Anda di halaman 1dari 6

LIFE SKILL AND LONG LIFE EDUCATION

Life skill adalah kemampuan dan keberanian untuk menghadapi problema kehidupan
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi untuk mengatasinya.
Dengan demikian pendidikan berorientasi life skill bagi peserta didik adalah sebagai bekal
dalam menghadapi dan memecahkan problema hidup dan kehidupan, baik sebagai
kehidupan pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warga negara.dengan
hasil yang dapat mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya. Istilah life skill menurut
Depdiknas tidak semata-mata diartikan memiliki keterampilan tertentu (vocational job) saja,
namun ia harus memiliki kemampuan dasar pendukungnya secara fungsional seperti
mambaca, menghitung, merumuskan, dan memecahkan masalah, mengelolah sumber daya,
bekerja dalam tim, terus belajar di tempat kerja mempergunakan teknologi.

CABANG 1 : JENIS-JENIS LIFE SKILL


1. Borling (1989)
Mengemukakan bahwa life skill adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan
yang sangat penting dimiliki oleh seseorang, sehingga mereka dapat hidup mandiri. Ia
Mengelompokkan life skill menjadi tiga kelompok, yaitu:
a) Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi ; pengelolahan
rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolahan
makanan-gizi, pengelolahan pakaian, kesadaran pribadi warga negara,
pengelolahan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.
b) Kecakapan hidup sosial/pribadi (personal /
social skill), antara lain meliputi ; kesadaran diri (minat, bakat, sikap, kecakapan),
percaya diri, komunikasi dengan orang lain, tenggang rasa dan kepedulian pada
sesama, hubungan antar personal, pemahaman masalah, menemukan dan
mengembangkan kebiasaan fositif, kemandirian dan kepemimpinan.
c) Kecakapan hidup bekerja (vocational skill), meliputi: kecakapan memilih
pekerjaan, perencanaan kerja, persiapan keterampilan kerja, latihan
keterampilan, pengusahaan kompetensi, menjalankan suatu profesi, kesadaran
untuk menguasai berbagai keterampilan, kemampuan menguasai dan
menerapkan teknologi, merancang dan melaksanakan proses pekerjaan, dan
menghasilkan produk barang dan jasa.
2. WHO (World Health Organization) 1997
Life skill yaitu berupa berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi
dan berprilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai
tuntutan dan tantangan dalam hidupnya seharihari secara efektif.
WHO Mengelompokkan kecakapan hidup kedalam lima kelompok, yaitu :
a) kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan pribadi (personal skill)
b) kecakapan sosial (sosial skill),
c) kecakapan berpikir (thinking skill),
d) kecakapan akademik (academic skill), dan
e) kecakapan kejuruan (vocational skill).

CABANG 2 : KETERAMPILAN HIDUP


Life skill memiliki misi untuk meningkatkan kualitas keterampilan, kecakapan hidup dan
profesionalitas, bagi anggota masyarakat yang membutuhkan dalam rangka meraih
kesejahteraan jasmani dan rohani, dengan menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat dan
untuk meningkatkan daya saing bangsa diera global.

Pendidikan seumur hidup atau pendidikan sepanjang hayat adalah prinsip


pendidikan yang menyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung seumur hidup manusia.
Pendidikan seumur hidup bukan suatu system pendidikan yang berstruktur, melainkan
suatu prinsip yang menjadi dasar yang menjiwai seluruh organisasi pendidikan yang ada.
Setiap individu harus dalam posisi tetap belajar sepanjang hidupnya. Pendidikan
berlangsung tanpa batas usia, bisa diperoleh dimana saja dan kapan saja.
CABANG 3 : IMPLIKASI LONG LIFE EDUCATION
a) Pendidikan baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefensinya
yang ada pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk
yang buta huruf, mereka lebih senang menonton tv, mendengarkan radio, mengakses
internet dari pada membaca. Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal
memuat 2 hal yaitu :
 Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung, yang fungsional bagi anak
didik
 Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
b) Pendidikan Vakasional
Merupakan sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak diluar batas usia
sekolah, atau pun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga
yang produktif menjadi sangat penting.
c) Pendidikan Profesional
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam kiat-kiat profesi Built in Mechanism
yang memungkinkan golongan profesional terus mengikut berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, dan sikap profesionalnya. Sebab
bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja buruh, berlaku pula bagi professional,
bahkan tantangan buat mereka lebih besar.
d) Pendidikan kearah perubahan dan pembangunan
Diakui bahwa di era globalisasi dan informasi yang di tandai dengan pesatnya
perkembangan IPTEK, telah memengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat,
dengan cara masak yang serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos
angkasa luar.
e) Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan IPTEK, dalam kondisi sekarang dimana pola pikir
masyarakat yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin
pemerintahan di Negara yang demokratis. Di perlukan pendidikan kewarganegaraan
dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara.

