Anda di halaman 1dari 23

Makalah Hubungan Antar Bebagai Makhluk Hidup

Mata Kuliah Ekologi

Dosen Pembimbing :

Dra.Syarifah Miftahul EL Jannah, M. BIOMED.

Disusun oleh :

Rahmat Khairullah (P21345120051)

Rizqy Alfi Syahri (P21345120054)

Salsa Nabila Putri (P21345120060)

Siska Nur Fadillah (P21345120068)

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II

Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan

Tahun Ajaran 2020/2021

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Hubungan Antar Berbagai Makhluk Hidup.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 9 Maret 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................1

Kata Pengantar................................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan.....................................................................................................5
1.4 Metode....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6

2.1 Pengertian dan Organisasi dalam Kehidupan Makhluk Hidup...............6


2.2 Hubungan atau Interaksi antar Makhluk Hidup dengan Lingkungan.....9
2.3 Hubungan Makan dan Dimakan antar Makhluk Hidup..........................14

BAB III PENUTUP........................................................................................................21

3.1 Kesimpulan.............................................................................................21
3.2 Saran.......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup merupakan benda-benda hidup yang selain memiliki ciri atau
sifat sebagai benda, juga memiliki sifat atau ciri yang membedakannya dengan benda
mati. Makhluk hidup di alam senatiasa berdampingan dengan makhluk hidup lainnya.
Kelompok makhluk hidup yang sama speciesnya disebut populasi. Misalnya populasi
kuda, kambing, kucing dan sebagainya. Suatu individu dapat dianggap sebagai
anggota populasi tertentu apabila memiliki kriteria sebagai berikut : (a) hidup bersama
dalam satu populasi; (b) berfungsi sebagai anggota populasi; (c) mempunyai
persamaan anatomi dan fisiologi dengan anggota lainnya; (d) dapat melakukan
interhibridasi dengan anggota populasi tersebut.
Pengertian tentang lingkungan hidup manusia atau sering disebut lingkungan
hidup, sebenarnya berakar dari penerapan ekologi. Lingkungan merupakan
penelaahan terhadap sikap dan perilaku manusia dengan tanggungjawab dan
kewajibannya dalam mengelola lingkungan hidup. Sikap dan perilaku ini sangat
diperlukan sehingga memungkinkan kelangsungan peri kehidupan secara keseluruhan
serta kesejahteraan manusia dan mahluk hidup lainnya. Pengertian lingkungan hidup
menurut UU Nomor 23 Tahun 1997, adalah sistem kehidupan yang merupakan
kesatuan ruang dengan segenap benda, keadaan, daya dan mahluk hidup termasuk
manusia dengan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan
yang berupa makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup membentuk suatu
hubungan timbal balik yang rumit dan kompleks. Makhluk hidup dengan
lingkungannya yang saling berhubungan di alam, biasa di sebut dengan ekositem, dan
di alam terdapat bermacam-macam ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian dan organisasi dalam kehidupan makhluk
hidup?

4
2. Bagaimana hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya?
3. Bagaimana hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai pengertian dan organisasi dalam kehidupan makhluk
hidup
2. Untuk mengetahui hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan
lingkungannya
3. Untuk mengetahui hubungan makan dan dimakan antar makhluk hidup

1.4 Metode
Makalah ini disusun dari kumpulan materi yang terdapat dari internet dan
buku panduan, dengan mencari hal-hal yang berkaitan di rumusan masalah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Organisasi dalam Kehidupan Makhluk Hidup

Di dalam kehidupan terdapat tingkatan struktur organisasi kehidupan makhluk


hidup. Organisme merupakan bagian hierarki struktur makhluk hidup yang
membentuk organisasi kehidupan. Hierarki struktur ini disebut hierarki Biologi.
Organisasi kehidupan terdiri atas atom molekul organel sel sel jaringan organ sistem
organ organisme. Sel berada di tingkatan struktural terendah yang masih mampu
menjalankan semua fungsi kehidupan. Sel mampu melakukan regulasi terhadap
dirinya sendiri, memproses energi, tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap
lingkungan, serta melakukan reproduksi. Kerja sama dan interaksi di antara sel-sel ini
menyebabkan organisme dapat mempertahankan hidupnya. Sel-sel yang mempunyai
fungsi dan bentuk yang sama akan berkelompok. Kelompok sel itu dinamakan
jaringan. Kumpulan dari beberapa macam jaringan yang berbeda dan membentuk satu
kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu disebut organ. Sistem organ merupakan
bentuk kerja sama antar organ untuk melakukan fungsi tertentu.

