Anda di halaman 1dari 13

Makalah Proteksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Paparan Radiasi

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dibina oleh :

Sari Candra Dewi, SKM, M.Kep

Disusun Oleh:

1. Hana Ni’mah Faridah (P07120318007)


2. Rizki Siti Hidayah (P07120318019)
3. Bunga Alam Syafira (P07120318027)
4. Lucy Perlita Putri M. (P07120318030)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat serta hidayah-
Nya sehingga makalah Keselamatan, dan Kesehatan Kerja Anestesi (K3 Anetesi) dengan
judul “Proteksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dari Paparan Radiasi” dapat diselesaikan
dengan baik.

Kami ucapkan terimakasih kepada segala pihak atas segala bantuan baik materi
maupun pikiran yang telah diberikan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini ke
depannya.

Yogyakarta, 22 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii
Daftar isi....................................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 1
D. Manfaat .......................................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Radiasi ...........................................................................................................
B. Dampak Berbahaya Terkena Paparan Sinar Radiologi ...................................................
C. Persyaratan Proteksi Pekerja di Bagian Radiologi ..........................................................
D. Peralatan Protektif Radiasi di Unit Radiologi................................................................
E. Pencegahan dan Cara Mengatasi Bahaya Paparan Sinar Radiasi.................................
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan instrumen yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari
bahaya akibat kecelakaan kerja. Dalam suatu sistem K3 di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi untuk mencegah dan mengurangi Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan
Penyakit Akibat Kerja (PAK) sehingga dapat terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif, maka dilaksanakanlah suatu sistem yang merupakan hak asasi
yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan
kerja (zero accident). Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 100. Jika memperhatikan isi dari pasal tersebut maka jelaslah
bahwa Rumah Sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman
bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan.
Berbagai unit ada di rumah sakit, seperti unit gawat darurat, rawat jalan (poli
umum dan poli spesialis), rawat inap (ICU/Intensive Care Unit, rawatan umum,
rawatan isolasi), penunjang (teknik,farmasi, hemodialisa, fisioterapi, laboratorium dan
radiologi). Radiologi merupakan sarana penunjang di rumah sakit yang menggunakan
dan memanfaatkan peralatan jenis radiasi peng-ion. Disamping bermanfaat sinar-X
juga menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja radiasi maupun masyarakat
sekitar. Berbagai dampak dapat terjadi jika tubuh terpapar radiasi menurut studi
intensif yang dilakukan para ahli biologi radiasi (radiobiology), karena hal tersebut
kami ingin mengetahui gambaran sistem manajemen keselamatan radiasi bagi para
pekerja terhadap resiko bahaya radiasi yang diterima. Karena merupakan suatu usaha
untuk mengurangi atau meminimalisir sekecil mungkin pajanan radiasi yang diterima,
serta merupakan upaya dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja,
serta kesejahteraan pekerja radiasi yang merupakan salah satu faktor penunjang dalam
peningkatan produktifitas dan pelayanan mutu Rumah Sakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut :
a. Apa pengertian Radiasi?
b. Apa saja dampak berbahaya dari terkena paparan sinar Radiasi?
c. Apa saja persyaratan proteksi yang harus dipenuhi oleh pekerja di bagian
Radiologi?
d. Apa saja peralatan protektif radiasi yang harus dipersiapkan di unit Radiologi?
e. Bagaimana cara pencegahan dan cara mengatasi bahaya paparan sinar Radiasi ?

C. Tujuan
a. Untuk memahami pengertian Radiasi
b. Untuk mengetahui dampak bahaya dari terkena paparan sinar radiologi
c. Untuk mengetahui persyaratan proteksi yang harus dipenuhi oleh pekerja di
bagian Radiologi
d. Untuk mengenal peralatan protektif radiasi yang harus dipersiapkan di unit
radiologi
e. Untuk mengetahui cara pencegahan dan cara mengatasi bahaya paparan sinar
Radiasi.

