Anda di halaman 1dari 35

“LAPORAN BEST PRACTICES”

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN


PROBLEM BASED LEARNING: PESERTA DIDIK DIHARAP DAPAT
MENGHINDARI DAN MENGATASI PERILAKU PHUBBING
KELAS XII TBO SEMESTER GANJIL/TAHUN 2022-2022
&
LAYANAN KONSELING INDIVIDU MENGGUNAKAN PENDEKATAN
RATIONAL EMOTIVE BEHAVIORAL THERAPY (REBT) DENGAN TEKNIK
DISPUTE COGNITIVE: PESESRTA DIDIK DIHARAP DAPAT
MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF

SMKN 3 BOYOLANGU

Dosen Pembimbing: I Putu Agus Apriliana, S.Pd. Gr, M.Pd


Guru Pamong: Anita Rahmi Hosain Sjaharia, S.Sos.I.Gr

Disusun Oleh:
Unzhela Mustika Purwalis Sari, S.Pd
NO. UKG: 201698526819

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 GELOMBANG 2
LEMBAGA PEYLENGGARA TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2022
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMKN 03 Boyolangu Tulungagung


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Dengan Layanan bimbingan klasikal
menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning Peserta didik diharap dapat
menghindari dan mengatasi perilaku Phubbing
Penulis Unzhela mustika Purwalis Sari, S.Pd
Tanggal Senin, 12 Desember 2022
Selasa, 13 Desember 2022
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa
mengapa praktik ini diketahui bahwa pada saat temannya diajak
penting untuk dibagikan, berbicara justru sibuk dengan HP yang
apa yang menjadi peran dipegang, saat diajak berbicara, ia terlihat
dan tanggung jawab anda cuek/acuh tak acuh. Anak tersebut lebih asyik
dalam praktik ini. membalas pesan dari temannya ataupun sibuk
membuka sosial media.

Selain itu, informasi dari guru BK banyak


orangtua siswa yang mengeluh bahwa anaknya
lebih suka bermain HP saat berada dirumah
(bermain game online, membuka mediasosial)
dari pada belajar, anak lebih asyik bermain HP
dari pada berkumpul dan berbincang bersama
keluarga, saat diajak berbicara ia cenderung
cuek atau mengabaikan orang lain.

Dari informasi tersebut dapat disimpulkan


bahwa siswa tersebut terindikasi kecanduan
smartphone sehingga muncul perilaku
phubbbing. Salah satu gejala perilaku phubbing
adalah ketika sedang berbicara dengan
temannya, teman tersebut sering diabaikan
karena sibuk dengan smartphone. Perilaku
phubbing menjadi gejala sosial yang dapat
mengganggu kenyamanan proses komunikasi.
Seorang komunikator (pengirim pesan) ataupun
komunikan (penerima pesan) akan terganggu
dengan aktifitas salah satu pihak yang seolah-
olah memperhatikanya padahal ia tidak peduli
dengan orang lain (melakukan perilaku apatis).
Praktik ini penting untuk dibagikan karena
dapat menimbulkan dampak yang sangat
besar dalam proses layanan yaitu:

➢ Layanan Bimbingan klasikal lebih menarik,


karena menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) peserta didik
diajak untuk berdiskusi melalui diskusi
kelompok untuk memecahkan masalah
terkait pubbing, disitu peserta didik dapat
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki didalam dunia nyata. Selain itu peserta
didik dapat lebih aktif terlibat dalam
pembelajaran, melatih kemampuan dalam
berpikir kritis, dapat mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru, dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan. Selain itu, dengan PBL dapat
memudahkan peserta didik dalam menguasai
konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan dan dapat meningkatkan
motivasi peserta didik dalam mentransfer
pengetahuan untuk memahami masalah
dunia nyata
➢ Mengembangkan minat siswa untuk secara
terus menerus belajar
➢ Proses layanan lebih tersetruktur
➢ Media dan alat/bahan yang digunakan dalam
layanan lebih inovatif dan tidak monoton.
Disini guru BK menayangkan vidio yang
perkaitan dengan topik layanan, lalu
menayangkan materi melalui media PPT dan
menggunakan media ”mistery box” yang berisi
potongan-potongan kasus terkait topik
layanan

