Anda di halaman 1dari 13

LIMBAH B3 INDUSTRI BATERAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengolahan Limbah

Dosen Pengampu : Sri Endah Suwarni, SKM, DWQM

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Anggie Melania Safitri 2019710065


2. Alfania Safitri Arifin 2019710109
3. Auliya Rahmah 2019710097
4. Fikri Rizkia Rahman 2019710017
5. Hafizh Akbar Bowo Laksono 2019710137
6. Mita Rizqi Inayah 2019710098
7. Nurul Zaviera 2019710107
8. Nur Sabita 2019710083
9. Shafira Sulistiani 2019710064

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Limbah B3 Industri Baterai’’
Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
semoga kita selalu mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.

Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah untu memenuhi tugas
matakuliah Manajemen Pengolahan Limbah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sri
Endah Suwarni, SKM, DWQM selaku dosen yang sudah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap dengan makalah ini dapat memberi wawasan kepada pembaca
khusunya mengenai praperlakuan limbah cair. Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan sebagai bahan evaluasi kami untuk tugas tugas makalah
kedepannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Definisi Limbah B3 Industri Baterai...............................................................................3

B. PP Mengenai Limbah B3 Industri Baterai......................................................................3

C. Jenis-Jenis Limbah B3 Industri Baterai..........................................................................4

D. Cara Pemaparan Limbah B3 Industri Baterai.................................................................5

E. Manajemen Pengolahan Limbah B3 Industri Baterai.....................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................................9

A. Kesimpulan.....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, industri berkembang pesat dalam hal ragam maupun jumlahnya di
Indonesia. Akibat industri yang meningkat maka akan menghasilkan limbah yang
diperoleh dari hasil proses produksi. Limbah yang dihasilkan diantaranya ada yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang disebut dengan limbah B3. Limbah B3
tersebut apabila dibuang langsung ke lingkungan maka akan dapat membahayakan
kesehatan manusia, makhluk hidup serta lingkungan. Banyak sekali permasalahan yang
terjadi seputar pengelolaan limbah khususnya limbah hasil kegiatan industri yang
mengandung unsur bahan berbahaya dan beracun (B3).
Penanganan limbah merupakan suatu keharusan guna terjaganya kesehatan manusia
serta lingkungan pada umumnya. Namun pengadaan dan pengoperasian sarana pengolah
limbah ternyata masih dianggap memberatkan bagi industri. Masih terdapat industri yang
membuang langsung limbah ke badan air sehingga menyebabkan pencemaran air.
Menurut PP No. 18 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun 1999, maka perlu dilakukan
adanya pengelolaan limbah B3 untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan
lingkungan. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jawa Barat (BPLHD Jabar)
telah mengkonfirmasi bahwa limbah industri jauh lebih intens dalam hal konsentrasi dan
mengandung bahan-bahan berbahaya. Sebanyak 48% industri yang diamati, rata-rata
pembuangan limbahnya 10 kali melampaui baku mutu yang telah ditetapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi limbah B3 industri baterai ?
2. Apa saja PP mengenai limbah B3 industri baterai ?
3. Apa saja jenis-jenis limbah B3 industri baterai ?
4. Bagaimana cara pemaparan limbah B3 industri baterai ?
5. Bagaimana manajemen pengolahan limbah industri baterai ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari definisi limbah B3 industri baterai.
2. Untuk mengetahui PP mengenai limbah B3 industri baterai.
3. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis limbah B3 industri baterai.
4. Untuk mengetahui dan mempelajari cara pemaparan limbah B3 industri baterai.

1
5. Untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana cara pengolahan limbah B3 industri
baterai.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Limbah B3 Iindustri Baterai
Industri baterai adalah suatu bidang atau kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi berupa baterai. Beberapa barang baku yang digunakan
untuk membuat baterai di antaranya cadinium, lithium, nikel, timbal, perak dan alkaline.
Oleh karena bahan-bahan baku batrai mudah memicu ledakan, hendaknya apabila
dibuang maka harus diolah dengan baik agar tidak menimbulkan efek jangka panjang.
Salah satu efek dari tidak tepatnya pengolahan limbah industri batrai yaitu tercemarnya
air tanah penduduk yang kemudian membahayakan kesehatan.

B. PP Mengenai Limbah B3 Industri Baterai


Baku mutu limbah cair industri ditetapkan oleh masing-masing gubernur. Hal ini
sesuai dengan isi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990
Tentang Pengendalian Pencemaran Air, pada pasal 9 yang berbunyi ‘’Metode analisis
untuk setiap parameter baku mutu air dan baku mutu limbah cair ditetapkan oleh
gubernur.”