6
Makhluk hidup didunia ini saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga
adanya saling ketergantungan antar makhluk hidup (manusia dengan hewan, manusia
dengan lingkungan dan manusia dengan tumbuhan). Tingkat organisasi tersebut
adalah Molekul, Sel, Jaringan, Organ, Organisme, Populasi, Komunitas, Ekosistem,
serta Bioma.

1. Tingkat Molekul

Setiap inti sel dari organ hidup mengandung molekul organik yang berperan
dalam mengendalikan struktur dan fungsi sel. Inti sel juga membawa catatan
informasi genetik yang bisa diturunkan melalui proses reproduksi sel. Molekul
organik adalah DNA (deoxyribonucleic acid deoxyribonucleic acid) dan RNA
(ribonucleic acid ribonucleic acid). Keduanya berperan sebagai pengatur sintesis
protein yang terjadi di dalam sel.

2. Tingkat Sel

Sel adalah satuan kehidupan terkecil. Berdasarkan jumlah sel penyusun, kita
mengenali makhluk hidup dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu makhluk hidup
uniseluler (terdiri dari satu sel) dan makhluk hidup multiseluler (terdiri dari banyak
sel). Beberapa contoh makhluk hidup uniseluler seperti protozoa, bakteri, dan
ganggang. Mereka melakukan metabolisme mereka dalam satu sel. Sementara
makhluk hidup multiseluler, seperti tumbuhan dan hewan disusun oleh banyak sel
sehingga masing-masing memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda.

3. Tingkat Jaringan

Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
Badan hewan misalnya terdiri dari berbagai jenis jaringan seperti jaringan otot,
jaringan darah, atau jaringan epidermis. Contoh makhluk hidup berada pada tingkat
kehidupan organisasi jaringan misalnya Porifera dan Coelenterata. Keduanya
memiliki lapisan sel pembentuk tubuh (diploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm)
dan lapisan terdalam (endoderm).

4. Tingkat Organ

7
Di tingkat organisasi kehidupan, organ dianggap sebagai kumpulan jaringan
yang memiliki fungsi tertentu. Contoh organ dalam tubuh manusia seperti jantung,
paru-paru, dan perut.

5. Tingkat Sistem Organ

Sistem organ diorganisir oleh beberapa organ yang saling berinteraksi dalam
melakukan fungsi dalam tubuh. Misalnya, sistem peredaran darah manusia, yang
terdiri dari jantung dan pembuluh darah, berfungsi untuk mengedarkan darah ke
seluruh tubuh. Sistem organ adalah tingkat kehidupan organisasi yang kemudian
membentuk individu tingkat tinggi.

6. Tingkat Individu

Pada tingkat individu, mekanisme kompleks terjadi karena koordinasi dan


regulasi berbagai sistem organ. Tubuh manusia adalah contoh utama dari tingkat
organisasi kehidupan seseorang.

7. Tingkat Populasi

Populasi adalah kumpulan individu yang berada pada waktu dan tempat yang
sama. Di sekitar lingkungan kita ada berbagai populasi, seperti populasi kelapa,
populasi burung merpati, populasi rumput, populasi cacing tanah, populasi manusia,
dan sebagainya.

8. Tingkat Komunitas

Komunitas adalah tingkat kehidupan organisasi yang terdiri dari kumpulan


populasi yang pada waktu dan tempat yang sama. Contoh komunitas yang bisa kita
jumpai setiap hari adalah komunitas parsraw, yang terdiri dari populasi alang alang,
populasi rumput, populasi belalang, populasi cacing tanah, populasi kupu-kupu, dan
sebagainya.

