1. Pengertian ibadah
Menurut bahasa, kata ibadah berarti patuh (al-tha’ah), dan tunduk (al-khudlu). Ubudiyah
artinya tunduk dan merendahkan diri . Menurut al-Azhari, kata ibadah tidak dapat
disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah.
2. Tujuan Ibadah
Manusia, bahkan seluruh mahluk yang berkehendak dan berperasaan, adalah hamba-
hamba Allah. Hamba sebagaimana yang dikemukakan diatas adalah mahluk yang
dimiliki. Kepemilikan Allah atas hamba-Nya adalah kepemilikan mutklak dan sempurna,
oleh karena itu mahluk tidak dapat berdiri sendiri dalam kehidupan dan aktivitasnya
kecuali dalam hal yang oleh Alah swt.
Telah dianugerahkan untuk dimiliki mahluk-Nya seperti kebebasan memilih walaupun
kebebasan itu tidak mengurangi kepemilikan Allah. Atas dasar kepemilikan mutak Allah
itu, lahir kewajiban menerima semua ketetapan-Nya, serta menaati seluruh perintah dan
larangan-Nya.
3. Dampak Positif ibadah
Masyarakat bisa saling menghargai sesama umat beragama.
Terjadi kerukunan.
Semakin percaya akan adanya Tuhan.
Semakin tidak percaya pada unsur – unsur yang berbaur mistis.
Iman pada Tuhan semakin kuat
4. Cara meningkatkan kualitas ibadah
Dalam Suatu agama yang ada di muka bumi ini, setiap agama memiliki ajaran dan aturan
untuk beribadah yang berbeda-beda, dan diantara semua agama itu salah satunya
termasuk agama Islam, di dalamagama Islam ibadah bukan hanya Sholat, Zakat,Puasa,
Haji tetapi seluruh pekerjaan dan perbuatan itu semata-mata untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan semua bentuk perbuatan baik itu berguna juga untuk orang lain.
Untuk mengerjakan atau melaksanakan Ibadah tersebut memerlukan persiapan dalam
lahir maupun batin agar dalam meaksanakan ibadah di dalam agama islam setiap waktu-
kewaktu maka akan semakin meningkat dan di dalam menjalankan atau melaksanakan
ibadah ini ada beberapa upaya yang dapat dilaksanakan agar ibadah yang di kerjakan
semakin berkualitas :
a) Ibadah dengan khusuk dalam mejalankannya.
Dalam kata Khusuk di sini itu adalah sebuahkondisi kejiwaan yang sedang terpaut
kepada Allah SWT, dapat menyadari dan dapat merasakan atas kehadirannya Allah
SWT, karena bagi seorang muslim menyadari bahwa seluruh pekerjaan dan perbuatan
akan selalu dalam pengawasan Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
َ َّد هَّللا َ َكأَنMَ ُ أَ ْن تَ ْعب:قَا َل
َك تَ َراهُ فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ُك ْن تَ َراهُ فَإِنَّهُ يَ َراك
” Ikhsan yaitu engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya, walaupun
engkau tidak melihatnya tetapi sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu”.
b) Ibadah dengan Kecintaan.
Dalam menjalankan suatu ibadah sangatlah memerlukan yang namanya Kerinduan
dan Kecintaan, tanpa yang namanya Kerinduan dan Kecintaan maka akan sulit untuk
merasakan yang namanya sebuah kenikmatan dalam beribadah. Seperti orang yang
sedang sakit tidak dapat merasakan lezatnya makanan. Maka dari itujalan yang dapat
di tempuh untuk memperoleh kenikmatan beribadah danagar terhindar dari sikap
malas, seharusnya sebagai ummat muslim kita hendaknya selalu mencari
danmenambah konsentrasi dalam beribadah.
من احب هلل وابغض هلل واعطى هلل ومنع هلل فقد استكمل االيمان
” Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah,
menahan karena Allah sesungguhnya orang itu mendapat kesempurnaan iman. (HR.
Abu Dawud)
c) Ibadah dengan kesadaran
Ibadah yang dilakukan dengan kesadaran mengandung maksud, bahwasanya ibadah
yang di laksanakan yang dikerjakannya tidak ada unsur paksaan di dalamnya, bias
juga melaksanakan ibadah tersebut paham dan tahu terhadap apa yang dia lakukan
dan dia kerjakan. Dan sedangkan orang yang mabuk sedang tidak sadarkan diri, maka
apapun yang dilaksanakannya di luar kontrol akal pikiran yang dia lakukan. Oleh
karena itu Allah melarang orang yang mabuk tidak sadarkan diri untuk melaksanakan
atau mengerjakan ibadah (Sholat) seperti yang tertera di dalam Ayat suci Al-Qur’an :
۟ ُوا ما تَقُولُونَ َواَل جُ نُبًا إاَّل عَابرى َسبي ٍل َحتَّ ٰى تَ ْغتَ ِسل
۟ ۟ ُ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن ۚ
۟ وا اَل تَ ْق َرب
وا ِ ِ ِ ِ َ صلَ ٰوةَ َوأَنتُ ْم ُس ٰ َك َر ٰى َحتَّ ٰى تَ ْعلَ ُم
َّ ُوا ٱل َ
” Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu katakan (Annisa”: 43)”.
d) Ibadah secara sembunyi.
Dengan mana kita melaksanakan dan mengerjakan ibadah secara sembunyi
merupakan totalitas ibadah dan melepaskan segala perbuatan baik maupun buruknya
dihadapan Allah SWT, sehingga ibadah bukan untuk memperoleh pujian dari orang
lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
)ان صالتى ونسكى ومحياى ومماتى هلل رب العالمين (رواه مسلم
” Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah kepunyaan Allah yang
menguasai sekalian alam (HR. Muslim)”.
e) Ibadah dengan Ikhlas
Sebuah kegiatan dalam melaksanakan dan menjalankan suatu ibadah itu tidak hanya
di kerjakan dengan sia-sia, nilai sebuah keikhlasan dalam beribadah bukan hanya di
peroleh dengan tiba-tiba namun akan tetapi memerlukan upaya dan perjuangan secara
terus-menerus. Seperti kewajiban untuk menjalankan sholat lima waktu pada awal
kali menjalankan lima waktu sholat ini terasa berat dan bias jadi akan menambah
beban bahkan bisa juga sebagai penghambat setiap aktifitas sehari-hari. Hal yang
demikian ini akan hilang apabila dilaksanakanya secara terus menerus dan di tambah
juga dengan ibadah sholat sunah rawatib dan sholat Sunnah lainnya, maka sholat pun
tanpa kita sadari akan menjadi kebutuhan dan apabila dilaksanakan dan dikerjakan
dengan penuh keikhlasan, Ibadah pun dikerjakan hanya semata-mata karena Allah
SWT, sebagaimana Firman-Nya dalam Al-Qur’an :
۟ Mانَ يَرْ ُجMM ٌد ۖ فَمن َكM هٌ ٰ َو ِحMَى أَنَّمآ إ ٰلَهُ ُك ْم إ ٰل
َ ٰ لْ َع َماًلMMآ َء َربِّ ِهۦ فَ ْليَ ْع َمMMَوا لِقM َ قُلْ ِإنَّ َمآ أَن َ۠ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم ي
ِر ْكMلِحًا َواَل ي ُْشMص َ ِ ِ َ َّ َُوح ٰ ٓى إِل
بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِٓۦه أَ َح ۢ ًدا
“Barang siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia
mengerjakan amal shalih dan janganlah ia menyekutukan sesuatupun dalam
beribadah kepada Tuhannya”.
MATERI KE 2 BIMBINGAN KLASIKAL