DOSEN PEMBIMBING:
ZAINAL MUSLIM,M.kes
NIP: 4017066101
DISUSUN OLEH:
Menyetujui
, Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan
K3
Menyetujui,
Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayat-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan ini di Pt. Pln Nusantara Power
Unit Pelaksana Pembangkitan TarahanTahun 2023.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan memerlukan pengkajian serta penyempurnaan agar bisa
lebih mudah dimengerti. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini dan semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Industri ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
serta memberikan dukungan kepada kami.
Penulis
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
DAFTAR TABEL..................................................................................................6
DAFTAR KETERANGAN...................................................................................8
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................10
1.1. Latar Belakang..........................................................................................10
1.2. Tujuan.......................................................................................................12
1.3. Manfaat.....................................................................................................12
1.4. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................13
4
3.8. Proses Produksi.........................................................................................30
3.9. Ruang Lingkup Bidang Usaha.................................................................32
3.10. Visi dan Misi............................................................................................32
3.11. Logo..........................................................................................................33
3.12. Lokasi Perusahaan..................................................................................34
3.13. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT PLN UIK SBS UPK
Tarahan.............................................................................................................34
3.14. Identifikasi Potensi Bahaya yang Terjadi di PT PLN UIK SBS UPK
Tarahan.............................................................................................................42
BAB V PENUTUP................................................................................................70
5.1 Kesimpulan.................................................................................................70
5.2 Saran............................................................................................................71
LAMPIRAN..........................................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................76
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
DAFTAR KETERANGAN
Singkatan Keterangan
APAR Alat Pemadam Api Ringan
P2K3 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
SMK3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
APD Alat Pelindung Diri
PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap
IPAL Instalasi Pembuangan Air Limbah
FABA Fly Ash dan Buttom Ash
PT Perseroan Terbatas
PLN Perusahaaan Listrik Negara
UIK Unit Induk Pembangkitan
SBS Sumatera Bagian Selatan
UPK Unit Pelaksana Pembangkitan
BUMN Badan Usaha Milik Negara
BME Baku mutu Emisi
BMAL Baku Mutu Air Limbah
ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral
8
DAFTAR GAMBAR
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang memengaruhi hidup dan
kehidupan manusia saat ini. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan,
menghasilkan penemuan-penemuan baru yang pada dasarnya membutuhkan listrik
sebagai sumber energi. Dengan kata lain, semakin bertambah pula kebutuhan akan
adanya listrik dalam kehidupan. Kebutuhan listrik di berbagai daerah dari waktu
ke waktu selalu berbeda bergantung pada pemakaian listrik di daerah tersebut,
sehingga penyediaan tenaga listrik dan alokasi pembangkit yang digunakan juga
berbeda di daerah yang satu dengan yang lainnya .
10
PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan, Lampung Selatan merupakan
salah satu pemasok listrik utama di daerah Sumatera Bagian Selatan, terutama
Lampung yang beroperasi menggunakan tenaga dari uap yang dihasilkan dari
pembakaran batu bara yang menghasilkan pasokan listrik sebesar 2 x 100 MW.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian dan penderitaan tenaga kerja
dari yang ringan sampai berat. Keadaan Lingkungan Kerja yang tidak aman dan
tidak sehat dapat mengganggu tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah
11
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan Tenaga
Kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa perusahaan wajib melindungi
keselamatan pekerja yaitu dengan memberi penjelasan kepada pekerja tentang
kondisi dan bahaya tempat kerja, alat pelindung diri yang diharuskan dalam
tempat kerja, alat pelindung diri sebagai tenaga kerja serta cara dan sikap yang
aman dalam melakukan pekerjaan. Dikeluarkannya peraturan tersebut untuk
mendorong dunia industri untuk mengutamakan keselamatan kerja dalam setiap
proses produksinya untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
12
yang akan mengganggu kesehatan bagi pekerja. Kesehatan Lingkungan membawa
pengaruh dalam melaksanakan kegiatan proses produksi. Dalam hal ini segala
aspek Kesehatan Lingkungan menjadi penting dalam lingkup suatau perusahaan
mulai dari penyediaan air limbah cair limbah padat, hygiene makanan, dan vektor.
Berdasarkan uraian diatas, kelompok kami akan menganalisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pengelolaan Lingkungan di PT PLN
(Persero) UIK SBS UPK Tarahan dalam rangka menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendidik dan mempersiapkan
mahasiswa menjadi terampil dan sebagai sarana menerapkan ilmu yang dipelajari
di institusi.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) serta pengelolaan lingkungan di PT PLN (Persero) UIK SBS
UPK Tarahan.
1.3. Manfaat
a. Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan mahasiswa pada bidang Pengelolaan wawasan Lingkungan dan K3
di perusahaan/industri.
b. Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa pada bidang Pengolaan
Lingkungan dan K3 dengan bedasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama
peroses perkuliahan.
c. Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan bidang
Pengelolaan Lingkungan dan K3.
d. Melatih mahasiswa dalam mengembangkan sikap professional dalam bidangnya.
13
b. Manfaat Bagi Perusahaan/industri
a) Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan, dinamis dan
bermanfaat dengan instansi.
b) Sebagai masukan kompetensi yang sesuai, sehingga membantu
meningkatkan kemampuan lulusan yang dibutuhkan di dunia kerja.
c) Memperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelaksanaan pekeria dan pemecahan permasalahan.
d) Meningkatkan citra positif instansi atau perusahaan di masyarakat.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Notoatmodjo,
sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi
lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya
(Huda, 2016)
Menurut Notoatmodjo,
sanitasi itu sendiri merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih
dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan
buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia, sedangkan untuk pengertian dari sanitasi
lingkungan, sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan sebagainya
(Huda, 2016)
15
Menurut World Health Organization (WHO) .
17
aktivitas kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan efektif.
Tujuan Dan Sasaran K3 Menciptakan suatu sistim keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja dengan menyangkut unsur manajemen, pekerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mengelakkan dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan efektif. Sebagai mana yang telah tercantum didalam Undang Undang
No. 1 Tahun 1970 Tentang : Keselamatan Kerja
18
2.4. Organisasi dan Manajemen
Perusahaan Struktur Organisasi
1. Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda
perusahaan. Distribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab serta
keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain dapat
digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Dengan demikian
diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk
mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat
mengetahui dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada
siapa harus dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
2. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
struktur organisasi yang digunakan oleh PT PLN Persero
Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan Unit Pelaksana Pembangkitan
Tarahan adalah struktur organisasi campuran antara struktur organisasi
dan fungsional.
3. Struktur organisasi adalah suatu struktur organisasi dimana wewenang
dan kebijakan pimpinan atau atasan dilimpahkan pada satuan-satuan
organisasi di bawahnya menurut garis vertikal. Sedangkan struktur
organisasi fungsional adalah struktur organisasi di mana organisasi
diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama
untuk membentuk unit-unit kerja seperti, enginiring, operasi,
pemeliharaan, keuangan, personalia, dan sebagainya yang memiliki
fungsi yang terspesialisasi. Spesialisasi di sini akan memberikan
efisiensi kerja yang lebih tinggi lagi.
4. Dari Gambar 2.3 dapat dilihat bahwa pimpinan tertinggi dipegang oleh
seorang Manager dan dibantu beberapa Manager Bagian dan
Supervisior yang didalamnya telah terlihat batasan-batasan
pertanggung jawaban dari setiap bidang pekerjaan tersebut. Di
samping itu, adanya hubungan antara satu seksi dengan seksi lainnya
melalui fungsi masing-masng
19
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT PLN UIK SBS UPK Tarahan
18
2.3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian fungsi dan tugas pokok dari tiap-tiap jabatan pada struktur
organisasi PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Tarahan Unit
Induk Sumatera Bagian Selatan di atas adalah sebagai berikut:
1. Manager
Adapun tugas pokok dari seorang Manager antara lain:
a. Mengelola pembangkit listrik dengan mengoptimalkan seluruh sumber
daya yang ada, serta memastikan kinerja unit yang handal, efisiensi
dan dikelola menurut manajemen operasi.
b. Ketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksaan tugas.
c. Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan
kinerja unit pembangkit.
d. Memantau, menganalisa dan mengevaluasi sistem serta prosedur kerja
operasi dan lingkungan.
e. Meningkatkan kualitas SDM diunit pembangkit melalui
pembinaan,pengembangan dan pelatihan berdasarkan program yang
jelas dan tepat guna, sehingga dapat tercapai SDM yang proaktif.
f. Memastikan sasaran kinerja yang ditetapkan Direksi dapat dicapai
dengan baik.
g. Memberikan masukan kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam Rencana Strategis Perusahaan (RSP), agar
penyelenggaraan pengoperasian unit pembangkit berlangsung secara
berkesinambungan.
h. Melakukan koordinasi dengan pihak luar yang terkait dengan aspek
pengolahan pembangkit, baik pemerintah daerah maupun phak-pihak
terkait lainnya.
i. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan
pengambilan keputusan lebih lanjut.
19
2. Manager Bagian Enjiniring (Manbag Enjiniring)
Tugas pokok Asisten Manajer Enjiniring adalah melakukan
perencanaan dan evaluasi pengoperasian dan pemeliharaan unit-unit
pembangkit tenaga listrik.Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,
Asisten Manajer Enjiniring mempunyai fungsi:
a. Perencanaan pengoperasian pembangkit tenaga listrik,
b. Perencanaan pemeliharaan pembangkit tenaga listrik,
c. Pengevaluasian pengoperasian pembangkit tenaga listrik,
d. Pengevaluasian pemeliharaan pembangkit tenaga listrik,
e. Pengevaluasian masalah lingkungan dan keselamatan
ketenagalistrikan,
f. Penyelenggaran teknologi informasi.
20
4. Manager Bagian Pemeliharaan (Manbag Pemeliharaan)
Tugas pokok Manager Bagian Pemeliharaan adalah melaksanakan
pemeliharaan mesin unit-unit pembangkit tenaga listrik sesuai dengan
rencana dan prosedur yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Manager Bagian
Pemeliharaan mempunyai fungsi:
a. Penyiapan kebutuhan bahan untuk pemeliharaan unit-unit
pembangkit tenaga listrik,
b.Pelaksaan pemeliharaan rutin unit-unit pembangkit tenaga listrik,
c. Pelaksaan pemeliharaan periodik unit-unit pembangkit tenaga
listrik,
d.Pelaksaan laporan pemeliharaan unit-unit pembangkit tenaga listrik.
5. Manager Bagian Coal dan Ash Handling (Manbag Coal dan Ash
Handling)
Tugas pokok Manager Bagian Coal dan Ash Handling adalah
melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan instalasi Coal dan Ash
Handling, serta pengelolaan bahan bakar sesuai dengan rencana dan
prosedur yang ditetapkan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manager Coal dan
Ash Handling mempunyai fungsi:
a. Penyiapan kebutuhan untuk operasi pusat listrik pembangkit tenaga
listrik meliputi bahan bakar dan bahan lain untuk menunjang
operasi,
b. Pengoperasi instalasi Coal dan Ash Handling berdasarkan
parameter operasi,
c. Pembuatan laporan gangguan, kerusakan dan data operasi Coal dan
Ash Handling,
d. Pelaksanaan pemeliharaan terhadap instalasi Coal dan Ash
Handling,
e. Pengurusan bahan bakar, mulai dari perencanaan, persiapan
penerimaan, penyaluran dan pemakaiannya.
21
6. Manager BagianKeuangan, Sumber Daya Manusia dan
Administrasi (Manbag Keuangan, SDM dan ADM)
Tugas pokok Manager Bagian Sumber Daya Manusia dan
Administrasi adalah penyelenggarakan tata usaha kepegawaian,
kesekretariatan, logistik/angkutan, pergudangan, administrasi bahan
bakar/minyak pelumas, anggaran dan keuangan serta akuntansi.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Asisten Manajer Sumber
Daya Manusia dan Administrasi mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan tata usaha kesekretariatan,
b. Pelaksanaan tata usaha kepegawaian dan diklat,
c. Pelaksanaan tata usaha anggaran dan keuangan,
d. Pelaksanaan tata usaha logistik/angkutan dan pergudangan.
No Keterangan Jumlah
1 Manager 1
2 Manbag Operasi 1
3 Manbag Pemeliharaan 1
4 Manbag Coal dan Ash 1
Handing
5 Manbag keuangan SDM dan 1
Administrasi
TOTAL 5
(Sumber : Bagian Kepegawaian PT.PLN (Persero) Pembangkitan Tarahan)
22
No Keterangan Jumlah
1 Enjiniring 11
2 Operasi 30
3 Pemeliharaan 26
4 Keuangan & Umum 11
5 Coal &Ash Handling 7
6 K3 & KAM 4
7 Lingkungan 2
8 SM Terintegrasi 6
11 Lakdan 4
TOTAL 102
berikut:
24
c. Shift malam pukul 22.30 s/d 07.30 WIB
d. Laboratorium
g. Ruang Rapat
Perusahaan menyediakan 1 unit conference room, 1 unit ruang video
conference dan 1 unit ruang CFB (Circulating Fluidized Bed) yang
berfungsi sebagai media untuk pertemuan baik dari pihak perusahaan
dan luar perusahaan.
h. Ruang Tanaman
25
Ruang tanaman difungsikan untuk mendapatkan udara segar dan
mengurangi debu.
26
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
26
3.5. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.3. Jadwal Kegiatan PKL
SEPTEMBER
N0. Kegiatan PKL 2023
Tanggal :
04 05 06 07 08 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22
9 ,
10
11.
27
12.
13.
14.
28
3.6. Data Umum Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangkitan
Sumatra Bagian Selatan Unit Pelaksana
Pembangkitan Tarahan
Alamat : Desa Tri Tunggal, Kec. Katibung, Kab.
Lampung Selatan, Prov. Lampung
Tahun Berdiri 2001
Tahun Beroperasi 2005
Manager : Yuli Tri Setyono
Luas Lahan : ±62,84 Ha
Telepon/FAX : (0721) 341815. 341816
Jumlah Pimpinan : 5 orang
Jumlah Pegawai : 102 Pegawai
Tanggal Pengambilan Data : 4 September
2023
29
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tarahan adalah salah satu dari
sektor pembangkit Sumatera Bagian Selatan dengan unit operasi 3 dan 4 yang
berkapasitas 2 X 100 MW. PLTU ini berlokasi di desa Rangai Tri Tunggal (desa
Tarahan), Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung
dan terletak di tepi teluk Lampung yang berjarak ±15 km dari pusat kota Bandar
Lampung ke arah timur dengan lahan seluas ±62,84 Ha yang digunakan untuk
Power Plant, Intake, Discharge dan Base Camp.
Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).
Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil yang resmi mulai
dilakukan pada tanggal 15 September 2004. Proyek ini dibiayai oleh JBICODA
LOAN No. IP-486 dengan alokasi sebesar 6,41 milyar JPY atau 176,97 Juta USD,
dana pendamping dari pemerintah RI (APBN) senilai 332,85 milyar diluar biaya
perolehan tanah dan pekerjaan persiapan. Pembangunan PLTU Tarahan ini
merupakan kebijakan Pemerintah Indonesia yang ditindak lanjuti oleh PT PLN
(Persero) UIK SBS UPK Tarahan supaya mengembangkan pembangkit listrik
non-BBM dengan memanfaatkan batu bara berkalori rendah. Untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar batu bara, PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan
mengadakan kontrak pembelian dengan PT. Bukit Asam supaya menyuplai batu
bara untuk PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan dengan pertimbangan lokasi
stockpile batu bara yang berasal dari tambang terbuka Tanjung Enim berdekatan
dengan PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan.