Berikut merupakan Baku Mutu Air Limbah Industri Baterai Kering berdasarkan Peraturan
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah.

3
C. Jenis-Jenis Limbah B3 Industri Baterai
Jenis jenis limbah pada industri baterai :
1. Limbah cair dan gas yang berasal dari proses pembuatan baterai di industri.
Limbahnya ini berupa logam logam berat yang menjadi bahan baku pembuatan
baterai. Jenis unsur logam berat dengan konsentrasi tinggi yang ditemukan di dalam
baterai AA bekas adalah Zn (pada katoda yaitu 7.570,401 µg/g dan pada anoda
sebesar 1.717,903 µg/g), atau lebih rendah. Sementara itu kandungan Hg sama-sama
tidak terdeteksi di dalam baterai AA bekas. Baterai isi ulang mengandung Co, Cr, Ni,
Zn, Al (Nnorom dan Osibanjo, 2009), sedangkan baterai kancing mengandung Zn, Pb,
Cd dan Hg (Anonim, 2014). Baterai otomotif (lead-acid baterry) mengandung
berbagai unsur logam berat antara lain Hg, Pb, Cd, Cr, Zn dan Ni (Rina dan Wardani,
2005).
2. Limbah padat. Dapat berupa baterai bekas, yang mana terdiri dari plastik, tembaga
dan aluminium. Proses pelepasan bagian-bagian baterai tidak dapat dilakukan
langsung tanpa adanya perlakuan awal. Elektroda positif dan negatif dari baterai yang
masih memiliki kapasitas sisa, dapat saling berkontakkan dan menyebabkan arus
pendek ketika baterai dibuka. Arus pendek tersebut dapat menghasilkan panas dan
memicu penguapan pelarut dalam larutan elektrolit yang mudah terbakar. (Tanii et al.,
2003). Sehingga, perlakuan awal untuk baterai tersebut diperlukan untuk menghindari
bahaya-bahaya yang dapat terjadi ketika sedang melakukan proses pelepasan pada
baterai

4
D. Cara Pemaparan Limbah B3 Industri Baterai Pada Manusia dan Lingkungan
Potensi dampak kesehatan dan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah B3 industri
baterai dipengaruhi oleh kuantitas, karakteristik dan cara penanganannya. Semakin besar
kuantitas limbah yang kelola sembarangan dan dibuang secara langsung ke lingkungan
maka akan semakin besar risiko terjadinya gangguan kesehatan dan pencemaran
lingkungan.
Dampak dari paparan limbah B3 industri baterai seiring dengan bahan baku yang
digunakan. Misalnya pada industri baterai dengan bahan baku merkuri atau Hg, maka
proses pengolahan dari bahan baku berupa merkuri atau Hg menjadi baterai yang diolah
sembarangan dapat menimbulkan dampak kesehatan di antaranya timbulnya efek
karsinogenik dan mutagenik bagi hewan dan manusia.
1. Paparan pada manusia
Limbah B3 industri baterai, baik limbah padat, cair maupun gas megandung logam-
logam berat berbahaya di antaranya seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel
dan lithium yang apabila terhirup dapat membahayakan kesehatan seperti gangguan
pernapasan, gangguan otak, bahkan impotensi, termasuk juga gangguan kehamilan
dan janin pada perempuan.
2. Paparan pada lingkungan
Proses pengolahan dari bahan baku baterai menjadi baterai menghasilkan limbah cair.
Apabila limbah tersebut tidak diolah dengan benar maka kandungan logam berat dari
baterai dapat mencemari tanah melalui lelehan baterai yang ditimbun di tanah,
mencemari sungai dan danau melaui proses pembuangan air limbah industri baterai
yang tidak diolah dengan benar hingga akhirnya meracuni air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari, seperti untuk minum, mandi dan mencuci.
Air sungai dan danau yang tercemar kandungan logam berat dari industri baterai
seperti merkuri, seng dan nikel akan masuk ke dalam tubuh organisme laut baik
secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian diakumulasi
dalam tubuh hewan air dan merusak sistem enzimatik hewan yang berakibat dapat
menimbulkan penurunan kemampuan adaptasi bagi hewan yang bersangkutan
terhadap lingkungan yang tercemar tersebut. Hal ini tentunya akan mengganggu
ekosistem dari perairan. Selain itu hewan dan manusia membutuhkan air untuk
keperluan sehari-hari pun ikut terpapar oleh kandungan air sungai dan danau yang
mengandung logam berat.

