BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemampuan dan logia artinya ungkapan. Sebagian besar orang mengaitkan teknologi
dengan komputer, mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan peranti keras padahal
teknologi juga bisa diartikan sebagai cara yang sistematis dalam menyelesaikan
Pendidikan, seperti teknologi, cukup luas dalam hal apa yang dicakupnya.
Kata pendidikan berasal dari Bahasa Latin, ducare artinya memimpin, mengarahkan,
dan membimbing dan awalan e yang artinya dari atau keluar dari. Derivasi dari
dan atau proses dukungan atau bimbingan menuju pencapaian tujuan itu (Spector,
2012: 6).
System (LMS), database yang mengandung informasi rinci. Jadi, secara sederhana
Sebuah definisi ilmiah dapat dijadikan landasan teknis dan teoritis serta
penelitian. Definisi kelak akan menentukan konsep dan prinsip yang akan digunakan
sebagai landasan suatu bidang kajian. Definisi dalam lingkup Teknologi Pendidikan,
merupakan hal yang menjadi acuan dalam menentukan kawasan dan bidang garapan
teknologi pendidikan. Sebab, melalui sebuah definisi suatu bidang dapat didefinisikan
dengan beberapa cara: berdasarkan peran yang dimainkan oleh para praktisi, berdasar
1
2
pada cakupan pengetahuan tertentu atau menurut persyaratan profesi dalam bidang itu
mengenai bidang. Definisi teknologi pendidikan itu sendiri telah berkembang mulai
dari tahun 1963 hingga berkembang sampai definisi terbaru saat ini, yakni definisi
makalah ini akah dibahas mengenai definisi teknologi pendidikan tahun 1994 dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bidang
rumusan, ide, atau proses yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal
lain.
suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta
perkembangan definisi menurut para pakar yang tergabung dalam Association for
sebuah asosiasi profesional dari ribuan pendidik dan kegiatan lain yang diarahkan
Dewi Salma dalam bukunya wawasan teknologi pendidikan mengutip dari Reiser
merupakan cikal bakal AECT mendefinisikan rumusan yang berbunyi “the design
sekarang ini karena pada saat itu disiplin ilmu teknologi pendidikan belum dikenal
maka proses belajar tidak menunjuk pada jenjang pendidikan tertentu. Rumusan
3
4
tahun 1963 menyatakan bahwa inti teknologi pendidikan adalah pesan dan materi
ajar yang disampaikan oleh pengajar ke peserta didik. Dalam hal ini, belajar dan
kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tergantung dari materi tersebut. Agar
materi ajar tersebut dapat dicerna dengan baik, dua proses yang harus dilakukan
proses belajar.
Definisi tahun 1972 menyatakan bahwa: teknologi pendidikan sebagai bidang yang
berbagai macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan proses
tersebut”. Pada tahun 1972 sudah mengalami kemajuan terkait dengan: (1)
bidang garapan atau suatu profesi terkait dengan penyelenggaraan fasilitas belajar.
Dan (3) proses belajar dikelola lebih baik, tidak hanya tentang pesan atau materi
ajar yang disampaikan, namun proses belajar dapat terjadi karena adanya
pemanfaatan sumber belajar yang dikelola dengan baik. Pada tahun ini AECT
sudah menjelaskan apa sebenarnya yang maksud teknologi pendidikan itu sendiri,
yaitu bidang garapan, atau suatu profesi berkaitan dengan penyelenggaraan yang
Pada tahun 1977 AECT mengeluarkan definisi yang sangat terkenal mengenai
Teknologi Pendidikan yang diartikan sebagai suatu proses yang kompleks dan
terpadu, yang menyangkut orang, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk
4
5
dalam rumusan sumber belajar (learning resources) yang dikaji secara ilmiah
agar mudah dimanfaatkan dan di akses oleh peserta didik (learner). Sehingga
1977:
5
6
orang, prosedur, ide, perangkat, dan organisasi, dan mengelola solusi untuk
keseimbangan dan hubungan kerja sama yang selaras dalam berbagai profesi
yang terarah dan terpantau, dalam cakupan khusus seperti didalam kelas pada
kegiatan belajar.