30
3.8. Proses Produksi
CHIMNEY
/Y
SW
DEAERATOR
STEAM DRUM
TURBINE
COAL SILO
4 Generator.
BAGHOUSE
HPH LPH
CONDENSOR
IDF
FDB CP
BFP
PAF
COAL STORAGE
SAF 2
3 CWP
COAL CRUSHER
1
DISCHARGE
PIPE
ASH
DISPOSAL
PT. BA COAL YARD
AREA
Gambar 3.2. Diagram Alir PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan
Proses produksi listrik PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan melalui
beberapa proses antara lain:
31
1. Produksi air
Air diperoleh dari laut, kemudian diproses lanjut menjadi air murni
sesuai keperluan boiler sebagai air penambah, siklus aliran air dimulai dari
condensor yang dihasilkan langsung dari air laut kemudian dipompa ke CP
selanjutnya air melewati LPH (Low Pressure Heater) untuk dipanaskan setelah
melewati pemanasan LPH barulah air mencapai Deaerator. Di dalam Dearator ini
air dipisahkan dengan gas gas yang tidak diinginkan hal ini dilakukan untuk
menghindari gangguan pada system. Proses ini dilakukan dengan menyemprotkan
uap panas pada air agar oksigen dipisahkan dari air yang selanjutnya dibuang ke
udara. Selain berfungsi sebagai pemisah gas, deaerator juga berfungsi sebagai
pemanas air lanjut, kemudian uap ditransfer menuju pemanas awal tekanan tinggi
HPH, HP heater berkontruksi tipe pipa, dan di transfer ke boiler setelah ke boiler
ditampung di steam drum air yang masuk ke boiler terkumpul pada steam drum
disini sudah mulai terjadi siklus aliran uap, steam drum selain sebagai tempat
memasukan air ke boiler juga tempat terjadinya pemisahan uap dan air. Uap
kering yang keluar dari boiler digunakan untuk memutar turbin. Turbin terpasang
satu proses dengan generator dengan demikian energi gerak yang dihasilkan
turbin padaporos utama. Dengan mengkopel poros utama maka energi gerak
tersebut dapat diubah kedalam energi listrik. Demikian seterusnya siklus air dan
uap ini berlangsung sehingga dapat menghasilkan tenaga listrik.
2. Produksi uap
Bahan bakar utama pada proses produksi uap di boiler adalah batu bara
berkalori rendah yang dipasok langsung dari PT Bukit Asam menggunakan belt
conveyor menuju tempat penampungan yaitu coal silo. dari tempat penampungan
batu bara ditransfer ke coal crusher untuk diperkecil ukuranya Setelah itu, batu
bara tersebut masuk ke boiler dan terjadilah pembakaran. hasil pembakaran
tersebut menghasilkan panas yang akan memanaskan air dalam tube dan
mengubah fase cair menjadi fase gas. Uap kering yang bertekanan mempunyai
energy untuk memutar turbin. Turbin terpasang satu poros dengan generator. Pada
32
saat Turbin berputar maka generator akan berputar pula. Dengan mengkopel poros
utama maka energi gerak tersebut dapat diubah kedalam energi listrik. Limbah
padat yang dihasilkan dalam pembakaran ini berupa fly ash dan bottom ash yang
akan dimanfaatkan atau digunakan oleh perusahaan yang berizin.
3.10.2. Misi
Misi PT PLN (Persero) UIK SBS UPK Tarahan :
1. Melaksanakan tata kelola Pembangkitan kelas dunia didukung oleh
SDM profesional.
2. Menyediakan energi lstrik yang andal effisien.
3. Melaksanakan kegiatan pembangkitan yang berwawasan
lingkungan.
4. Menjadikan budaya perusahaan sebagai tuntunan dalam
pelaksanaan tugas.
33
3.11. Logo
34
tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan
manusia. Disamping itu biru juga melambangkan layanan terbaik bagi
pera pelanggannya.
3.13. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT PLN (Persero) UIK SBS
UPK Tarahan
3.13.1. Alat Pelindung Diri
35
dari kejatuhan barang dan yang lain, dan meminimalkan
cedera yang akan menimpa si pekerja tersebut
Lokasi Pekerjaan : Di area zona merah dan zona ungu.
3. APD Muka
Fungsi : perlindunganwajah dari paparan bahan kimia berbahaya,
partikel yang melayang diudara atau air, percikan benda kecil,
panas ataupun uap panas
Lokasi Pekerjaan :Di area generator dan condensor.
36
Gambar 3.6. APD Muka
4. APD Pendengaran
Fungsi : perlindungan telinga dari kebisingan ataupun tekanan.
Lokasi Pekerjaan : Di area boiler,generator,turbin, dll
37
6. Pakaian Pelindung / Safety Outfit
Fungsi : melindungi badan atau seluruh bagian badan dari bahya
temperatur panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-
benda panas, percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas,
uap panas, benturan dengan mesin, peralatan dan bahan, tergores,
radiasi, binatang dan lainnya.
Lokasi Pekerjaan :Di area zona merah,condensor,generator.
38
8. Safety Masker
Fungsi : melindungi organ pernafasan dengan cara menyalurkan
udara bersih dan sehat atau menyaring cemaran bahan kimia, mikro-
organisme, partikel yang berupa debu, kabut, uap, asap, gas/fume
dan sebagainya.
Lokasi Pekerjaan : Diarea zona merah, turbin, boiler, dll
39
3.13.2. Rambu Tanda Bahaya dan Poster K3
40
Sedangkan untuk hydrant yang ada di PT PLN (Persero) UIK SBS
UPK Tarahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu : outdoor sebanyak 44
set dan indoor sebanyak 43 set.
diakses
(warna merah).
41
4. Jarak APAR satu dengan lainnya adalah 15 meter, atau
42
3.13.7. Sanitasi
CHIMNEY
SW/Y
DEAERATOR
STEAM DRUM
TURBINE
COAL SILO
4 Generator.
BAGHOUSE
HPH LPH
IDF CONDENSOR
FDB CP
BFP
PAF
COAL STORAGE
SAF 2
3 CWP
COAL CRUSHER
1
DISCHARGE PIPE
ASH DISPOSAL
AREA
PT. BA COAL YARD
3.14.1. Boiler
43
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup
yang digunakan untuk memproduksi steam/uap. Steam diperoleh
dengan memanaskan air yang berada didalam bejana dengan
bahan bakar. Boiler mengubah energi-energi kimia menjadi
bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja.
44
Potensi bahaya yang akan ditimbulkan
1. Terhirup debu yang akan menyebabkan gangguan pernafasan
2. Suhu tinggi, akan berisiko para pekerja mengalami luka
bakar saat tersenggol benda yang bersuhu tinggi.
Pengendalian
45
3.14.2 Turbine
Pengendalian
46
2. Menggunakan APD pendengaran, atau mengurangi waktu
kerja para pekerja. Merawat mesin atau mengganti mesin
supaya suara mesin tidak terlalu bising.
3. Menggunakan APD pernafasan / masker.
4. Menggunakan APD pelindung kaki.
5. Pada lokasi pekerja harus diberi rambu peringatan jika ada air
atau oli disekitar area pekerja agar pekerja dapat lebih berhati-
hati dan para pekerja harus tetap menggunakan APD untuk
mengurangi risiko terjadinya memar pada tubuh saat
terpeleset.
3.14.3. Condensor
Gambar 3.20. Condensor
47
.
Pengendalian
1. Para pekerja harus menggunakan APD tubuh atau pakaian
pelindung untuk menghindari terjadinya luka bakar akibat
suhu tinggi.
2. Tambahkan pencahayaan / penerangan pada ruangan atau para
pekerja memakai penerangan seperti senter.
3. Menggunakan APD pelindung kaki.
4. Pada lokasi pekerja harus diberi rambu peringatan jika ada air
atau oli disekitar area pekerja agar pekerja dapat lebih berhati-
hati dan para pekerja harus tetap menggunakan APD untuk
mengurangi risiko terjadinya memar pada tubuh saat
terpeleset.
3.14.4. Generator
48
2. Generator yang beroperasi akan menimbulkan kebisingan yang
mengakibatkan para pekerja dapat mengalami gangguan
pendengaran dan ketulian.
3. Lantai yang licin dapat menimbulkan risiko para pekerja
terpeleset dan mengalami memar pada bagian tubuh.
4. Kondisi para pekerja yang kelelahan atau tidak focus akan
berisiko tersandung saat bekerja dan mengakibatkan memar
pada bagian kaki.
Pengendalian
1. Para pekerja harus menggunakan APD tubuh atau pakaian
pelindung untuk menghindari terjadinya luka bakar akibat suhu
tinggi.
2. Menggunakan APD pendengaran, atau mengurangi waktu
kerja para pekerja. Merawat mesin atau mengganti mesin
supaya suara mesin tidak terlalu bising.
3. Pada lokasi pekerja harus diberi rambu peringatan jika ada air
atau oli disekitar area pekerja agar pekerja dapat lebih berhati-
hati dan para pekerja harus tetap menggunakan APD untuk
mengurangi risiko terjadinya memar pada tubuh saat terpeleset.
4. Menggunakan APD pelindung kaki.
3.14.5. Transformator
49
1. Para pekerja tersandung objek yang ada di sekitar hingga
mengalami memar pada bagian kaki.
2. Lokasi tranfomator yang berada cukup tinggi menimbulkan
para pekerja terjatuh sehingga menyebabkan memar pada
bagian tubuh dan dapat juga menyebabkan patah tulang.
3. Terjadinya konslet pada arus listrik yang menyebabkan
kebakaran sehingga bisa melukai pekerja.
4. Dalam proses pengoperasian alat tranfomator pekerja dapat
tersengat arus ketika kondisi tangan pekerja dalam keadaan
basah.
Pengendalian
1. Menggunakan APD pelindung kaki.
2. Pastikan tangan tidak dalam kondisi basah saat akan bekerja.
3. Lokasi tempat bekerja harus diberi rambu tanda bahaya atau
keterangan ketinggian dan para pekerja menggunakan APD
secara lengkap agar jika mengalami jatuh dari ketinggian
mengurangi risiko terjadinya patah tulang.
4. Para pekerja harus menggunakan APD tubuh atau pakaian
pelindung untuk menghindari terjadinya luka bakar.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Air bersih dibulan januari – agusttus 2023
I II III IV V1.
