Anda di halaman 1dari 13

RADIOAKTIF PADA LIMBAH PEMBAKARAN BATUBARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengolahan Limbah

Dosen Pengampu : Sri Endah Suwarni, SKM, DWQM

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Anggie Melania Safitri 2019710065


2. Alfania Safitri Arifin 2019710109
3. Auliya Rahmah 2019710097
4. Fikri Rizqiya Rahman 2019710017
5. Hafizh Akbar Bowo Laksono 2019710137
6. Mita Rizqi Inayah 2019710098
7. Nurul Zaviera 2019710107
8. Nur Sabita 2019710083
9. Shafira Sulistiani 2019710064

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Radioaktif Pada Limbah
Pembakaran Barubara’’ Sholawat serta salam tidak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang semoga kita selalu mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.

Adapun maksud dan tujuan kami membuat makalah ini adalah untu memenuhi tugas
matakuliah Manajemen Pengolahan Limbah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Sri
Endah Suwarni, SKM, DWQM selaku dosen yang sudah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami berharap dengan makalah ini dapat memberi wawasan kepada pembaca
khusunya mengenai praperlakuan limbah cair. Akhir kata kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan dan sebagai bahan evaluasi kami untuk tugas tugas makalah
kedepannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Pengertian radioaktif pada limbah pembakaran batu bara..............................................3

B. PP mengenai radioaktif limbah pembakaran batubara.................................................... 3

C. Jenis radioaktif pada limbah pembakaran batu bara.......................................................4

D. Cara pemaparan radioaktif pada pembakaran batu bara pada manusia dan lingkungan.4

E. Manajemen pengolahan radioaktif pada limbah batu bara.............................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara memiliki berbagai penggunaan yang penting di seluruh dunia. Penggunaan
yang paling penting adalah untuk membangkitkan tenaga listrik, produksi baja,
pembuatan semen dan proses industri lainnya serta sebagai bahan bakar cair. Batubara
adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang
dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, batuan organik yang terutama terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara secara alami mengandung sejumlah radionuklida
seperti Ra-2226, Th-232, K40, U-235, U-238, dan Pb-210.
Pembakaran batubara akan meningkatkan radiasi alam di sekitar pembangkit listrik
sebagai dampak pelepasan radionuklida dan anak luruhnya di ekosistem sekitarnya.
Bahaya zat-zat radioaktif memang tidak berakhir dengan sekali tanam. Walau di dalam
tanah, zat radioaktif tetap bekerja. Dalam ilmu Fisika atom-inti unsur-unsur radioktif
adalah zat yang tidak stabil, senan tiasa berusaha menjadi stabil. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan oleh wisnu, 2005 dalam Akhyariansyah, 2017 Bahwa pembakaran
batubara selain menghasilkan gas emisi CO, NOX ,SO X dan C juga menghasilkan unsur-
unsur radioaktif yang akan menyebar ke lingkungan. Zat radioaktif tersebut jelas akan
mempengaruhi kesetimbangan alam yang telah ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari radioaktif pada limbah pembakaran batubara ?
2. Apa saja PP mengenai radioaktif pada limbah pembakaran batubara ?
3. Apa saja jenis-jenis radioaktif pada limbah pembakaran batubara ?
4. Bagaimana cara pemaparan radioaktif pada limbah pembakaran batubara pada
lingkungan dan manusia ?
5. Bagaimana manajemen pengolahan radioaktif pada limbah pembakaran batubara ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mempelajari radioaktif pada limbah pembakaran batubara
2. Untuk mengetahui PP mengenai radioaktif pada limbah pembakaran batubara
3. Untuk mengetahui dan mempelajari jenis-jenis radioaktif pada limbah pembakaran
batubara

1
4. Untuk mengetahui dan mempelajari cara pemaparan radioaktif pada limbah
pembakaran batubara pada lingkungan dan manusia
5. Untuk mengetahui dan mempelajari manajemen pengolahan radioaktif pada limbah
pembakaran batubara

