan urin yang mengandung zat-zat sisa
metabolisme untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Fungsi utama ginjal adalah :


1. Menyaring darah
2. Mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen,
misalnya amonia
3. Mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebih (misalnya gula dan
vitamin) serta berbahaya (misalnya obat-obatan dan zat warna)
4. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi
5. Mengatur keseimbangan asam basa karena ginjal tidak hanya dapat
mengubah pengeluaran H+, tetapi juga menahan atau membuang hco3-
sesuai dengan kondisi tubuh.

Ginjal mengandung jutaan alat penyaring yang di sebut nefron. Nefron


merupakan satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil. Setiap

iv
nefron terdiri atas badan malpighi dan tubulus (saluran). Badan malpighi
terdiri atas kapsula bowman (simpai bowman) dan glomerulus.
Tubulus dapat dibagi menjadi tiga, yaitu tubulus yang dekat dengan
badan malpighi (tubulus kontortus proksimal), tubulus yang jauh dari badan
malpighi (tubulus kontortus distal), dan tubulus pengumpul. Tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal dihubungkan oleh lengkung
henle. Bagian lengkung henle ada dua, yaitu lengkuung henle asendens
(menanjak) dan lengkung henle desendens (menurun). Melalui nefron, urin
disalurkan kedalam pelvis ginjal dan setelah itu disalurkan ke ureter.

1. Epidemiologi
Penyakit ginjal polikistik merupakan suatu keadaan ginjal dipenuhi
oleh banyak kista. Penyebab kelainan ini adalah heriditas. Bila penyakit
ini mengenai anak-anak, akan bersifat progresif dan dapat menyebabkan
kematian. Bila mengenai orang dewasa, gejala akan timbul setelah pasien
berusia 30 tahun.
Ginjal dipenuhi oleh kista yang demikian membesar, mendesak
jaringan ginjal dan sekitarnya yang berangsur-angsur menghancurkan
jaringan ginjal, yang. pada akhirnya pasien menderita kegagalan ginjal.

2. Pemeriksaan
Pemeriksaan diagnostik. Untuk memastikan adanya kelainan ini perlu
dilakukan pemeriksaan IVP (intravenous pyeiography). Penggambaran
dengan kontras dari piala ginjal dan saluran-salurannya. Tindakan ini untuk
melihat fungsi sekresi dan ekskresi dari kedua ginjal, melihat apakah ada bate
radiopaque dan radio luccut, dan melihat apakah ada kelainan pada ginjal.

3. Penatalaksanaan
Tindakan pengobaton Penatalaksanaan pasien dengan penyakit
ginjal polikistik meliputi :
 Diet rendah protein yang memperlambat terjadinya kegagalan ginjal.
 Pasien harus istirahat di tempat tidur.

v
 Pembedahan dengan operasi Rovsings, suatu tindakan untuk
melubangi kista, ini dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Persiapan
untuk tindakan ini sama seperti persiapan pasien untuk operasi
pada umumnya.
 Dialisis renal dan transplantasi ginjal bila pasien mengalami gagal
ginjal. Bila ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
pasien mengalami gagal ginjal.
 Penatalaksanaan. Untuk gangguan ini dilakukan kateterisasi uretra,
dilatasi uretra dengan bougi, don drainase supra pubik.

4. Prognosis.
Gangguan ini pada anak-anak dapat menyebabkan kematian. Pada
orang dewasa bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan
kegagalan ginjal.
Bila penatalaksanaan pada keadaan akut kurang baik dapat
menyebabkan retensi kronik.
2. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal,
masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas
major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter
berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung
secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-
vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.
Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu
peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke
dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.