9. Tingkat Ekosistem

Di tingkat organisasi kehidupan, ekosistem dianggap sebagai interaksi yang


terjadi antara populasi penyusun komunitas dan lingkungannya seperti sinar matahari,
tanah, air, dan udara. Contoh ekosistem meliputi ekosistem lahan basah, ekosistem air
tawar, ekosistem perairan laut, dan sebagainya.

8
10. Tingkat Bioma

Bioma adalah satu set ekosistem yang mencakup area yang luas. Contoh
beberapa biomassa besar yang ditemukan di planet kita adalah biomassa padang pasir,
biomassa padang rumput, biomassa gugur, biomassa hutan hujan tropis, biomassa
toma, dan biomassa tundra. Bioma umumnya memiliki iklim khas sehingga ada jenis
organisme yang khas (tumbuhan dan hewan) yang bisa beradaptasi di lingkungan.

2.2 Hubungan atau Interaksi antar Makhluk Hidup dengan Lingkungan

a. Interaksi antar Individu


Setiap organisme hidup ditempat tertentu atau habitat tertentu. Pada tempat
tersebut hidup organisme lain yang sejenis. Organisme sejenis yang hidup disuatu
tempat dalam kurun waktu tertentu disebut populasi. Jumlah individu sejenis yang
hidup disuatu tempat persatuan luas menunjukkan kepadatan populasi. Lokasi
ditemukan individu-individu sejenis pada suatu tempat menunjukkan penyebaran atau
distribusi populasi.

Bertambahnya anggota populasi berarti kebutuhan hidup akan ikut bertambah.


Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi ditempat hidupnya akan terjadi persaingan
atau kompetensi. Interaksi kompetisi antar individu dalam populasi disebut kompetisi
intraspesifik. Adanya kompetensi mengakibatkan ada individu yang memperoleh
kebutuhan yang lebih sedikit sehingga akan mengakibatkan migrasi (perpindahan
ketempat lain) atau kematian.

b. Interaksi antar Populasi

Terbagi kedalam 3 bentuk, yaitu :

1. Predasi

Predasi adalah bentuk interaksi antar-spesies di mana satu spesies memakan


spesies lainnya. Dalam aktivitas ini, yang berperan memakan konsumer disebut
predator, sedangkan pihak spesies yang dijadikan makanan dikenal sebagai
mangsa. Predator berasal dari kata bahasa latin yaitu praeda yang memiliki arti
sebagai pemangsa. Pemangsa adalah semua makhluk hidup yang hidup dengan
memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk makan dengan
memakan makhluk hidup lain. Jika yang dimangsa adalah makhluk hidup yang
berperan sebagai produser, maka bentuk interaksi makan memakan tersebut

9
disebut herbivori. Hewan yang berperan untuk memakan produser disebut
sebagai herbivor, yaitu kegiatan hewan memakan tumbuh-tumbuhan.

Kegiatan yang saling berhubungan seperti harimau memakan kijang. Lalu ular
memakan kelinci, tikus, dan katak. Sedangkan capung memakan serangga-serangga
yang lain. Dalam siklus hubungan tersebut, maka harimau, ular, dan capung yang
memakan hewan lain dapat disebut sebagai predator.

2. Kompetisi

Kompetisi ialah bentuk dari interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih
yang dapat mengakibatkan makhluk-makhluk hidup tersebut mengalami kerugian
baik dalam hal kebutuhan hidup dan lain sebagainya. Yang paling diperebutkan
adalah kebutuhan hidup. Makhluk hidup akan saling berebut kebutuhan hidup apabila
sumber daya yang dibutuhkan menipis dan tidak mencukupi. Dalam hal ini yang
paling sering diperebutkan adalah tempat berlindung, sarang, sumber makanan dan
juga pasangan untuk kawin.

Jika pada sebuah relung ekologi mengalami perbedaan tumpang tindih yang
besar, maka kompetisi yang muncul akan semakin sering untuk terjadi. Bentuk
kompetisi yang muncul dan menimbulkan masalah dapat berupa kompetisi
intraspesifik maupun interspesifik. Semua kemunculan persaingan tersebut dapat
terjadi apabila persediaan padi pada lahan yang mereka gunakan untuk mencari
sumber makanan tersebut mulai berkurang. Persaingan ini secara tidak langsung akan
menjadi pengatur jumlah populasi spesies yang bersaing tersebut.