D. Manfaat
Penulis mengharapkan makalah tentang “Proteksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dari Paparan Radiasi” ini dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Penulis
Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatn Kerja (K3) oleh
dosen Ibu Sari Candra Dewi, SKM, M.Kep.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menjadikan makalah ini sebagai tambahan materi dan
referensi agar pengetahuannya lebih luas, terutama bagi mahasiswa STr.
Keperawatan Anestesiologi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi.
Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya
adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven),
komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan
muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan
handphone.
Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana energi dilepaskan oleh
atom-atom. Radiasi ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni Radiasi
korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu pancaran atau aliran dari atom-atom
dan atau partikel-partikel sub-atom, yang mempunyai kemampuan untuk
memindahkan energi geraknya atau energi kinetiknya (kinetic energy) ke bahan-
bahan yang mereka tumbuk/bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu pancaran
gelombang (gangguan medan elektris dan magnetis) yang bisa menyebabkan
perubahan struktur dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya (medium).
Ada dua sumber utama sumber radiasi di dunia ini, yaitu sumber radiasi alami
dan sumber radiasi buatan. Radiasi alami merupakan radiasi yang telah ada di bumi
ini dengan sendirinya tanpa campur tangan manusia. Radiasi alami terdiri atas radiasi
kosmik - radiasi yang berasal dari luar angkasa termasuk matahari, radiasi primordial
- radiasi yang berasal dari dalam bumi sendiri, dan radiasi interna - radiasi yang telah
ada di dalam tubuh manusia sejak dilahirkan, dan juga yang masuk ke dalam tubuh
manusia secara ingesi (penelanan), inhalasi (penghirupan), atau luka terbuka. Radiasi
buatan adalah sumber radiasi yang dengan sengaja dibuat oleh manusia untuk
berbagai kepentingan, termasuk kepentingan militer (senjata nuklir), kedokteran
(radiodiagnostik, radio terapidan kedokteran nuklir), pembangkitan listrik (PLTN),
dan lain-lain.
B. Dampak Berbahaya dari terkena paparan sinar radiasi
Efek radiasi pada penelitian ternyata tidak semua sel mempunyai kepekaan
yang sama terhadap radiasi. Borgonie dan Tribondeu mendapatkan bahwa
radioaktivitas berbanding terbalik dengan derajat diferensial dan berbanding lurus
dengan kapasitas reproduksi. Dengan demikian jaringan yang sel-selnya aktif
membelah mempunyai kepekaan yang relatif tinggi terhadap radiasi, adalah sel-sel
darah putih, sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang merah, sel-sel epitel kulit
dan selaput lendir, sel-sel pembentuk sperma dan telur.
Darah putih merupakan komponen selular darah yang tercepat mengalami
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlahh sel.
Komponen selular darah yang lain (butir pembeku dan darah merah) menyusul setelah
sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih
dapat memproduksi sel-sel darah, sedangkan pada dosis yang cukup tinggi akan
terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian. Akibatnya penekanan
aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi akan menderita
kecendrungan pendarahan dan infeksi, anemia dan kekurangan haemoglobin.
Gangguan kesehatan dalam bentuk apapun merupakan akibat dari paparan
radiasi yang bermula dari interaksi antara radiasi dengan sel maupun jaringan tubuh
manusia. Akibat interaksi itu sel-sel dapat mengalami perubahan struktur
Menurut Akhadi ( 1997 ), berdasarkan proses berlangsungnya ada dua jenis
penyinaran terhadap tubuh manusia yaitu :
1. Efek biologi seketika, yaitu efek yang kemunculannya kurang dari satu tahun sejak
terjadinya penyinaran. Penyinaran akut melibatkan dosis tinggi.