Yang menjadi peran tanggung jawab saya


dalam praktik ini yaitu:

➢ Guru BK sebagai fasilitator dalam


memberikan pemahaman tentang Phubbing,
gejala-gejala apa saja yang menyebabkan
perilaku phubbing, lalu faktor apa saja
penyebab terjadinya phubbing, dampak yang
disebabkan akibat prilaku phubbing dan
langkah-langkah mengatasi perilaku
phubbing.
Tantangan : Yang menjadi tantangan dalam pelaksanan
Apa saja yang menjadi layanan ini adalah:
tantangan untuk
mencapai tujuan ➢ Masih ada peserta didik dalam kelompok
tersebut? Siapa saja yang yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi
terlibat, karena kurang kerjasama dan kurang
peduli.
➢ Ketika melaksanakan presentasi dan
penyajian hasil diskusi kelompok, siswa
masih kurang percaya diri
➢ Ketika layanan berlangsung, guru BK masih
belum melibatkan semua siswa dalam
kegiatan layanan
➢ Guru BK dituntut mampu memfariasikan
kegiatan agar semua siswa belajar dengan
baik/memahami materi yang disampaikan
➢ Guru BK tidak mendapatkan jam masuk
kelas.
➢ Persiapan kelas harus agak ekstra tenaga
karena siswa kelas XII sudah mulai libur
dan membuat pengelolaan kelas secara
khusus

Orang Yang terlibat dalam kegiatan yaitu:

➢ Peserta didik kelas XII TBO sebagai sentral


dalam proses pemberian layanan
➢ Guru BK sebagai fasilitator dalam
pemberian layanan
➢ Waka kurikulum yang membantu
mengatur dalam jam masuk kelas
➢ Waka sarpras yang membantu dalam
peminjaman ruang kelas dan penyediaan
alat untuk pelaksanaan layanan
➢ Rekan sejawat yang membantu
terlaksananya layanan kegiatan
➢ Kepala sekolah sebagai pembimbing dalam
kelancaran kegiatan ini
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
Langkah-langkah apa menghadapi tantangan tersebut adalah:
yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan ➢ Membiasakan peserta didik saat
tersebut/ strategi apa melaksanakan layanan bimbingan klasikal
yang digunakan/ dengan menggunakan Model
bagaimana prosesnya, pembelajaran PBL (Problem Based
siapa saja yang terlibat / Learning), guru BK menjelaskan lebih
Apa saja sumber daya detail mengenai tugas diskusi supaya
atau materi yang
diperlukan untuk seluruh peserta didik dapat terlibat aktif
melaksanakan strategi ini dalam diskusi kempok
➢ Guru BK memberika stimulus kepada
peserta didik agar aktif dalam
pelaksanaan diskusi kempok dan
membimbing peserta didik secara
menyeluruh dalam kegiatan diskusi
kelompok
➢ Guru BK menyemangati, mendampingi
dan mengarahkan peserta didik supaya
lebih percaya diri pada saat presentasi
hasil diskusi didepan kelas
➢ Memberikan penguatan serta motivasi
dalam kegiatan pembelajaran yang
berlangsung, agar peserta didik terlibat
lebih aktif
➢ Guru BK melakukan inovasi dalam
pemberian layanan

Prosesnya, siapa saja yang terlibat:

➢ Dalam pelaksanaanya melibatkan Kepala


Sekolah selaku pimpinan yang selalu
memberika bimbingan, masukan, motivasi
dan kemudahan dalam menjalankan
kegiatan layanan tersebut
➢ Dewan guru dan rekan sejawat yang
memberikan motivasi dan membantu
dalam proses kegiatan layanan untuk
saling berkolaborasi
➢ Waka kurikulum yang memberikan jam
masuk kelas untuk keterlaksanaan
kegiatan layanan
➢ Waka sarpras yang memberikan
peminjaman ruang kelas dan LCD
proyektor untuk pelaksanaan layanan.

