Anda di halaman 1dari 31

Mini Riset

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR


SISWA SMK NEGERI 1 GUNUNGSITOLI UTARA

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. FRANSISKA KRISTIANI HAREFA

2. HERLINA DIANSARI GULO

3. WIDIA CINDI HAREFA

4. RATAPAN GEA

5. YANUS DAWOLO

KELAS :A

SEMESTER : III

MATA KULIAH : MEDIA PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU :
BERKAT PERSADA LASE,S.Pd.,M.Pd

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NIAS

T.A 2021/2022
ABSTRAK

Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK


Negeri 1 Gunungsitoli Utara. Mini Riset. Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegeraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nias.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap


motivasi belajar siswa SMK Negeri 1 Gunungsitoli Utara. Jenis Penelitian ini adalah
menggunakan metode penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
instrument sekaligus pengumpul data, dan instrumen lainnya seperti pedoman wawancara
hanya sebagai pendukung.Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data
lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation), wawancara
mendalam (in depth interview), dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti
memperoleh data dengan teknik wawancara mendalam (in depth interview). Dimana
wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung atau
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Kata Kunci : media pembelajaran, motivasi belajar


DAFTAR ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Sampel Penelitian dan Metode Pembuatan Sampul
C. Metode Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran dan memperjelas penyampaian pesan yang ingin disampaikan oleh guru
kepada murid agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sejalan dengan
pengertian media pembelajaran diatas, Arsyad dalam Nugroho (2015: 10) mengemukakan
bahwa “media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada
khususnya”.

Menurut Arief dalam Putri (2017: 2) menjelaskan bahwa “proses belajar mengajar
pada dasarnya penyampaian pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan dengan cara
atau media tertentu”. Hal ini berarti bahwa media mempunyai peranan yang penting
dalam proses pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya penggunaan media didalam kelas maupun luar
kelas harus diterapkan khususnya oleh guru. Namun, dari hasil observasi di SMK negeri 1
Gunungsitoli Utara, penerapan media pembelajaran belum dilaksanakan secara maksimal
dan efisien.

Hal ini terlihat saat guru mengajar dan menyampaikan materi pembelajaran
cenderung menggunakan buku paket dan papan tulis saja dan murid tentu hanya akan
membaca dan mengerjakan soal-soal didalamnya jika beri tugas oleh guru.

Seorang guru diharapkan mampu memiliki keterampilan menggunakan media dalam


proses pembelajaran sehingga penyampaian pesan akan mudah ditransfer dari guru
kepada murid sebab peranan media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak
maksimal dan tidak sesuai dengan isi dan tujuan pembelajaran.

Selain itu, Media pembelajaran yang digunakan harus dapat menarik perhatian
murid dan lebih merangsang kegiatan belajar sehingga murid akan bergairah dalam
belajar sebagaimana yang dikemukakan sadiman dalam Sundayana(2016:7-8) tentang
fungsi media pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,


b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra,
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan
sumber belajar,
d. Pembelajaran dapat lebih menarik
e. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan

Berdasarkan fungsi media diatas, jelaslah bahwa Penggunaan media dalam


pembelajaran sangat membantu dalam proses belajar serta membantu peserta didik / siswa
dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang dilakukan di SMK negeri 1


Gunungsitoli Utara, sebagaimana yang telah peneliti gambarkan di atas bahwa guru dalam
mengajar belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran konkret, hanya beberapa
guru saja yang dapat menggunakan media pembelajaran yang ada di sekolah tersebut.
Rata-rata Guru menyampaikan pembelajaran secara langsung dan hanya menggunakan
buku paket serta papan tulis tanpa menggunakan media pembelajaran seperti miniatur
bangun ruang atau bangun datar.

Melihat kondisi yang terjadi di lapangan dapat kita ketahui bahwa terdapat
kesenjangan antara kondisi ideal yang seharusnya terjadi disekolah dengan kondisi yang
terjadi disekolah. Sehubungan minimnya penggunaan media pembelajaran dalam proses
belajar maka peneliti menganggap perlu mengkaji “Pengaruh media pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa di SMK negeri 1 Gunungsitoli Utara”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh penggunaan Media pembelajaran terhadap motivasi belajar


siswa ?
2. Apakah dengan adanya media pembejaran, proses belajar mengajar semakin efektif ?