10
3. Simbiosis
Simbiosis terbagi lagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
- Simbiosis Mutalisme
Mutualisme adalah salah satu jenis simbiosis yang berbentuk interaksi
saling menguntungkan. Kegiatan yang terjadi antar spesies ini merupakan bentuk
interaksi yang menyebabkan kedua spesies sama-sama akan mendapat keuntungan
dari satu sama lain. Simbiosis mutualisme berbeda dengan proto-kooperasi.
Interaksi mutualistik yang terjadi ini sangat penting perannya bagi kelangsungan
hidup dan perkembangbiakan kedua spesies yang saling terlibat satu sama lain.
Interaksi mutualistik antar makhluk hidup juga kadang disebut sebagai simbiosis
obligat. Contohnya manusia dengan bakteri E.coli.

Dalam hal ini bakteri yang dimaksud adalah bakteri E. coli yang ada di
usus Besar. Dengan adanya bakteri ini di dalam tubuh, manusia dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri jahat dan mempercepat proses pembusukan di dalam usus
besar. Sedangkan bagi bakteri E. coli sendiri mendapat keuntungan karena bisa
mendapat makanan dari sisa-sisa makanan pada usus besar.

11
- Simbiosis Komensalisme

Komensalisme adalah kegiatan saling berinteraksi antar makhluk hidup


yang menyebabkan satu pihak mendapatkan keuntungan, sedangkan pihak yang
lain tidak terpengaruh. Contohnya ikan remora dengan ikan hiu.

Ikan remora akan melekatkan dirinya pada sisi bawah ikan hiu. Posisi ini
akan memungkinkan ikan remora mendapat sisa-sisa makanan yang dihasilkan
dari makanan hiu. Ini membuat ikan remora tidak membuang banyak energi untuk
bergerak. Karena ikan kecil tersebut hanya perlu melekat pada hiu dan bergerak
kemanapun bersama hiu. Walaupun begitu, hiu tidak merasakan kerugian dengan
adanya ikan remora yang menumpang padanya.

- Simbiosis Parasitisme

Parasitisme adalah slah satu jenis simbiosis yang didalamnya terjadi


interaksi yang dapat menguntungkan salah satu pihak saja. Sayangnya walaupun
menguntungkan salah satu pihak, namun pihak lainnya akan menderita kerugian.
Simbiosis ini sangat sering ditemui pada parasit yang menggantungkan hidupnya
untuk memperoleh makanan atau sumber-sumber yang diperlukan dari tubuh
makhluk hidup lain. Makhluk lain yang digantungi ini disebut sebagai inang atau
hospes. Contohnya kutu dengan hewan.

Kutu biasa tinggal di tubuh hewan seperti kerbau, sapi, zebra, dan
sebagainya. Kutu mendapat keuntungan karena mendapat tempat tinggal dan

12
menghisap darah hewan, sementara hewan-hewan tersebut dirugikan karena
darahnya terhisap oleh kutu.

- Simbiosis Netralisme

Simbiosis netralisme adalah jenis hubungan antarmakhluk hidup yang tidak


memberi keuntungan atau kerugian pada organisme yang terlibat. Pada simbiosis
netralisme ini, kedua belah pihak tidak akan mendapat pengaruh apa pun, baik
keuntungan atau kerugian. Contohnya ayam dengan kambing.

Keduanya tidak memiliki pengaruh satu sama lain karena memiliki jenis
makanan yang berbeda.

c. Interaksi antara Komponen Biotik dan Abiotik

Pada tingkat ekosistem individu atau populasi memiliki peran yang khas
dalam kaitan interaksinya dengan lingkungan biotik dan abiotiknya. Ke khasan fungsi
individu atau populasi dalam ekosistem disebut Niche (relung). Berdasarkan ke

13
khasannya suatu individu atau populasi dibedakan mejadi prosusen konsumen,
dekomposer atau pengurai dan deterivot.
a). Produser

