Proses
biologis Perkembangan
Proses Proses
sosial kognitif
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Menurut Goleman:
• Kemarahan
• Kesedihan
• Rasa Takut
• Kenikmatan Fisik
• Cinta Kognitif
Sosial
• Terkejut
• Jengkel
• Malu
PENDEKATAN BRONFENBRENNER TENTANG PENGARUH
KONTEKS SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN
1. Teori Ekologi
Bronfenbrenner (Urie
Bronfenbrenner 1917-2005)
Berfokus pada konteks sosial yang
menjabarkan bagaimana orang-
orang di sekitar kehidupan individu
dapat mempengaruhi
perkembangan sosial mereka.
Konteks
Internal
Konteks Internal (fisik) : genetika
Konteks
Eksternal Konteks Eksternal (Sosial) : Lingkungan, dimana
anak menghabiskan sebagian besar waktunya dan
banyak mempengaruhi perkembangan anak
Konteks Sosial : KELUARGA
(1) Gaya Pengasuhan
Gaya Karakteristik Orangtua Karakteristik Anak
Pengasuhan
Otoratif Mendorong anak untuk lebih mandiri Percaya diri tinggi, berani mengambil resiko,
dengan memberi kebebasan, namun berani berpendapat, dan berhasil di sekolah
masih dalam batasan dan kontrol orang
tua
Otoriter Membatasi dan menghukum tanpa Lebih berfikir bagaimana caranya
penjelasan menyenangkan orang tua bukan
memecahkan masalah, kurang keterampilan
sosial
Permisif Orang tua memberi kebebasan kepada Tidak dewasa, kurang kontrol diri, tidak
(Memanjakan) anak dengan memberi sedikit termotivasi
pembatasan
Pengabaian Orang tua tidak terlalu peduli urusan Kurang kontrol diri dan tidak punya tujuan
anak-anak jangka panjang, mudah frustasi, dan tidak
taat
Orang tua yang memiliki kondisi kerja Perlu adanya sistem pendukung
yang buruk, seperti kerja lembur, jam (teman, saudara), hubungan positif
kerja panjang, dan stress pekerjaan yang terus berlanjut antara ayah dan
cenderung lebih mudah marah di ibu yang sudah bercerai, memenuhi
rumah dan menyebabkan kurangnya kebutuhan keuangan, dan kualitas
pengasuhan yang efektif terhadap sekolah akan bisa membantu anak
anak. menyesuaikan diri dengan keadaan
stress perceraian (Cox & Harter, 2001
dalam Jhon W. Santrock, 2015: 93).
Konteks Sosial : TEMAN SEBAYA
Fungsi dari teman sebaya adalah untuk menyediakan sumber informasi dan
perbandingan mengenai dunia di luar keluarga. Lima jenis status teman
sebaya menurut ahli pengembangan (Wentzel & Asher, 1995 dalam
Santrock, 2012: 381)
Status teman sebaya Karakteristik
Anak populer Memberikan bantuan, mendengarkan dengan cermat, merasa
bahagia, bertindak seperti diri sendiri, menunjukkan antusiasme dan
kepedulian terhadap sesama serta percaya diri tanpa terlihat
sombong. Menerima nominasi positif lebih banyak
Anak rata-rata Menerima jumlah rata-rata dari kedua nominasi positif dan negatif
Anak terabaikan Jarang dinominasikan sebagai sahabat, namun bukan berarti tidak
disukai oleh sesamanya
Anak yang ditolak Jarang dinominasikan sebagai sahabat dan sering tidak disukai
oleh teman-temannya
Anak kontroversial Sering dinominasikan sebagai sahabat maupun teman yang tidak
disukai
Konteks Sosial : SEKOLAH
Konteks sekolah bervariasi sejak masa kanak-kanak awal, sekolah
dasar hingga remaja (Minuchin & Shapiro, 1983 dalam Jhon W.
Santrock, 2015: 103)
Anak Usia Dini Berinterkasi dengan 1 atau 2 guru dan teman sebaya yang
terbatas pada satu kelas.
Anak Sekolah Dasar Berinteraksi dengan kelompok sebaya dan mulai menjalin
persahabatan
Anak Remaja Berinteraksi dengan teman sebaya dari latar budaya yang luas
dan kepentingan yang lebih luas
TEORI PSIKOSOSIAL ERIKSON
KEPERCAYAAN DAN KETIDAKPERCAYAAN
• 0 – 18 bulan
• Bayi baru terahir ke dunia
• Ibu memiliki peran besar
• Anak memerlukan rasa
aman
• Rasa aman akan
membawa pada
kepercayaan
MANDIRI DAN KERAGU-RAGUAN
• 18 Tahun – 3 Tahun
• Perkembangan
Psikomotorik
• Pengaruh orangtua masih
dominan
• Orangtua jangan terjebak
pada Protective and Over
Protective
INISIATIF DAN RASA BERSALAH
• 3-6 tahun
• Tumbuhnya rasa penasaran
• Keinginan untuk
mengeksplor
• Orangtua masih memiliki
peran dominan
KEMEGAHAN DAN INFERIORITAS
• 6-12 tahun
• Lingkungan Sekolah (SD)
• Perkembangan sangat
dipengaruhi kawan-kawan.
IDENTITAS DAN KEBINGUNGAN
• 12-18 tahun
• Dipengaruhi kawan sebaya
• Membutuhkan sosok panutan
KEINTIMAN DAN KETERASINGAN
• Dewasa Awal
• Sudah memiliki konsep diri
yang jelas
• Siap hidup bersama orang
lain
DAYA REGENERASI DAN PENYIBUKAN DIRI
• Dewasa Pertengahan
• Keinginan membimbing
generasi setelahnya.
INTEGRITAS DAN KEPUTUSASAAN
• Dewasa Akhir
• Refleksi diri
• Kepuasan
MORAL DEVELOPMENT (PERKEMBANGAN MORAL)
Heteronomi
Otonomi
Harter, Pajares & Schunk : “in psychology, self concept generally refers
to our perceptions of our selves-how we see our abilities, attitudes,
attributes, beliefes” (dalam Anita, 2016: 126).
Siswa yang lebih tua sedikit optimis, lebih realistis dan mengejek.
Perkembangan self concept tidak sama di setiap kebudayaan.
Orang tua Barat dan Eropa VS Orangtua Asia
Hubungan Harapan
dalam
Keluarga orangtua
Masalah Kondisi
Ekonomi Fisik
Pengalaman Kematangan
Ajaran Agama Biologis
Apa yang saya rasakan tentang diri saya sendiri (O’Mara et al.,
dalam Anita Woolfolk, 2016: 129)