OLEH :
I PUTU ANDI WIRA ADNYANA
1862121108 / A2
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAMPU :
NI WAYAN MEIDAYANTI MUSTIKA, S.T., M.T.
1.1 Abstrak
Semakin besar pertumbuhan penduduk maka semakin bertambah pula limbah yang
dihasilkan. Oleh karena itu perlu adanya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dalam jurnal
ini direncanakan dibangun di Perumahan PT. Pertamina UP III Plaju. Tujuan penelitian adalah
menghitung pertumbuhan penduduk selama 10 tahun mendatang, menghitung volume limbah
yang dihasilkan, menghitung dimensi saluran pembawa dan sumur pembangunan instalasi,
dengan metode pengumpulan data berupa survei lapangan dan kajian literature dengan hasil
perhitungan sebanyak 23668 penduduk bertambah tiap tahun, debit air limbah sepuluh tahun
mendatang 6,574 L/detik, penggunaan pipa PVC berdiamater 216 mm berkoefisien kekasaran
manning yaitu 0,009 dengan IPAL berjenis biofilter aerob – anaerob. Adapun lahan yang
diperlukan seluas kurang lebih 70 m x 20 m persegi yang meliputi bak ekualisasi sebanyak 2 bak
dengan ukuran 16 m x 10 m, bak pengendap awal dengan panjang 15 m, bak biofilter anaerob
14 m, bak biofilter aerob 12 m, bak pengendap akhir 15 m, dan bangunan pengolahan air limbah
berlebar 8 m dengan kedalaman 2 m dibawah permukaan tanah dan 1,5 m diatas permukaan
tanah.
1.2 Pendahuluan
Peningkatan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan menuntut adanya pembangunan
infrastruktur yang memadai, karena apabila infrastruktur yang tersedia tidak mencukupi akan
menjadi awal pemicu masalah – masalah di lingkungan. Infrastruktur sangat penting karena
menjadi salah satu syarat terciptanya suatu keamanan dan kenyamanan dalam hunian. Salah
satu infrastruktur yang penting adalah sarana dan prasarana sanitasi. Masalah yang disebabkan
oleh sanitasi meliputi penanganan air limbah rumah tangga yang meliputi air bekas mandi, bekas
cuci, limbah tinja dan water closet (WC). Lokasi penelitian terletak di Perumahan PT. Pertamina
UP III Plaju – Palembang, yang merupakan perumahan khusus karyawan pertamina. Di
perumahan ini tidak adanya pengolahan limbah sanitasi secara komunal serta pengolahan limbah
mandiri yang kurang baik sehingga memerlukan desain instalasi pengolahan air limbah domestik
berupa perencanaan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Domestik (IPAL) guna
mengurangi kerusakan lingkungan dan juga berfungsi untuk penyalurkan limbah domestik di
perumahan tersebut.
BAK PENGENDAP
BAK PENGENDAP
AKHIR
AIR LIMBAH CUCIAN
BAK PEMISAH BAK BIOFILTER BIOFILTER
AWAL
BAK
KHLORINASI
Media biofilter yang digunakan dapat berupa organik (plastik dalam bentuk tali, bentuk jaring,
bentuk butiran tak teratur, bentuk papan dan bentuk sarang tawon) dan anorganik (batu pecah,
kerikil, batu kali, batu marmer, batu tembikar). Kriteria yang sesuai yaitu menggunakan model
media dengan tipe sarang tawon.
1.4 Metodologi
Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua yaitu Data Primer, dikumpulkan dari hasil
studi lapangan berupa kondisi pembuangan air limbah dan lahan yang tersedia, kajian – kajian
literature yang kemudian digunakan dalam perhitungan. Data kedua yaitu Data Sekunder,
yang merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang didapat berupa peta lokasi penelitian
dan denah rumah.
1.6 Kesimpulan
Jumlah penduduk Perumaha PT. Pertamina UP III, Plaju
dalam 10 tahun kedepan sebanyak 23668 jiwa (dihitung
secara geometrik). Total limbah yang dihasilkan untuk 10
tahun mendatang sebanyak 2877,32 m3/hari. Adapun
dimensi rencana saluran dan sumur pengumpul yaitu 216
mm. rencana kapasitas pengolahan air menghabiskan
lahan lebih kurang 70 m x 20 m persegi, dengan
rekapitulasi sebagai berikut.
Tabel Rekapitulasi 1 Sumber : Data Jurnal
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung, merupakan suatu bentuk penyelamatan
lingkungan Bali dari kerusakan, khususnya penurunan kualitas air karena pembuangan limbah
yang kurang tepat. IPAL ini akan dapat melayani daerah Kota Denpasar serta Kawasan Sanur
dan Kuta dengan luasan jangkauan seluas 1199 ha yang terdiri dari Kota Denpasar seluas 502
ha, Sanur seluas 331 ha, dan Kuta seluas 348 ha. Dengan luasan area tersebut, IPAL ini dapat
melayani 103200 jiwa/pelanggan.
IPAL Suwung merupakan pengolahan limbah terpadu dari wilayah Denpasar, Sanur dan
Kuta, oleh karenanya perlu dilakukan pemasangan sistem dalam prosesnya. Sistem tersebut
berupa jaringan pipa pengumpul (collection), jaringan pipa pembawa (transmission) dan instalasi
pengolahan air limbah (water treatment). Metode Water Treatment yang digunakan adalah
“aerated lagoon”, jika dikaitkan dengan jurnal (Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Sistem
Terpusat (Studi Kasus di Perumahan PT. Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatera
Selatan), lagoon meruapak salah satu bentuk pengolahan air limbah secara aerobic (Menurut
Wahyu Hidayat dan Nusa Idaman Said dalam jurnal Rancang Bangun IPAL).
Berikut merupakan skema dari penyaluran air limbah menuju IPAL Suwung
2
3 4
Gambar 2 merupakan skema instalasi pipa air limbah pada rumah, dimana pada No 1 merupakan
air limbah rumah tangga yang dihasilkan baik dari WC, dapur dan lainnya disambungkan ke Bak
Kontrol Limbah (House Inlet) pada No 2. Bak kontrol ini dibuat di areal rumah atau tempat
pelanggan kemudian disalurkan ke No 3 yang bernama Lateral Sewer yang berupa pipa penyalur
limbah menuju IPAL dan terdapat pula Main Hole (No 4) di areal jalan nya pipa, dimana fungsi
Main Hole adalah sebagai bak dan area kontrol air limbah dari unit pelanggan menuju ke IPAL
Suwung.
Kesimpulan
IPAL Suwung merupakan suatu sistem yang berguna dimasa depan, namun karena
pembangunannya dikawasan yang berkembang maka banyak permasalahan yang mungkin
muncul. Adanya IPAL ini juga membantu pemerintah dalam menghemat biaya kesehatan, karena
resiko penyakit karena limbah dapat teratasi dengan adanya IPAL ini. IPAL Suwung ini masih
dapat dikembangkan dan dibangun menjadi lebih kompleks dengan penambahan fasilitas untuk
lebih menggali potensi yang ada untuk kepentingan bersama.
Daftar Pustaka
Anonimus. 2011. “pengolahan air limbah”. http://www.disdikgunungkidul.org/index.php?
pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=20. Diakses tabnggal 24 Desember 2011
Anonimus. 2011. “Instalasi Pengolahan Air Limbah”.
http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/instalasi-pengolahan-air-limbah-suwung.html.
diakses tanggal 24 Desember 2011
PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT
(STUDI KASUS DI PERUMAHAN PT. PERTAMINA UNIT
PELAYANAN III PLAJU – SUMATERA SELATAN)
(3 spasi, 9pt)
1. PENDAHULUAN kesehatan di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan
Meningkatnya arus pembangunan di kota-kota keberadaan prasarana lingkungan merupakan
besar memberikan dampak yang cukup besar pada kebutuhan yang paling penting yang secara langsung
pertumbuhan penduduk. Peningkatan jumlah maupun tidak langsung berpengaruh terhadap
penduduk tersebut selalu berbanding lurus dengan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Artinya
pertumbuhan di berbagai sektor penunjang kehidupan prasarana dasar dalam satu unit lingkungan adalah
lainnya seperti sektor pemukiman dan perumahan yang syarat bagi terciptanya kenyamanan hunian (Claire,
tumbuh semakin cepat. Perkembangan sektor 1973). Tingkat kenyamaman seseorang dalam
perumahan dan pemukiman tersebut menuntut adanya bertempat tinggal ditandai dengan terpenuhinya
pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik kebutuhan, termasuk juga prasarana lingkungan,
yang lebih baik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya karena prasarana lingkungan merupakan kelengkapan
pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur fisik dasar suatu lingkungan perumahan diantaranya
air bersih dan sistem sanitasi, penyediaan rumah dan tersedianya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan.
transportasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu
pertumbuhan kota dapat menjadi penyebab utama lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan
timbulnya berbagai masalah di kota-kota pada negara kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya
berkembang (Nurmadi, 1999). (Notoadmojo, 2003). Masalah sanitasi, khususnya
Kurang memadainya sarana dan prasarana sanitasi di perkotaan merupakan isu yang krusial dan
kebersihan di suatu wilayah pemukiman akan sangat selalu menarik perhatian banyak pihak saat ini. Selain
berdampak besar pada kualitas lingkungan dan permasalahannya yang kompleks, sanitasi lingkungan
Gambar 2.1. diagram Proses Pengolahan Air Limbah Menurut Said (2006), beberapa keunggulan proses
pengolahan air limbah dengan proses biofilter aerob
Domestik dengan Proses Biofilter Aerob-Anaerob anaerob antara lain :
Secara garis besar, kriteria perencanan IPAL 1. pengoperasiannya mudah
biofilter anaerob-aerob menurut buku Pedoman Teknis 2. biaya operasi rendah
Instalasi Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem 3. lumpur yang dihasilkan sedikit
Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas Pelayanan 4. dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang
Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI halaman 40, menyebabkan eutropikasi
dapat dilihat pada Tabel 2.2. 5. suplai udara untuk aerasi relatif kecil
Tabel 2.2. Kriteria Perencanaan IPAL Domestik 6. dapat digunakan untuk air limbah dengan beban
Biofilter Aerob Anaerob BOD yang cukup tinggi
7. pengaruh penurunan suhu terhadap efisiensi
Parameter pengolahan kecil
Perencanaan : 8. dapat menghilangkan padatan tersuspensi (SS)
1. Bak - Waktu Tinggal (Retention Time) dengan baik
Pengendapan rata-rata = 3 - 5 jam Didalam proses pengolahan air limbah dengan
Awal - Beban permukaan = 20 – 50 proses biakan melekat, prinsip dasarnya adalah
m3/m2.hari (JWWA). mengalirkan air limbah ke dalam suatu biakan
- Efisiensi pengolahan (limbah mikroorganisme yang melekat di permukaan media.
domestik) = 25%
Polutan yang ada didalam air limbah akan diuraikan
2. Biofilter - Beban BOD per satuan oleh mikroorganisme tersebut menjadi senyawayang
Anaerob permukaan media (LA) = 5 – 30 tidak mencemari lingkungan. Proses penguraiannya
g BOD /m2. hari. (EBIE Kunio., dapat berlangsung secara aerob dan anaerob, atau
“ Eisei Kougaku Enshu “, kombinasi aerob dan anaerob.
Morikita shuppan kabushiki Media biofilter yang digunakan secara umum dapat
Kaisha, 1992) berupa material organic atau bahan material anorganik.
- Beban BOD 0,5 - 4 kg BOD per
ISSN: 2355-374X
374X 505 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol.2.No.3,September 2014
Wulandari,P.R.: Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat (Studi Kasus di Perumahan PT.
Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatra Selatan)
4.4a. Tampak Atas Penampang Bak Pengendap Awal Gambar 4.5c. Potongan B--B Bak Biofilter Anaerob
ISSN: 2355-374X
374X 506 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol.2.No.3,September 2014
Wulandari,P.R.: Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat (Studi Kasus di Perumahan PT.
Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatra Selatan)
ISSN: 2355-374X
374X 507 Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan
Vol.2.No.3,September 2014
Wulandari,P.R.: Perencanaan Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat (Studi Kasus di Perumahan PT.
Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatra Selatan)
limbah yang dihasilkan adalah sebanyak 2.840.160 Sistem Tangki Septik Bersusun dengan Filter
liter/hari. Sedangkan untuk volume limbah black pada Perumahan PT Pertamina UP III Plaju
water, perumahan ini menghasilkan limbah Palembang). Fakultas Teknik Jurusan Teknik
sebanyak 37158,76 liter/hari. Jadi, volume limbah Sipil, Universitas Sriwijaya.
total yang dihasilkan penduduk pada perumahan ini Fajarwati, Ayi. 2000. Perencanaan Sistem Penyaluran
untuk 10 tahun mendatang adalah sebanyak Air Buangan Domestik Kota Palembang
2.877.318 liter/hari atau 2877,32 m3/hari. (Studi Kasus : Kecamatan Ilir Timur 1 dan
3. Dimensi rencana saluran dan sumur pengumpul Kecamatan Ilir Timur II). Program Studi
yang didapatkan dari hasil perhitungan yaitu : 216 Teknik Lingkungan, Institut Teknologi
mm (8”) Bandung.
4. Dengan rencana kapasitas pengolahan air limbah Hardjosuprapto, Masduki (Moduto). 2000. Penyaluran
sebanyak 2877,32 m3/hari maka didapatkan Air Buangan : Volume II. ITB, Bandung.
dimensi rencana seperti ditunjukkan pada Tabel 5.1 Hermana, Joni. 2010. Dasar - dasar Teknik
: Pengelolaan Air Limbah. Jurusan Teknik
Lingkungan. Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
Hidayat, Wahyu. Nusa Idaman Said. 2005. Rancang
Bangun IPAL. JAI : Volume 1 No. 1.
Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi Nasution, Poso. 2007. Perencanaan Penyaluran Air
IPAL Biofilter Aerob - Anaerob Buangan Kecamatan Selomapang Kabupaten
Temanggung. Program Studi Teknik
Dimensi
No. Unit Tb Td Lingkungan, Universitas Diponegoro.
P L T Ramadhani Yanidar, Samsuhadi, Laily Khoirilla. 2008.
Bak Pemisah 30 Perencanaan Sistem Penyaluran Air
1 6 5 3 0.5
Lemak/Minyak menit Buangan Perumahan Alam Sutra
2 Bak Ekualisasi 16 10 3 0.5 8 jam Serpong-Tangerang. Jurnal Teknik
Bak Pengendap
Lingkungan Fakultas Arsitektur Lansekap
3 15 8 3 0.5 3 jam dan Teknologi Lingkungan Universitas
Awal
Bak Biofilter Trisakti, Jakarta Barat.
4 14 8 3 0.5 2.8 jam _______. 2001. Peraturan Pemerintah Republik
Anaerob
Bak Biofilter Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
5 12 8 3 0.2 2.4 jam
Aerob Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
6
Bak Pengendap
15 8 3 0.5 3 jam
Pencemaran Air.
Akhir Badan Pusat Statistik. 2010. Hasil Sensus Penduduk
Jumlah lahan yang dibutuhkan untuk membangun Provinsi Sumatera Selatan : Data Agregat
IPAL ini adalah seluas lebih kurang 70 m x 20 m Per Kabupaten / Kota. Sumatera Selatan.
persegi. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota
Surabaya. 2011. Keputusan Gubernur Jawa
DAFTAR PUSTAKA Timur Nomor 45 Tahun 2002 Tentang Baku
Nusa Idaman Said. 2008. Pengolahan Air Limbah Mutu Limbah Cair Industri dan Kegiatan
Domestik di DKI Jakarta : Tinjauan Usaha Lainnya. Jawa Timur.
Permasalahan, Strategi dan Teknologi Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan
Pengolahan. Pusat Teknologi Lingkungan, Limbah Cair. 2004. Pedoman Teknis
BPPT. Jakarta Pusat. Pengelolaan Limbah Cair Industri Kecil.
Metcalf & Eddy. 2004. Wastewater Engineering: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Treatment, Disposal and Reuse. McGrawHill, Kementrian Lingkungan Hidup
New York. Kementrian Kesehatan RI. 2011. Seri Sanitasi
Metcalf & Eddy. 2004. Wastewater Engineering: Lingkungan : Pedoman Teknis Instalasi
Treatment, Disposal and Reuse. McGrawHill, Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem
New York. Biofilter Anaerob Aerob Pada Fasilitas
Soeparman Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja Dan Pelayanan Kesehatan. Kementrian
Limbah Cair. Buku Kedokteran, Jakarta. Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Upaya Kesehatan.
Limbah. UI, Jakarta. Kementerian Pekerjaan Umum. 2012. Pedoman
Anzuda, Adri. 2006. Perencanaan Pengolahan Air Pengelolaan Program Hibah Air Limbah,
Limbah Sistem Terpusat Studi Kasus Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.
Perumahan PT Pusri Palembang. Jurusan Kementrian Pekerjaan Umum. Program Kebijakan
Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya. Kementrian PU dalam Penurunan Beban
Ayu Taurini, Putri. 2014. Perencanaan Pengolahan Pencemaran Air Limbah Domestik.
Air Limbah Sistem Setempat (On Site) dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Jakarta.
Oleh :
Md. Arif Sukmawan (0811205001)
Nur Arifin (0811205013)
1.2 Tujuan
Tujuan diadakan kunjungan ke IPAL-Suwung :
• Mengetahui proses penanganan limbah cair di IPAL Suwung.
• Mengetahui proses instalasi saluran pipa limbah cair di Sanur – Denpasar – Kuta -
Seminyak.
1.3 Metode
Dalam praktikum ini, untuk mengumpulkan data di gunakan metode survey yaitu
dengan mendatangi langsung tempat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung dan
wawancara dengan pengelola IPAL Suwung yang terkait.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Setelah pipa terpasang, jalan yang telah digali dikembalikan dan diaspal lagi seperti
semula (seperti kondisi sebelum digali). Pengaturan lalu lintas sangat penting dalam proyek
ini mengingat pemasangan pipa dilakukan di jalan yang umumnya padat lalu lintas.
Pengaturan arus lalu lintas dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Perhubungan/DLLAJ,
Kepolisian dan bahkan dengan anggota masyarakat. Pada pengaturan ini disiapkan beberapa
fasilitas kelengkapan seperti papan peringatan lalu lintas (sign board), pembatas area kerja
yang terbuat dari seng (fence), plastic cone, lampu putar dll.
4.1 Kesimpulan
• IPAL Suwung merupakan proyek yang berwawasan kedepan, walaupun masih
banyak kendala yang dihadapi seperti masalah pemasangan pipa induk di
wilayah Kuta yang dikhawatirkan akan membuat macet lalu-lintas, meluapnya
saluran ketika hujan deras dan lain-lain adalah masalah yang wajar mengingat
IPAL adalah proyek yang dilaksanakan setelah kota daerah tersebut
berkembang. Maka sudah selayaknya proyek ini dikerjakan sebelum
kondisinya tidak lagi memungkinkan untuk dibangun.
• IPAL dapat mengurangi anggaran biaya kesehatan pemerintah. Karena
perbaikan sistem sanitasi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit
seperti muntaber, keracunan makanan dan lain-lain.
• IPAL masih dapat dikembangkan menjadi instalasi yang lebih kompleks.
Dengan menambahkan fasilitas pengolahan air bersih serta pembangkit tenaga
listrik di IPLTnya. Sehingga potensi-potensi yang selama ini belum
termanfaatkan dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih besar.
1.1 Saran
• Sosialisasi akan adanya IPAL perlu ditingkatkan lagi mengingat sanitasi yang
baik akan berpengaruh baik langsung maupun secara tidak langsung kepada
kehidupan manusia.
• Air bersih yang semakin menipis mendorong masyrakat mengeksplorasi
sumber daya secara besar-besaran. Seiring dengan Teknologi diharapkan
IPAL dapat menghasilkan air yang cukup bersih untuk digunakan sehari-hari
seperti mandi, mencuci baju, masak.
Daftar Pustaka