CABANG 4 : LANDASAN LONG LIFE EDUCATION


a) UU RI NO. 2 TAHUN 1989 PASAL 4
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1)
yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu
pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga
b) PEMBUKAAN UUD RI 1945 ALINEA IV
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia”.
CABANG 5 : TUJUAN LONG LIFE EDUCATION
a) Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya,
yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin. Dengan mengingat proses
pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka
pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
b) Mempermudah pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia

CABANG 6 : TARGET LONG LIFE EDUCATION


a) Belajar Sepanjang Hayat dalam Lingkungan Keluarga. Tempat belajar yang pertama
bagi seorang manusia adalah lingkungan keluaraga, pada tapa inilah tahap yang paling
menentukan seorang anak untuk memulai pembelajaran dalam
keluarganya.Khususnya dalam ajaran Islam pembelajaran sudah dimulai ketika
seorang bayi masih berada dalam rahimnya, dalam konsep ini jelas bahwa Islam
memang sangat memperhatikan umatnya untuk senantiasa belajar
 Balita : Dalam masa balita orang tua mulai bisa mengajarkan kepada anaknya,
sesuai dengan kemampuan serta fase perkembanganya.Misalnya dengan
mengajarkan atau melatih anak untuk bisa merangkak, kemudian berdiri, berjalan
walaupun pembelajaran seperti ini bisa terjadi secara alami tapi tetap
membutuhkan perhatian khusus dari orang tua
 Kanak-Kanak : Dalam fase ini orang tua mempunyai peranan penting untuk
memberikan pembelajaran pada anak-anaknya. Orang tua bukan hanya
memberikan pembelajaran tetapi harus bisa memberikan contoh karena cenderung
seorang anak biasanya melakukan sesuatu dari apa yang dilihatnya. Pada masa ini
pembentukan karakter juga bisa diberikan misalnya dengan mencium tangan orang
tua ketika berangkat dan pulang sekolah disertai mengucapkan salam.
 Remaja : Masa remaja merupakan masa yang paling rentang, pada fase ini seorang
anak cenderung mempunyai sifat labil, oleh sebab itu peranan orang tua dalam
memberikan pembelajaran dalam lingkungan keluarga sangatlah penting.Agar pada
masa ini bisa berkembang dengan baik, tanpa terpengaruh oleh lingkungan luar
karna pada masa ini merupakan pencarian jati diri.
 Dewasa : Pada masa-masa ini seseorang cenderung lebih memetingkan keluarga,
pekerjaan dibadingkan dengan belajarnya.Padahal pada masa ini pembelajaran
masih tetap bisa dijalankan.Oleh sebab itu dalam lingkungan keluarga ini orang tua
harus bisa memberikan pemahan kepada anak-ankanya agar terus belajar
sepanjang hidupnya, baik belajar formal maupun non formal.
 Tua : Pada masa ini orang tua bisa belajar pada anak-anaknya atau pada masa ini
orang tua memberikan pembeljaran pada anak-anaknya.Karena sesunggunya
belajar sepanjang hayat bukan hanya belajar tapi juga memberikan pembelajaran.
Orang tua yang memilki banyak ilmu maka ia akan semakin bijak dalam mengambil
keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi dalam hidupnya.
b) Pendidikan Formal. Pembelajaran sepanjang hayat (Long Life education) dalam
pendidikan formal, adalah pembelajaran yang sistematis dan terencana, memilki
tujuan – tujuan khusus sesuai dengan bakat, kemampuan atau jurusan yang diminati
oleh pembelajar. Yang termasuk dalam pendidikan formal adalah dari tingkat taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
sekolah menengah kejuruan, perguruan tinggi, D1, D2, D3, S1,S2, dan S3.
c) Pendidikan Non Formal. Belajar tidak mengenal usia, waktu dan tempat, dimanapun
kapanpun kita bisa belajar dari kehidupan ini. Belajar tidak harus dibangku sekolah
atau pendidikan formal serta berizazah, tetapi belajar bisa dimana saja, dari berbagai
sumber yang berisi tentang pengetahuan.Banyak orang yang belajar ototidak (belajar
sendiri) namun mereka lebih berhasil dari orang-orang yang berpendidikan formal