2. Efek tertunda yaitu penyinaran oleh eadiasi dosis rendah namun berlangsung terus
menerus. Penyinaran ini biasanya tidak segera menampakan efeknya.
Komisi Nasional untuk Perlindungan Radiasi ( IRCP ) membagi efek radiasi
pengion terhadap tubuh manusia menjadi dua yaitu :
1. Efek Stokastik Berkaitan dengan paparan dosis rendah yang
dapat muncul pada manusia dalam bentuk kanker ( kerusakan
somatik ) atau cacat pada keturunan ( Kerusakan genetik ).
Yang dimaksud radiasi dosis rendah dosis radiasi dari 0,25
sampai dengan 1.000 mSv. Dalam efek stokastik tidak dikenal
adanya dosis ambang. Jadi sekecil apapun dosis radiasi yang
diterima tubuh adakemungkinan menimbulkan kerusakan
somatik maupun genetik
2. Efek Deterministik Berkaitan dengan paparan radiasi dosis
tinggi yang kemunculannya dapat langsung dilihat atau
dirasakan individu yang terkena radiasi. Efek tersebut dapat
muncul seketika hingga beberapa minggu setelah penyinaran.
Efek ini mengenal adanya dosis ambang, jadi hanya radiasi
dengan dosis tertentu yang dapat menimbulkan efec
deterministik radiasi dibawah dosis ambang tidak akan
menimbulkan efek deterministik sebagai contoh adalah
erythema kulit ( kulit merah ) karena teerpapar radiasi sebesar
3.000 – 6.000 mSv, atau kerontokan rambut yang disebabkan
oleh paparan radiasi sebesar 6.000 – 12.000 mSv.
Kemunculan efek ini juga ditandai dengan munculnya keluhan baik umum
maupun lokal. Keluhan umum berupa : nafsu makan berkurang, mual, lesu, lemah,
demam, keringat berlebihan hingga menyebabkan shock. Beberapa saat kemudian
timbul keluhan yang lebih khusus yaitu nyeri perut, rambut rontok, shock bahkan
kematian. Sedangkan keluhan lokal yang biasa muncul adalah erythema kulit, pedih,
gatal, bengkak, melepuh, memborok, dan kerontokan rambut kulit.
Beberapa efek deterministik lainnya yang dapat muncul akibat paparan radiasi
dosis tinggi pada manusia adalah :
a. Penerimaan dosis radiasi 100.000 mSv ( 100 mSv ) mengakibatkan kerusakan
sistem saraf pusat yang diikuti dengan kematian setelah beberapa jam.
b. Penyinaran dosis radiasi 10 – 50 mSv mengakibatkan kerusakan saluran
pencernaan dan dapat mengakibatkan kematian 1 -2 minggu.
c. Dosis radiasi 3 – 5 mSv mengakibatkan kerusakan pada organ pembentukan sel
darah merah pada sumsum tulang belakang yaitu dengan kematian setelah 1 – 2 bulan.
d. Efek somatik pada organ reproduksi adalah terganggunya produksi sperma pada
pria dan kerusakan ovum pada wanita sehingga mengakibatkan kemandulan.
e. Radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa mata sehingga mengakibatkan
katarak dengan dosis 2 – 5 mSv.
C. Persyaratan Proteksi
Beberapa persyaratan proteksi yang harus dipenuhi oleh para pekerja di bagian
Radiologi yaitu :
a. Pelaksanaan radiologi kepada pasien untuk keperluan diagnostik harus
diberikan oleh dokter dalam bentuk surat rujukan atau konsultasi
b. Justifikasi penggunaan pesawat sinar-X harus berdasarkan rekomendasi dari
dokter
c. Limitasi dosis pada pekerja instalasi radiologi masih dibawah NBD yaitu 10
mrem
d. paparan nol terhadap masyarakat sekitar
e. Pekerja instalasi radiologi menggunakan film badge ketika bekerja
f. bekerja sesuai dengan SOP
g. dosis radiasi yang digunakan pada orang dewasa untuk membentuk radiografi
adalah sekitar 0.06 mSv
D. Peralatan Protektif
Peneliti menganalisis, dalam melakukan aktifitas kerjanya pekerja radiasi
wajib menggunakan alat pelindung diri saat kondisi paparan radiasi yang dihasilkan
pesawat sinar-X cukup tinggi. Salah satu pemeriksaan yang mewajibkan pekerja
radiasi menggunakan alat pelindung diri (APD) adalah pemeriksaan khusus, disini
radiografer berada dekat dengan sumber radiasi. Untuk itu unit radiologi wajib
menyediakan kelengkapan alat pelindung diri bagi pekerjanya, sebagai salah satu cara
meminimalisir dampak dan efek radiasi yang diterima pekerja.
a. Apron
b. Buah tabir
c. Shielding
d. Kaca mata Pb
e. Sarung tangan Pb
f. Pelindung tiroid
g. Pelindung gonad
E. Cara pencegahan dan cara mengatasi bahaya paparan sinar Radiasi

