Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
1
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan besar baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami selaku penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atsa limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah tentang Teknik Dan Peralatan Pengendalian Emisi
Pengendalian Udara Emisi( Filter,Esp,Scrubber,Gravity Chamber)”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf. Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Sekian dan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover..............................................................................................................................1
Kata Pengantar.............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A. Mechanical Separator...........................................................................5
B. Filtration Devices..................................................................................5
C. Wet Collector.........................................................................................7
D. Electrostattic Precipitators..................................................................9
E. Gas Adsorbers.......................................................................................11
F. Combustion Incinerators......................................................................13
BAB II PENUTUP........................................................................................................22
A. Kesimpulan............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................M23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Setiap makhluk hidup membutuhkan udara untuk mendukung kehidupannya
secara optimal, sehingga udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Oleh karena itu udara merupakan komponen
lingkungan yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, sehingga perlu dijaga dan
dipelihara kualitasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian cerobong asap ?
2. Apa saja persyaratan dasar cerobong asap ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pengedalian emisi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian cerobong asap
2. Untuk mengetahui dasar cerobong asap
3. Untuk mengetahui tentang pengendalian emisi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mechanical Separator
Proses kerja alat ini menggunakan gaya inertial dan gravitasi untuk menghilangkan
partikel emisi dari aliran udara yang keluar. Range dari partikel emisi yang sesuai dengan
efektifitas dari alat pengumpul ini adalah antara diameter 15 mikron s/d 40 mikron,
sedangkan kejatuhan partikel yang cepat terjadi pada diameter kurang dari 15 mikron.
Penggunaan alat ini di dalam industri sangat terbatas, dan biasanya alat ini digunakan untuk
partikel yang sangat kasar atau alat ini akan dipasangankan dengan alat laian atau juga
digunakan sebagai precleaner. Dari berbagai variasi separator dapat dibagi dalam 3 katagori
yaitu:
1) Gravity Chambers
Alat ini merupakan alat yang tertua dan merupakan alat yang kurang efisien untuk
pegumpulan debu. Alat ini hanya dapat mengumpulkan partikel-partikel yang berdiameter
besar dengan gaya gravitasi. Partikel dengan diameter lebih kecil dari 40 mikron tidak dapat
dikumpulkan. Kemampuan dalam mengumpulkan emisi dari alat ini tergantung dari
kecepatan pengendapan partikel (Ut), yang dapat dilihat pada formula di bawah ini.
Sumber: http://nptel.ac.in/courses/Webcourse-contents/
Keuntungan alat ini adalah: (1). Biaya permulaan rendah, (2). Bentuk sederhana, (3).
Tekanan jatuh ringan (slight pressure drop). Sedangkan kerugian dari alat ini adalah : (1)
Kemampuannya terbatas, karena tidak dapat menghilangkan partikel lebih kecil dari 40
mikron diameternya, dan (2) Memerlukan ruangan yang besar dalam pemasangannya
2) Cyclone Collectors
Prinsip Kerja alat ini adalah dengan membentuk aliran udara ke dalam alat berputar
(vortex). Selanjutnya partikel yang terikut didalamnya akan tertarik kedepan oleh adanya
gaya sentrifugal dan akan membentur permukaan dari alat yang akhirnya partikel jatuh ke
bawah karena adanya gaya gravitasi. Putaran aliran udara terdiri dari dua macam yaitu: spiral
ke bawah pada bagian luar dan ke atas pada bagian dalam seperti terlihat pada gambar 1 di
bawah ini.
Selama pemisahan secara cyclonic, kecepatan aliran udara yang masuk akan beberapa
kali lebih tinggi dari kecepatan aliran udara yang ada pada lubang inlet emisi udara.
Mekanisme pemisahan hampir sama dengan pengendapan gravitasi hanya disini perlu ada
gaya sentrifugal sehingga dihasilkan gaya yang lebih besar pada partikel . Pada cyclone
dengan diameter kecil nilai kenaikannya lebih dari 2.500 kali gaya grafitasi.
Salah satu rumus untuk menghitung ukuran partikel yang terkumpul seperti tertera di
bawah ini.
