Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK RADIOGRAFI 2
TEKNIK PEMERIKSAAN CRANIUM UMUM

DISUSUN OLEH :
1. Ika Candra Rini (P1337430316006)
2. Alvareza Diah Puspitasari (P1337430316012)
3. Evi Isnatul Janah (P1337430316018)
4. Wisnu Agung Haris Alvianto (P1337430316036)
5. Andika Wibowo (P1337430316038)
6. Melawati Fazri Nur Rahmat (P1337430316046)
7. Atikah Nur Syifa Aziz (P1337430316050)
8. Dani Sartika Dewi (P1337430316060)
9. Muhammad Afif Bakhtiar (P1337430316068)
10. Nur Istiqmal (P1337430316070)
11. Ambar Sari (P1337430316074)

PRODI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
I. JUDUL : Pemeriksaan Cranium Umum
II. LATAR BELAKANG :
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Teknik Radiografi 2. Selain itu
untuk mengetahui, memahami dan dapat mengaplikasikan proyeksi – proyeksi beserta
teknik pemeriksaan Cranium Umum. Teknik radiografi Cranium Umum dilakukan
karena terjadi indikasi tertentu, semisal Trauma, Corpus alienum, Tumor dan Fraktur
III. TUJUAN :
1. Mengetahui, memahami dan menganalisis anatomi fisiologi Cranium Umum
2. Mengetahui dan memahami indikasi – indikasi dilakukan pemeriksaan
Cranium Umum
3. Mengetahui, memahami dan mengaplikasikan proyeksi – proyeksi yang
digunakan dalam pemeriksaan Cranium Umum
4. Untuk memahami dan mengaplikasikan teknik – teknik pemeriksaan Cranium
Umum
5. Dapat membaca dan menganalisis radiograf Cranium Umum
IV. DASAR TEORI
Tulang tengkorak (Cranium) merupakan tulag pelindung otak yang sangat
diperlukan agar sistem koordinasi tubuh kita masih berfungsi secara normal. Tulang
cranium terbagi dalam dua bagian yaitu tulang neurocranium (tulang – tulang cranial)
dan vicerocranium (tulag – tulang fasial). Skull adalah pondasi untuk jaringan/tisu
lembut dari muka dan kepala. Cranium adalah bagian dari tengkorak yang melindungi
otak. Kedelapan tulang cranium akan fusion saat dewasa.
Landmark pada pemeriksaan cranium

Indikasi dilakukannya pemeriksaan cranium umum antara lain fraktur yaitu


terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luas traumanya
(Lukman, Nurmaningsih.2009); tumor yaitu pertumbuhan sel – sel tubh ynag
abnormal; trauma yaitu istilah umum yang menggambarkan semua jenis cidera yang
memengaruhi tulang, persendian, otot, tendon, dan ligamen disetiap bagian tubuh dan
biasanya berkenaan dengan keretakan tulang atau patah tulang berat yang
memengaruhi kehidupan pasien secara langsung; sedangkan corpus alineum yaitu
istilah yang sering digunakan di dunia medis tentang benda asing di dalam tubuh atau
dengan kata lain masuknye menda asing di dalam tubuh

V. ALAT DAN BAHAN


1. Pesawat sinar-X
2. Kaset radiografi ukuran 24 X 30 cm
3. Marker R dan L
4. Softbag dan sandbag
5. Phantom
6. Grid

VI. PROSEDUR KERJA


Persiapan pasien :
Lepas benda-benda yang sekiranya akan mengganggu gambaran radiograf seperti
anting, dll. Pakaikan pada pasien apron atau pelindung.
Persiapan alat :
 Pesawat sinar-X (faktor eksposisi : kV, mA, S dan kondisi pesawat)  dan
tempat atau meja pemeriksaan.
 Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa ukuran 10 x 12
inchi (24 x 30 cm) 
 Marker (pemberi tanda R :right, L :left) 
 Alat fiksasi (mencegah pergerakan objek seperti : sand bag, spoon, dsb)
 GRID, agar detail gambar yang didapatkan lebih jelas.

1. PROYEKSI AP
 Posisi Pasien : Posisi pasien supine
 Posisi objek :
- Atur MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan
- Tangan diposisikan relaks di samping tubuh pasien
- Dagu ditundukkan sehingga OML tegak lurus kaset.
- Mengusahakan tidak ada rotasi pada kepala
- Memastikan MSP kepala dan OML tegak lurus kaset
 CR : vertikal tegak lurus terhadap kaset
 CP : glabela
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30 ,
 Eksposi: Respirasi : tahan napas

 Kriteria radiograf :
o Tampak persamaan jarak antara tepi cranium dengan fossa
orbital di kedua sisinya. Menunjukan MSP tepat di tengah
kaset.
o tampak Petrous ridge simetris
o Tampak Os. Frontal, os maxilaris, os zygomaticum, os
mastoideus, os parietale
o Fossa orbitalis dan fossa nasalis tampak
o Petrous pyramids tampak menutupi 2/3 dari fossa orbita.
Menunjukan OML tegak lurus kaset.
2. PROYEKSI AP AXIAL (TOWNE METHOD)
 Posisi pasien : Pasien supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua
tangan diletakan disisi tubuh pasien
 Posisi objek :
- MSP tubuh diatur tepat dipertengahan meja pemeriksaan.
- Dagu ditundukan sehingga OML tegak lurus kaset.
- Jika tidak memungkinkan maka aturlah kepala sehingga IOML
tegak lurus dengan kaset.
- Kepala diatur supaya tidak ada rotasi.
 CR : Arah sumbu sinar menyudut 30o caudad terhadap OML atau 37o
caudad terhadap IOML
 CP : 6 cm superior glabela
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30

 Eksposi : Respirasi tahan napas


 Kriteria radiograf :
- Jarak yang sama antara tepi kranium dengan foramen magnum
menunjukan tidak ada rotasi
- Petrous pyramids tampak simetris.
- Dorsum sellae dan posterior clinoid proc. Tampak di dalam
foramen magnum.