C. Tujuan

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang pengaruh
media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMK negeri 1 Gunungsitoli Utara.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan informasi tentang media pembelajaran terhadap motivasi belajar


siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan.


b. Bagi guru, dapat memberikan motivasi dalam mengajar menggunakan media
pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang
media pembelajaran sehingga sekolah dapat memelihara dengan baik media
pembelajaran yang ada disekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah
metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih
media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa
kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim
kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad Ashar,
2005 : 15).

Pengertian Media Sundayana (2016) mengartikan “media sebagai alat-alat grafis,


fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual dan verbal” Sementara Arsyad dalam Nugroho(2015) menyatakan
bahwa “media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi
tercapainya tujuan pendidikan pada umunya dan tujuan pembelajaran disekolah pada
khususnya”.

Sedangkan Smaldino mengungkapkan bahwa : A medium (plural, media) is a


means of communication and source of information. Derived from the latin
word ,means “between” the term refers to anything the carries information between a
source and a receiver.” (media adalah komunikasi dan sumber informasi, diambil dari
bahasa latin yang berarti antara, istilah ini mengacu pada segala hal sesuai yang
membawa infromasi antara sumber dan penerima. Contohnya termasuk video, televisi,
diagram, materi tertulis, program komputer dan instruktur).

Bovee (Sundayana, 2016) menyebutkan bahwa “media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan.” “media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.” Asri (Nugroho, 2015)
Djamarah dan Zain mengemukakan bahwa “media adalah alat bantu apa saja yang
dapat dijadikan sebagai penylaur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”.

Sementara Nugroho (2015) “media pembelajaran adalah segala sesuatu sumber


belajar yang digunakan oleh guru atau pengajar dalam proses belajar mengajar”.
Sedangkan Arsyad mengartikan “media sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyususn kembali informasi visual atau
verbal”.

Adapun Sadiman, dkk mengemukakan bahwa “ media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik
latar dan peralatan”.

Berdasarkan pengertian media yang dikemukakan oleh para ahli, maka peneliti
menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
membantu proses pembelajaran dan memperjelas penyampaian pesan yang ingin
disampaikan oleh guru kepada siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

2. Pengertian Pembelajaran

Huda (2017) pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi


banyak faktor” Sementara Gagne, et al dalam Kurniawan mengemukakan bahwa
“pembelajaran adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seseorang
belajar, sehingga terjadi belajar secara optimal” “Dalam proses pembelajaran merujuk
pada segala peritstiwa (events) yang bisa memberikan pengaruh langsung terjadinya
belajar pada manusia”(kurniawan, 2015 ).

Sementara Ariyanti mengemukakan bahwa “pembelajaran kegiatan yang yang


dirancang dan dilakukan untuk mengembangkan potesi yang dimiliki siswa melalui
belajar” Asyar dalam Nugroho (2016) mengemukakan bahwa “media pembelajaran
dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan
pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif
dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.

Sedangkan Arsyad dalam Nugroho (2015) menyatakan bahwa “media


pembelajaran merupakan alat bantu pada proses belajar mengajar baik didalam ruang
maupun diluar ruangan yang ditekankan pada visual dan video” Berdasarkan pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.

3) Fungsi media pembelajaran

Sundayana (2016 ) fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Bagi guru/pengajar

 Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan


 Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik
 Memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik
 Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran
 Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran
 Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar
 Meningkatkan kualitas pengajaran.

b.) Bagi siswa

 Meningkatkan motivasi belajar pembelajar


 Memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar
 Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pembelajar untuk belajar
 Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan
pembelajar untuk belajar
 Merangsang pembelajar untuk berfokus dna beranalisis
 Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan
 Pembelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan
pengajar lewat media pembelajaran.

B. Jenis-jenis media pembelajaran


Bafadal mengelompokkan media pembelajaran menjadi 4 macam, yaitu:
 Media pandang diproyeksikan, seperti projector opaque, overhead projector, lide,
projector filmstrip
 Media pandang tidak diproyeksikan, seperti gambar diam, grafis, model dan benda
asli
 Media dengar, seperti piringan hitam, open reel tape, pita kaset, dan radio
 Media pandang dengar, seperti televisi dan film.
Sanjaya dalam Sundayana (2016) mengklasifikasikan media menjadi beberapa jenis
bergantung dari sudut mana melihatnya, yaitu sebagai berikut:
1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
 Media auditif, seperti radio dan rekaman suara
 Media visual, film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk
bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
 Media audiovisual, seperti rekaman video, slide suara, film dan lain sebagainya.