Produser adalah makhluk hidup yang mampu menghasilkan bahan organik


dari bahan anorganik. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang
berklorofil dengan cara fotosintesis. Contohnya adalah ganggang, lumut, dan
tumbuhan hijau.
b). Konsumer

Konsumer berarti pemakan. Semua hewan dan tumbuhan tak berklorofil


(misalnya tali putri) termasuk konsumer. Konsumer memakan bahan organik yang
dihasilkan oleh produser karena konsumer tidak mampu mengubah zat anorganik
menjadi zat organik.
c). Dekomposer

Dekomposer adalah pengurai sampah atau bangkai, contohnya bakteri


pembusuk dan jamur. Dekomposer menguraikan bahan organik menjadi bahan-bahan
anorganik, air, dan gas. Selanjutnya hasil penguraian tersebut dimanfaatkan lagi oleh
produser.
d). Detrivor

Detrivor adalah organisme yang memakan partikel-partikel organik atau


detritus. Dtritus merupakan hancuran dari jaringan hewan atau tumbuhan.

2.3 Hubungan Makan dan Dimakan antar Makhluk Hidup

Antara makhluk hidup dengan lingkungannya terdapat saling ketergantungan.


Makhluk hidup tergantung pada lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Proses makan-dimakan akan membentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan
aliran energi.
Peristiwa kompleks makan-dimakan digambarkan dalam bentuk jaring-jaring
makanan. Produser yang mampu memanfaatkan energi matahari secara langsung
berada pada tingkat trofik I, konsumer I berada pada tingkat trofik II, dan seterusnya
hingga ke konsumer puncak.
Berikut contoh gambaran peristiwa rantai makanan :

14
Belalang sebagai pemakan produsen (rumput) disebut sebagai konsumen
tingkat pertama. Katak yang memakan konsumen tingkat pertama (belalang)
disebut sebagai konsumen tingkat kedua. Ular sebagai konsumen tingkat
ketiga dan elang disebut sebagai konsumen tingkat keempat. Rantai makanan akan
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk jaring-jaring
makanan.

Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan
lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka
terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut.

Perjalanan makan dan dimakan dari produsen sampai ke konsumen terakhir


tersebut, dapat kita gambarkan sebagai sebuah piramida. Agar rantai makanan dapat
terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak dibandingkan jumlah
konsumen. konsumen kesatu harus lebih banyak daripada konsumen kedua, dan
begitulah seterusnya.

Dalam proses makan-dimakan terjadi perpindahan energi. Transfer energi dari


matahari ke produser, konsumer dan pengurai dikenal sebagai aliran energi. Aliran
energi adalah perpindahan energi di dalam peristiwa makan dan dimakan. Bila
tumbuhan dimakan oleh konsumen pertama maka energi yang berada di dalam
tumbuhan akan berpindah ke konsumen pertama, selanjutnya jika konsumen pertama
dimakan oleh konsumen kedua maka energi pada konsumen pertama akan berpindah
ke konsumen kedua, dan begitu seterusnya. Energi yang diperoleh konsumen tidak
seluruhnya tersimpan di dalam tubuhnya. Energi yang tersimpan hanya ±10% saja,
sedangkan sisa energi ±90%nya digunakan untuk aktivitas biologi misalnya bergerak,
bernafas dan berkembang biak serta ada yang tersebar ke lingkungan dalam bentuk
panas.

15
a. Pengertian Alelopati

Alelopati merupakan mekanisme interaksi langsung atau tidak langsung antara


tumbuhan sebagai donor dengan tumbuhan lainnya atau mikroorganisme sebagai
target, melalui produksi dan pelepasan metabolit sekunder yang disebut alelokimia.
Meskipun interaksi alelopati mencakup penghambatan maupun stimulus
pertumbuhan, namun sebagian besar pengamatan menunjukkan alelopati berpengaruh
menghambat terhadap organisme target. Metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
tumbuhan donor tersebut secara alami berperan dalam adaptasi terhadap perubahan
lingkungan dan mekanisme pertahanan terhadap cekaman. Semua metabolit sekunder
pada umumnya menunjukkan aktivitas alelokemik, tetapi fenolik dan terpenoid
merupakan dua kelompok senyawa utama yang terlibat dalam alelopati.