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioaktif Pada Limbah Pembakaran Batubara
Radioaktif ialah mampu memancarkan secara spontan dan terus menerus radiasi
partikel atau elektromagnetik. sedangkan radioaktivitasi ialah peluruhan spontan isotop
tak stabil menjadi isotop lain disertai pemancaran radiasi. Limbah radioaktif adalah zat
radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi
radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi.
Secara alamiah batubara mengandung unsur radioaktif. Pada saat proses pembakaran
langsung terjadi perengkahan termal (cracking) yang menyebabkan unsur radioaktif alam
tersebut akan ikut keluar bersama-sama dengan gas hasil pembakaran lainnya ataupun
terikut dengan abu hasil pembakaran. Polutan radioaktif yang paling dominan berasal dari
batubara adalah unsur radioaktif alam seperti U-238, Th-232, dan K-40. Unsur-unsur ini
mempunyai waktu paro yangsangat panjang yaitu milyaran tahun. Unsur-unsur U-238
dan Th-232 juga menghasiikan beberapa produk peluruhan dengan waktu paro sampai
ribuan tahun.
Polutan radioaktif terjadi karena batubara mengandung unsur radioaktif alam yang
terjebak dalam batubara, dimana pada saat batubara dibakar terjadi penguralan yang
menyebabkan unsur radloaktif alam tersebut Ikut keluar bersama-sama dengan gas emisi
lainnya ataupun terikut dalam abu hasil pembakaran, Unsur radioaktif alam dari batubara
terdiri dari kalium, uranium, thorium, dan juga hasil peluruhannya seperti radium, radon,
polonium. bismuth dan timbal.
B. PP Mengenai Radioaktif Limbah Pembakaran Batubara
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 458
Ayat 3 Huruf C, menyatakan bahwa fly ash batu bara (FABA) dari kegiatan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan kegiatan lainnya kini dikategorikan sebagai limbah non-
B3. Sedangkan Pasal 459 Ayat 3 Huruf C menyatakan bahwa Pemanfaatan Limbah
nonB3 sebagai bahan baku yaitu pemanfaatan Limbah nonB3 khusus seperti fly ash
batubara dari kegiatan PLTU dengan teknologi boiler minimal CFB (Ciraiating
Fluidi"zed Bed) dimanfaatkan sebagai bahan baku kontruksi pengganti semen pozzolan.

3
Larangan melakukan Pemanfaatan Limbah B3 dikecualikan jika tingkat radioaktivitas
dapat diturunkan di bawah tingkat kontaminasi radioaktif atau konsentrasi aktivitas.
Peraturan Kepala BAPETEN ini bertujuan memberikan ketentuan nilai batas
Radioaktivitas lingkungan yang harus dipenuhi oleh PI selama operasi. Menurut PERKA
BAPETEN. No 7 Tahun 2013. Tentang Nilai Batas Radioaktivitas Lingkungan, untuk
radionuklida Th-232 adalah 730 Bq/m3 dan radionuklida Ra-226 adalah 1000 Bq/m3.
C. Jenis Radioaktif Pada Limbah Pembakaran Batubara
Limbah pembakaran batu bara ternyata mengandung unsur radioaktivitas alam
yang terjebak di dalamnya. Bahan radioaktif alamiah yang terdapat di alam ini disebut
NORM. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa NORM dapat memberikan kontribusi
kenaikan radioaktif alam lingkungan. Pada saat pembakaran batu bara terjadi cracking
yang menyebabkan unsur radioaktivitas alam tersebut akan ikut keluar bersama-sama
dengan gas emisi lainnya. Terdapat unsur radioaktif alam yang ikut terkonsentrasi dan
akhirnya membentuk konsentrat radioaktif yang disebut TENORM.
Berikut ini jenis-jenis polutan radioaktif yang keluar dari pembakaran batu bara
yang paling dominan, yaitu :
Tabel 1. Jenis Polutan Radioaktif Dominan dari Pembakaran Batubara

No Jenis Polutan Lambang Jenis Radiasi Waktu paro


1 Timbal-210 82 Pb²¹⁰ Radiasi Beta 19,4 tahun
2 Polonium-210 84 Po²¹⁰ Radiasi Alpha 138,3 hari
3 Protactinium-231 91 Pa²³¹ Radiasi Alpha 33.000 tahun
4 Radium-226 88 Ra²²⁶ Radiasi Alpha 1600 tahun
5 Thorium-232 90 Th²³² Radiasi Alpha 14,05 miliar
tahun
6 Uranium-238 92 U²³⁸ Radiasi Alpha 4,468 miliar
tahun
7 Karbon-14 6C¹⁴ Radiasi Beta 5370 tahun
8 Kalium-40 19 K⁴⁰ Radiasi Alpha 1.248×10⁹
tahun
Diketahui bahwa, radiasi Beta yang ke luar dari Timbal-210 merupakan bahaya
radiasi eksternal dan internal terhadap tubuh manusia, sedangkan radiasi Alpha yang ke
luar dari Polonium-210 sampai dengan Uranium-238 merupakan bahaya radiasi internal
terhadap tubuh manusia. Bahaya radiasi eksternal artinya unsur radioaktif tersebut