Setelah sekian lama kemudian, AECT kembali meluncurkan rumusan pada tahun
1994 yang ditulis oleh Seels dan Richey (1994:1). Dimana definisi mengerucut
pengembangan, manajemen, dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar” (Seels
& Richey, 1994). Dalam teknologi pembelajaran ini muncullah istilah teori dan
pembelajaran pada definisi tahun ini terkait teori-teori yang memandu para praktisi
diterima dari praktik dalam kinerja sehari-hari tersebut diteliti agar jika terjadi
kekeliruan dalam teori yang telah ada dapat diperbaiki atau diralat. Pada definisi
6
7
Pada definisi tahun 1994 ini menekankan bidang teknologi pembelajaran sebagai
definisi tahun 1994 (Seels & Richey) meliputi 4 domain (komponen), yaitu:
Selang sepuluh tahun kemudian, definisi pada tahun 2004 ini sama dengan yang
dikeluarkan oleh AECT pada tahun 2008 yang dikemukakan oleh januszewski dan
Molenda (2008, hlm.2) mengenai teknologi pendidikan adalah kajian dan praktis
pemanfaatan dan pengelolaan proses dan sumber teknologikal tepat guna. Definisi
pada tahun 2004 ini tahun 1994 meliputi 4 domain (komponen), yaitu: meliputi 9
Terdapat persamaan rumusan antara definisi tahun 1994 dengan definisi tahun
2004 tercermin dalam penerapan teori dan praktik, model serta penerapan sumber
belajar. Namun pada definisi tahun 2004 tidak lagi mencantumkan adanya bidang
gantinya, pada definisi tahun 2004 ini menambahkan “create, use, dan manage”.
7
8
Ketiga definisi ini ternyata bermakna lebih mendalam dan menunjukkan kegiatan
atau profesi yang dimiliki oleh praktisi bersifat lintas bidang, atau kawasan.
Pada definisi tahun 2004 ini juga istilah pembelajaran/instructional diganti dengan
mengenai definisi pada tahun 1977 bahwa pendidikan mencakup aspek luas
menunjukkan keinginan dan keluasan profesi dan tanggung jawab dari para ahli
dan profesional teknologi pendidikan yang mencakup aspek luas, tetapi tetap
proses belajar terjadi di segala jenjang pendidikan dan berlaku pula untuk
teknologi yang mendukung dan memengaruhinya. Hal ini ditunjukkan pada gambar
2.2.
8
9
B. Komponen Definisi
juga dengan kawasan bidang garapannya. Definisi yang ada saat ini, bisa saja
kemudian berubah namun tetap memiliki esensi yang sama atau bahkan lebih jelas.
gambaran apa yang diperbuat dan pelajari oleh tenaga profesi dalam bidang yang
Studi diartikan sebagai kumpulan informasi dan analisis melalui konsep penelitian
tradisional. Penelitian merupakan ujung tombak atau generator dari lahirnya ide-
ide baru dan proses evaluatif untuk meningkatkan praktik. Penelitian pada
dan teknologi adalah sarana yang efektif untuk pembelajaran dan diperlukan untuk
sebagai sesuatu yang penting untuk mencapai kesuksesan, karena tanpa hal
tersebut sukses adalah hal yang mustahil dicapai. Etika praktik mengacu pada
standar etika praktis sebagaimana yang didefinisikan oleh Komite Etika AECT
tentang apa saja yang harus dilakukan oleh praktisi Teknologi Pendidikan dan
tiga kategori: komitmen individu, seperti melindungi hak ,,,,; komitmen sosial
9
10
keterampilan bidang.
2. Facilitating Learning
hubungan yang relatif langsung antara pengajaran yang dirancang dengan baik,
lebih besar kepada peserta didik sehingga peran teknologi pendidikan berubah
menyediakan informasi yang banyak atau memberikan soal dan latihan tapi lebih
mudah.
belajar, dan menyediakan alat media untuk belajar. Kegiatan belajar dapat
10
11
dan keterampilan secara aktif melalui simulasi masalah atau fakta pada kehidupan
dalam konotasi ini memiliki implikasi yang mendalam untuk proses dan sumber
3. Improving
Bidang yang diklaim untuk masyarakat umum harus mampu memberikan manfaat
untuk umum. Dalam hal teknologi pendidikan, untuk meningkatkan kinerja paling
perubahan dalam kapabilitas yang membawa dampak pada aplikasi dunia nyata.