b. Senyawa di dalam Alelopati


Senyawa alelokimia secara alami digunakan tumbuhan untuk pertahanan
terhadap ganguan lingkungan (interaksi alelopati), termasuk untuk menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu yang ada disekitarnya. Mekanisme penghambatan
oleh alelokimia mirip dengan herbisida sintetik, sehingga alelopati berpotensi
digunakan sebagai bioherbisida. Kelebihan bioherbisida dibanding herbisida sintetik
adalah larut dalam air sehingga mudah diaplikasikan, memiliki banyak molekul kaya
oksigen dan nitrogen, sedikit mengandung ”atom berat”, sedikit halogen dan tidak
memiliki struktur cincin tidak alami, memiliki paruh waktu yang pendek sehingga
tidak terjadi akumulasi senyawa di dalam tanah dan kecil kemungkinan menimbulkan
dampak pada organisme non target.
c. Contoh Interaksi Alelopati
1. Dinoflagelata dengan Phytoplankton

Dinoflagelata adalah salah satu organisme kryptogamae atau tumbuhan tingkat


rendah yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis. Dinoflagelata adalah salah
satu jenis Alga uniseluler yang diketahui dari berbagai jenis – jenis Alga ini biasa
ditemui di perairan berwarna kuning coklat. Jika ingin melihat alga ini harus
menggunakan mikroskop karena merupaka mikroorganisme. Dinoflagelata bisa kita
ditemui di perairan asin.

16
Sekitar 20 species dari dinoflagelata memiliki racun yang berbeda – beda. Racun yang
dikeluarkan oleh Dinoflagelata berbahaya bagi fitoplanton, ikan, bahkan manusia.
Racun tersebut dapat terakumulasi dalam rantai makanan dan berdampak negatif. Di
perairan asin Teluk Jakarta yang telah terpapar berbagai limbah ditemukan Diophysis
spp, Alexandrium spp, dan Pseudonitschia spp. Racun yang terpapar pada berbagai
hasil laut seperti ikan, kerang, dapat berakibat fatal untuk kehidupan manusia.

Alexandrium spp seringkali menginfeksi kerang yang beresiko kanker pada


hati. Jenis racun saxitoxin diketahui membunuh 1100 lebih efektif dibanding sianida.
Pengujian pada tikus menyatakan racun ini juga lebih efektif 500 kali dibanding
kobra. Racun dengan kemampuan membunuh tertinggi terdapat di species
Gambierdiscus toxicus. Sanitasi yang baik sangat dibutuhkan oleh masyarakat
sehingga tidak makanan tidak lagi terpapar zat beracun. Jika hal tersebut terus
diabaikan, dan kita memakan makanan laut berbahaya maka akan beresiko kematian.
Kelompok alga yang memiliki zat Alelopat tidak hanya Dinoflagelata namun juga
Sianobakteria dan Flagellata.

2. Porifera Plakortis halichondroides dan Koral Agaricia lamarcki

Porifera adalah salah satu invertebrata atau hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Menurut Porter dan Target (1988) ditemukan zat Alelopat pada pada hewan
spons Plakortis halichondroides yang dapat mengganggu pertumbuhan pada koral
salah satunya yaitu Agaricia lamarcki. Koral Agaricia lamarcki dapat menderita
nekrosis sebelum akhirnya mati. Zat alelopat yang dihasilkan oleh porifera tersebut
adalah cara untuk Porifera Plakortis halichondroides bertahan diri dan berebut nutrisi.

3. Jamur Penicillium sp dan Berbagai Mikroorganisme

Jamur Penicillium sp adalah salah satu jenis jamur yang memiliki habitat di
tanah, makanan basi, dan lain – lain. Jamur ini tergolong dalam mikrofungi atau jamur
yang hanya dapat dilihat dengan meggunak mikroskop. Beberapa jenis Jamur
Penicillium sp bisa dimanfaatkan sebagai antibiotik. Zat metabolit sekundernya bisa
membunuh mikroorganisme lain. Penggunaan jamur ini dalam dunia pengobatan
harus dengan dosis dan penanganan yang tepat. Beberapa zat antbiotik yang bisa

17
didapatkan dari jamur ini yaitu Ampisilin, Oksasilin, Azlozilin, Mezlosilin, Nafsilin,
dan lain – lain.

