Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SURVEILANS EPIDEMOLOGI

Monitoring, Evaluasi, Pembinaan, & Pengawasan

Dosen Pembimbing :

Rojali, SKM., M.EPID.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Kelas 2D3B

Nabilla Ainiyah Fauzi (P21345120040)

Rahmat Khairullah (P21345120051)

Salsa Nabila Putri (P21345120060)

Siska Nur Fadillah (P21345120068)

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby.Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 12120
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Monitoring, Evaluasi, Pembinaan & Pengawasan.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, 22 Oktober 2021

Kelompok 4

2
Daftar Isi

Cover...............................................................................................................................1

Kata Pengantar................................................................................................................2

Daftar Isi.........................................................................................................................3

BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................4

1.1 Monitoring..............................................................................................4

1.2 Evaluasi...................................................................................................5

1.3 Pembinaan...............................................................................................7

1.4 Pengawasan.............................................................................................8

BAB II PENUTUP..........................................................................................................14

2.1 Kesimpulan.............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

3
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 Monitoring

Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menggali lebih dalam suatu
hal untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu dengan tujuan
mengetahui kegiatan yang sedang berlangsung sudah sesuai atau belum dengan perencanaan
dan prosedut yang telah disepakati. Monitoring lebih berfokus pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan, indikator dari monitoring yakni mencakup esensi aktivitas dan target yang
ditetapkan pada perencanaan program. Dalam monitoring terdapat beberapa fungsi seperti
yang dijelaskan oleh Dunn (1981), empat fungsi dari monitoring adalah sebagai berikut :
1) Ketaatan (compliance)
Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang
terlibat mengikuti standar dan prosedur yang ditetapkan.
2) Pemeriksaan (auditing)
Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi
pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3) Laporan (accounting)
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menghitung hasil perubahan
sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode
waktu tertentu.
4) Penjelasan (explanation)
Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan bagaimana
akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak
cocok.
Dalam pelaksanaan Surveilans, untuk mengetahui keberhasilan maupun kendala
dalam manajemen kegiatan surveilans hipertensi sebaiknya selalu dilakukan monitoring
terutama terhadap proses dan keluaran (output) kegiatas surveilans secara keseluruhan.
Monitoring dilakukan untuk melihat proses pencatatan data kasus hipertensi di tempat
pelayanan kesehatan tingkat Kab/Kota. Dengan dilakukannya monitoring, kelemahan akan
segera diketahui dan dapat dilakukan perbaikan. Menurut Ditjen P2PL Depkes RI (2003)
didalam Surveilans Epidemiologi, monitoring memiliki beberapa indikator, yakni :

4
1) Sumber Daya Manusia
Tersedianya tim epidemiolog, Tenaga surveilans di tingkat Puskesmas minimal
terdapat 1 tenaga ahli epidemiologi (Kepmenpan RI, 2000).
2) Metode
a) Tersedianya berbagai pedoman pelaksanaan surveilans
b) Tersedianya petunjuk teknis pelaksanaan surveilans
c) Tersedianya payung hukum surveilans
d) Tersedianya POSBINDU PTM untuk penyakit tidak menular
e) Tersedianya PROLANIS
3) Material
a) Tersedianya alat komunikasi
b) Tersedianya peralatan surveilans

1.2 Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, dapat didefinisikan sebagai


proses evaluasi akan mengukur Efektivitas strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran akan digunakan sebagai analisis
situasi program berikutnya.
Untuk mengetahui keberhasilan maupun kendala dalam manajemen kegiatan
surveilans hipertensi sebaiknya selalu dilakukan monitoring terutama terhadap proses dan
keluaran output kegiatas surveilans secara keseluruhan. Monitoring dilakukan untuk melihat
proses pencatatan data kasus hipertensi di tempat pelayanan kesehatan tingkat Kab Kota.
Sedangkan evaluasi diajukan untuk keberhasilan program pengendalian penyakit.
Melalui evaluasi dapat ditentukan strategi penyusunan perencanaan sistem surveilans
tahun berikutnya. Evaluasi terhadap pelaksanaan sistem surveilans perlu dipersiapkan,
apakah sistem surveilans tersebut bermanfaat atau sudah sesuai dengan apa yang diharapkan
Ditjen P2PL Depkes RI, 2003. Evaluasi Sistem Menurut Atribut Atribut yang digunakan
dalam mengevaluasi suatu sistem surveilans epidemiologi yaitu kesederhanaan (simplicity),
fleksibilitas (flexibility), akseptabilitas (acceptabiliity), sensitivitas (sensitivity), nilai
prediktif positif (predictive value positive), kerepresentatifan (representativeness), dan
ketepatan waktu (timeliness) Ditjen P2PL, 2003.