2). Dilihat dari kemampuan jangkauannya, dibagi kedalam :

 Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi.
 Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film
slide, film, video, dan lain sebagainya.
3). Dilihat dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi:
 Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain
sebagainya.
 Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain
sebagainya.

Menurut Sadiman dkk), membagi beberapa media sebagai berikut:

1. Media grafis

Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari
sumber ke penerima pesan. Jenis-jenis media grafik, antara lain:

 Gambar/foto
 Sketsa
 Diagram
 Bagan/chart
 Gfarik(graphs)
 Kartun
 Poster
 Peta dan globe
 Papan flanel/flannel board
 Papan buletin(bulletin board)

2. Media audio

Media audio berkaitan dengan pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yaitu:

 radio
 alat perekam pita magnetik
 laboratorium bahasa

3. Media proyeksi diam

Beberapa jenis media proyeksi diam, antara lain:

 film bingkai
 film rangkai
 media transparansi. Media transparansi atau overhead transparency (OHT) sering
kali disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP. Media transparansi
adalah media visual proyeksi, yang dibuat atas bahan transparan, biasanya film
acetate atau plastik.
 Proyektor tak tembus pandang
 Mikrofis
 Film
 Film gelang. Film gelang adalah jenis media yang terdiri dari film berukuran 8 mm
atau 16 mm yang ujung-ujungnya saling bersambungan, sehingga film ini akan
berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. Lama putarnya berkisar antara
3-4 menit. Guru harus memberi narasi/komentar sendiri pada film bisu sementara
film berputar.
C. Ciri-ciri media pembelajaran
Menurut Arsyad Azhar ciri-ciri umum yang terkandung dalam media yaitu :
 Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai
hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau
diraba dengan panca indera.
 Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software
(perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang
merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
 Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
 Media pendidikan memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam
maupun di luar kelas.
 Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
 Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya radio, televisi),
kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau
perorangan (misalnya : modul, komputer, radio tape/kaset, video recorder)
 Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan
penerapan suatu ilmu
Gerlack dan Erly dalam Sundayana (2016:17-18) mengemukakan ada tiga ciri media, yaitu
sebagai berikut :
1) Ciri fiksatif
Ciri fiksatif yaitu ciri suatu media tentang kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, dan merekonsruksi suatu peristiwa atau obyek.

2) Ciri manipulatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan pada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengmbilan gambar
time lapse recording.

3) Ciri distributif
Ciri distributif yaitu dimana dimungkinkan suatu objek ditransformasikan melalui ruang,
dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.

C. Pentingnya media pembelajaran


1. Media dapat membantu penyampaian pembelajaran. Dengan menggunakan media
pembelajaran guru akan lebih mudah menyampaikan materi, sebab materi yang akan
disampaikan telah secara langsug dilihat oleh murid sehingga media sangat membantu
dalam penyampaian pembelajaran.
2. Membantu peserta didik menguasai materi pembelajaran. Dengan adanya media, murid
akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap pembelajaran sebab mereka bukan hanya
melihat tetapi juga mengamati dan melakukan dan mendemonstrasikan.
3. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan adanya media,
penyampaian pembelajaran akan sangat mudah disalurkan sebab materi yang
disampaikan dapat secara langsung dilihat oleh murid.
4. Media tidak hanya mempermudah penyampaian materi tetapi juga memperjelas
penyampaian materi karena murid bersentuhan langsug dengan materi yang
disampaikan langsung yaitu dengan melihat dan mengamati.

D. Rancangan media pembelajaran


Sardiman, dkk (2011:100), mengemukakan langkah-langkah dalam merancang media
pembelajaran sebagai berikut:
 Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa,
 Merumuskan tujuan instruksional (instructional objecive) dengan
 Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan,
 Mengembangkan alat pengukur keberhasilan,
 Menulis naskah media,
 Mengadakan tes dan revisi

E. Evaluasi media pembelajaran yang digunakan dalam proses


pembelajaran

Evalusi media pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah media yang dibuat
tersebut dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.

