Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Hubungan Antar Berbagai Makhluk Hidup.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.
Penulis
2
Daftar Isi
Cover...............................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.............................................................................................21
3.2 Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Bagaimana hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya?
3. Bagaimana hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai pengertian dan organisasi dalam kehidupan makhluk
hidup
2. Untuk mengetahui hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya
3. Untuk mengetahui hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup
1.4 Metode
Makalah ini disusun dari kumpulan materi yang terdapat dari internet dan
buku panduan, dengan mencari hal-hal yang berkaitan di rumusan masalah.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Makhluk hidup didunia ini saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga
adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup (manusia dengan hewan, manusia
dengan lingkungan dan manusia dengan tumbuhan). Tingkat organisasi tersebut
adalah Molekul, Sel, Jaringan, Organ, Organisme, Populasi, Komunitas, Ekosistem,
serta Bioma.
1. Tingkat Molekul
Setiap inti sel dari organ hidup mengandung molekul organik yang berperan
dalam mengendalikan struktur dan fungsi sel. Inti sel juga membawa catatan
informasi genetik yang bisa diturunkan melalui proses reproduksi sel. Molekul
organik adalah DNA (deoxyribonucleic acid deoxyribonucleic acid) dan RNA
(ribonucleic acid ribonucleic acid). Keduanya berperan sebagai pengatur sintesis
protein yang terjadi di dalam sel.
2. Tingkat Sel
Sel adalah satuan kehidupan terkecil. Berdasarkan jumlah sel penyusun, kita
mengenali makhluk hidup dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu makhluk hidup
uniseluler (terdiri dari satu sel) dan makhluk hidup multiseluler (terdiri dari banyak
sel). Beberapa contoh makhluk hidup uniseluler seperti protozoa, bakteri, dan
ganggang. Mereka melakukan metabolisme mereka dalam satu sel. Sementara
makhluk hidup multiseluler, seperti tumbuhan dan hewan disusun oleh banyak sel
sehingga masing-masing memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda.
3. Tingkat Jaringan
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Badan hewan misalnya terdiri dari berbagai jenis jaringan seperti jaringan otot,
jaringan darah, atau jaringan epidermis. Contoh makhluk hidup berada pada tingkat
kehidupan organisasi jaringan misalnya Porifera dan Coelenterata. Keduanya
memiliki lapisan sel pembentuk tubuh (diploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm)
dan lapisan terdalam (endoderm).
4. Tingkat Organ
7
Di tingkat organisasi kehidupan, organ dianggap sebagai kumpulan jaringan
yang memiliki fungsi tertentu. Contoh organ dalam tubuh manusia seperti jantung,
paru-paru, dan perut.
Sistem organ diorganisir oleh beberapa organ yang saling berinteraksi dalam
melakukan fungsi dalam tubuh. Misalnya, sistem peredaran darah manusia, yang
terdiri dari jantung dan pembuluh darah, berfungsi untuk mengedarkan darah ke
seluruh tubuh. Sistem organ adalah tingkat kehidupan organisasi yang kemudian
membentuk individu tingkat tinggi.
6. Tingkat Individu
7. Tingkat Populasi
Populasi adalah kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang
sama. Di sekitar lingkungan kita ada berbagai populasi, seperti populasi kelapa,
populasi burung merpati, populasi rumput, populasi cacing tanah, populasi manusia,
dan sebagainya.
8. Tingkat Komunitas
9. Tingkat Ekosistem
8
10. Tingkat Bioma
Bioma adalah satu set ekosistem yang mencakup area yang luas. Contoh
beberapa biomassa besar yang ditemukan di planet kita adalah biomassa padang pasir,
biomassa padang rumput, biomassa gugur, biomassa hutan hujan tropis, biomassa
toma, dan biomassa tundra. Bioma umumnya memiliki iklim khas sehingga ada jenis
organisme yang khas (tumbuhan dan hewan) yang bisa beradaptasi di lingkungan.
