OLEH
DOSEN PENGAMPU:
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan
kekuatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mengenai INSTALASI PENGELOLAAN
AIR MINUM (IPAM) yang ada di Perusahaan Daerah Air MInum (PDAM) Tirta Jeneberang,
Gowa, Sulawesi Selatan. Disadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
dibutuhkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… ii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………. 1 1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………...………....2 1.3
Tujuan…………………………………………………………………………….2 1.4
Manfaat…………………………………………………………………………..2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Baku dan Sumber Daya Air
Permukaan…………………………………. 3 2.2 Kualitas
Air………………………………………………………………………..3 2.3 Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM)......................................................4 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Sumber
Air Baku PDAM Tirta Jeneberang………..……………………….…5 3.2 Sistem Pengelolaan
PDAM Tirta Jeneberang………………………………. 5 3.3 Distribusi PDAM
Jeneberang…………………………………………………..6 BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan……………………………………………………………………… 7 4.2
Saran……………………………………………………………………………...8 DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya, maka tujuan
penulisan ini antara lain.
1. Mengetahui darimana air baku yang diolah PDAM Tirta Jeneberang ?
2. Mengetahui bagaimana proses pengolahan air di PDAM Tirta Jeneberang ?
3. Mengetahui apa fasilitas yang ada di PDAM Tirta Jeneberang ?
4. Mengetahui bagaimana proses distribusi air dari PDAM TIrta Jeneberang ?
1.4 Manfaat Merujuk pada penulisan makalah ini diharapkan dapat menambahkan
infromasi mengenai PDAM Tirta Jeneberang dan bagaimana pengolahan air di PDAM
Tirta Jeneberang serta bagaimana distribusi air di PDAM Tirta Jeneberang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Air baku adalah air yang akan digunakan untuk input pengolahan air minum yang
memenuhi baku mutu air baku. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal
dari sumber air bawah tanah yaitu dari lapisan yang mengandung air dibawah permukaan
tanah dangkal atau dalam dan sumber air permukaan yaitu sungai, danau, rawa, dan mata
air. Air baku yang digunakan di PDAM Tirta Jeneberang adalah 90% dari Bendungan
bili-bili, Sungai Jeneberang, Mata air Patene di Kecamatan Tinggimoncong, Sungai
Palleko, Sungai Cikoro, dan Sungai Tassese. Sumberdaya air permukaan merupakan
salah satu sumberdaya yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Air permukaan dapat
berupa danau,sungai, dan waduk. Perairan menggenang yang terbentuk akibat
pembendungan aliran sungai dan dibuat secara sengaja disebut waduk. Waduk digunakan
sebagai salah satu sumber air tawar yang dibutuhkan makhluk hidup dalam memenuhi
kebutuhan air dalam hidupnya. Waduk berfungsi untuk menyimpan air, suatu bangunan
dapat dikatakan sebagai waduk ketika tinggi tubuh perairan lebih dari 10 meter dengan
volume tampungan lebih dari 100.000 meter kubik. Air yang ditampung di dalam waduk
ini dapat digunakan untuk bermacam macam keperluan antara lain sebagai sumber air
baku untuk air minum (PDAM), pembangkit tenaga listrik, pariwisata, dan irigasi.
2.2 Kualitas Air Kualitas air merupakan kondisi air berdasarkan karakter fisik,
kimiawi, dan biologisnya. Kualitas air diartikan sebagai sifat air yang mempunyai
kandungan makhluk hidup, zat energi dan komponen lain dalam air. Kualitas air antara
satu wilayah dengan wilayah lainnya akan berbeda sesuai dengan karakterisktik
wilayahnya masing-masing, sehingga pemantauan air sangat dibutuhkan. Parameter
kualitas air sebagai syarat dan pengawasan kualitas air minum berupa parameter fisik,
kimia dan biologi diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Air dikatakan
tercemar apabila mengandung zat organik atau komponen lainnya yang dapat mengubah
fungsi air dan peruntukannya. Kualitas air di suatu daerah dengan daerah lain berbeda
sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing. Faktor utama yang mempengaruhi
kualitas air yaitu faktor alami, faktor buatan akibat aktivitas manusia dan waktu. Faktor
alami terdiri dari proses yang terjadi di alam yaitu iklim, geologi, dan vegetasi. Faktor
buatan akibat aktivitas manusia misalnya sampah akibat pembuangan sampah
sembarangan, limbah domestik dan limbah industri.
2.3 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sumber air merupakan salah satu
komponen utama yang ada pada suatu sistem penyedian air bersih, karena tanpa sumber
air maka suatu sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Salah satu perusahaan
yang menjadi penyedia dan pengelola air bersih di Indonesia yaitu Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM). PDAM sebagai perusahaan air bersih bertanggung jawab atas
kualitas air yang disalurkan kepada masyarakat yang harus sesuai dengan standar air
minum yang berarti semua sifat fisik, kimia, dan biologi memenuhi persyaratan buku
mutu air minum sesuai ketentuan. Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962
adanya PDAM merupakan perusahaan milik Pemerintah Daerah yang memberikan jasa
pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum. Sistem yang
biasanya dikembangkan oleh PDAM dalam melakukan distribusi air kepada masyarakat
yaitu melalui sistem jaringan menggunakan pipa. Pipa ini yang kemudian
menghubungkan sumber air baku dengan kran air warga. Penyediaan air bersih
merupakan salah satu contoh pemanfaatan air yang dilakukan oleh PDAM. Hal ini
merupakan salah satu tahapan penting dalam teknik pengembangan sumber daya air.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Sumber Air Baku PDAM Tirta Jeneberang Sumber Air baku PDAM Kabupaten
Gowa 90 persen dari Bendungan Bili-bili, Sungai Jeneberang, Mata Air Patene di
Kecamatan Tinggimoncong, Sungai Palleko, Sungai Cikoro dan Sungai Tassese.
Bendungan Bili-Bili terletak + 30 Km disebelah timur Kota Makassar dan ke arah hulu
pertemuan sungai Jeneberang dengan sungai Jenelata. terletak di Desa Bili – Bili
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis
terletak di 5oo15’ Ls dan 119o37’ BT. Bendungan ini membendung sungai Jeneberang
yang bersumber dari gunung Bawakaraeng Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
Bendungan bili-bili memiliki total luas area genangan 22.15 km2, tampungan efektif
346.000.000 m3, dan tampungan total 375.000.000 m3. Dengan sumber pengisi waduk
yaitu sungai jeneberang.
3.3 Distribusi PDAM Jeneberang Proses distribusi dilakukan dengan mengalirkan air
bersih dengan sistem pipa bawah tanah. Proses distribusi air bersih tersebut dilakukan
selama 24 jam ke seluruh pelanggan yang dilayani oleh IKK Barombong.