1. Macam-macam evaluasi
Sadiman, dkk (2011: 182), mengemukakan 2 macam evaluasi media pembelajaran,
antara lain:
 Evaluasi formatif, adalah suatu proses untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan
efisiensi penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
 Evaluasi sumatif, adalah kelanjutan dari evaluasi formatif, yaitu media yang telah
diperbaiki dan disempurnakan, kemudia diteliti kembali apakah media tersebut layatk
digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
2. Tahapan dalam mengevaluasi media pembelajaran
Sadiman, dkk , mengemukakan tiga tahapan dalam mengevaluasi media pembelajaran,
yaitu sebagai berikut:

 Evaluasi satu lawan satu (one to one), pada tahapan ini dipilih dua orang atau lebih
yang dapat mewakili populasi dari target media yang dibuat. Kemudian sajikan
media kepada siswa secara individual. Kedua siswa yang dipilih tersebut satu
diantaranya mempunyai kemampuan dibawah rata-rata, dan satunya lagi diatas rata-
rata.
 Evaluasi kelompok kecil (small group evoluation), Pada tahap ini media perlu
dicobakan pada 10-20 orang siswa yang dapat mewakili populasi target. Kalau
kurang dari 10 siswa, maka data yang anda peroleh kurang bisa menggambaarkan
populasi target. Apabila lebih dari 20, maka kurang bermanfaat untuk evaluasi
kelompok kecil.
 Evaluasi lapangan (field evaluation), Merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif.
Yang perlu anda lakukan adalah memperoleh situasi yang semirip mungkin dengan
situasi sebenarnya. Setelah melalui 2 tahap sebelumnya, tentunya ini mendekati
sempurna.Pilih 30 orang siswa dengan karakteristik sesuai dengan karakteristik
populasi sasaran. Namun hindari efek halo (hallo effect); situasi yang muncul apabila
media kita cobakan pada kelompok responden yang salah.

F. Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran


1. Pemilihan media pembelajaran
Dalam memilih media pembelajaran tentu ada beberapa hal atau pertimbangan
yang harus diperhatikan. Menurut Sungkono(2008:72) hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:
 Tujuan pembelajaran. Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan.
 Keefektifan, dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap
paling efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
 Peserta didik, ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media
pembelajaran terkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih sudah
sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf berfikirnya,
pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta didik? Digunakan
untuk peserta didik kelas dan jenjang pendidikan yang mana? Apakah untuk belajar
secara individual, kelompok kecil, atau kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta
didiknya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka
atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih
dan menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.
 Ketersediaan, apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum, apakah
media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media, ada beberapa
alternatif yang bisa diambil, salah satunya yaitu membuat sendiri.
 Kualitas teknis, media yang dipilih harus memiliki kualitas yang baik dan memenuhi
syarat untuk digunakan.
 Biaya pengadaan, dalam membuat media tentu memerlukan biaya yang untuk membeli
bahan-bahan dan alat akan digunakan.
 Fleksibilitas (lentur) dan kenyamanan media.
 Kemampuan orang yang menggunakannya. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam
pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran
1) Langkah-langkah pemilihan media pembelajaran
Adapun langkah-langkah dalam memilih media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
 Langkah 1: penerangan atau pembelajaran, apakah media yang akan
digunakan untuk keperluan informasi atau pembelajaran. Jika untuk
keperluan informasi, penerima informasi tidak ada kewajiban untuk
dievaluasi, jika untuk pembelajaran maka harus menunjukkan
kemampuannya sebagai bukti bahwa mereka telah belajar.
 Langkah 2: tentukan transmisi pesan, dalam kegiatan trasnmisi pesan
kita dapat menentukan pilihan apakah dalam proses pembelajaran aka
digunakan alat bantu pengajaran atau media pembelajaran. Alat bantu
pengajaran alat yang didesain, dikembangkan, dan diproduksi untuk
memperjelas tenaga pendidik dalam mengajar. Sedangkan media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi
antara produk pengembang media dan peserta didik/pengguna. Atau
dengan kata lain peran pendidik sebagai penyampai materi pembelajaran
digantikan oleh media.
 Langkah 3: tentukan Karakteristik Pelajaran, Asumsi kita bahwa kita
telah menyusun disain pembelajaran, dimana kita telah melakukan
analisis tentang mengajar, merumuskan tujuan pembelajaran, telah
memilih materi dan metode. Selanjutnya perlu dianalisis apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan itu termasuk dalam ranah kognitif,
afektif atau psikomotor. Masing-masing ranah tujuan tersebut
memerlukan media yang berbeda.
 Langkah 4: klasifikasi media, media dapat diklasifikasikan sesuai dengan
ciri khusus masing-masing media. Berdasarkan persepsi dria manusia
normal media dapat diklasifikasikan menjadi media audio, media video,
dan audio visual. Berdasarkan ciri dan bentuk fisiknya media dapat
dikelompokkan menjadi media proyeksi (diam dan gerak) dan media non
proyeksi (dua dimensi dan tiga dimensi). Sedangkan jika diklasifikasikan
berdasarkan keberadaannya, media dikelompokkan menjadi dua yaitu
media yang berada di dalam ruang kelas dan media-media yang berada
di luar ruang kelas. Masing-masing media tersebut memiliki kelebihan
dan kekurangan bila dibandingkan dengan media lainnya.
 Langkah 5: analisis karakteristik masing-masing media, media
pembelajaran yang banyak macamnya perlu dianalisis kelebihan dan
kekurangannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Pertimbangan pula dari aspek ekonomi dan ketersediaannya.
Dari berbagai alternatif kemudian dipilih media yang paling tepat.

2) Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran


Sudjana dalam Nugroho (2015:14) menjelaskan prinsip-prinsip media pembelajaran
sebagai berikut:
 Menentukan jenis media dengan tepat, artinya sebaiknya guru memilih terlebih
dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan
diajarkan.
 Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan
apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan dan kemampuan
anak didik.
 Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sarana yang
ada.
 Menempatkan atau memperlihatkan alat (media) pada waktu yang tepat dan dalam
situasi yang tepat.

2. Motivasi Belajar
A. Pengertian motivasi belajar
“Motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar
untuk mengadakan perubahan perilaku, pada umunya dengan beberapa indikator atau
unsur yang mendukung”(Kurniawan, 2015:97-98).
Donald (Sardiman, 2016:73), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandainya dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.”
Sementara Utomo (20018:26) menyatakan bahwa “motivasi adalah proses
mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar
mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.”
Sedangkan Afif dalam Sadiman (2015:59) “motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
mnejamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar ,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”
Suryabrata (2016:70) mengemukakan bahwa “ motif adalah keadaan dalam pribadi
orang yang mendorong individu melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai
sesuatu tujuan tertentu.” “ motif adalah faktor yang membangkitkan dan mengarahkan
perilaku”(Slameto, 2015:171)
Adapun Bernard dalam Wahyuningrum (2015:24) menyatakan bahwa “motivasi
sebagai fenomena yang dapat dilibatkan dalam peragsangan tindakan kearah tujuan-tujuan
tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan sama sekali kearah tujuan-tujuan
tertentu” Kurniawan berpendapat “belajar adalah proses aktif internal individu dimana
melalui pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya
perubahan tingkah laku yang relatif permanen”. Menurut Gagne menjelaskan bahwa
“belajar adalah proses internal dan melibatkan unsur kognitif”.
Maslow (1994) mengemukakan pendapatnya jika keadaan manusia ada dalam kondisi
untuk mengejar kebutuhan yang berkelanjutan. Bila ada satu kebutuhan sudah terpenuhi,
maka kebutuhan tersebut akan langsung digantikan dengan kebutuhan baru yang lain.
Maslow juga mengatakan jika manusia memiliki lima kebutuhan pokok yakni :
 Kebutuhan fisiologikal
 Kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman
 Kebutuhan sosial yang meliputi memberi dan menerima, rasa saling memiliki dan
persahabatan. Semua orang berkeinginan menjadi anggota dari sebuah kelompok
sosial, ingin memiliki teman dan juga pasangan.
 Kebutuhan harga diri atau esteem need. Kebutuhan harga diri seperti cara
meningkatkan harga diri mencakup dua jenis yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal seperti harga diri, otonomi, kepercayaan diri dan juga kompetensi.
Faktor eksternal meliputi reputasi seperti kebutuhan agar bisa diakui, dikenali dan
juga status.
 Kebutuhan aktualisasi diri: Kebutuhan melakukan sebuah pekerjaan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
 Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang atau kelompok untuk
melaksanakan proses belajar.
B. Fungsi motivasi dalam belajar
Motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Tinggi rendahnya
motivasi belajar yang dimiliki siswa akan ditunjukan pada hasil belajar. Hasil belajar yang
optimal apabila ada motivasi yang tinggi dalam belajar. Semakin tepat motivasi yang
dimiliki semakin berhasil pula peserta didik tersebut dalam meraih hasil belajar yang
diinginkan. Sependapat dengan Nana Syaodih Sukmadinatayang mengatakan bahwa, “
Belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta
tidak konstan akan menyababkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar”.

Sardiman (2016:85) ada tiga fungsi motivasi belajar, yaitu:


 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Ngalim Purwanto (2002: 71) berpendapat mengenai motivasi seseorang dinyatakan


dengan berbagai kata, seperti: hasrat, kehendak, maksud, minat, tekad, kemauan, dorongan,
kebutuhan, kehendak, cita-cita, dan kehausan. Jadi fungsi motivasi dalam belajar dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang dapat timbul pada
proses belajar dan menjamin kelangsungan dalam pembelajarannya.
Maka motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini akan diukur melalui beberapa
indikator. Adapun beberapa indikator tersebut adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan,
adanya penghargaan dalam belajar, adannya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
C. Macam-macam motivasi
Sardiman (2016:86-91) menjelaskan macam-macam motivasi sebagai berikut:

1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, dibagi 2, yaitu :


 Motif-motif bawaan merupakan motif yang dibawa sejak lahir, jadi itu ada tanpa
dipelajari, seperti dorongan untuk makan.
 Motif-motif yang dipelajari merupakan motif yang timbul karena dipelajari, seperti
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.
Disamping 2 macam motivasi diatas, Frandsen dalam Sardiman (2016:87) mengemukakan
2 macam motivasi, yaitu:

 Cognitive motivies, merujuk pada gejala instrinsic, yakni menyangkut kepuasaan


individual.
 Self-expression, yaitu penampilan diri adalah sebagian perilaku manusia
 Self-enhancement, melalui aktualisasi diri dam penganmbangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri sesorang.

2. Jenis motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis


 Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum dan makan, Motif-
motif darurat, seperti dorongan untuk menyelamatkan diri.
 Motif-motif objek, menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan
manipulasi untuk menaruh minat.
3. Motivasi jasmaniah dan rohani
 Motivasi jasmani seperti refleks, insting otomatis dan nafsu.
 Motivasi rohani seperti kemauan.
4. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
 Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Contoh seseorang yang senang membaca.
 Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
rangsangan dari luar. Contoh sesorang belajar karena tahu bahwa besok akan ujian
dengan harapan mendapat nilai yang bagus sehingga orang tuanya bangga padanya.
D.Ciri-ciri motivasi
Sardiman dalam Wahyuningrum (2015:27) ciri-ciri motivasi yang ada dalam diri
seseorang adalah:
 Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak
pernah berhenti sebelum selesai),
 Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa),
 Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah,
 Lebih senang bekerja sendiri,
 Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin,
 Dapat mempertahankan pendapatnya,
 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu,
 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi belajar siswa adalah kekuatan dalam diri siswa (energy) yang mendorong
siswa melakukan usaha-usaha mencapai tujuan belajar, disamping itu menunjukkan adanya
orientasi siswa/arah tingkah laku siswa pada pencapaian tujuan belajar. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya yaitu:

1. Cita-Cita atau Aspirasi Siswa. Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak
kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut
permainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan
mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian
hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya
cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.

2. Kemampuan Siswa. Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan


atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca perlu dibarengi dengan
kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-huruf. Kesukaran mengucapkan
huruf “r” misalnya, dapat diatasi dengan drill / melatih ucapan “r” yang benar.
Latihan berulang kali menyebabkan terbentuknya kemampuan mengucapkan “r”, atau
mengucapkan huruf-huruf lain, maka keinginan anak untuk membaca akan terpenuhi.
Keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambahkan kekayaan pengalaman
hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara
perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca pada anak yang semula sukar
mengucapkan huruf “r” yang benar. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.

3. Kondisi Siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-
marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seseorang siswa yang sehat,
kenyang, dan gembira akan mudah memutuskan perhatian. Anak yang sakit akan
enggan belajar. Anak yang marah-marah akan suka memutuskan perhatian pada
penjelasan pelajaran. Sebaliknya, setelah siswa tersebut sehat ia akan mengejar
ketinggalan pelajaran. Siswa tersebut dengan senang hati membaca buku-buku
pelajaran agar memperoleh nilai lapor baik, seperti sebelum sakit. Dengan kata lain,
kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.
4. Kondisi Lingkungan. Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
Bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian
antar siswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah
yang indah, pergaulan siswa yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh
karena itu kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib,
dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa memiliki perasaan,


perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat
pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi
dan perilaku belajar. Lingkunangan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan
tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa
yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa.
Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pembelajaran yang
masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat
dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru
professional diharapkan mampu memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio,
televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi siswa dalam belajar.