4. Kamboja (Plumeria sp) dan Gulma


Jika kita perhatikan pada tanaman Kamboja (Plumeria sp) di taman, bunga
yang memiliki wangi yang khas dan umumnya tumbuh jauh dari tanaman – tanaman
lain. Rumput liar atau tanaman liar lain tidak mampu tumbuh berdampingan dengan
tanaman bunga Kamboja (Plumeria sp). Zat alelopat yang dimilikinya bekerja
layaknya herbisida, yakni membasmi tanaman lainnya.

5. Alang – Alang (Imperata cylindrica) dan Gulma


Tanaman Alang – Alang banyak tumbuh liar secara rimbun tanpa memberi
satupun ruang untuk tanaman lain hidup. Alang – Alang (Imperata cylindrica)
mensekresikan senyawa fenol, asam valinik, dan karbolik untuk menghambat
pertumbuhan tanaman disekitarnya. Senyawa – senyawa tersebut akan meracuni
tanaman sekitar dan menghambat pertumbuhannya. Tanaman yang tumbuh akibatnya
tidak dapat bertahan hingga akhirnya mati.

6. Pinus (Pinus merkusi) dan Gulma

Jika kita pergi ke hutan pinus, kita hanya akan melihat pohon – pohon pinus
yang menjulang tinggi. Pinus adalah salah satu tumbuhan tinggi yang dikenal
memiliki zat alelopat. Zat tersebut akan akan mengakibatkan tanah yang ada di sekitar
kebun pinus memiliki pH asam. Keasaman tanah yang berlebih membuat tanaman
lain tidak dapat tumbuh bersama pinus. Hutan pinus hanya akan dipenuhi dengan
cover ground atau penutup tanah berupa buah pinus. Rumput liar atau tanaman yang
dianggap sebagai gulma tidak dapat hidup dengan baik, sehingga perebutan nutrisi
tidak terjadi. Nutrisi dalam tanah hanya akan diserap oleh Pinus (Pinus merkusi) tanpa
berbagi dengan tumbuhan lain. Hal tersebut memungkinkan Pinus untuk tumbuh lebih
optimal pada hutan – hutan di Indonesia.

18
a. Pengertian Makro Konsumen dan Mikro Konsumen
- Makro Konsumen adalah organisme heterotrof, termasuk hewan-hewan
seperti kambing, serangga, dan udang. Organisme tersebut hidupnya
tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan memakan materi organik.
Makro konsumen terdiri dari beberapa jenis hewan, misalnya larva serangga,
crustacea (udang-udangan), dan ikan. Konsumen primer memakan langsung
tumbuhan hidup, ada dua macam yaitu zooplankton (memakan fitoplankton)
dan bentos (hewan yang hidup di dasar perairan). Konsumen sekunder,
misalnya serangga dan ikan, memakan konsumen primer. Di samping itu ada
konsumen yang memakan detritus (sampah).
- Mikro konsumen yaitu organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof,
terutama untuk bakteri dan fungi. Kedua organisme inilah yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, hingga menguraikan nya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahanan organik). Kelompok ini
juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
b. Dekomposer mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena :
- Dekomposer adalah organisme yang menguraikan organisme lain yang mati.
Pengurai berperan dalam meleburkan senyawa organik kompleks menjadi
lebih sederhana sehingga dapat terurai dengan lingkungan di sekitarnya.
Ketika terdapat bangkai organisme, dekomposer akan “memakan” tubuhnya
dan mengeluarkan kembali dalam bentuk senyawa yang lebih lembut dan
diturunkan ke dalam tanah. Di dalam tanah, hasil penguraian ini bisa menjadi
pupuk kompos atau penyubur tanah. Pohon-pohon dan tumbuhan lain di
sekitarnya akan menerima manfaat dari penguraian organisme ini. Jadi, selain
berfungsi untuk membersihkan jasad organisme yang telah mati, dekomposer
juga berfungsi membantu menyuburkan tanah. Beberapa contoh dekomposer
dalam ekosistem adalah cacing tanah, bakteri, jamur, dan serangga.
c. Berikut beberapa contoh aktivitas manusia yang dapat menggangu keseimbangan
lingkungan, yaitu :
- Menebang hutan tanpa izin dari pemerintah
- Membuang sampah sembarangan
- Menangkap ikan menggunakan bom atau pukat harimau
- Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan
d. Berikut contoh upaya manusia agar tidak membuang limbah sembarangan, yaitu :

19
- Mengurangi penggunaan bahan kimia pencemar lingkungan
Ada banyak bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan seperti
detergen rumah tangga dan plastik yang membutuhkan waktu lama agar bisa
terurai. Contohnyata yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak
pencemaran lingkungan adalah menggunakan detergen ramah lingkungan dan
mengurangi penggunaan kantong plastik pada saat berbelanja dengan cara
membawa kantong/tas belanja dari rumah yang dapat digunakan berkali- kali.
- Memilah sampah

Kegiatan memilah sampah dapat dilakukan dengan cara memisahkan


sampah menjadi 3 kategori yakni organik, anorganik, dan logam/ kaca. Setelah
dipilah, sampah organik dapat dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah
anorganik jika memungkinkan dapat didaur ulang (recycle) atau digunakan
kembali (reuse).

- Limbah Industri

Limbah industri ini dapat berasal dari pabrik dan rumah tangga. Harus
dikelola dengan tepat, jika tidak diolah dengan baik limbah-limbah tersebut akan
merusak lingkungan hidup.

- Melakukan reboisasi

Kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah. Perlu kesadaran dari


masyarakat untuk melakukan penanaman kembali hutan yang gundul. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan menggalakan program ‘one men one tree’ atau setiap
orang menanam minimal satu pohon. Program tersebut tentu memerlukan peran
aktif masyarakat dan juga pemerintah Indonesia.

e. Manusia sebagai komponen biotik memiliki kemampuan untuk mengusahakan


komponen dalam ekosistem. Manusia dapat menyeimbangkan suatu ekosistem
ataupun merusak suatu ekosistem.  Manusia dapat menanam tumbuhan yang berperan
sebagai produsen atau dapat pula membabat hutan sehingga mengurangi jumlah
produsen. Manusia dapat mengembangbiakkan hewan atau membunuh hewan
sehingga jumlah hewan sebagai konsumen semakin sedikit.

20
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi kesempurnaanya makalah ini.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat jelas ,
dimengerti, dan lugas.

Sekaian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami ucapakan sekain dan terima kasih.

3.1 Kesimpulan

Organisasi dalam kehidupan makhluk hidup meliputi sel, jaringan, organ, organisme,
populasi, komunitas, ekosistem, dan bioma. Makhluk hidup di dunia ini saling
mempengaruhi satu sama lain, sehingga adanya saling ketergantungan antar makhluk
hidup. Hubungan atau interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya
dibedakan menjadi tiga, yaitu interaksi antar individu, interaksi antar populasi, serta
interaksi antar komponen biotik dan abiotik. Hubungan makan dan dimakan antar
makhluk hidup, proses makan–dimakan akan membentuk rantai makanan, jarring-
jaring makanan, dan aliran energi.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis sadar materi yang disampaikan masih banyak kekurangan.
Sehingga kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritikdan saran
yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://duniapendidikan.co.id/tingkat-organisasi-kehidupan/
https://smakmlbhayangkari1sby.sch.id/hubungan-antara-makhluk-hidup-dengan-
lingkungannya/
https://www.bola.com/ragam/read/4487203/macam-macam-simbiosis-lengkap-beserta-
penjelasan-dan-contohnya
https://www.ilmupelajaran.com/kompetisi-predasi-simbiosis-pengertian-perbedaan-dan-
contoh/
http://blog.ub.ac.id/nitanuriawati/tag/interaksi-antarpopulasi/#:~:text=Interaksi%20antar
%2Dpopulasi%20merupakan%20bentuk,ini%20adalah%20kompetisi%20dan
%20alelopati.

22
23

Anda mungkin juga menyukai