1. Bau - Tida k Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
berb berbau berbau berbau berbau berbau
au
51
12.Nitrat (NO3-N) mg/1 4,874 3,857 3,987 1,787 3,425 7,3
13. Nitrit (NO2- mg/l 0.00 0.003 1.8 0.003 0.4 0.4
N) 3
14. Perak (Ag) mg/l 0.01 0.01 0.01 0.4 0.4
15. Natrium mg/l 38 38 54 287 284 0.027
(Na)
16. Cadmium mg/l 0.00 0.001 0.001 0.001 0.001 0.0062
(Cd) 1
17. Arsen (As) mg/l 0.00 0.001 0.001 0.001 0.001 0.058
1
19. Air raksa mg/l 0.00 0.0008 0.008 0.0008 0.0008 0.014
(Hg) 08
20. Timbal (Pb) mg/l 0.02 0.02 0.02 0.02 0.025
21. Tembaga mg/l 0.03 0.04 0.01 0.01 0.0053
(Cu)
22. Sulfat (SO4) mg/l 1531 8 433 443 87.5
23. Seng (Zn) mg/l 0.05 0.07 0.01 0.02 0.019
24. Selenium mg/l 0.00 0.001 0.001 0.001 0.001 0.005
(Se) 1
25. Amoniak bebas mg/l 0.05 4 0.011 2.9 0.0005
(NH3-
N)
26 Total mg/l 0.3 8.7 2.1 13 0.3
Organic
Carbon
(TOC)
Keterangan :
Lokasi I. Sumur Pantau I
II. Sumur Pantau II
III. Sumur Pantau III
IV. Sumur Pantau IV
V. Sumur Pantau V
52
4.2. Pengendalian Vektor
Pengendalian Vektor di lingkungan kerja PT PLN (Persero) UIK SBS
UPK Tarahan dilakukan secara berkala dan melalui pihak ketiga yaitu PT.
Rentokil. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
dilingkungan Kerja Perkantoran dan Industri bahwa persyaaratan pengendalian
vektor adalah :
1. Serangga penular penyakit
a. Pengendalian lalat menggunakan lumnia, inovasi perangkap lalat
LED untuk menangkap dan membunuh serangga terbang dengan
cepat dan efisien. Indeks lalat : maksimal 8 ekor/ fly grill (100 x
100 cm) dalam pengukuran 30 menit.
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam
penguuran 24 jam.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : conteiner indeks tidak melebih 5 %.
2. Tikus
Pengendelalian tikus menggunakan Mouse Trap untuk memonitoring
dan menghindari tikus masuk kewilayah kantor. Setiap ruang kantor
harus bebas tikus.
54
55
1. Boiler Sump Pit 3 & 4
2. Condensor Sump Pit 3 & 4
3. Oil dan Turbin Sump Pit 3 & 4
4. Water Treatment Plant Sump Pit
5. Chlorination Plant Sump Pit
6. Unit Netralitation Pit dan Oil Skimmer
7. Check Pit 2 & 3
56
B. Proses Pengolahan Air Limbah
HCl add
pH > 6
Unit Netralisasi & Oil Skimmer
Aerasi
coagulant add
sludge
57
WTP PLTU Tarahan terdiri dari 11 unit kolam penampungan dengan
rincian antara lain kolam unit Neutralization pit and oil skimmer,
Waste Water Storage Pond 3&4, kolam pH Control and Oxidation
Pit, kolam Coagulation Sedimentation Pit, kolam Clear Water Pit,
Dual Media Filter A dan B, Netralisation Pit, Purified Waste Water
Pit, Sludge Enrichment Tank dan Filter Press. Kolam purified
merupakan kolam yang terakhir dalam pengolahan limbah sebelum
dibuang ke kanal atau laut. Adapun proses pada WTP adalah sebagai
berikut :
a. Unit Neutralization pit.
Unit Neutralization pit merupakan tempat pembuangan air secara
teratur dari:
1. Power house oil pit
2. Condenser pit
3. Turbine room sump pit
4. Boiler area sump pit
5. Check pit 2 dan 3
Pada unit Neutralization pit terdapat oil skimmer yang berfungsi
untuk menyerap oil yang ada pada air. Ketika oli dideteksi di dalam
air, makan oli akan dikumpulkan pada bak pembersih oli yang
merupakan bilik pertama pada unitNeutralization pit. Setelah air
bersih dari oli, air akan mengalir ke bilik kedua pada unit
Neutralization pit dari bawah bilik pertama kemudia air mengalir
kebilik ketiga melalui overflow dari bilik kedua. Pada bilik ketiga, unit
Neutralization pit dipasang saluran udara yang berfungsi untuk
mengaduk air pada unit Neutralization pit.
58
b. Pompa Operasi
59
coagulation dan sedimentation tank terdapat clarifiermechanism yang
berfungsi untuk menjernihkan air dengan gumpalan-gumpalan
lumpur. Air jernih ditransfer ke clear water pit sedangkan endapan-
endapan lumpur yang ada dibawah clarifjbgfier ditransfer ke saluran
masuk pompa sludge slurry transfer.
60
activity pro untuk membersihkan endapan. Endapan yang telah
dikeringkan ditumpuk di hopper yang berada di bawah dehydrator
dan akan dibuang ke tempat pembuangan abu ketika hopper telah
penuh melalui truck.
Air dari clear water pit di transfer ke dual media filter melalui
pompa clear water pit disini terdapat dua media yang beroprasi secara
bergantian, satu service dan lainnya standby. Pada dual media filter
media saringan yang digunakan yaitu pasir dan karbon aktif yang
berfungsi untuk menyaring partikelpadat yang tajam yang terbawa
dari coagulation dan sedimentation tank. Dual media filter beroperasi
berdasarkan waktu yang diatur pada local control panel dan juga
perbedaan tekanan antara suction dan discharge pada dual media
filter. Pada saat waktu service telah mencapai 1200 menit atau
perbedaan tekanan telah melebihin 0.8 kg/cm2 maka secara otomatis
akan menukar dengan dual media filter yang standby dan yang lainnya
masuk pada sequence regeneration cycle. Air yang telah disaring dari
dual media filter di transfer ke nuetralization pit.
j. Neutralisation pit
61
dibawah 6.5 maka katup saluran caustic dosing akan membuka hingga
pH mencapai 7.5 dan jika nilai pH diatas 8.5 maka katup pada saluran
acid dosing akan membuka hingga pH mencapain7.5. satu agigator
beroperasi, maka pompa clear water feed filter akan operasi. Satu pH
analyzer disediakan pada saluran keluar neutralisation pit jika
terdapat penyimpanan dari nilai pH yang keluar dari range 6.5 – 8.5
maka air akan dikirim balik ke wastes water storage pond dengan
membuka katup dan secara bersamaan menutup katup. Jika pH dalam
range 6.5 – 8.5, air akan dikirim ke purified wastes water pit dengan
membuka katup. Suatu turbidity analyzer disediakan pada saluran
keluar neutralization pit untuk memantau kekeruhan air dan akan
memberikan alarm jika kekeruhan tinggi.
62
1) Diluted HCL Dosing Sistem
HCL dengan konsentrasi 33% dipompa ke diluted HCL dosing
tank melalui pompa transfer. Pengisian HCL pada diluted HCL
dosing tank hingga pada level medium, setelah level medium
tercapai secara otomatis pengisian HCL akan dihentikan dan
dilanjutkan dengan pengisian air hingga level tinggi. Dus bush
pomps dosing disediakan yang akan beroprasi tergantung nilai
pH pada masing-masing kolam dan tinngi level pada dosing
tank. Pompa dosing akan mati jka level tank rendah. Sebuah
agitator disediakan untuk mengaduk cairan didalam tank dan
agitator akan mati ketika level pada diluted HCL dosing tank
rendah.
2) Diluted NaOH dosing system
Natrium Hidroksida dengan konsentrasi 48% dipompa ke diluted
NaOH dosing tank melalui pompa transfer. Pengisian NaOH
pada diluted NaOH dosing tank hingga level medium setelah
level medium tercapai secara otomatis pengisian NaOH akan
dihentikan dan dilanjutkan dengan pengisian air hingga level
tinggi. Dua buah pompa dosing disediakan yang akan beroprasi
tergantung nilai pH pada masing-masing kolam dan tinggi level
pada dosting tank. Pompa dosing akan mati jika level tank
rendah. Sebuah agitator disediakan untuk mengaduk cairan di
dalam tank dan agitator akan mati ketika level pada diluted
NaOH dosing tank rendah. Sebuah agitator disediakan untuk
mengaduk cairan didalam tank dan agitator akan mati ketika
level pada diluted NaOH dosting tank rendah.
3) Coagulant Dosing Sistem
Alum berfungsi sebagai koagulan, bertujuan untuk
mengendapkan benda-benda yang melayang, mempercepat
pengendapan untuk zat-zat yang mempunyai kecepatan
pengendapan lambat dan membantu penyaringan dalam suatu
lapisan koral. Alum diisi pada coagulant tank dan dicampur
dengan air sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan diaduk
63
dengan agitator untuk mempercepat proses melarutkan alum.
Agigator akan mati secara otomatis bila level pada coagulant
dosing tank rendah. Alum diinjeksi secara kontinyu pad pH
control dan oxidation pit dan juga sludge enirichment tank
dengan pompa dosing.
4) Coagulant Aid Dosing Sistem
Larutan polyectrolyte berfungsi untuk membentuk gumpalan-
gumpalan besar dari flok yang sudah terbentuk larutan
polyectrolyte diisi pada coagulant aid tank dicampur dengan air
sesuai dengan takaran yang dianjurkan dan diaduk dengan
agitator untuk mempercepat proses melarutkan larutan
polyectrolyte. Agitator akan mati secara otomatis bila level pada
coagulant aid dosing tank rendah. Larutan polyectrolyte diinjeksi
secara kontinu pada pH control dan oxidation pit dengan pompa
dosing.
64
7 Sludge Enrichment D= 5 - 3 60 5
Tank
8 Purified Waste 8 5 3 170 20
Water Pit
SK.505/MenLHK/Setjen/PKL.1/9/2017
3. Minyak dan mg/l 1.4 1.4 10
Lemak
4. Khlorin mg/l 0.08 0.08 0.5
Bebas (Cl2)
5. Kromium mg/l 0.003 0.003 0.5
Kepmen LHK No.
Total (Cr)
6. Tembaga mg/l 0.011 0.011 1
(Cu)
7. Besi mg/l 0.017 0.,034 0,017
Terlarut (Fe)
8. Seng (Zn) mg/l 0.033 4,799 0,095
9. Phosphat mg/l 0.64 0,01 0,30
(PO43-)
Sumber: PT. PLN UIK SBS UPK TARAHAN.
65
Tabel 4.4. Hasil Laporan Analisis Sampel Waste Water di Outlet WWTP
66
Sumber: PT. PLN Tabel 4.5. Hasil Laporan Analisis Sampel Waste Water di
Inlet WWTP
Parameter
Ph
Spesitific
conductivity
TDS
TSS
Turbidity
Total copper
Total Iron
Free Res. Chlorine
67
Penghasil Limbah B3
68
Limbah Non B3
Fly Ash dan Bottom Ash
Landfill
Tempat Penyimpanan
69
4.6. Kualitas Udara
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.15/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019 Tentang Baku Mutu Emisi
Pembangkit Listrik Tenaga Termal, PT PLN UIK SBS UPK Tarahan sudah sesuai
dengan standar baku mutu emisi.
Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Emisi Unit 3 dan 4 Periode Akhir Triwulan II 2022
No. Parameter Satuan Data Emisi BME Ket.
Unit 3 Unit 4
1. Total mg/m3 18 29 100 Per. Men LHK
Partikulat No. P.15 Tahun
2019
2. SO2 mg/m3 342 109 550 Per. Men LHK
No. P.15 Tahun
2019
3. NO2 mg/m3 214 240 550 Per. Men LHK
No. P.15 Tahun
2019
4. Hg mg/m3 < 0.002 < 0.005 0.03 Per. Men LHK
No. P.15 Tahun
2019
70
4.7. Pencahayaan
Jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja sangat diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efektif. Intensitas cahaya di ruang kerja minimal
100 lux Maksimal 250 lux. Dimana pencahayaan pada PT PLN UIK SBS UPK
Tarahan sudah sesuai dengan standar baku mutu.
Pencahayaan
No Lokasi Standar Ket
(lux)
1. Safety & Fire 220 100-300 Memenuhi Standar
Station (indoor)
2. Admin
Dalam 53 100-300 Memenuhi Standar
Mushola
Dalam ruang 212 100-300 Memenuhi Standar
CFB
Depan jalur 111,9 100-300 Memenuhi Standar
evakuasi
Dalam ruang 229 100-300 Memenuhi Standar
konferensi
Depan CFB 129,3 100-300 Memenuhi Standar
academy
3. Power House
Lantai 1 (7titik) 237 100-300 Memenuhi Standar
Lantai 2 (7titik) 256 100-300 Memenuhi standar
Lantai 3 (7titik) 210 100-300 Memenuhi standar
4.8. Kebisingan
Pengendalian kebisingan harus dilakukan pada tempat kerja yang
memiliki sumber bahaya kebisingn dari operasi peralatan kerja, Standar baku
mutu dari kebisingan pada ruang kerja maksimal 85 dBA. Dimana tingkat
kebisingan pada PT PLN UIK SBS UPK Tarahan sudah sesuai dengan standar
baku mutu.
4. Boiler
Depan lift 75,3 db 85 Memenuhi standar
Steam boiler 76,2 db 85 Memenuhi standa
Jack falep 78,5 dB 85 Memenuhi standar
steam
Depan hiter 76,3 dB 85 Memenuhi standar
- 78,7 dB 85 Memenuhi standar
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Evaluasi hasil di PT PLN UIK SBS UPK Tarahan bahwa telah
disediakan Alat Pelindung Diri (APD) kepada pekerja sesuai
dengan jenis pekerjaan yang terkoordinir di setiap bagian. Dan
penerapan Alat Pelindung Diri (APD) yang ada dilapangan telah
terlaksana dengan baik.
2. Rambu tanda bahaya mengenai peringatan bahaya terbakar dan
poster himbauan tentang keselamatan kerja telah terpasang pada
beberapa titik sesuai areanya.
3. APAR yang ada di PT PLN UIK SBS UPK Tarahan berjumlah
220 tabung.
4. Hydrant yang ada di PT PLN UIK SBS UPK Tarahan jenis indoor
berjumlah 44 set dan outdoor berjumlah 43 set.
5. PT PLN UIK SBS UPK Tarahan telah memiliki sertifikat
penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja oleh Menteri Ketenagakerjaan RI.
6. PT PLN UIK SBS UPK Tarahan telah memiliki serifikat
penghargaan “Kecelakaan Nihil” atau “Zero Accident Award”
oleh Menteri Ketenagakerjaan RI.
73
1. Di PT PLN UIK SBS UPK Tarahan terdapat penyediaan air
bersih untuk keperluan proses produksi, dapur dan alat pencucian
alat dilabolatorium.
2. Terkait Pengendalian vektor di PT PLN UIK SBS UPK Tarahan
sudah pernah dilakukan pengendalian vektor yang sesuai dengan
Kepmenkes RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri.
3. Sistem pengolahan limbah cair di PT PLN UIK SBS UPK
Tarahan dilakukan dengan menggunakan suatu instalasi
pengolahan limbah cair atau WTP ( Water Treatment Plant)
4. Kualitas output/olahan WTP PLTU Tarahan telah memenuhi
baku mutu air limbah yang dikeluarkan pemerintah yaitu
berdasarkan Per Men LH No. 08 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Pembangkit Listrik
Tenaga Thermal,
5.2 Saran
1. Sebaiknya dilakukan peningkatan terhadap Pengendalian Vektor baik
secara Fisik, Biologi, atau Kimia untuk mencegah perkembangbiakan
vektor itu dan mencegah timbulnya suatu penyakit sehingga tidak
menganggu kinerja Pekerja disana.
2. Untuk Kapasitas TPS sudah melebihi batas penampungnya, dianjurkan
untuk mengolah lanjutan secara berkala sehingga sampah tidak menumpuk
sehingga terbebas dari penyakit dan perkembangbiakan hama.
3. Sebaiknya dibuatkan ruang fasilitas Pelayanan Kesehatan Pekerja dengan
tenaga kesehatan minimal 1 (satu) orang Dokter dan 1 (satu) orang
Perawat disertai ambulance.
4. Personil K3 harus tetap mempertahankan pengawasan penerapan SMK3
untuk meminimalisisr kejadian kecelakaan kerja.
74
LAMPIRAN
75
Lampiran 3. Inspeksi Hydrant
76
Lampiran 6. Kunjungan Pembimbing
77
Lampiran 10. Tempat Pembuangan Sampah Sementara
78
DAFTAR PUSTAKA
79
80
online-pdf-no-copy.com
81
online-pdf-no-copy.com