Anda di halaman 1dari 16

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN

PADA MASA PANDEMI COVID-19

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Sidang Tesis

Oleh :
Nina Rahmi 21030901406

SEKOLAH PASCASARJANA
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
BANDUNG
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis bisa
menyelesaikan makalah tentang “Konsep Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19.” Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah
ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih terdapat


kekurangan baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan


manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bandung, 30 Maret 2021

Nina Rahmi

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penulisan 4

D. Sistematika Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Konsep Definisi Pendidikan Karakter 6

B. Penanaman Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik di Masa


Pandemi 10

C. Peranan Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik Saat


Pembelajaran di Masa Pandemi 11

BAB III PENUTUP 13

A. KESIMPULAN 13

B. SARAN 13

DAFTAR PUSTAKA 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latang Belakang Masalah


Covid-19 telah menjadi pandemi global di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Sejak awal maret 2020 covid-19 mulai mewabah di
Indonesia dan terus bertambah kasusnya. Dengan bertambahnya
kasus dari hari ke hari pemerintah pusat maupun daerah membuat
kebijakan semenjak virus ini mewabah yaitu dengan diberlakukannya
social distancing, physical distancing, hingga PSBB atau Pembatasan
Sosial Berskala Besar guna meminimalisir penyebaran virus ini.
Dengan adanya covid-19 ini berdampak pada berbagai bidang
terutama bidang pendidikan memberlakukan study from home atau
pembelajaran jarak jauh di rumah masing-masing dari awal pandemi
hingga kini.
Pembelajaran jarak jauh ini menjadi solusi untuk mengatasi
kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka
langsung. Ini memberikan tantangan kepada semua elemen dan
jenjang pendidikan untuk mempertahankan kelas tetap aktif meskipun
sekolah telah ditutup. Di masa pandemi saat ini walaupun diterapkan
study from home, bukan berarti peserta didik jauh dari upaya
perusakan pendidikan karakter, moral, ataupun akhlak.  Kontribusi
agama dalam menentukan sikap dan perilaku juga sangat signifikan
yang kemudian dinamakan etika, akhlaq, dan karakter. Tidak ada
agama yang mengajarkan kejelekan atau keburukan sikap.
Islam merupakan agama yang disepakati sebagai agama kompilasi
dari agama-agama pendahulunya yang terangkum dalam al-Quran dan
dijelaskan Hadis Nabi. Pada peran pendidikan agama Islam sama

4
dengan peran pendidikan kepribadian atau akhlak adalah membentuk
manusia berakhlak mulia, yaitu suatu keadaan yang melihat pada diri
manusia tanpa melalui proses perhitungan, pemikiran dan penelitian
yang menimbulkan hal yang baik yang disebut karakter jujur, karena
perusakan pada pendidikan karakter ini bisa terjadi dimana saja,
kapan saja, dan oleh siapa saja.
Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang semakin hari
semakin mendapatkan pengakuan dari masyarakat Indonesia
terutama pada kondisi pandemi seperti saat ini. Terlebih dengan
dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan yang dilihat dari
perilaku lulusan pendidikan formal saat ini. Pendidikan merupakan hal
terpenting dalam membantu generasi-generasi baru untuk mengetahui
segala sesuatu. Pendidikan merupakan pembelajaran segala
pengetahuan, keterampilan serta kebiasaan, baik moral, etika, dan
budaya sekelompok orang yang diturunkan secara turun-temurun
melalui pengajaran, penelitian, maupun pelatihan.

B. Rumusan Masalah Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat memberi
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi konsep pendidikan karakter?
2. Bagaimana penerapan pendidikan karakter pada peserta didik di
masa pandemi?
3. Bagaimana peranan pendidikan karakter pada peserta didik dalam
pembelajaran saat pandemi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui konsep definisi pendidikan karakter.
2. Untuk mengetahui bagaimana penanaman pendidikan karakter
pada peserta didik di masa pandemi

5
3. Untuk mengetahui peranan pendidikan karakter pada peserta didik
dalam pembelajaran saat pandemi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Konsep Pendidikan Karakter


Istilah pendidikan karakter muncul ke permukaan pada akhir-akhir
ini, setelah terjadi degradasi moral yang melanda bangsa Indonesia.
Pendidikan karakter terambil dari dua suku kata yang berbeda yaitu
“Pendidikan” dan “karakter”. Kedua kata ini mempunyai makna
sendiri-sendiri, dimana pendidikan lebih merujuk pada kata kerja,
sedangkan karakter lebih pada sifatnya. Artinya melalui proses
pendidikan tersebut nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang
baik.
Pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education yang kata
dasarnya educate bahasa lainnya educo yang berarti
“Mengembangkan dari dalam: mendidik, melaksanakan hukum
kegunaan.” Pendidikan merupakan
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan
secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri berasal dari
bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau
memimpin” dan awalan e, berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti

6
kegiatan “menuntun ke luar”. Setiap pengalaman yang memiliki efek
formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat
dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi, universitas
atau magang.
Karakter adalah watak seseorang, atau ahlak yang diperoleh dari
internalisasi dengan lingkungannya. Karakter seseorang akan menjadi
baik apabila didasarkan dengan nilai-nilai moral dan etika yang berlaku
dan disepakati di masyarakat. Lickona (dalam Santikaa, 2020)
“menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik
(components of good character), yaitu moral knowing atau
pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang
moral, dan moral action atau perbuatan moral”. Karakter yang baik
akan muncul setelah ketiga kompenen karakter tersebut bisa
terpenuhi dalam diri peserta didik. Lebih lanjut Nopan Omeri (dalam
Santika, 2020) menyatakan Karakter merupakan perpaduan antara
moral, etika, dan akhlak. Moral lebih menitikberatkan pada kualitas
perbuatan, tindakan atau perilaku manusia atau apakah perbuatan itu
bisa dikatakan baik atau buruk, atau benar atau salah. Sebaliknya,
etika memberikan penilaian tentang baik dan buruk, berdasarkan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu, sedangkan
akhlak tatanannya lebih menekankan bahwa pada hakikatnya dalam
diri manusia itu telah tertanam keyakinan di mana keduanya (baik dan
buruk) itu ada. Faktor-faktor ini saling berkaitan dan mendukung satu
sama lainnya dalam membentuk kepribadian seorang anak (Santika,
2020).
Dalam Undang–Undang Dasar nomor 20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional yang terdapat bab 1 pasal 1 disebutkan
bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

7
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negera”. Adapun pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan zaman.
Kemudian dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2003 juga disebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. (Ainissyifa, 2017)
Berdasarkan kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa antara
pendidikan secara umum dengan pendidikan nasional memiliki fungsi
dan tujuan yang sama dalam membentuk karakter/ kepribadian yang
baik terhadap peserta didik. Hal ini menunjukkan betapa besarnya
keseriusan pemerintah dalam upaya merealisasikan pendidikan
karakter di negara tercinta ini.
Untuk itu, sangat penting membentuk manusia yang memiliki
karakter yang baik. Pembentukan karakter dapat ditempuh melalui
pendidikan karakter. Semua perilaku negatif masyarakat Indonesia
baik yang terjadi dikalangan pelajar ataupun mahasiswa, jelas ini
menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang mencoreng
nama baik lembaga pendidikan. Dalam pelaksanaan pendidikan
karakter tidaklah hanya diserahkan kepada guru agama saja, karena
dalam pelaksanaan pendidikan harus dipikul oleh semua pihak,

8
temasuk kepala sekolah, para guru, staf tata usaha, dan bahkan orang
tua di rumah. Untuk mewujudkan siswa yang berkarakter, diperlukan
upaya yang tepat melalui pendidikan. Karena pendidikan mempunyai
peranan penting dan sentral dalam menanamkan,
mentransformasikan dan menumbuhkembangkan karakter positif
siswa, serta mengubah watak siswa yang tidak baik menjadi baik.
Dari pengertian diatas dapat diambil bahwa pendidikan karakter
ialah suatu pendidikan yang mengajarkan tabiat, moral, tingkah laku
maupun kepribadian. Maksudnya proses pembelajaran yang dilakukan
di lembaga pendidikan harus mampu mengarahkan dan menanamkan
nilai-nilai kebaikan kepada peserta didik yang kemudian dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter
juga dapat diartikan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the
deliberateuse of all dimensions of school life to foster optimal
character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua
komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum,
proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan
mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau
kegiatan ko- kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan,
dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Disamping
itu,pendidikan karakter dimaknai sebagai suatuperilaku warga sekolah
yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
Ada juga pendidikan karakter dalam Islam, karakter manusia dalam
ajaran Islam tidak dapat dilepaskan dari al-Quran dan Hadits sebagai
pedoman hidup kaum muslimin. Tugas utama manusia diciptakan
adalah supaya beribadah kepada Allah SWT. Allah berfirman dalam
QS. Adz-Dzaariyaat ayat 56 disebutkan bagaimana tugas utama