1. Epidemiologi

vi
Kanker sering terjadi. Dapat dianggap bahwa sekitar sepuluh persen
pria di atas usia enam puluh tahun terkena kanker prostat. Di bawah lima
puluh tahun, jarang atau tidak pernah terlihat, sementara di atas tujuh puluh
tahun di negara-negara Barat, kanker ini adalah tumor ganas pada pria yang
paling banyak terjadi. Insidensinya meningkat yang untuk sebagian
merupakan akibat meningkatnya diagnosis dini dan kanker prostat tanpa
gejala. Di seluruh dunia, ada banyak perbedaan dalam hal munculnya kanker
prostat. Di Asia Timur insidensinya rendah, sedangkan di Eropa Selatan dan
Amerika Latin insidensinya sedang. Dibandingkan dengan pria kulit putih di
Amerika Serikat, insidensi antara pria kulit hitam di AS, adalah dua kali lipat,
sementara pria di Jepang jarang terkena kanker prostat, dibandingkan
dengan orang kulit putih di AS.
Insidensinya juga rendah di antara pria kulit hitam di Afrika. Hormon
kelamin pria adalah penting, bahkan merupakan syarat utama pada
terjadinya kanker prostat; pada pria yang kelenjar testisnya diangkat (kebiri),
penyakit ini tidak tampak. Perbedaan mencolok dalam insidensi ini, tentu saja
menunjuk ke faktor-faktor eksternal. Faktor mana, anehnya, tidak jelas. Tentu
saja orang otomatis mengaitkannya dengan kebiasaan makan, dengan pola
mondial; lemak dan protein berlebihan’. Namun, hal ini tidak pernah
dibuktikan. Tidak ada pegangan dalam memberikan nasihat untuk mencegah
kanker ini. Satu-satunya faktor risiko yang pasti adalah usia, tetapi penuaan
tidak dapat dihambat maupun dicegah. Pada sepuluh persen kanker prostat,
ada indikasi mengenai peranan faktor keturunan. Beberapa keluarga
dipantau sesuai skema penelitian tahunan tertentu dengan pemeriksaan
rektal (DRE = digital rectal examination) dan pemeriksaan darah (PSA =
prostate spesific antigen). Jika mencurigakan, dilakukan pemeriksaan endo-
ekho, kalau perlu diikuti biopsi lewat rektum. Jika tidak dapat ditunjukkan
adanya sel-sel tumor, sesudah setahun, pemeriksaan diulang.

2. Gejala Klinis
Gejala awal biasanya berupa hematuria (darah di dalam air kemih).
Jika aliran air kemih tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggul, atau di perut bagian bawah.

vii
3. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan urografi
intravena atau urografi retrograd. CT scan dapat membantu membedakan
tumor dengan batu ginjal atau bekuan darah dan menunjukkan pertumbuhan
kanker.
Pemeriksaan mikroskopik terhadap contoh air kemih bisa
menunjukkan adanya sel-sel kanker. Ureteroskopi atau nefroskopi digunakan
untuk mengamati atau kadang untuk mengobati tumor yang kecil.

4. Terapi
Jika kanker belum menyebar, maka dilakukan pengangkatan ginjal
dan ureter (nefroureterektomi). Tetapi jika ginjal tidak berfungsi dengan baik
atau jika penderita hanya memiliki 1 ginjal, maka tidak dilakukan
pengangkatan ginjal, karena penderita akan tergantung kepada dialisa. Jika
kanker telah menyebar, dilakukan kemoterapi.

3. Vesika Urinaria
Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli,
merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui
ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh
melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai
pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ
reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan
saraf.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang
terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai
tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat
tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica
urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat
trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum
vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari

viii
orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat
dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior.
Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan
simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor,
n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan
parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai
sensorik dan motorik

1. Epidemiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa
faktor resiko :
a. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat
sejalan dengan pertambahan usia.
b. Merokok,merupakan faktor resiko utama
c.Lingkungan kerja Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-
bahan

Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker
inikarena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan
karsinogenik (penyebabkanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia,
kulit.
a. Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis)
b. Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan
penyakitlainnya
c. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil
terdapatpada orang Asia.- Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
d. Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang
menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk

ix
menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen
tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini

2. Gejala Klinis
Gejalanya bisa berupa:
a. hematuria (adanya darah dalam air kemih)
b. rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
c. desakan untuk berkemih
d. sering berkemih.

3. Diagnosa
Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini,
namun dapat dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker.
Lavase kandung kemih dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari
urine untuk memeriksa ploidi DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi
traktus urinarius bagian atas dan pengisian kandung kemih. Biopsy pada
daerah yang dicurigai.

4. Penatalaksanaan
a. Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel
kanker.
b. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya
ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.
c. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam
kandung kemih.
d. Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung
dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
e. Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.

5. Terapi
Faktor-faktor yang mempengaruhi rencana pengobatan mliputi jenis
tumor, kedalam invasi tumor dalam kandung kemih, penyebaran penyakit,
dan keadan umum klien. Factor-faktor tersebut penting dalam rencana

x
perawatan klien. Reseksi transurethral (TUR) dan vulgrasi digunakan pada
karsinoma insitu atau untuk lesi permukaan yang kecil. Karena kecepatan
kambuhnya tinggi, kemoterapi intravesikal atau immunoterapi mungkin
dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan doksorubinsin adalah agen yang telah
digunakan untuk pengobatan intravesikal. Terapi laser juga sebuah terapi
yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi kandung kemih
segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak
kandung kemih atau dinding laterala atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol
dengan pendekatan yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan
pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria meliputi pengangkatan
kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang
wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius
setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen
ileum untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen
eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir ileum
kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal.
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas
penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai
kemungkinan sembuh rta-rata 16-30%, ini lebih rendah daripada
penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan pada klien
yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi
pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut.

4. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra
pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan
juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar
prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain
itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos
terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa
(di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita

xi
hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan
bersifat volunter).
Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang
ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air
kemih dari kandung kemih. Pada wanita, panjang uretra adalah sekitar
3,75 cm dan pada pria panjang uretra adalah sekitar 20 cm.
Kanker uretra lebih sering terjadi pada wanita. Bagian dari uretra
yang terletak di dekat lubang keluarnya disebut uretra anterior dan kanker
yang bermula dari daerah ini disebut kanker uretra anterior. Bagian dari
uretra yang terletak di dekat kandung kemih disebut uretra posterior dan
kanker yang berawal di daerah ini disebut kanker uretra posterior. Uretra
posterior terletak lebih dekat dengan kandung kemih dan jaringan lainnya,
sehingga kanker di daerah ini lebih mungkin tumbuh menembus lapisan
dalam uretra dan jaringan di dekatnya. Kadang penderita kanker kandung
kemih juga menderita kanker uretra yang disebut sebagai kanker uretra
yang berhubungan dengan kanker kandung kemih.
Kanker uretra kambuhan adalah kanker uretra yang kambuh
kembali setelah diobati, bisa kambuh di tempat yang sama atau di bagian
tubuh yang lain.
Karunkulus uretra adalah pertumbuhan jinak (non-kanker) yang lebih
sering terjadi, berupa pertumbuhan kecil, berwarna merah dan
menimbulkan nyeri di samping lubang uretra pada wanita. Karunkulus
uretra menyebabkan adanya darah dalam air kemih dan keadaan ini
diatasi dengan pengangkatan melalui pembedahan.

1. Epidemiologi
Meskipun sampai saat ini penyebab pasti dari kanker kandung
kemih belum diketahui, beberapa faktor risiko untuk penyakit ini telah
diidentifikasi. Faktor risiko terbesar bagi berkembangnya kanker kandung
kemih adalah merokok. Ketika orang merokok, karsinogen diserap ke
paru-paru dan masuk ke aliran darah. Darah kemudian disaring oleh ginjal
dan limbah tersebut kemudian dikonversi dalam urin, yang kemudian akan
dialirkan ke kandung kemih untuk keluar dari tubuh. Namun, karsinogen

xii
dari tembakau tetap di sel urin dan menyebabkan kerusakan kandung
kemih, hal ini lah yang berpotensi menyebabkan kanker.
Paparan bahan kimia tertentu juga meningkatkan risiko kanker kandung
kemih. Bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan pewarna sangat
erat kaitannya dengan perkembangan kanker kandung kemih. Zat kimia
seperti amina aromatik yang sering digunakan di pabrik-pabrik yang
memproduksi kulit, karet, cat, dan produk lain juga dicurigai
sebagai pemicu kanker kandung kemih.
Orang yang sering terpapar bahan-bahan seperti  zat penata rambut,
melukis dan bahan percetakan lebih berpotensi kanker kandung kemih
disbanding mereka yang bekerja di industri lain. Faktor risiko lain untuk
kanker kandung kemih meliputi:
 Ras Kaukasia
 Laki-laki dewasa
 Pertambahan usia
 Riwayat keluarga dengan kanker kandung kemih
 Kandung kemih cacat lahir
 Peradangan kronis kandung kemih (cystitis)
 Tidak cukup mengkonsumsi cairan

2. Gejala Klinis
Gejala pertama biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria),
yang mungkin hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik
atau bisa juga tampak sebagai air kemih yang berwarna kemerahan.
Aliran air kemih bisa tersumbat, sehingga penderita mengalami kesulitan
dalam berkemih atau aliran air kemih menjadi lambat dan sedikit.

3. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui dan merasakan adanya
benjolan di dalam uretra. Pada pria, sebuah sitoskopi bisa dimasukkan ke
dalam penis untuk melihat uretra. Jika ditemukan sel atau tanda-tanda

xiii
kelainan, maka diambil contoh jaringan untuk diperiksa dengan mikroskop
(biopsi).

4. Terapi
Pengobatan untuk kanker uretra bisa dilakukan dengan cara:
a. Pembedahan : Terapi penyinaran, menggunakan sinar X dosis tinggi
atau sinar energi tinggi lainnya untuk membunuh sel-sel kanker
Kemoterapi, menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Pembedahan untuk mengangkat kanker uretra terdiri dari:
 Elektrofulgurasi, menggunakan arus listrik untuk mengangkat kanker.
Tumor dan daerah di sekitarnya dibakar lalu diangkat dengan pisau
bedah.
 Terapi laser.
 Sistouretrektomi (pengangkatan kandung kemih dan uretra).
Pada pria, sebagian penis yang mengandung kanker uretra bisa diangkat
melalui pembedahan yang disebut penektomi parsial. Kadang dilakukan
pengangkatan seluruh penis (penektomi).
Setelah sebagian atau seluruh penisnya diangkat, bisa dilakukan bedah
plastik untuk membuat penis yang baru .
Pada wanita bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat uretra,
kandung kemih dan vagina, Untuk membuat vagian baru, dilakukan bedah
plastik. Kanker uretra anterior

 Untuk wanita:
 Elektrofulgurasi
 Terapi laser
 Terapi penyinaran eksternal atau internal

Terapi penyinaran diikuti oleh pembedahan atau terapi pembedahan saja


untuk mengangkat uretra dan organ di panggul bawah (eksanterasi
anterior) atau untuk mengangkat tumornya saja (jika kecil). Dibuat saluran
baru untuk membuang air kemih (diversi uriner).

xiv
 Untuk pria:
 Elektrofulgurasi
 Terapi laser
 Penektomi parsial
 Terapi penyinaran

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Mendiagnosis tumor ganas pada serviks uterus tidaklah sulit, apalagi bila
tingkatannya sudah agak lanjut. Dengan memperhatikan perubahan diplastik dari
epitel servik, penanganan yang sederhana tetapi benar akan menghindarkan wanita
dari kanker serviks. Bilamana deteksi dini dapat diupayakan, maka angka kematian
wanita karena kanker serviks pastinya akan berkurang.
 Kanker buli – buli atau juga disebut vesika urinaria (kandung kemih)
merupakan keganasan kedua setelah karisoma prostat. Tumor ini dua kali lebih
banyak mengenai laki- laki dari pada wanita pada usia lanjut.  Karsinoma buli-buli
yang masih dini merupakan tumor superfisia.
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui, tetapi
penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki faktor resiko seperti usia,
resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan bertambahnya usia ,dan
merokok faktor utama.

Adapun penanganan bagi pasien menderita penyakit buli-buli


a. Pembedahan
b. Radiasi eksternal
c. Kemoterapi.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Lyndon saputra. 2007. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta:


penerbit buku binapura aksara. Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus.
Urol Clin North Am 2000;27(2):333-346. Jenkin AD. Childhood urolithiasis. In :
Gillenwater JY, Grayhack JT, Howards SS., eds. Adult and pediatric urology.
Philadelphia: Lippincott. 2002: 383. Razvi HA, Song TY, Denstedt JD:
Management of vesical calculi: Comparison of lithotripsy devices. J Endourol
1996;10:559-563. Bhatia V, Biyani VG: Vesical lithiasis: Open surgery vs.
cystolithotripsy vs. extracorporeal shock wave lithotripsy. J Urol 1994;151:660-
662. Bulow H, Frohmuller HGW: Electrohydraulic lithotripsy with aspiration of
fragments under vision-304 consecutive cases. J Urol 1981;126:454-456.

xvi

Anda mungkin juga menyukai