Sumber daya atau Materi yang diperlukan:

➢ Ruang Kelas XII TBO di SMN 3 Boyolangu


➢ Sumber daya listrik sebagai penunjang
berjalannya media yang digunakan
➢ Materi yang telah dirangkum dalam PPT
➢ Potongan kaus terkait topik layanan yang
dimasukan kedalam media mistery Box
➢ Kertas HVS
➢ Spidol Warna
➢ Google Form
➢ Jaringan Internet
➢ Peralatan yang dibutuhkan seperti laptop,
kamera, LCD proyektor,dsb.
Refleksi Hasil dan Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
dampak dilakukan yaitu:
Bagaimana dampak dari
aksi dari Langkah-langkah ➢ Semua dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang dilakukan? Apakah apa yang telah direncanakan sehingga
hasilnya efektif? Atau tujuan layanan dapat tercapai
tidak efektif? Mengapa? ➢ Peserta didik sudah belajar kelompok dan
Bagaimana respon orang berdiskusi dalam menyelesaikan suatu
lain terkait dengan permasalahan
strategi yang dilakukan, ➢ Peserta didik aktif dalam kegiatan layanan
Apa yang menjadi faktor bimbingan klasikal
keberhasilan atau ➢ Keprofesionalan guru dalam memberikan
ketidakberhasilan dari layanan Bimbingan dan Konseling
strategi yang dilakukan? ➢ Peserta didik dapat memahami terkait
Apa pembelajaran dari perilaku Phubbing
keseluruhan proses ➢ Peserta didik sudah dapat menghindari
tersebut dan mengatasi perilaku Phubbing terlihat
dari hasil wawancara dengan walikelas
dan guru mapel

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?


Mengapa?

Hasilnya efektif, hal tersebut dapat dilihat


dari hasil analisis evaluasi proses yang
menunjukkan bahwa layanan yang diberikan
berjalan sesuai dengan rencana. Hal tersebut
terbukti dengan hasil observasi saat proses
layanan berlangsung yang menunjukkan
keterlaksanaan layanan dan kesesuaian
program 85% berjalan dengan baik. Selain itu,
hasil perolehan siswa pasca layanan
menunjukkan sebanyak 80% peserta didik
sangat antusias dan aktif saat proses layanan
berlangsung, dan 20% peserta didik tidak aktif
dalam proses layanan mulai dari kegiatan awal,
inti dan penutub.

Dan dari hasil analisis evaluasi hasil


didapati sebanyak 68,4 % siswa memahami
tujuan dari materi yang di sampaikan, 73,7%
anak memperoleh banyak pengetahuan dari
materi yang disampaikan, 63,2% peserta didik
menyatakan akan lebih baik, apabila bersikap
sesuai dengan materi yang disampaiakan,
selanjutnya sebanyak 57,9% peserta didik dapat
mengembangkan perilaku yang lebih positif
setelah mendapatkan materi yang disampaikan,
lalu 57,9% peserta didik memiliki sikap berani
dan tegas untuk menghindari perilaku
Phubbing, dan sebanyak 60,5% peserta didik
menyatakan dapat mengatasi perilaku Phubbing
yang ada dalam dirinya. Dari hasil analisis
evaluasi hasil membuktikan bahwa dengan
model pembelajaran Problem Based Learning
peserta didik dapat menghindari dan mengatasi
perilaku phubbing.

Selain itu juga dibuktikan dengan hasil


observasi dan wawancara dari wali kelas,
bapak/ibu guru pengajar dan rekan sebaya
didapati bahwa materi ini berdampak positif
pada perubahan peserta didik, yaitu yang
tadinya ketika sedang berkomunikasi dengan
orang lain lebih memfokuskan diri pada
smartphone yang di genggamanya, dan
menunjukan perilaku apatis dengan lingkungan
sekitar, saat ini sudah menunjukkan perubahan
dengan tidak mengabaikan orang lain, dan lebih
memilih untuk membatasi penggunaan
Smartphone agar tidak terus-terusan
menggunakan Smartphone. Dari hasil observasi
tersebut bisa dikatakan tujuan dari layanan BK
dapat tercapai.

Bagaimana respon orang lain terkait dengan


strategi yang dilakukan:

➢ Respon kepala sekolah sangat baik, positif


dan selalu mendukung penuh atas
kegiatan layanan yang telah dilaksanakan
untuk kebaikan layanan BK
➢ Guru dan rekan sejawat sangat positif dan
antusias, sehingga mereka juga ingin
melaksanakan model layanan yang telah
saya laksanakan. Karena berdampak
besar terhadap proses layanan dalam BK
➢ Respon peserta didik positif, mereka
merasa terbantu dan senang
melaksanakan layanan bimbingan klasikal
Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu:
➢ Dukungan kepala sekolah dan rekan
sejawat yang turut membantu
mempersiapkan alat dalam proses
kegiatan layanan Bimbingan klasikal
➢ Berusaha melaksanakan dengan
semaksimal mungkin dengan apa yang
sudah direncanakan
➢ Kerjasama yang baik dari peserta didik
dan dewan guru, waka kurikulum yang
memberikan jam masuk kelas, sarana dan
prasarana yang memadai untuk
menjalankan kegiatan tersebut
➢ Kemampuan guru dalam mengembangkan
inovasi dalam pemberian layanan
Bimbingan dan Konseling
➢ Kompetensi guru dalam pemahaman
peserta didik untuk mampu
mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses


tersebut:

➢ Untuk pelaksanaan layanan bimbingan


klasikal model pembelajaran Problem
Based Learning lebih terstruktur
➢ Peserta didik lebih tertarik dan fokus
➢ Layanan lebih berfariasi, menarik dan
menyenangkan
➢ Media dan alat/bahan yang digunakan
dalam layanan lebih inovatif
➢ Sebagai seorang pendidik, guru harus
selalu mengembangkan dan
menyesuaikan dirinya dengan
perkembangan zaman (update) dan selalu
membuat inovasi-inovasi dalam layanan
Bibingan dan Konseling
LAMPIRAN – LAMPIRAN

1. Dokumentasi Layan Bimbingan Klasikal

1.1 Dokumentasi layanan bimbingan klasikal bersama kelas XII TBO

1.2 Dokumentasi pemberian materi layanan kepada kelas XII TBO


2. Dokumentasi Wawancara Refleksi Layanan Klasikal

2.1 Dokumentasi wawancara dengan peserta didik

2.2 Dokumentasi wawancara dengan koordinator BK, wali kelas dan guru mapel
3. Hasil Analisis Terhadap Evaluasi Proses

Hasil analisis evaluasi proses yang menunjukkan bahwa layanan yang


diberikan berjalan sesuai dengan rencana. Hal tersebut terbukti dengan
hasil observasi saat proses layanan berlangsung yang menunjukkan
keterlaksanaan layanan dan kesesuaian program 85% berjalan dengan
baik. Selain itu, hasil perolehan siswa pasca layanan menunjukkan
sebanyak 80% peserta didik sangat antusias dan aktif saat proses
layanan berlangsung, dan 20% peserta didik tidak aktif dalam proses
layanan mulai dari kegiatan awal, inti dan penutub.

4. Hasil Analisis Terhadap Evaluasi Hasil


5. Form Evaluasi Pproses
6. Form Evaluasi Hasil
7. Form LKPD
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMKN 03 Boyolangu Tulungagung


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan yang ingin dicapai Dengan Layanan Konseling Individu
menggunakan Pendekatan Rational Emotive
Behavioral Therapy (REBT) Dengan Teknik
Dispute Cognitive pesesrta didik diharap dapat
meningkatkan konsep diri positif
Penulis Unzhela mustika Purwalis Sari, S.Pd
Tanggal Selasa, 10 januari 2023
Rabu, 11 Januari 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah
Kondisi yang menjadi latar
belakang masalah, Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh
mengapa praktik ini dari guru mapel diketahui bahwa terdapat
penting untuk dibagikan, peserta didik yang mengalami kendala saat
apa yang menjadi peran presentasi didepan kelas. Peserta didik tersebut
dan tanggung jawab anda terlihat cemas saat presentasi berlangsung. Ia
dalam praktik ini. terlihat terbata-bata dalam berkomunikasi dan
ragu-ragu dalam menyampaikan hasil
presentasi didepan kelas, peserta didik tersebut
juga cenderung menghindar dan diam bila
disuruh maju kedepan kelas.
Selain itu, hasil wawancara denganpeserta
didik diketahui bahwa pada saat temannya
presentasi didepan kelas terdapat salah satu
teman yang cenderung diam, tidak percaya
dengan kemampuan yang dimiliki, ia terlihat
cemas, bingung, dan gugup. Saat guru
memberikan pertanyaan, ia terlihat terbata-bata
saat menjawab pertanyaan.

Selain itu, informasi dari guru BK, terdapat


peserta didik yang mengalami kecemaan saat
berkomunikasi didepan kelas, anak tersebut
cenderung cenderung berfikir negatif mengenai
situasi komunikasi yang dihadapi. Ia merasa
takut di permalukan/ditertawakan ketika
berada di depan kelas (di depan teman/
guru), takut akan kegagalan, takut dimarahi,
kecurigaan bahwa ia telah dinilai negatif oleh
teman-teman dan menjadi tidak disukai,
merasah sedih dan rendah diri oleh
kekhawatiran yang berlebihan,
Dari informasi tersebut dapat disimpulkan
bahwa kecemasan komunikasi yang dimiliki
peserta didik berasal dari pikiran- pikiran
negatifnya. Pemikiran negatif/ ke kawatiran
yang berlebihan mengenai situasi komunikasi
yang dialami, merupakan salah satu indikasi
bahwa seseorang memiliki persoalan tentang
konsep diri negatif.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena


dapat menimbulkan dampak yang sangat
besar dalam proses layanan yaitu:

➢ Layanan Konseling Individu efektif digunakan


karena waktu dan tempat lebih fleksibel
sesuai dengan persetujuan konselor dan
konseli, kerahasiaan lebih terjaga, hubungan
interpersonal lebih terjalin dengan baik, tidak
membutuhkan banyak alat bahan dan proses
konseling dilakukan lebih mendalam ke titik
masalah yang sedang dialami.
➢ Layanan konseling individu menggunakan
REBT Behavioral Therapy (REBT) Dengan
Teknik Dispute Cognitive efektif digunakan
karena pendekatan ini mudah dipelajari,
jelas, mampu merubah pikiran dan tingkah
laku individu yang bersifat irasional menjadi
rasional, pendekatan ini dapat dengan
mudahnya dikombinasikan dengan tekhnik
tingkah laku lainnya untuk membantu
konseli mengalami apa yang mereka pelajari
lebih jauh lagi, selain itu dalam pendekatan
ini relatif singkat dan konseli dapat
melanjutkan penggunaan pendekatan
➢ Media dan alat/bahan yang digunakan dalam
layanan lebih inovatif dan tidak monoton.
Disin konselor menggunakan media Worry
Box. Konseli diminta menuliskan di lembaran
kertas mengenai ketakutan/ kekawatirannya
ketika berkomunikasi di depan kelas
selanjutnya dimasukan kedalam ”Worry Box”.
Setelah itu di ambil dan dibahas bersama
(konselor dan konseli)

Yang menjadi peran tanggung jawab saya


dalam praktik ini yaitu:

➢ Konselor sebagai fasilitator dalam


memberikan layanan individu kepada
konseli terkait permasalahan kecemasan
komunikasi saat didepan kelas guna
menemukan alternatif solusi. Konselor
Menggali informasi terkait permasalahan
yang dihadapi konseli, lalu memberikan
pemahaman bahwa pemikiran negatif/ ke
kawatiran yang berlebihan mengenai situasi
komunikasi yang dialami konseli,
merupakan salah satu indikasi bahwa
konseli memiliki persoalan tentang konsep
diri negatif (akar masalah), selanjutnya
konselor mengubah pemikiran konseli yang
irasional menjadi rasional.
Tantangan : Yang menjadi tantangan dalam pelaksanan
Apa saja yang menjadi layanan ini adalah:
tantangan untuk
mencapai tujuan ➢ Konselor dituntut aktif, agar bisa menggali
tersebut? Siapa saja yang informasi terkait permasalahan peserta didik
terlibat, ➢ Kemauan Konseli dalam melakukan layanan
konseling individu secara sukarela
➢ Kepercayaaan konselor kepada konseli
➢ Pendekatan yang menekankan pada
perubahan pikiran bukanlah cara yang
paling sederhana dalam membantu konseli
mengubah emosinya
➢ Ruang Konseling

Orang Yang terlibat dalam kegiatan yaitu:

➢ Konselor sebagai fasilitator dalam


pemberian layanan
➢ Konseli kelas XII TBO sebagai sentral
dalam proses pemberian layanan
➢ Guru kelas yang membantu mengatur
dalam perizinan tidak mengikuti KBM
➢ Waka sarpras yang membantu dalam
peminjaman ruang konseling dan
penyediaan alat untuk pelaksanaan
layanan
➢ Rekan sejawat yang membantu
terlaksananya layanan kegiatan
➢ Kepala sekolah sebagai pembimbing dalam
kelancaran kegiatan ini
Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
Langkah-langkah apa menghadapi tantangan tersebut adalah:
yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan ➢ Konselor menjelaskan lebih detail
tersebut/ strategi apa mengenai peran/tugas konselor dan
yang digunakan/ konseli,
bagaimana prosesnya, ➢ Konselor menjelaskan azaz kerahasiaan
siapa saja yang terlibat / yang ada dalam proses konseling individu
Apa saja sumber daya ➢ Konselor memberika stimulus kepada
atau materi yang konseli agar aktif dalam pelaksanaan
diperlukan untuk konseling individu dan membimbing
melaksanakan strategi ini peserta didik secara menyeluruh dalam
kegiatan konseling
➢ Konselor memotivasi, mendampingi dan
mengarahkan peserta didik supaya pada
saat presentasi hasil diskusi didepan kelas
dapat mengembangkan konsep diri positif
yang ada pada dirinya
➢ Konselor mengajak konseli untuk berlatih
berpikiran rasional sehingga dia tidak lagi
merasa dan berperilaku yang
menggagalkan dirinya sendiri. Konseli
diarahkan untuk memahami bahwa
kecemasan presentasi didepan kelas
adalah karena ia memiliki konsep diri
yang negatif.
➢ Konselor melakukan pengamatan
perubahan tingkahlaku kepada konseli
➢ Konselor melakukan inovasi dalam
pemberian layanan

Prosesnya, siapa saja yang terlibat:


➢ Dalam pelaksanaanya melibatkan Kepala
Sekolah selaku pimpinan yang selalu
memberika bimbingan, masukan, motivasi
dan kemudahan dalam menjalankan
kegiatan layanan tersebut
➢ Dewan guru dan rekan sejawat yang
memberikan motivasi dan membantu
dalam proses kegiatan layanan untuk
saling berkolaborasi
➢ Waka sarpras yang memberikan
peminjaman ruang konseling dan kotak
wory box untuk pelaksanaan layanan.