5
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap akseptabilitas sistem surveilans yaitu :
a. Pentingnya masalah kesehatan yang ada.
b. Keterlibatan individu maupun organisasi dalam sistem surveilans.
c. Tingkat penerimaan respon sistem terhadap saran dan komentar yang ada.
d. Perbandingan waktu antara yang diperlukan dengan waktu yang tersedia.
e. Adanya peraturan dalam hal pengumpulan data dan kerahasiaan data.
f. Kewajiban melaporkan peristiwa kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Ketepatan waktu timeliness suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dan
kecepatan mulai dari proses pengumpulan data, pengolahan analisis dan intepretasi data serta
penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan penyakit-
penyakit tertentu perlu dilakukan dengan tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara
efektif atau tidak meluas sehingga membahayakan masyarakat. Kurangnya sumber daya yang
ada dapat berpengaruh pada stabilitas dari sistem surveilans kesehatan masyarakat.
Tahapan Evaluasi :
Ada pesanan yang mendasari atau proses sebelum melakukan evaluasi, yaitu :
1. Mengembangkan konsep dan melakukan penelitian awal. Konsep harus direncanakan
dengan baik sebelum eksekusi terorganisir dan pesan harus tes untuk memeriksa
kompatibilitas antara draft yang disiapkan oleh pesan eksekusi.
2. Dengan uji coba yang dilakukan, evaluator mencoba untuk mencari respon dari penonton.
Respon penonton penting untuk mengukur efektivitas pesan.

Proses Evaluasi :
Dalam melakukan proses evaluasi, ada beberapa hal yang akan dibahas adalah apa
bahan evaluasi, proses evolusi, ketika evaluasi diadakan, mengapa harus ada evaluasi, di
mana proses evaluasi diadakan, dan pihak evaluasi.
Hal yang harus dilakukan evaluasi ini sumber yang ada, efektivitas menyebarkan pesan,
pemilihan media dan keputusan yang tepat keputusan dalam anggaran mengadakan sejumlah
promosi dan iklan.
Evaluasi tersebut perlu dilakukan untuk menghindari kesalahan perhitungan
pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategi yang tersedia,
meningkatkan efisiensi iklan pada umumnya, dan melihat apakah tujuan telah tercapai.
Secara garis besar, proses evaluasi dibagi menjadi awal (pretest) dan akhir (posttest). Pretest
adalah evaluasi yang dilakukan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan.

6
Sementara itu, evaluasi dilakukan posttest untuk melihat pencapaian tujuan dan berfungsi
sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.
Evaluasi bisa dilakukan dalam atau di luar. Evaluasi diadakan di dalam ruangan pada
umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan digunakan sebagai
kelompok eksperimen. Kelemahan, kurangnya realisme dari metode ini dapat diterapkan.
Sementara, evaluasi yang akan diadakan di luar ruangan dengan menggunakan metode
penelitian lapangan di mana kelompok eksperimen masih diperbolehkan untuk menikmati
kebebasan dari lingkungan sekitarnya. Realisme dari metode ini dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi ini dengan baik, diperlukan sejumlah langkah yang harus
dilalui yang jelas mendefinisikan masalah, mengembangkan pendekatan untuk masalah,
merumuskan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data,
menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan untuk menyampaikan hasil penelitian.