6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa. Upaya guru membelajarkan siswa


terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal
berikut:

a. menyelenggarakan tertib belajar di sekolah


b. membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu
dan pemeliharaan fasilitas sekolah,
c. membina belajar tertib pergaulan, dan,
d. membina belajar tertib lingkungan sekola

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi


Nugroho (2015: 46) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
murid, adalah sebagai berikut:
 Situasi ekonomi.
 Keahlian atau keterampilan seseorang.
 Cita-cita atau aspirasi peserta didik.
 Kemampuan peserta didik.
 Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani.
 Kondisi lingkungan peserta didik baik sekolah, keluarga maupun teman pergaulan.
 Unsur-unsur dinamis seperti pearasaa, perhatian, kemauan dan ingatan.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi : SMK Negeri 1Gunungsitoli Utara


Hari/Tanggal : Sabtu/26 November 2022
Pukul : 10.00-11.00

B. Sampel Penelitian dan Metode Pembuatan Sampel


1. Sampel dalam penelitian adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya secara representatif
atau seorang informan dalam sbuah penelitian. Dalam hal ini sampel yang diambil
yaitu dua orang guru SMK Negeri 1 Gunungsitoli Utara atas nama bapak Bonny
Salvado Zega, S.Pd., M.A dan bapak Tolona Harefa, S.E
2. Metode Penetuan Sempel
Metode penentuan sempel dalam penelitian ini yaitu urposive sampling. Urposive
sampling dalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang
apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti. Maka yang menjadi
sumber informan dalam penelitian ini dua orang guru di SMK Negeri 1 Gunungsitoli
Utara atas nama bapak Bonny Salvado Zega, S.Pd., M.A dan bapak Tolona Harefa,
S.E
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dinggunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif.

D. Instrumen Penelitian
Insrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu buku, pena, dan recorder menggunakan hp

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dilakukan dengan percakapan, wawancara terstruktur (formal),
dan pengumpulan dokumen-dokumen pribadi (tulisan, file dokemun). Dalam hal ini
peneliti melakukan wawan cara kepada informan berupa tanya jawab terkait media
pembelajaran yang digunakan di SMK Negeri 1 Gunungsitoli Utara dan pengaruh media
pembelajaran tersebut terhadap motivasi siswa. Adanya pengumpulan dokumen pribadi
yaitu melihat langsung atau memotret media pembelajaran yang digunakan di SMK
Negeri 1 Gunungsitli utara

F. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam laporan penelitian. Dalam hal ini, setelah peneliti melakukan penelitian di
Desa Madula telah diperoleh informasi terkait media pembelajaran yang digunakan di
SMK Negeri 1 Gunungsitoli dan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Hasil
penelitian tersebut disajikan dalam bentuk laporan penelitian.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menurut salah satu guru di SMKN 1 Gunungsitoli Utara yaitu bapak Boni S.
Zega,S.Pd.,M.A guru mata pelajaran PPKn memaparkan bahwa pengaruh media
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa sangat berpengaruh besar, sehingga
meningkatkan semangat siswa dalam berkreativitas dan mampu mengolah serta menerima
dengan baik proses pembelajaran.
Guru memanfaatkan media pembelajaran yang mudah dimengerti dan diterima oleh
siswa suapaya proses pembelajaran dapat diterima dengan baik dan mendapatkan feedback
yang baik kepada guru. Adapun contoh dari pada penggunaan media pembelajaran di
SMKN 1 Gunungsitoli Utara ini adalah pada siswa kelas X jurusan perkantoran pada mata
pelajaran PPKn, guru menggunakan media pembelajaran audio visual yaitu dengan
menggunakan layar infokus untuk melihat gambar dari video tersebut serta speaker untuk
mendengar suara dari video tersebut.
“Kebetulan pada saat itu kami sedang mempelajari tentang sejarah kemerdekaan
negara Indonesia, maka saya menggunakan video untuk semakin memperjelas bagaimana
saja proses dari merdeka nya negara Indonesia”, ujar bapak Boni Zega sebagai guru PPKn
di sekolah tersebut.
Adapun guru yang sudah kami wawancarai selain guru PPkn tersebut adalah guru di
Jurusan OTKP yaitu bapak Tolona Harefa, S.E beliau juga memaparkan bahwa pengaruh
penggunaan media pembelajaran di Jurusan OTKP benar benar sangat berpengaruh.
Bahkan, para siswa kelihatan senang dalam menggunakan media pembelajaran dimana
mereka tidak lagi kebingungan pada materi yang kurang mereka mengerti, melainkan
mereka dengan sangat mudah menerima dan memahami pelajaran tersebut dengan baik.