4
walaupun berada di luar tubuh manusia tetap dapat merupakan sumber bahaya radiasi,
karena daya tembusnya yang besar. Sedangkan bahaya radiasi internal artinya unsur
radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau hanya berada di luar tubuh manusia karena daya
tembusnya jangkauannya yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila masuk
ke dalam tubuh manusia karena daya ionisasinya besar. Jenis polutan radioaktif nomor
urut 1 sampai dengan 6 termasuk ke dalam golongan logam berat yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia akan berdampak buruk terhadap kesehatan manusia.
Apabila dilihat dari segi daya racunnya atau radio toksisitasnya, maka polutan
radioaktif nomor 1-4 pada Tabel 1 di atas termasuk kelompok radio toksisitas sangat
tinggi, sedangkan polutan radioaktif Thorium-232 dan Uranium-238 termasuk kelompok
radio toksisitas rendah. Walaupun Thorium-232 dan Uranium-238 termasuk kelompok
radio toksisitas rendah, tetapi kedua unsur radioaktif tersebut adalah induk unsur
radioaktivitas alam yang memiliki banyak turunan. Thorium-232 akan menurunkan 11
unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-208, sedangkan Uranium-238
akan menurunkan 17 unsur radioaktif alam dan satu unsur stabil yaitu Timbal-206
Sedangkan Karbon-14 yang ke luar dari batu bara dapat berupa abu karbon {fly ash) atau
daiam bentuk gas CO² dan senyawa hidrokarbon lainnya, akan tetapi atom karbonnya
adalah Karbon-14 yang radioaktif. Karbon-14 termasuk kelompok radio toksisitas sedang.
D. Cara Pemaparan Radioaktif Limbah Pembakaran Batubara Pada Manusia dan
Lingkungan
1. Pemaparan pada lingkungan
Polutan konvensional dari hasil pembakaran batu bara yang selama ini
diketahui oleh masyarakat adalah gas-gas berupa CO (karbon monoksida), NO 2
(oksida-oksida nitrogen), SO2 (oksida-oksida belerang) dan juga partikel-partikel yang
terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara. Partikel-partikel tersebut dapat
menimbulkan dampak pencemaran lingkungan, yaitu timbulnya hujan asam dan efek
rumah kaca
2. Pemaparan pada manusia
Pembakaran batu bara juga menghasilkan radionuklida alam seperti Uranium
dan Torium. Keberadaan radionuklida yang terdapat dialam dapat masuk ke tubuh
manusia melalui jalur rantai pangan (ingestion), pernafasan (inhalation), dan
kontaminasi pada permukaan kulit. Radionuklida ini dapat terakumulasi pada organ
tubuh tertentu dan akan menyebabkan gangguan pada sel dan pada jaringan tubuh.

5
Uranium terhirup manusia maupun hewan maka organ yang akan akan terkena
kritisnya adalah paru-paru dan retensinya, tergantung pada konsentrasi partikel,
kerapatan, ukuran, bentuk dan karakter jenis pernafasan serta jenis senyawanya.
Dispepsia, diare, kenaikan ekskresi asam urat, sindroma kronik berupa pembesaran
ginjal dan perubahan glomerular, edema capsular, dan obstruksi saluran efferent juga
timbul akibat pemberian uranium. Perubahan lain yang terjadi dalam urin berupa
kenaikan gravitasi spesifik dan ekskresi klorin, asidosis ekskresi natrium dan kalium
disertai perubahan komposisi urin.
Torium pada manusia dapat menimbulkan efek biologik pada paru-paru, hati,
tulang dan ginjal. Selain itu juga dapat mempertinggi risiko hepatoma, angiosarkoma,
osteosarkomad anmesotheliomas ubpleuradlan kanker taring dan tiroid
E. Manajemen Pengolahan Radioaktif Pada Limbah Batubara

1. Sistem Pengolahan
FABA adalah partikel halus (berupa abu) sisa hasil pembakaran batubara, abu
yang naik dan terbang disebut fly ash sedangkan yang tidak naik disebut bottom ash.
Sumber utama FABA berasal dari proses pembakaran batubara pada pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) dan proses pembakaran batubara pada boiler dan/atau
tungku pada industri. Dengan kata lain FABA adalah limbah karena merupakan
buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi pada industri.
Abu batu bara atau FABA harus dikelola “From Cradle to Grave” artinya
penghasil limbah WAJIB mengetahui limbah FABA yang dihasilkan siapa yang
mengangkut, diangkut kemana, dikelola di mana dan lain lain. Dalam pengelolaan
limbah pembakaran batubara di PLTU di mulai dengan proses pengangkutan abu
batubara yang kemudian ditampung menggunakan wadah penyimpanan limbah B3
fase padat dengan rentang ukuran butir 0,5-300 μm (nol koma lima sampai dengan
tiga ratus mikrometer) atau biasa disebut Silo. Kapasitas abu batubara di dalam Silo
harus dijaga pada level tertentu, bila melebihi level yang telah ditentukan, maka harus
dikeluarkan.
Proses selanjutnya adalah abu batubara pada PLTU Batubara Besar terlebih
dahulu dimasukkan kedalam Crusher atau alat penghancur untuk memperkecil
butiran, kemudian di lakukan uji solidifikasi dan paint filter sebelum diangkut ke
tempat pembuangan akhir dan di timbun. Selain itu, apabila ada pihak yang ingin

6
memanfaatkan abu batubara atau FABA harus mendapatkan izin pemanfaatan limbah
b3 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
2. Eliminasi
Proses eliminasi adalah proses pemisahan abu batubara atau FABA yang bisa
dimanfaatkan dengan yang tidak bisa dimanfaat oleh pihak ketiga. Abu batubara
umumnya tidak bisa dimanfaatkan secara langsung dan harus ditingkatkan dahulu
kualitasnya agar bisa dimanfaatkan kembali.
Kadar hilang bakar biasanya digunakan untuk menentukan berapa kadar bahan
mampu bakar (combustible matter) yang masih tertinggal dalam limbah. Makin tinggi
kadar hilang bakar maka makin rendah efisiensi pembakaran dan selanjutnya makin
rendah kualitas limbah pembakaran (untuk pemanfaatan). Artinya abu batubara
dengan kadar hilang yang tinggi memiliki kualitas manfaat yang rendah umumnya
akan di timbun sedangkan abu batubara dengan kualitas tinggi (kadar hilang rendah)
akan dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
3. Minimisasi
Minimisasi adalah upaya untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah
proses pembakaran batubara atau abu batubara kualitasnya sangat bervariasi di
lapangan. Kondisi ini tergantung pada proses pembakaran. Abu batubara dengan
kadar hilang yang rendah dapat di daur ulang dan dimanfaatkan untuk :
1. Produksi bahan bangunan seperti semen, bata, keramik dan paving.
2. Digunakan untuk pekerjaan bahan bangunan seperti produksi beton, mortar dll.
3. Konstruksi jalan termasuk untuk tanggul, perkerasan landasan dan trotoar.
4. Aplikasi pertanian termasuk sebagai bahan pembenah tanah, produksi pupuk
majemuk dan reklamasi lahan.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radioaktif ialah mampu memancarkan secara spontan dan terus menerus radiasi
partikel atau elektromagnetik. Polutan radioaktif terjadi karena batubara mengandung
unsur radioaktif alam yang terjebak dalam batubara. Polutan radioaktif tersebut dapat
menyebar ke lingkungan dan akan mempengaruhi kesetimbangan alam yang telah ada,
seperti menimbulkan hujan asam dan efek rumah kaca serta menyebabkan masalah
kesehatan pada manusia seperti memperbesar risiko hepatoma dan tiroid. Maka dari itu,
diperlukan manajemen pengolahan limbah batu bara yang tepat agar dapat meminimalkan
terjadinya risiko tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Akhyariansyah, D. (2017). Penentuan Radioaktivitas pada Abu Terbang Batubara dengan


Spektrometer Gamma Detektor HPGe.

Akhyariansyah, D. (2017). Penentuan Radioaktivitas pada Abu Terbang Batubara dengan


Spektrometer Gamma Detektor HPGe.

Alfiyan, M., & Akhmad, Y. R. STRATEGI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DI


INDONESIA DITINJAU DARI KONSEP CRADLE TO GRAVE.

Budiarti, R. (2012). Ketahanan Kimia Hasil Vitrifikasi Limbah Radioaktif dengan Glass Frits
Abu Batubara (Doctoral dissertation, Program Magister Ilmu Lingkungan Undip).

Damayanti, R. (2018). Abu batubara dan pemanfaatannya: Tinjauan teknis karakteristik


secara kimia dan toksikologinya. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 14(3), 213-
231.

Finahari, I. N., Salimy, D. H., & Susiati, H. (2007). Gas C02 dan Polutan Radioaktif dari Pltu
Batubara. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 9(1).

Jurnal, R. T. (2017). Pemanfaatan Limbah Pembakaran Batubara (Bottom Ash) Pada Pltu
Suralaya Sebagai Media Tanam Dalam Upaya Mengurangi Pencemaran
Lingkungan. Kilat, 6(2), 129-138.

Peraturan Kepala Badam Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7 Tahun 2013 TentangNilai Batas
Radioaktivitas Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3


dan Limbah Non B3. Di publikasi pada 5 April 2021.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

Susiati, H. (2005). Studi Potensi Peningkatan Paparan Unsur Radioaktif Alam Akibat
Pembakaran Batubara. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 7(2).

9
Yusmanan, W. M., & Winastri, P. D. (2018, October). SISTEM AKUNTANSI LIMBAH
TERPADU IRM DAN IEBE. In Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun
2017 (pp. 486-493). Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN-BATAN).

10

Anda mungkin juga menyukai