Sumber daya atau Materi yang diperlukan:

➢ Ruang konseling di SMKN 3 Boyolangu


➢ Sumber daya listrik sebagai penunjang
berjalannya media yang digunakan
➢ Kotak wory box
➢ Kertas HVS
➢ Polpoin
➢ Google Form
➢ Jaringan Internet
➢ Peralatan yang dibutuhkan seperti,
kamera, tripod, dsb.
Refleksi Hasil dan Dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang
dampak dilakukan yaitu:
Bagaimana dampak dari
aksi dari Langkah-langkah ➢ Semua dapat dilaksanakan sesuai dengan
yang dilakukan? Apakah apa yang telah direncanakan sehingga
hasilnya efektif? Atau tujuan layanan dapat tercapai
tidak efektif? Mengapa? ➢ Konseli sudah menemukan alternatif
Bagaimana respon orang solusi terhadap permasalahan yang
lain terkait dengan sedang dialami
strategi yang dilakukan, ➢ Konseli aktif dalam kegiatan layanan
Apa yang menjadi faktor konseling individu
keberhasilan atau ➢ Keprofesionalan konselor dalam
ketidakberhasilan dari memberikan layanan konseling individu
strategi yang dilakukan? ➢ Konseli dapat memahami terkait konsep
Apa pembelajaran dari diri negatif yang ada pada dirinya
keseluruhan proses ➢ Konseli sudah dapat berpikiran secara
tersebut rasional sehingga dia tidak lagi merasa
dan berperilaku yang menggagalkan
dirinya sendiri
➢ Konseli sudah dapat dapat meningkatkan
konsep diri yang positif yang ada pada
dirinya saat melakukan komunikasi
didepan kelas/ presentasi. Informasi
tersebut didapat dari hasil wawancara
dengan walikelas dan guru mapel

Apakah hasilnya efektif atau tidak efektif?


Mengapa?
Hasilnya efektif, hal tersebut dapat dilihat
dari hasil analisis evaluasi proses yang
menunjukkan bahwa layanan konseling individu
yang diberikan konselor kepada konseli berjalan
sesuai dengan rencana. Hal tersebut terbukti
dari hasil observasi saat proses layanan
berlangsung menunjukkan keterlaksanaan
layanan dan kesesuaian program 85% berjalan
dengan baik. Selain itu, hasil skor perolehan
kriteria sikap menunjukan 38, hal tersebut
membuktikan bahwa antara rentan 31-40
konseli mendapat skor sikap yang sangat baik
dalam mengikuti layanan konseling indivu mulai
dari kegiatan awal, inti dan penutub.
Dan dari hasil analisis evaluasi hasil
menunjukan konseli 100% memperoleh banyak
pengetahuan dan informasi terkait penyelesaian
masalah kecemasan komunikasi didepan kelas
dalam layanan konseling individu, konseli
merasa 100% dapat mengendalikan kecemasan
komunikasi didepan kelas setelah mendapatkan
layanan konseling individuu, konseli juga
merasa 100% dapat mengembangkan konsep
diri yang positif saat berkomunikasi didepan
kelas/presentasi, dan juga konselor menyatakan
100% termotivasi untuk mengembangkan
konsep diri secara positif dalam kehidupan
sehari-hari. Dari hasil analisis evaluasi hasil
membuktikan bahwa dengan layanan konseling
individu menggunakan pendekatan rational
emotive behavioral therapy (REBT) dengan
teknik dispute cognitive peserta didik diharap
dapat meningkatkan konsep diri positif yang ada
dalam dirinya.