dalam pendekatan ini, desainer lebih menekankan pada daya tarik instruksi dan
sejauh mana peserta didik diberdayakan untuk memilih tujuan mereka sendiri dan
jalur belajar mereka sendiri. mereka lebih mungkin mengukur keberhasilan dalam
hal pengetahuan yang dipahami secara mendalam, dialami, dan dapat diterapkan
pada masalah-masalah dunia nyata sebagai kebalikan dari ukuran yang kurang
otentik atau melekat pada pembelajaran, tes objektif semacam itu. desain seperti
kerangka waktu tertentu dengan beberapa tujuan dalam pikiran dan sumber daya
11
12
memperkuat konotasi pembelajaran yang baru bukan hanya pengetahuan tapi juga
kemampuan yang dapat digunakan. Selain itu, untuk membantu peserta didik
maupun organisasi.
4. Creating
Bidang teknologi pendidikan menjadi saksi evolusi format media dan dasar-dasar
teoritis untuk bahan dan system yang diciptakan: dari film bisu ke program
bukan hanya bahan pembelajaran dan lingkungannya tapi juga online database
pengembangan tertentu.
12
13
5. Using
Pemanfaatan (using) mengacu pada teori dan praktek yang terkait dengan
Pemanfaatan dimulai dengan seleksi metode dan bahan yang sesuai. Seleksi yang
baik didasarkan pada evaluasi bahan untuk menentukan apakah sumber yang ada
sesuai dengan audiens dan tujuan yang ingin dicapai. Kemudian pertemuan
peserta didik dengan sumber belajar terjadi dengan mengikuti beberapa prosedur,
sesuai dengan label penggunaan. jika sumber daya melibatkan media atau metode
6. Managing
7. Appropriate technological
Tepat (appropriate) digunakan untuk menjelaskan kata teknologi yang tepat pada
proses dan sumber daya, yang menandakan kecocokan dan kesesuaian dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Hal ini merupakan implikasi bahwa
keputusan.
13
14
Teknologi mengandung arti aplikasi sistematis atau ilmu atau pengetahuan yang
terorganisir untuk tugas-tugas praktis. Istilah teknologi ini mencakup proses dan
sumber.
8. Process
Dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang diarahkan pada hasil yang
9. Resources
Sumber daya telah diperluas dengan inovasi teknologi dan dengan pengembangan
didik belajar. Sumber belajar dapat berupa orang, media/alat, teknologi, dan
revisi, hingga pada definisi AECT 2008 sebagai pedoman definisi terbaru. Teknologi
pendidikan dimaknai sebagai konsepsi yang lebih luas dibadingkan dengan teknologi
pembelajaran. Namun hal tersebut dapat pula berbeda apabila dinilai dari kriteria yang
(training).
14
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
komunikasi audiovisual yang semula berorientasi pada “benda, indera dan wujud
dapat dirumuskan definisi teknologi pendidikan oleh AECT pada bukunya di tahun
yang berasal dari orientasi sebelumnya, serta memperkenalkan banyak konsep baru di
bidang itu. Berdasarkan definisi teknologi pendidikan yang terbaru dari AECT:
“educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and
istilah studi mencakup kegiatan penelitian yang meliputi bentuk yang lebih luas dari
praktek etis. Ketiga, objek dari teknologi pendidikan menjadi facilitating learning
15
16
utama dari kawasan (creating, using, and managing) secara lebih luas dan eklektik.
and resource) kawasan dengan tepat, sesuai dengan kemampuan pebelajar dan
konteks penggunaannya.
B. Saran
sebagai berikut:
1. Teknologi pendidikan merupakan bidang kajian ilmu dan profesi yang eklektik,
sehingga kawasan teknologi pendidikan tidak dapat dipandang secara sempit hanya
sehingga dibutuhkan research dan difusi inovasi agar dapat diaplikasikan secara
luas.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Januszweski, Alan & Michael Molenda. (2008). Educational Technology; A Definition with
Spector, J.Michael. (2012). Foundation of Educational Technology. New York & London;
17