5
E. Manajemen Pengolahan Limbah B3 Industri Baterai
a. Proses eliminasi (pemisahan dan pemilahan)
Proses eliminasi atau pemisahan bahan-bahan atau limbah diberikan label sesuai
kategori masing-masing. Untuk limbah cair di masukkan ke dalam drum, bak atau
container secara terpisah.
b. Pengolahan limbah industri baterai
Berikut merupakan pengolahan limbah cair B3 industri baterai :
1. B3 Pit adalah tempat penampungan awal pada proses pengolahan limbah
berbentuk cair. Limbah pada B3 Pit ini berasal dari kegiatan produksi di
kumpulkan dahulu pada drum / ICB kontainer. Pada B3 Pit tidak ada perlakuan
khusus yang diberikan terhadap limbah karena fungsi dari B3 Pit ini hanya
sebagai tempat penampungan atau collecting seluruh limbah sebelum ditransfer
ke WWPT.
2. Water Treatment atau bisa juga disebut sebagai WWPT adalah bak penampungan
limbah cair dari berbagai daerah kerja di pabrik. Air Limbah yang ditampung di
WWPT berasal dari PIT. Disini bak WWPT air limbah akan di treatment
kemudian diambil sampel limbah lalu diserahkan ke analis untuk di analisa
apakah kandungan racun telah hilang / berkurang. Apabila kandungan racunnya
berkurang, maka limbah dialirkan ke Accumulation Tank.
3. Accumulation Tank adalah bak penampungan air limbah yang telah diproses di
WWPT untuk dilakukan aerasi hingga didapatkan kualitas air limbah yang
memenuhi standar / baku mutu. Di dalam tank ini dilakukan metode aerasi
selama 24 jam, dimana udara dialirkan (melalui pipa-pipa yang terdapat lubang
sebagai tempat mengalirnya udara) ke dalam limbah sehingga akan terjadi
penurunan pH yang semula dari pH basa yaitu 12 menjadi pH berkisar antara 6-9.
c. Proses minimisasi
Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas
dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses produksi. Minimisasi limbah
dapat dilakukan dengan cara mereduksi limbah pada sumbernya dan melakukan daur
ulang limbah.
1. Reduksi pada sumber
Reduksi limbah pada sumbernya merupakan upaya yang harus dilaksanakan
pertama kali. Upaya ini merupakan upaya yang bersifat preventif yaitu

6
mencegah atau mengurangi terjadinya limbah yang keluar dari suatu proses
produksi. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya mengurangi volume,
konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang akan keluar ke
lingkungan secara preventif langsung pada sumber pencemar. Dengan dilakukan
reduksi limbah pada sumbernya ini, maka akan banyak memberikan keuntungan
yakni meningkatkan efisiensi kegiatan, mengurangi biaya pengolahan limbah
dan pelaksanaannya relatif murah.
Berbagai cara yang digunakan untuk reduksi limbah pada sumbernya di
antaranya :
1. Penanganan limbah yang baik, usaha ini dilakukan sesuai SOP untuk
mencegah terjadinya ceceran limbah serta menangani limbah yang terjadi
dengan sebaik mungkin.
2. Segregasi aliran limbah, yakni memisahkan berbagai jenis aliran limbah
menurut jenis komponen, konsentrasi atau keadaannya, sehingga dapat
mempermudah, mengurangi volume, atau mengurangi biaya pengolahan
limbah.
3. Pengelolaan bahan (material inventory), dimana bahan untuk pengolahan
limbah harus dipastikan cukup untuk menjamin kelancaran proses kegiatan,
tetapi tidak berlebihan sehingga tidak menimbulkan gangguan lingkungan.
2. Penanganan Limbah dengan Daur ulang

Daur Ulang Baterai Asam Timbal


Cara mendaur ulang baterai melibatkan lima langkah dasar, yaitu:

1. Koleksi atau Mengumpulkan: Baterai dikumpulkan dari tempat pembuangan


dan tempat pengumpulan sampah dan dibawa ke fasilitas daur ulang.
2. Penghancuran: Saat mencapai fasilitas daur ulang, baterai di rusak di dalam
pabrik menggunakan mesin palu (mesin yang meremukkan baterai menjadi
potongan kecil).
3. Sortasi: Potongan yang rusak diambil melalui tong, dimana logam berat dan
timbal terpisah dari plastik.
4. Sieving: Potongan polipropilena digali dan cairan diayak untuk hanya
meninggalkan timbal dan logam berat. Potongan Polypropylene dicuci lalu
diangkut ke hilir untuk pembuatan casing baterai baru.
5. Proses hidro-metalurgi dan Pyro-metalurgi: Ini adalah proses yang
digunakan untuk mengekstraksi logam dan mineral berharga dari bijihnya.
Ini adalah proses akhir yang digunakan dalam daur ulang baterai bekas

7
untuk mengekstrak timbal dan logam berat lainnya dari residu baterai
setelah langkah keempat.