2. Proses Pembelajaran Yang Efektif


Bapak Boni S. Zega dan bapak Tolona Harefa juga memaparkan bahwa dengan
digunakannya media pembelajaran, proses pembelajaran dikelas semakin efektif dan
efisien. Mereka sedikit lebih mudah dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Harapan mereka juga terhadap siswa untuk memahami pembelajaran tersebut
direspon baik oleh para siswa, mereka berharap dengan dipergunakannya media
pembelajaran ini dikelas dapat membuahkan hasil yang baik kepada siswa dan juga
kepada mereka sebagai seorang guru yang profesional.

B. Pembahasan
 Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar berupa wahana yang mengandung
materi pembelajaran dan menyalurkannya dengan cara yang lebih efektif dan efisien,
sehingga mampu merangsang siswa agar dapat menyerapnya dengan lebih
baik. Media adalah istilah umum yang dapat mencakup bidang apa saja.
 Tujuan dari media pembelajaran
Secara umum tujuan penggunaan media pembelajaran adalah membantu guru
dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pelajaran kepada siswanya, agar
pesan lebih mudah dimengerti, lebih menarik, dan lebih menyenangkan kepada
siswa.
 Ciri-ciri Media Pembelajaran
Media pembelajaran  mempunyai ciri-ciri :

1. Ciri fikasatif
2. Ciri manipulative
3. Ciri distributive
4. Berbentuk hardware maupun software
5. Mampu digunakan baik itu secara masal, kelompok besar/kecil maupun
perorangan.
 Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran
1. Proses pembelajaran menjadi menyenangkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
3. Tersedia umpan balik (feedback)
 Manfaat media pembelajaran bagi siswa, yaitu: dapat meningkatkan motivasi dan
minat belajar siswa sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi pelajaran
yang diberikan oleh guru dengan baik dengan situasi belajar yang menyenangkan
dan siswa dapat memahami materi pelajaran dengan mudah.
 Peranan media pembelajaran dalam proses pembelajaran bagi guru
Media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat membantu guru dalam
memperkaya wawasan siswa, dengan berbagai jenis media pembelajaran oleh guru
maka dapat menjadi bahan dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa.
 Alasan guru harus menggunakan media dalam proses pembelajaran
Pada bagian proses pembelajaran tentunya seorang guru harus menggunakan berbagai
sumber belajar dan media pembelajaran agar siswa dapat dengan mudah memahai
materi, selain itu agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan menarik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa di SMKN 1
Gunungsitoli Utara sangat berpengaruh dan menghasilkan feedback dan respon yang
baik dari siswa.
2. Proses pembelajaran di SMKN 1 Gunungsitoli Utara sangat efektif dan efisien
sehingga memudahkan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

B. Saran
1. Bagi murid, tingkatkan lagi motivasi belajar baik dari dalam diri maupun dari luar,
pilihlah lingkungan belajar yang baik sehingga membawa dampak positif terhadap
prestasi belajar.
2. Bagi guru, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik
sehingga murid akan lebih semangat dalam belajar dan penyampaian pembelajaran
akan lebi berwarna dan berkesan.
3. Bagi sekolah, diharapkan sekolah menyediakan fasilitas belajar khususnya media
pembelajaran untuk menunjang penyampaian pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Wakhidati Nurrohmah. 2017. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi


Belajar Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah.

Journal Of Arabic Educatoin And Literature, (Online), Vol. 1, No. 1,


(Http://Journalregister.Iainsalatiga.Ac.Id/Index.Php/Lisania/Article/Vi)

Sundayana, rostina. 2016. Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Bandung:

alfabeta. Sardiman. 2016. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pres

Kristanto Andi. 2016. Media Pembelajaran. Jawa Timur : Bintang Surabaya Nur Nasution ,

Wahyudin. 2018. PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI


BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. Medan : Perdana Publishing
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai