Sebagai penulis tiada kata yang pantas untuk di ucapkan selain rasa syukur
dan terima kasih yang tak terhingga kehadirat Allah SWT atas anugerah yang
telah diberikannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini yang
Sangat disadari makalah ini diselesaikan hanya dengan petunjuk dari Allah
SWT, penulis juga menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
2. Orang tua yang memberikan bantuan secara moril dan materil serta
i
Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga karya tulis ini dapat
radiologi, penulispun mengharapkan agar karya tulis ini juga dapat menjadi
Wassalam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
b. Proyeksi ................................................................................... 6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai salah satu tonggak sejarah yang paling penting untuk saat itu. Ilmu
Radiologi adalah bagian dari ilmu kedokteran yang memiliki peranan penting
pemeriksaan ekstremitas bawah dalam hal ini ankle joint yang bertujuan
untuk memberikan gambaran struktur, fisiologi dan patologi dari ankle joint.
Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi agar gambar tampak lebih jelas dan
yang sering kita temui di unit radiologi adalah pemeriksaan ankle joint
dengan proyeksi antero posterior (AP) dan lateral namun untuk memperjelas
iv
gambaran radiograf dari ankle joint khususnya proyeksi AP digunakan
pemeriksaan ankle joint maka dibuatlah tugas ini dengan judul TEKNIK
sebagai berikut :
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
4. Penulis berharap tugas ini dapat bermanfaat umumnya bagi pembaca dan
penulis khususnya.
v
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Sendi pergelangan kaki (ankle joint) juga adalah sendi engsel yang
sendi) dan ekstensi (gerakkan membuka sendi) atau lebih biasa disebut
tulang dan ligamen. Persendian utama yang berada diantara talus dan
cekungan tibia. Talus yang berbentuk seperti pelana kuda sangat pas
keharmonisan dari tibiotalar joint ini akan mengurangi kontak area dan akan
vi
membebani articular cartilago hal ini yang akan menyebabkan adanya
arthrosis.
4.2. Patologi
sendi. Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser
mengalami dislokasi.
vii
Interpretasi Radiograf dari Beberapa Kasus Pada Foto Ankle Joint
Tampak fraktur pada medial malleolus. Fraktur ini dapat disebut avulsion fraktur.
terjadi cidera, kaki berada pada posisi pronasi. Oleh karena itu cidera seperti ini
Pada foto disamping, tampak fraktur transversal yang memanjang dari lateral
Pada foto disamping, tampak erjadi dislokasi pada ankle joint akibat fraktur pada
viii
4.3. Teknik Posisi
1. Pesawat Rotgen
2. Tabung sinar-x
3. Screen (18 cm x 24 cm )
4. Kaset (18 cm x 24 cm )
5. Film (18 cm x 24 cm )
6. Marker
7. Aprone
b. Proyeksi
tersebut.
ix
ruptur pada ligamen. Jadi posisi pasien yang erect
berlangsung.
FFD : 90 cm
x
bagian samping dari ankle joint. Medial malleolus merupakan
tonjolan yang bisa terasa pada sisi bagian dalam ankle joint
- Ossa Pedis tidak jelas terlihat, hanya talus yang jelas terlihat.
xi
2 . Proyeksi Lateral
FFD : 90 cm
xii
CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset.
tibiafibular joint)
xiii
3. Proyeksi Mortise View
xiv
CR : Central Ray diarahkan tegak lurus vertikal terhadap kaset
malleolus
Perbedaa foto antara foto ankle joint proyeksi AP dan Mortise View
xv
Pada perbandingan foto di atas dapat dilihat bahwa foto ankle joint proyeksi AP
mengalami overlap pada daerah lateral malleolus. Pada foto proyeksi mortise
view, tampak dengan jelas space dari persendian di ankle joint pada sisi medial
disebut juga final proses akhir karena processing room merupakan rangkaian
1. Mengisi/mengosongkan kaset
5. Silver recovery
xvi
Penerangan dalam Processing Room
- Lampu pijar
- Lampu neon
4. Cassette Hatch , alat bantu transport kaset yang dipasang pada pembatas
xvii
6. Cupboard, tempat penyimpanan film dalam jumlah kecil untuk
7. Penerangan
8. Hanger film
10. Termometer
11. Timer
Sirkulasi Air
Sirkulasi air dialam kamar gelap harus selalu mengalir supaya kebersihan air
dalam kamar gelap terus terjaga kebersihannya dan pada film tidak
dari sisa-sisa developer dan fixer, dengan demikian cairan yang terbawa air
Transpor Film
1. Transfor film :
2. Ban berjalan
xviii
4.5. Proses Pencucian dan Pengolahan Film
a. Manual Processing
1. Pembangkit (developer)
Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang
developer, bila cairan dalam keadaan baik (baru) waktu yang dibutuhkan
dibutuhkan akan lebih lama disbanding cairan baru. Pada umumnya teori
xix
(dichroic fog) sehingga foto hasil tidak memuaskan. Proses yang terjadi
3. Penetapan (fixing)
oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film sehingga tidak
ada perubahan pada bayangan foto,. Pada proses ini juga diperlukan
air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.
5. Pengeringan (drying)
pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil
akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas
xx
dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak. Cara yang paling
b. Automatic processing
Fungsi dari pada APF adalah mencuci film hasil foto secara
dan air kemudian dikeringkan dengan elemen sehingga film lebih cepat
kering.
dengan tiga cairan yaitu Fixer, Developer, dan air proses pencetaan film
cetak film pada mesin ini dibantu oleh motor yang berfungsi sebagai
xxi
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ankle joint adalah persendian yang paling sering mengalami cidera pada
orang dewasa. Pemeriksaan ankle jaoint dilakukan dengan tiga cara yaitu
dengan proyeksi AP, Lateral dan Mortise View yang akan memperlihatkan
mortise view lebih nampak jelas posisi ankle joint sehingga memudahkan
2. Saran
akurat.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/10/processing-room-kamar-gelap.html
http://puskaradim.blogspot.com/2010/06/proses-film-radiografi-secara.html
http://portalradiografi.web.id/berita-107-perkembangan-ilmu-radiologi.html
http://nova-rahman.blogspot.com/2008/08/teknik-radiografi-ankle-mortise-
view.html
xxiii