Hydrometallurgy adalah proses ekstraktif yang menggunakan air kimia


dalam proses yang dilengkapi dengan pyrometallurgy yang memudahkan
transformasi kimia dan fisika untuk memulihkan timbal dan logam berharga
lainnya. Prosesnya meliputi kalsinasi, pemanggangan, peleburan dan
penyulingan untuk mengambil produk akhir utama.

Plastik (potongan polipropilena) dicuci dan dikeringkan kemudian dikirim ke


daur ulang plastik hilir di mana mereka diproses dan digunakan kembali untuk
memproduksi casing baterai baru. Mereka juga bisa dijual ke produsen produk
plastik sebagai bahan baku.

Bahan timah dibersihkan dan dibawa melalui proses Hydro-metalurgi dan Pyro-
metalurgi dimana mereka menjalani kalsinasi, pemanggangan, dan peleburan.

Timbal timah cair kemudian disuling melalui pengolahan kimia berair dan
pembersihan untuk menghilangkan kotoran. Produk akhir kemudian dituangkan
ke dalam cetakan ingot dan dibiarkan dingin. Setelah pendinginan, mereka
dikeluarkan dari cetakan dan dibawa ke pabrik baterai tempat mereka digunakan
kembali untuk memproduksi pelat timah baru dan komponen baterai lainnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Industri baterai adalah suatu bidang atau kegiatan yang berkaitan dengan
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi berupa baterai. Peraturan Perundang-
undangan Mengenai Limbah B3 industri baterai berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Industri Baterai Kering. Jenis
limbah pada industri baterai yaitu limbah cair dan gas yang berasal dari proses pembuatan
baterai di industri. Limbahnya ini berupa logam berat yang menjadi bahan baku
pembuatan baterai. Jenis limbah selanjutnya limbah padat berupa baterai bekas, yang
terdiri dari plastik, tembaga dan aluminium. Pemaparan limbah B3 Industri Baterai pada
manusia apabila terhirup dapat membahayakan kesehatan seperti gangguan pernapasan,
gangguan otak, bahkan impotensi, termasuk juga gangguan kehamilan dan janin pada
perempuan. Pemaparan limbah B3 Industri Baterai pada lingkungan dapat mencemari
tanah melalui lelehan baterai yang ditimbun di tanah, mencemari sungai dan danau
melalui proses pembuangan air limbah industri baterai yang tidak diolah dengan benar
hingga akhirnya meracuni air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Manajemen
Pengolahan Limbah B3 Industri Baterai meliputi proses eliminasi atau pemisahan bahan-
bahan atau limbah diberikan label sesuai kategori masing-masing, pengolahan limbah
cair B3 industri baterai, dan proses minimisasi atau upaya untuk mengurangi tingkat
bahaya limbah yang berasal dari proses produksi, dilakukan dengan cara mereduksi
limbah pada sumbernya dan melakukan daur ulang limbah.

9
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air
Limbah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian
Pencemaran Air.
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 Tentang Jenis
Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
4. Hananingtyas, I. (2017). Bahaya Kontaminasi Logam Berat Merkuri (Hg) dalam Ikan
Laut dan Upaya Pencegahan Kontaminasi pada Manusia. Al-Ard: Jurnal Teknik
Lingkungan, 2(2), 38-45.
5. Djuniardi, F., Ersa, N. S., & Kusnandar, H. (2010). Penanganan Limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) Batu Baterai Bekas Melalui Partisipasi Konsumen dan
Penerapan Metode Produksi Bersih.
6. Yuliusman. (2016). Pengambilan Kembali Logam Litium dan Cobalt dari Baterai Li-Ion
dengan Metode Leaching Asam Sitrat.
7. Iswanto., Sudarmadji., Wahyuni, T,E. (2016). Timbulan Sampah B3 Rumah Tangga dan
Potensi Dampak Kesehatan Lingkungan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jurnal.
Manusia dan Lingkungan, Vol. 23, No.2, Juli 2016: 179-188

10

Anda mungkin juga menyukai