CABANG 7 : Alasan Long Life Education


1. Sifat Hakikat Perkembangan Manusia
Setiap manusia dilahirkan dengan potensi bawaan yang semula masih terpendam.
Potensi itu harus dikembangkan agar manusia bisa berkembang secara normal. Alat
untuk pengembangan potensi manusia adalah pendidikan. Tahap perkembangan
manusia berbeda satu sama lain sesuai dengan faktor bawaan yang dibawa masing-
masing individu. Agar perkembangan manusia setiap tahapan dapat berjalan dengan
normal, sepanjang tahapan kehidupan manusia itu perlu pendidikan (belajar).ketika
manusia terhambat dalam hal pendidikan, perkembangannya juga akan terkendala.
2. Manusia sebagai makhluk pelupa dan keliru
Sifat karakteristik manusia adalah lupa dan keliru. Individu yang satu dengan yang
lain memiliki tingkat lupa dan keliru yang berbeda. Ini biasanya karna faktor
hereditas atau faktor lingkungan yang memengaruhi individu. Sifat lupa ini ada dua
kemungkinan, yaitu secara disadari maupun tidak disadari. Contohnya seperti siswa
lupa terhadap materi dan keliru terhadap tugas, itu termasuk lupa yang tidak
disadari atau tidak disengaja. Tetapi, bisa juga siswa itu pura-pura lupa atau keliru.
3. Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK terjadi setiap saat dan pada setiap sektor. Dengan adanya
perkembangan IPTEK, seluruh sektor kehidupan manusia tidak punya alasan untuk
menghindar dari perkembangan tersebut, kalau tidak ingin digilas/tertinggal oleh
derasnya kemajuan IPTEK kompetensi era IPTEK ini membuat seluruh sektor
pembangunan mampu bersaing dengan memanfaatkan semaksimal mungkin
kemajuan IPTEK. Dalam dunia pendidikan, dengan berkembangnya IPTEK lembaga-
lembaga pendidikan berlomba-lomba menyelenggarakan pendidikan berbasis ICT.
Maka, mulai tumbuh dan berkembang sistem pendidikan atau pembelajaran jarak
jauh. Sehingga, apabila kita tidak melaksanakan pembelajaran, tentunya akan
tertinggal.
4. Perubahan yang Cepat
Perubahan dalam kehidupan manusia pada zaman modern ini berlangsung sangat
cepat. Banyak orang merasa terkejut dengan perubahan-perubahan yang
sebelumnya tidak terpikirkan. Peruban yang sangat cepat ini membuat individu dan
masyarkat senantiasa sigap dan siaga sehingga tidak tertinggal. Alat utama untuk
bisa beradaptasi dengan segala perubahan itu adalah belajar (pendidikan).
5. Keterbatasan Sekolah
Pendidikan formal yang ada di masyarakat tidak mampu memberikan layanan
pendidikan secara merata pada seluruh masyarakat yang memiliki potensi dan latar
belakang yang berbeda (beragam). Karna adanya keterbatasan sekolah, masyarakat
bisa memperoleh pendidikan di luar sistem pendidikan formal
6. Keadilan
Pada hakikatnya, pendidikan merupakan kebutuhan semua manusia karena
pendidikan merupakan alat utama untuk mengembangkan potensi manusia. Semua
manusia dengan latar belakang berbeda memiliki hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang layak. Dalam kenyataannya,menunjukkan bahwa sekolah
merupakan andalan di berbagai negara untuk melayani kebutuhan pendidikan
masyarakat. Padahal, kebutuhan berbagai jenis pendidikan yang berbeda-beda tidak
mungkin dapat dilayani hanya mengandalkan sekolah.
7. Ekonomi
Perkembangan nasional dimanapun cenderng menekankan pada percepatan
pertumbuhan sektor ekonomi dengan menggalakkan seluruh lembaga-lembaga
ekonomi yang ada. Persaingan ekonomi yang sangat ketat dan kompleks,
menjadikan semua negara memacu kemajuan ekonominya. Kecepatan pertumbuhan
ekonomi tidak mungkin hanya mengedepankan modal uang, tetapi juga
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
8. Tantangan Pekerjaan
Setiap muncul perubahan dan perkembangan berdampak pada dunia kerja sehingga
mau tidak mau harus melakukan adaptasi agar dapat terus berkembang dan
berhasil. Perkembangan IPTEK misalnya, sangat dirasakan dampaknya pada dunia
kerja yang menuntut melakukan perubahan dan perbaikan dalam banyak unsur
penting, khususnya sumber daya manusia
9. Perubahan Pola Pendidikan dan Belajar
Tujuh keyakinan utama dalam pola pendidikan dan belajar yang sedang berubh
(Valdes-Cotera, 2011: 10)
 Belajar yang berorientasi kepada peserta didik daripada kepada pendidik (guru).
 Mendorong keberagaman
 Memahami dunia yang saling berubah dan bergantung dibandingkan menghafal
fakta-fakta dan berusaha untuk jawaban yang benar.
 Mengeksplorasi secara konstan teori-teori dalam penggunaan seluruh yang
tercakup dalam proses pendidikan
 Mengintegrasikan kembali pendidikan dalam jaringan-jaringan hubungan sosia
yang menghubungkan teman, keluarga, organasisasi dan masyarakat
 Keanekaragaman peranan yang meningkat pada belajar formal dan nonformal.

Anda mungkin juga menyukai