Selain itu juga dibuktikan dengan hasil


observasi dan wawancara dari wali kelas,
bapak/ibu guru pengajar dan rekan sebaya
didapati bahwa layanan ini berdampak positif
pada perubahan konseli, yaitu yang tadinya
mengalami kecemasan berlebihan saat
berkomunikasi di depan kelas/presentasi, saat
ini sudah menunjukkan perubahan dengan
lebih percaya diri saat melakukan presentasi
didepan kelas, terlihat enjoy, tidak terlihat
gugup ataupun cemas, dapat menjawab
pertanyaan dari guru, terlihat tidak terbata-bata
dalam berbicara, dan terlihat aktif saat
presentasi berlangsung. Dari hasil observasi
tersebut bisa dikatakan tujuan dari layanan BK
dapat tercapai.

Bagaimana respon orang lain terkait dengan


strategi yang dilakukan:

➢ Respon kepala sekolah sangat baik, positif


dan selalu mendukung penuh atas
kegiatan layanan yang telah dilaksanakan
untuk kebaikan layanan BK
➢ Guru dan rekan sejawat sangat positif dan
antusias, sehingga mereka juga ingin
melaksanakan model layanan yang telah
saya laksanakan. Karena berdampak
besar terhadap proses layanan dalam BK
➢ Respon konseli positif, mereka merasa
terbantu dan senang melaksanakan
layanan konseling individu

Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu:

➢ Dukungan kepala sekolah dan rekan


sejawat yang turut membantu
mempersiapkan alat dalam proses
kegiatan layanan konseling individu
➢ Berusaha melaksanakan dengan
semaksimal mungkin dengan apa yang
sudah direncanakan
➢ Kerjasama yang baik dari konseli dan
dewan guru, rekan sejawat, sarana dan
prasarana yang memadai untuk
menjalankan kegiatan tersebut
➢ Kemampuan konselor dalam
mengembangkan inovasi dalam pemberian
layanan konseling individu
➢ Kemampuan konselor dalam menggali
informasi terkait permasalah yang dialami
konseli
➢ Kompetensi konselor dalam pemahaman
konseli untuk mampu
mengaktualisasikan potensi yang
dimilikinya

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses


tersebut:

➢ Untuk pelaksanaan Layanan Konseling


Individu menggunakan Pendekatan
Rational Emotive Behavioral Therapy
(REBT) Dengan Teknik Dispute Cognitive
lebih terstruktur
➢ Konseli lebih tertarik dan fokus
➢ Layanan lebih berfariasi, menarik,
menyenangkan,terjaga kerahasiaannya
dan dapat menggali lebih dalam terkait
permasalahan yang dialami konseli
➢ Media dan alat/bahan yang digunakan
dalam layanan lebih inovatif
➢ Sebagai seorang pendidik, konselor harus
selalu mengembangkan diri selalu
membuat inovasi layanan Bibingan dan
Konseling
LAMPIRAN – LAMPIRAN

8. Dokumentasi Layan Konseling Individu

1.2 Dokumentasi layanan Layan Konseling Individu

1.3 Dokumentasi layanan Layan Konseling Individu


9. Dokumentasi Wawancara Refleksi Layanan Konseling Individu

2.1 Dokumentasi wawancara dengan peserta didik

2.2 Dokumentasi wawancara dengan koordinator BK, wali kelas dan guru mapel
10. Hasil Analisis Terhadap Evaluasi Proses

Hasil analisis evaluasi proses menunjukkan bahwa layanan konseling


individu yang diberikan konselor kepada konseli berjalan sesuai dengan
rencana. Hal tersebut terbukti dari hasil observasi saat proses layanan
berlangsung menunjukkan keterlaksanaan layanan dan kesesuaian
program 85% berjalan dengan baik. Selain itu, hasil skor perolehan
kriteria sikap menunjukan 38, hal tersebut membuktikan bahwa antara
rentan 31-40 konseli mendapat skor sikap yang sangat baik dalam
mengikuti layanan konseling indivu mulai dari kegiatan awal, inti dan
penutub.

11. Hasil Analisis Terhadap Evaluasi Hasil


12. Form Evaluasi Proses
13. Form Evaluasi Hasil
14. Form LKPD

Anda mungkin juga menyukai