9
manusia sebagai berikut, “Aku tidak Menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Menjalani kehidupan
didunia ini, agama memiliki posisi dan peranan penting. Agama dapat
berfungsi sebagai faktor motivasi (pendorong untuk bertindak yang
benar, baik, etis, dan maslahat), profetik (menjadi risalah yang
menunjukkan arah kehidupan), kritik (menyuruh pada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar), kreatif (mengerahkan amal atau
tindakan yang menghasilkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain),
integratif (menyatukan elemen-elemen yang rusak dalam diri manusia
dan masyarakat untuk menjadi lebih baik), sublimatif (memberikan
proses penyucian diri dalam kehidupan), dan liberatif (membebaskan
manusia dari berbagai belenggu kehidupan).
Pendidikan karakter yang berbasis agama merupakan pendidikan
yang mengembangkan nilai-nilai berdasarkan agama yang
membentuk kepribadian, sikap dan tingkah laku yang utama atau luhur
dalam kehidupan. Dalam agama Islam pendidikan karakter
mempunyai kesamaan dengan pendidikan akhlak. Karakter adalah
suatu tabiat atau kebiasaan. Karakter juga disebut se-bagai sebuah
sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang
individu. Jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut
akan bersikap untuk kondisikondisi tertentu. Karakter yang berarti
tabiat, watak dan kebiasaan yang mendasari tingkah laku manusia
sepadan dengan kata akhlak dalam Islam. Akhlak disebut juga
kebiasaan yang artinya tindakan yang tidak lagi banyak memerlukan
pemikiran dan pertimbangan. (Nashir, 2013)
B. Penanaman Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik Di Masa
Pandemi
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa
Darurat seperti sekarang (Covid 19). Terkait belajar dari rumah,

10
Mendikbud menekankan bahwa pembelajaran dalam jaringan
(daring/jarak jauh) dapat dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar bermakna bagi siswa tanpa terbebani tuntutan
dalam menuntaskan seluruh pencapaian kurikulum untuk kenaikan
kelas maupun kelulusan. (Permendikbud Nomor 4 Tahun 2020)
Mendikbud dalam isi Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 itu juga
menyatakan bahwa pembelajaran daring/jarak jauh difokuskan pada
peningkatan pemahaman siswa mengenai virus corona dan wabah
covid-19. Adapun aktivitas yang harus dilakukan siswa untuk
pembelajaran dapat bervariasi setiap siswa sesuai dengan minta
mereka masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan
akses/fasilitas belajar dirumah. Walaupun banyak sekolah yang
menerapkan belajar dari rumah dan bukan berarti guru hanya
memberikan pekerjaan saja kepada peserta didik, tetapi juga ikut
berinteraksi dan berkomunikasih membantu peserta didik dalam
mengerjakan tugas-tugas mereka. Guru juga dituntut untuk tetap
berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswanya walaupun tidak
dalam jangkauan langsung.
Masyarakat masih memandang bahwa ruang kelas adalah sekolah
yang sesungguhnya dan kelas online itu menjadi less effective (kurang
efektif). Karena masyarakat belum menganggap kelas online dapat
membantu dalam pendidikan anak walaupun saat ini memang semua
sekolah harus bijak dalam membuat dan menerapkan teknologi dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, meskipun dalam
keadaan yang tidak biasa seperti ini semua sekolah di Indonesia
dipaksa untuk menerapkan sistem online secara merata. Padahal
teknologi tidak sepenuhnya bisa terpenuhi oleh mereka yang tinggal
didaerah terpencil. (Kusnandar dalam Suryana, 2011)
Melihat pembahasan diatas bahwa banyak juga keterbatasan
dalam menciptakan generasi-generasi yang bermutu dan berkualitas
pada anak didik. Maka dari itu, pembahasan ini menerangkan bahwa

11
ada beberapa tips dalam menciptakan karakter yang mulia sesuai
dengan tuntunan Alquran dimasa sekarang yang sedang terjadi
pandemi sebagai kendala yang tidak dapat dijangkau oleh guru dari
teknologi yang digunakan dalam membantu proses pembelajaran
secara tidak langsung. Serta kecanggihan teknologi yang masih tidak
dapat menyentuh salah satu poin penting dari pendidikan yaitu
Pendidikan Karakter/Akhlakul Karimah pada anak. Ketika pendidikan
harus menerapkan pembelajaran dari rumah, ketika siswa harus
dituntut belajar dari rumah bersama keluarga, ketika guru dituntut
harus pandai menggunakan teknologi dalam pembuatan media belajar
untuk memenuhi tanggung jawab pada siswanya. Lantas siapa yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan karakter peserta didik?
(Kusnandar dalam Suryana, 2011)
Firman Allah Ta’ala yaitu Al-qur’an banyak menjelaskan tentang
pendidikan Islam yang berkarakter seperti Q.S Lukman ayat 13 yang
artinya: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika
dia memberi pelajaran kepadanya, Wahai Anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Ayat ini menjelaskan
bahwa pendidikan yang paling ditekankan adalah pendidikan karakter
yang dilakukan oleh orang tua dari rumah, karena pendidikan orang
tua itu adalah pendidikan yang paling utama.
C. Peranan Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Saat Pandemi
Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting untuk
diterapkan kepada peserta didik, karena sejatinya pendidikan bukan
hanya bertujuan untuk membuat siswa menjadi cerdas saja, tapi juga
berkarakter, berbudi pekerti luhur, sopan santun, serta respect/ peduli
terhadap lingkungannya. Dengan berkarakter, keberadaannya sebagai
warga suatu masyarakat akan lebih bermakna dan dihargai.
Menurut Judiani (2010) fungsi pendidikan karakter ada 3, yakni