3. PROYEKSI LATERAL
 Posisi Pasien : Pasien recumbent atau posisi semi prone di atas meja
pemeriksaan
 Posisi objek :
- Kepala diposisikan true lateral dengan sisi yang sakit dekat dengan
kaset.
- Tangan kanan diletakkan di belakang tubuh
- Kepala dirotasikan sehingga MSP kepala paralel dengan meja
pemeriksaan.
- Atur CP pada pertengahan kaset.
- Kepala ditundukan agar gambaran os occipitalis tidak terpotong.
 CR : Arah sumbu sinar vertikal tegak lurus kaset.
 CP ± 5 cm superior MAE
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30 , diatur membujur
 Eksposi : Respirasi tahan napas

LATERAL SINAR HORIZONTAL


 Posisi pasien supine dengan lengan lurus rileks di samping tubuh.
 Posisi objek :
- Atur MSP agar paralel dengan kaset
- Tempatkan CP pada pertengahan kaset.
 CR : horizontal tegak lurus kaset.
 CP ± 5 cm superior MAE
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30 , diatur membujur
 Eksposi : Respirasi tahan napas

 Kriteria radiograf :
- Tampak tulang maxilaris,zigomatikum, mandibula dan petrosum
superposisi
- Tampak os frontalis dari arah lateral, os nasalis, os temporalis, os
parietal, os petrosum dari arah lateral, os mastoideus.
4. PROYEKSI PA
 Posisi Pasien :
- Pasien diatur dalam posisi prone
- Kedua tangan di posisikan di samping bahu sbg tumpuan
- MSP tubuh diatur tepat dipertengahan kaset
 Posisi objek :
- Kepala difleksikan supaya OML tegak lurus kaset.
- Pastikan obyek tidak terjadi rotasi.
 CR : vertikal tegak lurus kaset.
 CP : dari occipital menuju glabela
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30
 Eksposi : Respirasi tahan napas
 Kriteria radiograf :
- Tampak os.frontal
- Tampak Crista galli
- Tampak Petrous ridge Simetris
- Tampak Sinus maxila dan sinus ethmoid anterior.
5. PROYEKSI PA AXIAL (CADWELL METODE)
 Posisi Pasien :
- Pasien diatur dalam posisi prone
- Kedua tangan difleksikan di samping bahu
- MSP tubuh diatur tepat dipertengahan meja pemeriksaan
 Posisi objek :
- Kepala difleksikan supaya OML tegak lurus kaset.
- Pastikan obyek tidak terjadi rotasi.
 CR : Arah sinar 15º caudad
 CP dari parietal menuju ke nasion
 FFD 100 cm
 Kaset = 24 x 30
 Respirasi : tahan napas

 Kriteria radiograf :
- Tampak tulang Frontal
- Tampak tulang maxilaris, zygomaticum
- Petrous Simetris.
- Jarak yang sama antara tepi cranium dengan fossa orbita pada
kedua sisinya.
- petrous pyramids tampak menutupi 2/3 dari fossa orbita
menunjukan arah sinar 15° caudal.
VII. ANALISIS RADIOGRAF
1. Proyeksi lateral
 kV = 70
 mAs = 16
 kriteria radiograf yang tampak
- tampak cranium secara lateral
- sella tursica tampak
- Tampak tulang maxilaris, zigomatikum, mandibula dan petrosum
superposisi
- Tampak os frontalis dari arah lateral
- Tampak petrosum dari arah lateral
2. Proyeksi AP
 kV =
 mAs =
 kriteria radiograf
- tampak Os frontal dari anterior
- sella tursica tidak tampak
- Tampak Os. Frontal, os maxilaris, os zygomaticum, os mastoideus,
os parietale
- Fossa orbitalis dan fossa nasalis tampak
- Petrous pyramids tampak menutupi 2/3 dari fossa orbita.
Menunjukan OML tegak lurus kaset
- Jarak cranium dengan fossa orbital di kedua sisinya tidak sama.
Menunjukan MSP tidak tepat di tengah kaset, sehingga Petrous
ridge tampak tidak simetris

VIII. KESIMPULAN
Teknik radiografi Cranium Umum merupakan teknik pemeriksaan Cranium
Umum dengan menggunakan sinar – X untuk melihat susunan anatomi Cranium
apabila diduga terjadi indikasi tertentu misal Trauma, Corpus alienum, Tumor dan
Fraktur. Setiap proyeksi digunakan untuk memperlihatkan Cranium dari beberapa sisi.
Pada pemeriksaan cranium umum dapat dilakukan dengan proyeksi AP, AP AXIAL
(TOWNE METHOD), lateral, PA dan PA AXIAL (CADWELL METHOD).

Anda mungkin juga menyukai