1.3 Pembinaan

Pembinaan berasal dari kata bina, yang mendapat imbuhan pe-an, sehingga menjadi
kata pembinaan. Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan merupakan proses,
cara membina dan penyempurnaan atau usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Pembinaan pada dasarnya merupakan aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan secara sadar, berencana, terarah, dan teratur secara bertanggung
jawab dalam rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan kemampuan serta
sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan.

Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang dilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar-dasar
kepribadiannya seimbang, utuh dan selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
bakat, kecenderungan/keinginan serta kemampuan-kemampuannya sebagai bekal, untuk
selanjutnya atas perkasa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya,
sesamanya maupun lingkungannya ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan
manusiawi yang optimal dan pribadi yang mandiri.

7
Berikut pengertian pembinaan menurut para ahli :

1. Pembinaan menurut Masdar Helmi adalah segala hal usaha, ikhtiar dan kegiatan
yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian
segala sesuatu secara teratur dan terarah.
2. Menurut Mathis (2002:112), pembinaan adalah suatu proses dimana orang-orang
mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh
karena itu, proses ini terkait dengan berbagai tujuan organisasi, pembinaan dapat
dipandang secara sempit maupun luas.
3. Menurut Ivancevich (2008:46), mendefinisikan pembinaan sebagai usaha untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam pekerjaannya sekarang atau dalam pekerjaan
lain yang akan dijabatnya segera.

Selanjutnya sehubungan dengan definisi tersebut, Ivancevich mengemukakan


sejumlah butir penting yaitu, pembinaan adalah sebuah proses sistematis untuk mengubah
perilaku kerja seorang/sekelompok pegawai dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi.
Pembinaan terkait dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk pekerjaan
yang sekarang dilakukan. Pembinaan berorientasi ke masa sekarang dan membantu pegawai
untuk menguasai keterampilan dan kemampuan (konpetensi) yang spesifik untuk berhasil
dalam pekerjaannya.

Pembinaan juga dapat diartikan : “ bantuan dari seseorang atau sekelompok orang
yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain melalui materi pembinaan dengan
tujuan dapat mengembangkan kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan. Dari
beberapa definisi di atas, dapat dipahami bahwa dalam pembinaan terdapat unsur tujuan,
materi, proses, cara, pembaharuan, dan tindakan pembinaan. Selain itu, untuk melaksanakan
kegiatan pembinaan diperlukan adanya perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian.

1.4 Pengawasan
Pengawasan ialah sebuah proses untuk memastikan bahwa semua aktifitas yang
terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Ada banyak alasan
untuk menentukan penyebab kegagalan suatu organisasi atau keberhasilan organisasi lainnya.
Tetapi masalah yang selalu berulang dalam semua organisasi yang gagal adalah tidak atau
kurang adanya pengawasan yang memadai.

8
 Menurut Winardi (2000, hal. 585) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai
dengan hasil yang direncanakan”.
 Sedangkan menurut Basu Swasta (1996, hal. 216) “Pengawasan merupakan fungsi
yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”.
 Lebih lanjut menurut Komaruddin (1994, hal. 104) “Pengawasan adalah berhubungan
dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah
perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.
 Lebih lanjut menurut Kadarman (2001, hal. 159) Pengawasan adalah suatu upaya
yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang
sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar
yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan
tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan
merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan
baik. Tanpa adanya pengawasan dari pihak manajer/atasan maka perencanaan yang telah
ditetapkan akan sulit diterapkan oleh bawahan dengan baik. Sehingga tujuan yang diharapkan
oleh perusahaan akan sulit terwujud.

a. Jenis-Jenis Pengawasan

Adapun jenis-jenis pengawasan yang diantaranya yaitu :

 Pengawasan Internal “Intern”

Yang merupakan pengawasan yang dilakukan oleh orang ataupun badan yang ada
terdapat di dalam lingkungan unit organisasi/lembaga yang bersangkutan.

 Pengawasan Eksternal “Ekstern”

Yang merupakan pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan

9
yang ada di luar unit organisasi/lembaga yang diawasi.

 Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif ialah lebih dimaksudkan sebagai suatu pengawasan


yang dilakukan pada kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat
mencegah terjadinya kegiatan yang menyimpang, misalnya pengawasan tersebut
dilakukan oleh pemerintah supaya untuk menghindari adanya penyimpangan-
penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan/merugikan
negara.

Sedangkan pengawasan represif ialah suatu pengawasan yang dilakukan


terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan tersebut sudah dilaksanakan atau dilakukan.
Misalnya pengawasan represif dilakukan pada akhir tahun anggaran yang dimana
anggaran yang telah ditentukan lalu disampaikan laporannya.

 Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan aktif “dekat” ialah pengawasan yang dilaksanakan sebagai dari


bentuk pengawasan yang dilakukan ditempat kegiatan yang bersangkutan. Sedangkan
pengawasan pasif “jauh” ialah suatu pengawasan yang dilakukan misalnya melalui
“penelitian serta pengujian terhadap surat-surat atau laporan-laporan pertanggung
jawaban yag disertai dengan berbagai bukti penerimaan maupun bukti pengeluaran.

 Pengawasan Kebenaran Formil

Pengawasan kebenaran formil ialah pengawasan menurut hak


“rechtimatigheid” dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud serta tujuan
pengeluaran “doelmatigheid”.

b. Fungsi Pengawasan

Adapun fungsi pengawasan yang diantaranya yaitu :

 Untuk menilai apakah setiap unit-unit telah melakukan kebijaksanaan dan prosedur
yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.

10
 Untuk menilai apakah surat-surat atau laporan yang dihasilkan telah menggambarkan
kegiatan-kegiatan yang sebenarnya secara cermat maupun tepat.
 Untuk menilai apakah pengendalian manajemen sudah cukup memadai dan
dilaksanakan secara efektif.
 Untuk meneliti apakah kegiatan sudah terlaksana secara efektif yaitu mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
 Untuk meneliti apakah kegiatan sudah dilaksanakan secara efisien.

c. Maksud dan Tujuan Pengawasan

Terwujudnya tujuan yang dikehendaki oleh organisasi sebenarnya tidak lain


merupakan tujuan dari pengawasan. Sebab setiap kegiatan pada dasarnya selalu mempunyai
tujuan tertentu. Oleh karena itu pengawasan mutlak diperlukan dalam usaha pencapaian suatu
tujuan. Menurut Situmorang dan Juhir (1994:22) maksud pengawasan adalah untuk :

1. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak


2. Memperbaiki kesalahan?kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan
pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau
timbulnya kesalahan yang baru.
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah
kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan.
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan)
seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan
dalam planning, yaitu standard.

d. Macam Teknik Pengawasan

Dari pendapat Koontz, et. al. (dalam Hutauruk, 1986:298-331) tentang teknik
pengawasan, terdapat dua cara untuk memastikan pegawai merubah tindakan/sikapnya yang
telah mereka lakukan dalam bekerja, yaitu dengan dilakukannya pengawasan langsung
(direct control) dan pengawasan tidak langsung (indirect control). Pengawasan langsung
diartikan sebagai teknik pengawasan yang dirancang bangun untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki penyimpangan rencana.

11
Dengan demikian pada pengawasan langsung ini, pimpinan organisasi mengadakan
pengawasan secara langsung terhadap kegiatan yang sedang dijalankan, yaitu dengan cara
mengamati, meneliti, memeriksa dan  mengecek sendiri semua kegiatan yang sedang
dijalankan tadi. Tujuannya adalah agar penyimpangan-penyimpangan terhadap rencana yang
terjadi dapat diidentifikasi dan diperbaiki. Menurut Koontz, et. al, pengawasan langsung
sangat mungkin dilakukan apabila tingkat kualitas para pimpinan dan bawahannya rendah.

Sementara pengawasan tidak langsung diartikan sebagai teknik pengawasan yang


dilakukan dengan menguji dan meneliti laporan-laporan pelaksanaan kerja. Tujuan dari
pengawasan tidak langsung ini adalah untuk melihat dan mengantisipasi serta dapat
mengambil tindakan yang tepat untuk menghindarkan atau memperbaiki penyimpangan.
Menurut Koontz, et. al, pengawasan tidak langsung sangat mungkin dilakukan apabila tingkat
kualitas para pimpinan dan bawahannya tinggi.

Dari pendapat Koontz, et. al di atas, Situmorang dan Juhir (1994:27)


mengklasifikasikan teknik pengawasan berdasarkan berbagai hal, yaitu :

 Pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung


1. Pengawasan langsung, adalah pengawasan yang dilakukan secara pribadi oleh
pimpinan atau pengawas dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek
sendiri secara “on the spot” di tempat pekerjaan, dan menerima laporan?
laporan secara langsung pula dari pelaksana. Hal ini dilakukan dengan
inspeksi.
2. Pengawasan tidak langsung, diadakan dengan mempelajari laporan?laporan
yang diterima dari pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari
pendapat?pendapat masyarakat dan sebagainya tanpa pengawasan “on the
spot”.
 Pengawasan preventif dan represif
1. Pengawasan preventif, dilakukan melalui pre audit sebelum pekerjaan dimulai.
Misalnya dengan mengadakan pengawasan terhadap persiapan?persiapan,
rencana kerja, rencana anggaran, rencana penggunaan tenaga dan sumber?
sumber lain.
2. Pengawasan represif, dilakukan melalui post?audit, dengan pemeriksaan
terhadap pelaksanaan di tempat (inspeksi), meminta laporan pelaksanaan dan
sebagainya.

12
 Pengawasan intern dan pengawasan ekstern
1. Pengawasan intern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dalam
organisasi itu sendiri. Pada dasarnya pengawasan harus dilakukan oleh pucuk
pimpinan sendiri. Setiap pimpinan unit dalam organisasi pada dasarnya
berkewajiban membantu pucuk pimpinan mengadakan pengawasan secara
fungsional sesuai dengan bidang tugasnya masing?masing.
2. Pengawasan ekstern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat dari luar
organisasi sendiri, seperti halnya pengawasan dibidang keuangan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan sepanjang meliputi seluruh Aparatur Negara dan
Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara terhadap departemen dan
instansi pemerintah lain.

13
BAB II
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami selaku penulis demi kesempurnaanya makalah ini.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat jelas ,
dimengerti, dan lugas.
Sekaian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami ucapakan sekain dan terima kasih.

2.1 Kesimpulan
Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara menggali lebih dalam suatu
hal untuk mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu dengan tujuan
mengetahui kegiatan yang sedang berlangsung sudah sesuai atau belum dengan perencanaan
dan prosedut yang telah disepakati.Evaluasi adalah proses penilaian. Dalam perusahaan,
dapat didefinisikan sebagai proses evaluasi akan mengukur Efektivitas strategi yang
digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran
akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun non formal yang dilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, dan mengembangkan suatu dasar-dasar
kepribadiannya seimbang, utuh dan selaras. Pengawasan ialah sebuah proses untuk
memastikan bahwa semua aktifitas yang terlaksana telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus Dharma. 1998, Perencanaan  Pelatihan, Jakarta : Pusdiklat Pegawai Depdikbud.

Amstrong, Michael. 1994. Performance Management. London: Kogan Page Ltd.

Buchari Zainun. 1989.  Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara.

Mathis Robert, Jackson John. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
empat.

Ivancevich, John, M, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi, jilid 1 dan 2 Jakarta :
Erlangga.

Dwi Tirta Indah. 2015. EVALUASI INPUT SISTEM SURVEILANS HIPERTENSI DI


WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MAGELANG BERDASARKAN PEDOMAN
SISTEM SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR. Under Graduates thesis,
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Nur Fadillah. 2019. EVALUASI SISTEM SURVEILANS. UNIVERSITAS TADULAKO

https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/rorak-parit-buntu/
https://ntt.litbang.pertanian.go.id/index.php/program-litbang/program-2019/742-pembuatan-
rorak-di-antara-pertanaman-kakao

15

Anda mungkin juga menyukai