12
fungsi pengembangan, fungsi perbaikan, dan fungsi penyaring.
Pengembangan, yakni bermakna pengembangan potensi peserta didik
untuk menjadi pribadi berprilaku baik, terutama bagi peserta didik
yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter
bangsa. Perbaikan, yakni bermakna memperkuat kiprah pendidikan
nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
peserta didik yang lebih bermanfaat. Penyaring, yakni bermakna
mampu menseleksi budaya bangsa sendiri dan bangsa lain yang tidak
sesuai dengan nilai-nilai karakter yang bermartabat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ke-3 fungsi tersebut
sejatinya pendidikan karakter mampu mencetak peserta didik yang
memiliki sikap nilai-nilai baik untuk mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya sehingga dapat adaptif di abad-21 ini.
Tujuan Pendidikan Pendidikan Karakter Bangsa diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan
Warga Negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji
dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya dan
karakter bangsa
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan
persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan
penuh kekuatan.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan karakter memiliki
peranan yang sangat penting dan dibutuhkan oleh peserta didik di masa
pandemi ini. Guru maupun orang tua dan pihak yang terkait pendidikan

13
dapat bersinergi mampu memfasilitasi serta menerapkan pembiasaan
karakter dalam setiap aktivitas belajar mereka, guna mampu membentuk
sikap dan nilai-nilai sehingga mampu survive terhadap tantangan di
abad-21 ini serta mampu menyeleksi budaya/ nilai-nilai yang tidak baik
untuk diaplikasikan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.
Pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui perkembangan
karakter individu seseorang.Akan tetapi, karena manusia hidup dalam
lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka perkembangan karakter
individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan
budaya yang bersangkutan.
Penanaman pendidikan karakter mesti diterapkan dalam pembelajaran
apalagi saat kondisi pandemi ini. Walaupun banyak sekolah yang
menerapkan belajar dari rumah dan bukan berarti guru hanya memberikan
pekerjaan saja kepada peserta didik, tetapi juga ikut berinteraksi dan
berkomunikasi membantu peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas

14
mereka. Guru juga dituntut untuk tetap berinteraksi dan berkomunikasi
dengan siswanya walaupun tidak dalam jangkauan langsung, untuk
memonitor bagaimana keseharian dan pengembangan sikap mereka.
Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting dan
dibutuhkan oleh peserta didik di masa pandemi ini. Untuk itu, diharapkan
guru maupun orang tua dan pihak yang terkait pendidikan dapat bersinergi
mampu memfasilitasi serta menerapkan pembiasaan karakter dalam
setiap aktivitas belajar mereka, guna mampu membentuk sikap dan
nilai-nilai sehingga mampu survive terhadap tantangan di abad-21 ini.
B. Saran
Setitik harapan dari saya sebagai penyusun kepada semua pihak baik
pengoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran kepada
saya. Karena makalah yang saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan.
Kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan untuk
kekurangan yang ada pada makalah yang saya susun ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ainissyifa, H. (2017). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan


Islam. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 1-26.
Judiani, S. (2010). Implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar
melalui penguatan pelaksanaan kurikulum. Jurnal pendidikan dan

kebudayaan, 16(9), 280-289.

Permendikbud Nomor 4 Tahun 2020


Suryana, Aa & Feni Fatriani. 2011. Pengembangan Pendidikan Karakter.
Bandung: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Santika, I. W. E. (2020). Pendidikan karakter pada pembelajaran
daring. Indonesian Values and Character Education Journal, 3(1), 8-19.
Syahroni, 2014. ”Konsep Pendidikan Karakter
https://stitqi.ac.id/2014/09/12/konsep-pendidikan-karakter/, diakses

15
pada 31 Maret 2021 pukul 20.05.

Syah, R. H. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia:


Sekolah, Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal
Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(5), 395–402.
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

16

Anda mungkin juga menyukai