1. Predasi
9
disebut herbivori. Hewan yang berperan untuk memakan produser disebut
sebagai herbivor, yaitu kegiatan hewan memakan tumbuh-tumbuhan.
Kegiatan yang saling berhubungan seperti harimau memakan kijang. Lalu ular
memakan kelinci, tikus, dan katak. Sedangkan capung memakan serangga-serangga
yang lain. Dalam siklus hubungan tersebut, maka harimau, ular, dan capung yang
memakan hewan lain dapat disebut sebagai predator.
2. Kompetisi
Kompetisi ialah bentuk dari interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih
yang dapat mengakibatkan makhluk-makhluk hidup tersebut mengalami kerugian
baik dalam hal kebutuhan hidup dan lain sebagainya. Yang paling diperebutkan
adalah kebutuhan hidup. Makhluk hidup akan saling berebut kebutuhan hidup apabila
sumber daya yang dibutuhkan menipis dan tidak mencukupi. Dalam hal ini yang
paling sering diperebutkan adalah tempat berlindung, sarang, sumber makanan dan
juga pasangan untuk kawin.
Jika pada sebuah relung ekologi mengalami perbedaan tumpang tindih yang
besar, maka kompetisi yang muncul akan semakin sering untuk terjadi. Bentuk
kompetisi yang muncul dan menimbulkan masalah dapat berupa kompetisi
intraspesifik maupun interspesifik. Semua kemunculan persaingan tersebut dapat
terjadi apabila persediaan padi pada lahan yang mereka gunakan untuk mencari
sumber makanan tersebut mulai berkurang. Persaingan ini secara tidak langsung akan
menjadi pengatur jumlah populasi spesies yang bersaing tersebut.
10
3. Simbiosis
Simbiosis terbagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
- Simbiosis Mutalisme
Mutualisme adalah salah satu jenis simbiosis yang berbentuk interaksi
saling menguntungkan. Kegiatan yang terjadi antar spesies ini merupakan bentuk
interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama akan mendapat keuntungan
dari satu sama lain. Simbiosis mutualisme berbeda dengan proto-kooperasi.
Interaksi mutualistik yang terjadi ini sangat penting perannya bagi kelangsungan
hidup dan perkembangbiakan kedua spesies yang saling terlibat satu sama lain.
Interaksi mutualistik antar makhluk hidup juga kadang disebut sebagai simbiosis
obligat. Contohnya manusia dengan bakteri E.coli.
Dalam hal ini bakteri yang dimaksud adalah bakteri E. coli yang ada di
usus Besar. Dengan adanya bakteri ini di dalam tubuh, manusia dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri jahat dan mempercepat proses pembusukan di dalam usus
besar. Sedangkan bagi bakteri E. coli sendiri mendapat keuntungan karena bisa
mendapat makanan dari sisa-sisa makanan pada usus besar.
11
- Simbiosis Komensalisme
Ikan remora akan melekatkan dirinya pada sisi bawah ikan hiu. Posisi ini
akan memungkinkan ikan remora mendapat sisa-sisa makanan yang dihasilkan
dari makanan hiu. Ini membuat ikan remora tidak membuang banyak energi untuk
bergerak. Karena ikan kecil tersebut hanya perlu melekat pada hiu dan bergerak
kemanapun bersama hiu. Walaupun begitu, hiu tidak merasakan kerugian dengan
adanya ikan remora yang menumpang padanya.
- Simbiosis Parasitisme
Kutu biasa tinggal di tubuh hewan seperti kerbau, sapi, zebra, dan
sebagainya. Kutu mendapat keuntungan karena mendapat tempat tinggal dan
12
menghisap darah hewan, sementara hewan-hewan tersebut dirugikan karena
darahnya terhisap oleh kutu.
- Simbiosis Netralisme
Keduanya tidak memiliki pengaruh satu sama lain karena memiliki jenis
makanan yang berbeda.
Pada tingkat ekosistem individu atau populasi memiliki peran yang khas
dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotiknya. Ke khasan fungsi
individu atau populasi dalam ekosistem disebut Niche (relung). Berdasarkan ke
13
khasannya suatu individu atau populasi dibedakan mejadi prosusen konsumen,
dekomposer atau pengurai dan deterivot.
a). Produser
14
Belalang sebagai pemakan produsen (rumput) disebut sebagai konsumen
tingkat pertama. Katak yang memakan konsumen tingkat pertama (belalang)
disebut sebagai konsumen tingkat kedua. Ular sebagai konsumen tingkat
ketiga dan elang disebut sebagai konsumen tingkat keempat. Rantai makanan akan
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk jaring-jaring
makanan.
Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan
lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka
terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut.
15
a. Pengertian Alelopati
16
Sekitar 20 species dari dinoflagelata memiliki racun yang berbeda – beda. Racun yang
dikeluarkan oleh Dinoflagelata berbahaya bagi fitoplanton, ikan, bahkan manusia.
Racun tersebut dapat terakumulasi dalam rantai makanan dan berdampak negatif. Di
perairan asin Teluk Jakarta yang telah terpapar berbagai limbah ditemukan Diophysis
spp, Alexandrium spp, dan Pseudonitschia spp. Racun yang terpapar pada berbagai
hasil laut seperti ikan, kerang, dapat berakibat fatal untuk kehidupan manusia.
Porifera adalah salah satu invertebrata atau hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Menurut Porter dan Target (1988) ditemukan zat Alelopat pada pada hewan
spons Plakortis halichondroides yang dapat mengganggu pertumbuhan pada koral
salah satunya yaitu Agaricia lamarcki. Koral Agaricia lamarcki dapat menderita
nekrosis sebelum akhirnya mati. Zat alelopat yang dihasilkan oleh porifera tersebut
adalah cara untuk Porifera Plakortis halichondroides bertahan diri dan berebut nutrisi.
Jamur Penicillium sp adalah salah satu jenis jamur yang memiliki habitat di
tanah, makanan basi, dan lain – lain. Jamur ini tergolong dalam mikrofungi atau jamur
yang hanya dapat dilihat dengan meggunak mikroskop. Beberapa jenis Jamur
Penicillium sp bisa dimanfaatkan sebagai antibiotik. Zat metabolit sekundernya bisa
membunuh mikroorganisme lain. Penggunaan jamur ini dalam dunia pengobatan
harus dengan dosis dan penanganan yang tepat. Beberapa zat antbiotik yang bisa
17
didapatkan dari jamur ini yaitu Ampisilin, Oksasilin, Azlozilin, Mezlosilin, Nafsilin,
dan lain – lain.
Jika kita pergi ke hutan pinus, kita hanya akan melihat pohon – pohon pinus
yang menjulang tinggi. Pinus adalah salah satu tumbuhan tinggi yang dikenal
memiliki zat alelopat. Zat tersebut akan akan mengakibatkan tanah yang ada di sekitar
kebun pinus memiliki pH asam. Keasaman tanah yang berlebih membuat tanaman
lain tidak dapat tumbuh bersama pinus. Hutan pinus hanya akan dipenuhi dengan
cover ground atau penutup tanah berupa buah pinus. Rumput liar atau tanaman yang
dianggap sebagai gulma tidak dapat hidup dengan baik, sehingga perebutan nutrisi
tidak terjadi. Nutrisi dalam tanah hanya akan diserap oleh Pinus (Pinus merkusi) tanpa
berbagi dengan tumbuhan lain. Hal tersebut memungkinkan Pinus untuk tumbuh lebih
optimal pada hutan – hutan di Indonesia.
18
a. Pengertian Makro Konsumen dan Mikro Konsumen
- Makro Konsumen adalah organisme heterotrof, termasuk hewan-hewan
seperti kambing, serangga, dan udang. Organisme tersebut hidupnya
tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi organik.
Makro konsumen terdiri dari beberapa jenis hewan, misalnya larva serangga,
crustacea (udang-udangan), dan ikan. Konsumen primer memakan langsung
tumbuhan hidup, ada dua macam yaitu zooplankton (memakan fitoplankton)
dan bentos (hewan yang hidup di dasar perairan). Konsumen sekunder,
misalnya serangga dan ikan, memakan konsumen primer. Di samping itu ada
konsumen yang memakan detritus (sampah).
- Mikro konsumen yaitu organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof,
terutama untuk bakteri dan fungi. Kedua organisme inilah yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, hingga menguraikan nya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahanan organik). Kelompok ini
juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
b. Dekomposer mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena :
- Dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme lain yang mati.
Pengurai berperan dalam meleburkan senyawa organik kompleks menjadi
lebih sederhana sehingga dapat terurai dengan lingkungan di sekitarnya.
Ketika terdapat bangkai organisme, dekomposer akan “memakan” tubuhnya
dan mengeluarkan kembali dalam bentuk senyawa yang lebih lembut dan
diturunkan ke dalam tanah. Di dalam tanah, hasil penguraian ini bisa menjadi
pupuk kompos atau penyubur tanah. Pohon-pohon dan tumbuhan lain di
sekitarnya akan menerima manfaat dari penguraian organisme ini. Jadi, selain
berfungsi untuk membersihkan jasad organisme yang telah mati, dekomposer
juga berfungsi membantu menyuburkan tanah. Beberapa contoh dekomposer
dalam ekosistem adalah cacing tanah, bakteri, jamur, dan serangga.
c. Berikut beberapa contoh aktivitas manusia yang dapat menggangu keseimbangan
lingkungan, yaitu :
- Menebang hutan tanpa izin dari pemerintah
- Membuang sampah sembarangan
- Menangkap ikan menggunakan bom atau pukat harimau
- Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan
d. Berikut contoh upaya manusia agar tidak membuang limbah sembarangan, yaitu :
19
- Mengurangi penggunaan bahan kimia pencemar lingkungan
Ada banyak bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan seperti
detergen rumah tangga dan plastik yang membutuhkan waktu lama agar bisa
terurai. Contohnyata yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak
pencemaran lingkungan adalah menggunakan detergen ramah lingkungan dan
mengurangi penggunaan kantong plastik pada saat berbelanja dengan cara
membawa kantong/tas belanja dari rumah yang dapat digunakan berkali- kali.
- Memilah sampah
- Limbah Industri
Limbah industri ini dapat berasal dari pabrik dan rumah tangga. Harus
dikelola dengan tepat, jika tidak diolah dengan baik limbah-limbah tersebut akan
merusak lingkungan hidup.
- Melakukan reboisasi
20
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi kesempurnaanya makalah ini.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat jelas ,
dimengerti, dan lugas.
Sekaian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami ucapakan sekain dan terima kasih.
3.1 Kesimpulan
Organisasi dalam kehidupan makhluk hidup meliputi sel, jaringan, organ, organisme,
populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma. Makhluk hidup di dunia ini saling
mempengaruhi satu sama lain, sehingga adanya saling ketergantungan antar makhluk
hidup. Hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya
dibedakan menjadi tiga, yaitu interaksi antar individu, interaksi antar populasi, serta
interaksi antar komponen biotik dan abiotik. Hubungan makan dan dimakan antar
makhluk hidup, proses makan–dimakan akan membentuk rantai makanan, jarring-
jaring makanan, dan aliran energi.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis sadar materi yang disampaikan masih banyak kekurangan.
Sehingga kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritikdan saran
yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://duniapendidikan.co.id/tingkat-organisasi-kehidupan/
https://smakmlbhayangkari1sby.sch.id/hubungan-antara-makhluk-hidup-dengan-
lingkungannya/
https://www.bola.com/ragam/read/4487203/macam-macam-simbiosis-lengkap-beserta-
penjelasan-dan-contohnya
https://www.ilmupelajaran.com/kompetisi-predasi-simbiosis-pengertian-perbedaan-dan-
contoh/
http://blog.ub.ac.id/nitanuriawati/tag/interaksi-antarpopulasi/#:~:text=Interaksi%20antar
%2Dpopulasi%20merupakan%20bentuk,ini%20adalah%20kompetisi%20dan
%20alelopati.
22
23