Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEDOKTERAN NUKLIR

LIMBAH RADIOAKTIF

Disusun oleh :
Devita Rizkania Indarsari P1337430214065
Didik Dwi Darmawan P1337430214037
Fauziatul Aulia Choirunnisa P1337430214043
Retno Novia Masithoh P1337430214039
Richo Ilham Ramadhan P1337430214042

Kelas: 2C
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
PRODI D-IV TEKNIK RADIOLOGI
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah Kedokteran Nuklir yang berjudul Limbah Radioaktif". Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Yeti Kartikasari, S.T, M.Kes selaku dosen mata kuliah Kedokteran Nuklir
2. Serta teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
3. Orang tua penyusun yang selalu memberikan dukungan dan doa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Semarang, Maret 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sintilasi ........................................................................................................ 3


2.2 Bahan Detektor Sintilasi................................................................................................. 3
2.3 Mekanisme Kerja Detektor Sintilasi ............................................................................... 3
2.4 Jenis-jenis Detektor Sintilasi .......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 7

3.2 Saran ................................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia pada bidang industri, kesehatan dan
penelitian semakin berjalan dengan perkembangan jumlah penduduk,
teknologi,pengetahuan, budaya, dll dan telah terbukti secara nyata memberikan kontribusi
yang berarti bagi masyarakat Indonesia. Di bidang kesehatan, tenaga nuklir berperan
dalam meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat antara lain untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian. Pendapatan Asli Daerah (PAD). Efisiensi proses
produksi yang tidak akan pernah mencapai 100 % berdampak dihasilkannya limbah padat,
cair, gas yang harus dikelola dengan bijaksana, artinya bahwa pengelolaan limbah
tersebut mampu mengoptimalkan tuntutan kepentingan dari berbagai pihak terkait,
terutama kepentingan masyarakat dan lingkungan hidup.
Mengingat kompleksnya permasalahan limbah maka sebelum terbentuknya limbah
hendaknya dilakukan tindakan-tindakan yang berorientasi pada upaya meminimalkan
terjadinya limbah yang dapat dilakukan melalui seleksi bahan baku, rekayasa proses dan
penerapan prinsip reuse, recycle dan recovery. Bidang radioekologi saat ini banyak
menarik perhatian para pecinta lingkungan, terutama berkaitan dengan masalah limbah
radioaktif. Limbah radioaktif selama ini tidak pernah dibuang ke lingkungan secara
sembarangan karena telah diatur dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
secara nasional dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku secara
internasional. Pengaturan limbah radioaktif dan paparan radiasi secara internasional
ditetapkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) dan International
Commission on Radiological Protection (ICRP) sedangkan di Indonesia diawasi oleh
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Salah satu prinsip utama pengelolaan limbah radioaktif adalah limbah radioaktif
tidak boleh menjadi beban bagi generasi mendatang, sebagian besar limbah radioaktif
yang tersimpan di PTLR (Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ) mempunyai umur yang
pendek sehingga diharapkan untuk waktu tidak terlalu lama menjadi bahan yang tidak
radioaktif, hanya sebagian kecil menpunyai usia yang panjang dari puluhan sampai ribuan
tahun. Untuk limbah usia panjang ini, PTLR telah mengembangkan teknologi
penyimpanan akhir, yaitu penyimpanan limbah dikedalaman tertentu dibawah tanah.
Teknologi penyimpanan akhir ini mirip dengan yang sudah diaplikasikan tidak

1
membahayakan generasi mendatang baik menggunakan model komputasi maupun analogi
kejadian alam.
2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari limbah radioaktif ?
b. Apa saja jenis-jenis limbah radioaktif ?
c. Apa saja sumber dari limbah radioaktif ?
d. Apa saja tahapan dalam pengelolaan limbah radioaktif ?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini :
a. Untuk mengetahui definisi dari limbah radioaktif
b. Untuk mengetahui jenis-jenis radioaktif
c. Untuk mengetahui sumber dari limbah radioaktif
d. Untuk mengetahui tahapan pengelolaan limbah radioaktif

2
BAB II
ISI

A. Definisi Limbah radioaktif


Limbah radioaktif adalah suatu bahan yang mengandung atau terkontaminasi
dengan radionuklida yang mempunyai konsentrasi atau aktivitas lebih besar dari
clearance level yang ditetapkan oleh badan pengawas dan diperkirakan tidak
digunakan lagi.
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan atau bahan serta peralatan yang
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir
atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion yang tidak dapat digunakan
lagi.( UU. No. 10 thn 1997)

Pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan


oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom
atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah
radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di
sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat
radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan
karsinogen tulang dan 131J. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan
karena radiasi yang dipancarakan memberikan efek yang tidak baik karena dapat
merugikan manusia terhadap kesehatan manusia.
Program pengolahan limbah radioaktif itu ditunjukkan untuk menjamin agar
tidak seorang pun akan menerima radiasi melebihi nilai batas maksimal yang
diizinkan terhadap hal-hal unik yang menguntungkan dalam rangka pengolahan
limbah radioaktif.:
1. Sifat fisika zat radioaktif yang selalu meluruh menjadi zat stabil (tidak
radioaktif lagi). Karena terjadi peluruhan, maka jumlah zat radiaktif akan
selalu berkurang oleh waktu. Sifat ini sangat menguntungkan karena cukup
hanaya menyimpan secara aman, zat radioaktif akan berkurang dengan
sendirinya.
2. Sebagian besar zat radioaktif yang terbentuk dalam keras reactor nuklir yang
umumnya memiliki waktu paro yang sangat pendek, mulai ordo beberapa detik
hingga beberapa hari. Hal ini menyebabkan peluruhan zat radioaktif yang
3
sangat cepat yang berarti menjadi pengurangan volume limbah yang sangat
besar dalam waktu yang relative singkat.
3. Saat ini berasil dikembangkan beberapa jenis alat ukuran yang sangat peka
terhaap radiasi. Dalam ukuran ini keberadaan radioaktif sekekcil apapun selau
dapat dipantau.
B. Jenis-Jenis Limbah Radioaktif
1. Limbah Radioaktif Gas
Limbah gas dapat berasal dari tambang uranium, pabrik pengolahan-
pemurnian-konversi uranium, operasi reaktor nuklir, dll. Hal yang patut
diperhatikan dalam pembuangan limbah radioaktif gas adalah aktivitas yang
dibuang, bukan konsentrasinya. Efek dari jumlah aktivitas yang dibuang
tergantung pada lokasi, tinggi cerobong gas, arah, dan kecepatan angin.
Berdasarkan standar IAEA, limbah radioaktif gas diklasifikasikan menjadi :

2. Limbah Radioaktif Padat


Jarum suntik bekas, alat gelas untuk zat radioaktif, binatang percobaan,
resin alat bekas pabrik pengolahan Uranium. Penanganan limbah radioaktif
padat lebih rumit dibanding penanganan limbah radioaktif cair, kesulitan
tersebut terletak pada cara penanganannya dan pengangkutannya.
3. Limbah Radioaktif Cair
Air cucian benda terkontaminasi, cairan zat percobaan, cairan dari
laboratorium dan pabrik pengolahan Uranium.

4
Menurut standar IAEA, limbah radioaktif cair diklasifikasikan menjadi:

Berdasarkan Aktivitasnya :
a. Aktivitas rendah (Low Level Waste-LLW): di atas tingkat aman (clearance
level) tetapi di bawah tingkat sedang yang tidak memerlukan penahan
radiasi selama penanganan dalam keadaan normal dan pengangkutan.
Contoh : limbah kedokteran nuklir untuk tujuan diagnostik.
b. Aktivitas sedang (Intermediate Level Waste - ILW): limbah radioaktif
dengan aktivitas di atas tingkat rendah tetapi di bawah tingkat tinggi yang
tidak memerlukan pendingin, dan memerlukan penahan radiasi selama
penanganan dalam keadaan normal dan pengangkutan.
Contoh : limbah litbang iptek nuklir, limbah teleterapi (Co-60; Cs-137
dll), limbah industri (Am-241; Co-60; Cs-137 dll)
c. Aktivitas tinggi (High Level Waste - HLW) : aktivitas di atas tingkat
sedang, yang memerlukan pendingin dan penahan radiasi dalam
penanganan pada keadaan normal dan pengangkutan, termasuk bahan
bakar nuklir bekas.
Contoh : bahan bakar bekas reaktor atau bahan bakar nuklir.
Batas atas tingkat aktivitas Limbah radioaktif tergantung pada tipe
radionuklida yang di kandung, fasilitas pengolahan, kadar tertinggi yang
diizinkan dibuang, ke lingkungan.

5
C. Sumber Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif umumnya berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir,
baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir,
maupun pemanfaatan nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit. Sumber
limbah radioaktif berasal dari :
1. Alam
Sumber radioakif ini memang sudah ada dialam seperti: pada tambang
Uranium, pasir thorium, bahan-bahan yang mengandung K-40. Lingkungan
kita sendiri sebenarnya telah mendapat radioaktif alam seperti dari tanah,
sinar cosmic (75 100 mrem/th) sebagai akibat dari peluruhan Uranium
dan Thorium.
2. Industri-industri yang memanfaatkan nuklir.
Material (bahan struktur) yang terkena radiasi sehingga menjadi mat
eri aktif atau materi yang berasal dari laboratorium riset yang menggunakan
radioaktif.
3. Bahan bakar bekas dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
D. Tahapan dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif
Pada dasarnya kegiatan pengelolaan limbah radioaktif meliputi tahapan :
1. Pengangkutan Limbah
Pengangkutan meliputi kegiatan pemindahan limbah radioaktif dari lokasi
pihak penghasil limbah menuju ke lokasi pengelolaan limbah PTLR. Kegiatan
pengangkutan harus memenuhi syarat-syarat keamanan dan keselamatan
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Terutama bila lokasi penghasil
limbah diluar kawasan PTLR diperlukan ijin Pengangkutan Limbah dari
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten). Sarana dan prasarana yang dipakai
pada kegiatan pengangkutan Limbah antara lain :
Alat angkut: truck, fork lift, crane, hand crane dan sebagainya
Transfer Cask / Kanister
Pallet.
Alat monitoring
Tanda bahaya radiasi dan tanda bahaya lainnya
Sarana keselamatan kerja

6
2. Pra-olah (Pengumpulan dan pengelompokan)
Praolah adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pengolahan agar
limbah memenuhi syarat untuk dikelola pada kegiatan pengelolaan berikutnya:
Pengelompokan sesuai dengan jenis dan sifatnya.
Preparasi dan analisis terhadap sifat kimia, fisika dan kimia fisika serta
kandungan radiokimia
Menyiapkan wadah drum, plastik, lembar identifikasi dan sarana lain yang
diperlukan
Pewadahan dalam drum 60, 100, 200 liter atau tempat yang sesuai
Pengepakan untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan
Pengukuran dosis paparan radiasi
Pemberian label identifikasi dan pengisian lembar formulir isian
Pengeluaran dari hotcell
Penempatan dalam kanister sehingga memenuhi kriteria keselamatan
pengangkutan
Sarana dan prasarana yang dipakai dalam kegiatan Praolah antara lain :
Drum 60 liter / 100 liter
Plastik pelapis bagian dalam drum
Lembar identifikasi dan lembar isian
Alat monitor radiasi
Alat pengepakan
Kanister
Sarana keselamatan kerja
3. Pengolahan
Dalam tahap pengolahan terdapat tiga prinsip :
Pengenceran dan pembauran (dilute and disperse) : terutama limbah cair
tingkat rendah dan sedang yang mempunyai sifat mudah larut / tersebar
dalam air.
Penangguhan dan peluruhan (delay and decay) : radionuklida kehilangan
keradioaktifannya melalui peluruhan waktu paro pendek dan limbah cair,
padat, gas
Pengonsentrasian dan pengungkungan ( concentration and contain) :
sebagian besar radioaktivitas yang ditimbulkan oleh LRA harus

7
dipisahkan/ diisolasikan dari lingkungan manusia dan radionuklida yang
mempunyai waktu paro sedang sampai tinggi. Limbah harus dikungkung
waktu yang lama.

Limbah cair yang tidak bisa dibakar diolah dengan cara evaporasi
untuk mereduksi volumenya. Konsentrat hasil evaporasi dikungkung
dalam shell beton dengan campuran semen. Bila limbah cair bersifat
korosif maka limbah diolah secara kimia (chemical treatment)
sebelum disementasi.
Limbah padat termampatkan, proses reduksi volumenya dilakukan
dengan cara kompaksi. Limbah padat dimasukkan dalam drum 100L untuk
dikompaksi, selanjutnya dimasukkan dalam drum 200L Setelah pengisian
batu koral, hasil kompaksi selanjutnya disementasi dalam drum 200L.
Limbah padat tak terbakar dan tak termampatkan pengolahannyad
imasukkan secara langsung dengan cara sementasi dalam shell
beton 350L/950L. Proses imobilisasi atau proses kondisioning
dilakukan dengan menggunakan shell beton 350 liter, 950 liter, drum beton
200 liter dan drum 200 liter dengan bahan matriks campuran semen basah.
Limbah gas, dilakukan penyaringan menggunakan filter sebelum dibuang
ke udara. Untuk menunjang kegiatan proses pengolahan ini diperlukan
suatu koordinasi kerja yang terpadu, terdiri dari proses, penunjang sarana,
keselamatan, laboratorium dan administrasi.

8
4. Penyimpanan sementara
Penyimpanan sementara (Interim Storage) dilakukan sebelum dan
sesudah limbah diolah dan merupakan transit sebelum dikirim ke
penyimpanan lestari. kemasan limbah memenuhi kualitas keselamatan tidak
memberikan kontaminasi internal maupun eksternal.

Fasilitas pengolahan secara kimia


5. Penyimpanan Lestari
Penyimpanan lestari dari limbah secara aman adalah tujuan akhir
dari pengelolaan limbah radioaktif dan banyak fihak didunia belum dapat
menemukan pembuangan lestari yang dapat diterima oleh semua pihak.
Penyimpanan lestari dapat mengambil lokasi di samudra, sungai, da
nau, daratan atau dalam bumi. Pembuangan di dalam perut bumi merupakan
cara yang termurah, sekaligus memberi perisai yang aman.

Contoh tempat penyimpanan lestari

9
Tabel Perbedaan Penyimpanan Bahan Bakar Nuklir Bekas

Penyimpanan Sementara
Penyimpanan Lestari
Bahan Bakar Nuklir Bekas
Lokasi bebas banjir dan
Lokasi bebas banjir
terhindar dari erosi
Lokasi tahan terhadap gempa
Tahan terhadap gempa dan memenuhi karakteristik
materi bumi dan sifat kimia air
Didesain sehingga terhindar Didesain sehingga terhindar
dari kekritisan dari terjadinya kekritisan
Dilengkapi dengan sistem
Dilengkapi dengan peralatan
pemantau radiasi dan
proteksi radiasi
radioaktivitas lingkungan
Dilengkapi dengan penahan Dilengkapi dengan sistem
radiasi pendingin
Dilengkapi dengan sistem Dilengkapi dengan sistem
proteksi fisik penahan radiasi
Dilengkapi dengan sistem
proteksi fisik
Dilengkapi dengan sistem
Memenuhi distribusi populasi
pemantau radiasi
penduduk dan tata wilayah
sekitar lokasi penyimpanan

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Limbah radioaktif adalah suatu bahan yang mengandung zat
radionuklida yang disebakan oleh aktifitas pada instalasi kedokteran
nuklir.
2. Jenis limbah radioaktif meliputi:
a. Limbah radioaktif gas
b. Limbah radioaktif padat
c. Limbah radioaktif cair
Berdasarkan aktivitasnya dapat dibedakan menjadi
a. Aktivitas rendah
b. Aktivitas sedang
c. Aktivitas tinggi
3. Suber radioaktif, terdiri dari:
a. Alam.
b. Industri-industri yang memanfaatkan nuklir.
c. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
4. Tahapan dalam pengolahan limbah radioaktif
a. Pengangkutan limbah
b. Pra-olah (Pengumpulan dan pengelompokan)
c. Pengolahan
d. Penyimpanan sementara
e. Penyimpanan lestari
B. Saran
Pengolahan limbah harus sesuai prosedur yang berlaku karena mengandung
zat radioaktif yang sangat berbahaya bagi lingkungan khususnya bagi orang
sekitar. Karena radiasi yang terkandung pada zat radioaktif dapat mengionisai
tubuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://anan-dk.blogspot.co.id/2011/10/klasifikasi-dan-karakterisasi-limbah.html
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8
&sqi=2&ved=0ahUKEwjf8e_9cLLAhWNCI4KHSkCAaYQFghWMAk&url=http%3
A%2F%2Fansn.bapeten.go.id%2Ffiles%2F26-1.pdf&usg=AFQjCNFPKPx5A
https://nismalasarifisika.wordpress.com/2015/06/11/makalah-limbah-nuklir/html
http://nuradhimah.blogspot.co.id/2014/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://www.batan.go.id/ptlr/11id/?q=content/pengelolaan-limbah-radioaktif
http://anan-dk.blogspot.co.id/2011/10/limbah-radioaktif.html

12

Anda mungkin juga menyukai