Dimana
µ = Visikositas gas/Ibs/sec.ft
b = Cyclone inlet, ft
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan rumus ini adalah dalam menggambarkan
suatu masalah sejak ada kemungkinan siklon ini kurang mampu mengklasifikasi partikel sizi
dikarenakan adanya berbagai faktor seperti radius dari rotasi, jarak dari dinding dan
tangential velocity. Faktor yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam design adalah
radius dari sikon. Efisiensi pengumpulan meningkat jika radius berkurang, hal ini
dikarenakan meningkatnya gaya sentrifugal pada partikel. Tekanan untuk jatuh meningkat
sejalan dengan efisiensi.
Sumber: http://www.grizzly.com/products/l-l-2-HP-2-Stage-Cyclone-Dust-Collector/G0703
3) Impigement Separators
Prinsip kerja alat ini adalah berdasarkan pada gaya inertial untuk menghilangkan
partikel dari gas yang dikeluarkan. Separator ini menggunakan lempengan-lempengan untuk
mengumpulkan atau mengkonsentrasikan particulates seperti pada gambar dibawah ini.
Prinsip kerjanya sebagai berikut : partikel bergerak dalam aliran gas kemudian membentur
lempengan-lempangan yang telah diatur sedemikian rupa sehinga partikel-partikel yang besar
akan jatuh setelah membentur lempengan tersebut.
1) Mat filter pada dasarnya sangat berpori-pori (porous) berisi sekitar 97-99% ruang
kosong. Alat ini mempunyai masa pakai yang terbatas dan biasanya digunakan sebagai
proses pembersih udara.
2) Ultra filters, filter ini terdiri dari suatu lapisan filter yang tebal dan digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dalam penyaringan terutama untuk polutan seperti buangan
radioaktif
3) Fabric filters. Filter ini banyak digunakan di berbagai industri. Fabric filter terdiri dari di
macam yaitu Panel filter dan Baghouse filter.
4) Panel filter, Panel filter terdiri dari susunan filter-filter dengan ketebalan satu sampai
dengan dua inchi (2,5 s/d 5 Cm). Prinsip kerja filter ini adalah menyaring partikel yang
dihembuskan oleh gas ke dalam medium tersebut.
5) Baghause filter, Alat ini dihubungkan memanjang dengan filter fabric, lebih dari 45 ft
(135 cm). Prinsip kerjanya adalah udara akan masuk ke dalam kantong-kantong
penyaring (bag filter) yang terbuat dari kain.
Pembersihan secara periodik sangat diperlukan pada kedua alat tersebut, agar tidak
mempengaruhi tekanan jatuh (pressure drop). Beberapa usaha yang dilaksanakan untuk
mengurangi penyumbatan filter adalah dengan cara digoyang-goyang secara mekanis, aliran
udara yang terbalik dan pemberian suara dengan frekuensi rendah. Type Baghause filter dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Kain tenunan dengan lubang 100 mikron mempunyai efisiensi dalam pengumpulan
partikel diameter 1 mikron sebesar 90%. Secara empiris pembukaan kain akan cepat terisi
oleh partikel dengan diameter besar yang mengadakan bridge ober. Gaya elektrostatis terlihat
mempunyai pengaruh yang besar tetapi gaya yang lain seperti brownian diffusion,
impingement dan pengendapan grafitasi mungkin membantu terhadap keseluruhan proses.
Gumpalan-gumpalan yang terbentuk dan menempel pada filter akan berfungsi sebagai
media penyaring. Apabila gumpalan-gumpalan tersebut semakin tebal akan menaikkan
jumlah partikel kecil yang terkumpul dan tekanan jatuh akan semakin meningkat.
Pembersihan secara periodik akan membatasi tekanan jatuh pada suatu tingkatan tertentu.
Tekanan jatuh pada dalam fabric filter dan harga peralatan merupakan dua hal yang
terpenting dalam perencanaan pembuatan filter devices. Secara umum peningkatan dalam
cloth area akan memperpanjang bekerjanya pabrik melalui pengurangan waktu pembersihan,
walaupun demikian cloth are juga dapat meningkatkan harga peralatan.
Tiga variabel design yang digunakan untuk menentukan tekanan jatuh yang maksimal
dari sistem ini adalah: 1) Filter ratio (ialah ratio dari rata-rata aliran volume gas pembawa
terhadap filter area), 2)Tipe dari kain dan seleksi tenunannya, 3)Periode waktu pembersihan
dan metode yang digunakan.
Tekanan jatuh adalah jumlah ketahan kain dan gumpalan-gumpalan filter yang dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut:
A Pt = A Pf - A P, = K2 Lt V2
Filter ratio mempengaruhi tekanan jatuh ditentukan oleh rata-rata muatan pada filter.
Suatu ratio sebesar 3 ft3/ft2 m, adalah nilai rata-rata untuk debu pada umumnya. Muatan timah
yang efektif mempercepat penyumbatan filter. Untuk ini diperlukan interval waktu
permbersihan yang pendek dan lebih memperpendek masa pemakaian kain, Ketahanan dari
kain ditentukan oleh material dan jenis tenunan.
Seleksi pada kain tergantung dari temperatur aliran gas dan karakteristik partikel dalam
memberikan kerusakan. Pada tabel di bawah ini digambarkan beberapa material yang biasa
digunakan dalam industri.
Keuntungan dari fabric filter meliputi :
C. Wet Collector
Di dalam industri ada dua macam alat yang digunakan secara terpisah
antara proses pemberian muatan dengan proses pengumpulan atau keduanya
menjadi satu. Biasanya yang banyak digunakan dalam industri adalah bentuk
yang terakhir ini seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
PRINSIP ESP
AEo x Ep x a
V2
EP radius (ft).
Dari rumus di atas terlihat bahwa dengan meningkatkan voltase dan luas
permukaan dari elektroda dan menurunkan rata-rata volume aliran akan
memberikan kondisi kerja yang optimum.
E. Gas Adsorbers
Adsorbsi adalah suatu proses yang sangat berguna untuk mengendalikan
emisi udara dari gas-gas yang berbahaya, gas berbau, gas beracun dan
radioaktif. Proses ini melibatkan molekul- molekul gas yang akan melekat
pada permukaan zat padat. Van der Waal's force, gaya tarik menarik ion-ion,
ikatan kimia sekunder dan kondensasi kapiler. Semuanya memegang pernan
penting dalam adsorbsi gas pada permukaan benda padat.
Secara umum ada dua macam adsorber yaitu: fixed bed dan regeneratif.
Perlu ditambahkan disini bahwa resirkulasi dilakukan dengan maksud untuk
meningkatkan efektifitas dari alat. Fixed bed adsorber hanya ekonomis bila
rata-rata konsentrasi dari kontaminan kurang dari beberapa ppm. Sedangkan
regeneratif adsorber didesaign untuk menangani muatan kontaminasi yang
lebih banyak dengan suatu keuntungan lain yaitu adanya daur ulang dari
kontaminan solvent yang mungkin mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Salah satu contoh dari fixed bed adsorber dapat dilihat pada halaman 24.
F. Combustion Incinerators
Combustion incinerator adalah suatu proses yang menggunkan reaksi
oksidasi untuk pengendalian emisi. Combustion afterburner banyak digunakan
dalam industri dan dapat digunakan dalam berbagai situasi seperti dibawah
ini.
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, kuat dan Burhan muslim. 2018. Penyehatan Udara. Pusat pendidikan sumber daya
manusia kesehatan badan sumber daya manusia kesehatan.
American Society of Heating, Refrigeration and Air Conditioning Engineers (ASHRAE) 62,
2013. Ventilation for Acceptance Air Quality.
ASHRAE Standard 111, 2013. Practices for Measuring, Testing, Adjusting, and Balancing of
Building Heating, Ventilation, Air-Conditioning, and Refrigeration Systems.
Depkes Rl, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/ Menkes/ SK/ X/ 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 45/MENLH/1997 Tentang Indeks
Standar Pencemar Udara, 1997.
Kuhn, D.M. and M.A. Ghannoum.2003.Indoor Mold, Toxigenic Fungi, and Strachybotcs
Chartarum: Clinical Microbiology Reviews.
Mahole, G.et al. 2003. Development and Application of a Protocol for the Assessment of
Indoor Air Quqlity. Original Paper. Indoor and Built Environment 2003.
Mukono HJ. 1999. Pinsip-Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press;
World Health Organization (WHO). 2014. Ambient (Outdoor) Air Quality and Health.
http://www.indonesian-publichealth.com/standar-penilaian-kualitas-udara-ruang/
http://www.indonesian-publichealth.com/standar-penilaian-kualitas-udara-ruang/