Higine Industri Higiene industry, adalah perpanduan ilmu (science) dan seni
(art), dalam usaha mengantisipasi, pengenalan atau rekoknisi, evaluasi dan
mengontrol faktor-faktor lingkungan yang timbul di atau dari tempat kerja, yang
mungkin mengakibatkan sakit,gangguan kesehatan atau rasa kenyamanan dan
menyebabkan menurunnya efisiensi kerja diantara para pekerja.
1. Antisipasi
Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risikodi
tempat kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri
ditempat kerja. Mengidentifikasi daerah-daerah kritis atau bagian- bagian dalam
rencana dianggap lemah atau menurut dugaan kemungkinan terjadinya
penyimpangan adanya resiko bahaya yang lebih besar. Dengan chek list dan
monitoring akanmendapatkan data atau sumber-sumber informasi tersebut, bahaya
dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi
membahayakan kesehatan dan keselamatan. Sumber- sumber informasi
untukmendapatkan suatu identifikasi bahaya, yaitu melalui :
a. Material Safety Data Sheets (MSDS)
b. Data satistik kecelakaan yang bersifat nasioanal atau sektoral
c. Industrial Chemical Notification and Assessment Scheme (ICNAS),
d. Cheklist
e. Job Hazard Analysis (JHA) atau Job Safety Analysis/JSA ( metode observasi,
diskusi, review)
f. Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
g. Hazard Operability Study (HAZOP)
2. Rekognisi
Rekognisi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya
lebih detil dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang
sistematis sehingga dihasilkan suatu hasil yang objektif dan bisa
dipertanggung jawabkan. Penilaian resiko dimulai dari perkiraaan :
a. Potensi resiko bahaya
b. Jenis bahaya dan besarnya resiko
c. Jumlah dan karakteristik tingkat pemaparan, dan
d. Dampak terhadap lingkungan
3. Evaluasi
Ada dua macam evaluasi bahaya, yaitu evaluasi pemaparan (exposed) udara
lingkungan kerja dan evaluasi pemaparan biologi. Sedangkan tujuan evaluasi
bahaya, yaitu pemaparan terhadap bahan-bahan berbahaya ditempat kerja atau di
lingkungan kerja adalah ingin mengetahui apakah tingkat pemaparan yang sedang
berjalan masih dibawah dari nilai batas pemaparan yang diperbolehkan oleh
perundang-undangan.
Di Indonesia perihal batas pemaparan dituangkan dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang
Batas (NAB) faktor fisika dan faktorkimia di tempat kerja. Istilah nilai ambang
batas sama dengan Threshold LimitValues (TLV), dalam kepustakaan bahasa
Inggris di negara- negara antara lain Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Eropa,
Australia dan Jepang.
Efek Deterministik (Non Stokastik) dapat terjadi akibat penyinaran lokal
maupun menyeluruh sehingga sejumlah cukup banyak sel mati dan tidak dapat
dikompesasikan oleh pembelahan sel yang masih hidup. Di samping efek yang
mematikan sel, radiasi dapat merusak jaringan dengan cara menimbulkan reaksi
peradangan yang mempengaruhi permeabilitas sel dan jaringan, mempengaruhi
migrasi alamiah sel pada alat tubuh yang sedang berkembang, atau efek tak
langsung melalui organ lain (misalnya penyinaran pada hipopisis akan
mempengaruhi fungsi kelenjar endokrin yang lain).
4. Kontrol
Menerapkan metode untuk menghilangkan atau mengurangi paparan sehingga
menghilangkan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja.
a. Faktor WaktuBesar Dosis atau tingkat paparan radiasi yang diterima seseorang
yangsedang bekerja dengan laju dosis tertentu berbanding lurus dengan
lamawaktu ia berada ditempat itu
b. Faktor Penahan Radiasi (Perisai)Proses atenuasi sinar-X terutama apabila
mempunyai berkas sinar sempitdalam bahan pelindung sebagai bahan
penyerap bersifat eksponensial . LajuDosis radiasi sinar-X disuatu titik setelah
melalui bahan penyerap
BAB III
PENUTUP
A. KESIMUPLAN
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Petugas radiologi adalah salah satu pekerja kesehatan yang secara
langsung terkena dampak paparan sinar radiasi tersebut.
Beberapa cara pencegahan dan cara mengatasi bahaya paparan sinar
radiasi yaitu dengan cara mengantisipasi (penerapan higiene industri), rekognisi
(memahami bahaya lebih detail), evaluasi (lakukan evaluasi pada kegiatan yang
resiko menimbulkan bahaya), dan kontrol (menerapkan metode untuk
menghilangkan atau mengurangi paparan).
B. SARAN
Petugas radiologi dalam setiap melakukan tindakan radiologi, diharapkan dapat
meminimalkan radiasi yang dipakai agar dapat mengurangi radiasi hambur yang
didapat oleh pasien dan petugas radiologi itu sendiri. Selalu gunakan Alat
Pelindung Diri (APD) untuk meghindari dampak dan bahaya yang berkelanjutan
dari paparan sinar radiasi.
DAFTAR PUSTAKA

Samosir Hendrik, Ilyas Safruddin. Pengaruh Paparan Radiasi Terhadap Petugas


Brachtherapy Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Diambil dari :
https://media.neliti.com/media/publications/221241-pengaruh-paparan-radiasi-terhadap-

petuga.pdf (30 Oktober 2019)


Sandi Ira. Pengendalian Bahaya Radiasi Di Ruangan Radiologi. Diambil dari :
https://www.academia.edu/7524437/PENGENDALIAN_BAHAYA_RADIASI_DI_RUANGAN
_RADIOLOGY (30 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai