Posisi pasien bisa berdiri (erect position) atau tidur (supine position)
dimana bagian lateral kiri dari tubuh menempel pada bidang kaset dan
bagian lateral kanan dari tubuh menghadap datangnya arah sinar,
begitu sebaliknya kalau bagian lateral kanan dari tubuh menempel pada
bidang kaset maka bagian lateral kiri dari tubuh menghadap datangnya
arah sinar, arah sinar (central ray) tegak lurus terhadap bidang kaset.
4. OBLIQUE
d. Posisi fowler’s
Tidur miring ke salah satu sisi (kiri) dengan kaki kiri ekstensi
(dilipat) dan kaki kanan menyilang.
f. Lithotomy position
Tidur supine pada meja pemeriksaan dengan knee dan hip joint
flexi dan tungkai atas abductie diatas penyangga ankle.
Berdiri dengan salah satu sisi kanan menempel pada kaset atau
film
i. Berdiri/erect (rpo)
m. Lld position
o. Ventral decubitus
Yang dimaksud dengan posisi obyek adalah letak atau kedudukan dari
sebagian dari tubuh pasien yang perlu diatur dalam suatu pemotretan.
Misalnya seorang pasien akan di foto tangannya, maka yang disebut
obyek adalah posisi dari tangan pasien yang akan di foto.
Lebih pendek panjang gelombang dan lebih besar frekwensinya maka energi yang
berikan lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk penetrasi khususnya
gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi.
B. Sifat-Sifat Sinar X
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu daya tembus, pertebaran, penyerapan, efek
fotografik, fluoresensi, ionisasi dan efek biologik, selain itu, sinar x tidak dapat dilihat dengan
mata, bergerak lurus yang mana kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat
difraksikan dengan lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi kristal. Dapat diserap
oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai
frekuensi gelombang yang tinggi.
a. Daya tembus
Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat
besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung ( besarnya KV) yang digunakan,
makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar
daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut
akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau
zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan
tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini
maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau
kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar
penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink sulfide
memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar
x sudah dimatikan (after – glow).
e. Ionisasi
Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi
partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang
dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
1. Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament) dipanaskan
lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan mengantarkan listrik dari
transformator,
2. Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas,
3. Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat gerakannya
menuju anoda (target),
4. Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk panas
(99%) dan sinar X (1%),
5. Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut diafragma,
6. Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.
1. Sinar-X Brehmsstrahlung
Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt) yang mengenai
target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan yg sangat darastis oleh target
sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg terjadi dinamakan “sinar-x brehmsstrahlung” or
“braking radiation”. Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan kecepatan tinggi
(mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan (electron) akan memancarkan
radiasi elektromagnetik dan ketika energy electron cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik
tersebut dalam range sinar-x.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction)
2. Sinar-x karakteristik
Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai
electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi dari atom, kemudian
electron lain yang berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang
ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang memiliki energy sebanding
dengan level energy electron. Karena sinar-X karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu
yang dapat difilter, maka jenis ini banyak diaplikasikan untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam
menentukan struktur material.
ARAH SINAR X
1. Horizontal
2. Vertical
3. Infero Superior
4. Supero Inferior
5. Axial
Arah sinar- X menuju / axis sumbu tubuh dengan membentuk sudut tertentu ( 5 - 15
derajat).
6. Tangential
Arah sinar-X menyinggung bagian atau permukaan tubuh pasien.
7. Cephalad dan Caudad
Cephalad : arah sinar-X menuju ke arah kepala ( Caudo Cranial)
Caudad : Arah sinar-X menuju ke arah kaki (Cranio Caudal)
BODY MOVEMENT
a. Pada pasien:
3. Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga daya tembusnya
lebih kuat
pangkat dua.
Contoh : pemeriksaan sinar tembus tidak boleh melebihi 5 menit pada salah satu
bagian tubuh.
selama 20 menit.
1.Detail
Definition, menunjukan bagian kecil dari objek dapat dilihat (ketajaman),Obyek di
dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil ukuran obyek maka
semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan.Sebagai contoh, bila ukuran
obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat diamati (tidak mengalami kekaburan),
begitu pula bila ukuran obyek diperkecil, maka detil yang dihasilkan juga dapat diamati
(tidak mengalami kekaburan). Jadi ketika tidak terjadi kekaburan maka baik obyek yang
besar maupun yang kecil dapat kita amati. Kekaburan mempunyai batas untuk mampu
dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan
penglihatan detil gambar.
Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu:
a) Kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detil
anatomi obyek. Padahal hal tersebut sangat penting dalam penggambaran citra
medik.
b) Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik.
Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah
kekaburan (blurring).
c) Kekaburan menurunkan karakteristik citra medik yang disebut resolusi bagian
(spatial resolution). Resolusi adalah pengaruh dari kekaburan yang dapat diukur
dengan mudah dan digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan karakteristik
kekaburan dari system dan komponen citra medik. Resolusi digambarkan sebagai
banyaknya jumlah pasang garis (LP) yang tampak dalam setiap satuan mm.
Menaikkan nilai LP/mm biasanya berhubungan dengan menaikkan detil citra medik.
Oleh sebab itu resolusi bagian yang tinggi (baik) menandakan kenampakan
(visibility) detil anatomi yang akurat.
2. kontras
Menurut The Collaboration for NDT Education. 2010.Radiography Kontras radiografi
merupakan derajat densitas perbedaan antara dua area pada gambar radiografi.
Kontras memudahkan identifikasi ciri-ciri yang berbeda pada area inspeksi seperti
goresan, patahan dan sebagainya. Gambar di bawah menunjukkan perbedaan dua film
hasil radiografi dengan obyek yang sama yaitu stepwedge. Gambar radiografi yang atas
memiliki kontras yang lebih tinggi, sedangkan gambar yang bawah memiliki kontras
yang lebih rendah. Saat keduanya disinari pada material dengan ketebalan yang sama,
gambar dengan kontras yang tinggi memberikan perubahan densitas radiografi yang
mencolok. Pada kedua gambar terdapat lingkaran kecil dengan densitas yang sama.
Lingkaran ini lebih mudah diamati pada gambar radiografi dengan kontras yang tinggi.
Ada dua hal yang mempengaruhi kontras radiografi , yaitu subyek kontras dan detector
kontras atau film radiografi itu sendiri.
1) Subjek kontras
Subyek kontras merupakan perbandingan intensitas radiasi yang ditransmisikan
melewati area berbeda dari maerial yang diinspeksi. Hal ini tergantung pada
kemampuan serapan material yang berbeda-beda, panjang gelombang radiasi dan
intensitas radiasi serta hamburan balik radiasi (back scattering).
Perbedaan material dalam menyerap radiasi, berakibat pada tingkat kontras film
radiografi. Perbedaan ketebalan atau massa jenis material yang lebih besar, akan
memberikan perbedaan densitas radiografi atau kontras yang semakin besar. Akan
tetapi, dari satu obyek material bisa dihasilkan dua gambar radiografi dengan kontras
yang berbeda. Sinar-X yang ditembakkan dengan kV yang lebih kecil akan
menghasilkan gambar radiografi dengan kontras yang lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena energi radiasi yang rendah lebih mudah diserap oleh bahan, sehingga
perbandingan foton yang ditransmisikan melewati material yang tebaldan tipis akan
lebih besar dengan energi radiasi rendah.
Secara umum jika senstivitas tinggi, maka latitude akan rendah. Radiographic
latitude merupakan jangkauan ketebalan material yang bias tergambar pada film. Hal
ini berarti banyaknya area dari ketebalan yang berbeda akan tampak pada gambar.
Gambar radiografi yang baik memiliki kontras dan latitude yang seimbang, artinya
cukup kontras untuk mengidentifikasi ciri-ciri area inspeksi, tapi juga menyakinkannya
dengan latitude yang baik, sehingga seluruh area dapat diinspeksi dalam satu
gambar radiografi.
2) Film kontras
Kontras film merupakan perbedaan densitas yang dihasilkan oleh setiap tipe film
radiografi yang telah melalu proses radiografi (Chris Gunn, 2002:175). Penyinaran
radiasi pada film untuk mendapatkan film dengan densitas yang lebih tinggi secara
umum akan meningkatkan kontras pada gambar radiografi. Kurva karakteristik film
secara umum ditunjukkan padagambar di bawah. Kurva ini memberi gambaran
tentang respon film terhadap jumlah penyinaran radiasi. Dari bentuk kurva dapat
dilihat bahwa saat film tidak mengalami interaksi dengan foton, kurva memiliki tingkat
kemiringan yangrendah. Pada daerah kurva ini, perubahan penyinaran radiasi yang
besar hanya akan memberi sedikit perubahan densitas film, sehingga sensitivitas film
relatif rendah.
Menurut Plaast 1969, kurva karakteristik merupakan sebuah kurva yang
memberikan hubungan antara nilai densitas dengan factor eksposi yang dihasilkan
oleh serangkaian eksposi (Dalam Win Priantoro, 2009:7) , adapun fungsi dari kurva
karakteristik yaitu:
a) Untuk mengetahui besar kecilnya fog level
b) Untuk menilai kontras
c) Untuk menilai besar kecilnya nilai latitude
d) Untuk menilai densitas maksimum
e) Untuk menilai daerah solarisasi
f) Untuk membandingkan kecepatan film
Kurva ini pertama kali ditemukan oleh Hurteen dan Drifield pada tahun 1890, maka
dari itulah kurva ini biasanya disebut juga dengan kurva H dan D.
Detail adalah kemampuan untuk memperlihatan struktur yang sangat kecil pada
sebuah film.Pada sebuah pemeriksaan radiografi,ada bagian dari gambaran tersebut
yang memiliki struktur sangat kecil namun sangat penting dalam menegakan
diagnosa.Salah satu contohnya adalah pemeriksaan mamografi atau pemeriksaan
payudara.Pada pemeriksaan mamografi,sangat diperluka detai dari film tersebut karena
organ yang diperiksa adalah jaringan sehingga gambaran yang dihasilkan diharapkan
tampak perbedaan antara jaringan tersebut.Untuk membedakan gambaran antara
jaringan memerlukan detai yang sangat tinggi sehingga dengan mudah bisa
dianalisa.Berbeda dengan pemeriksaan radiografi pada tulang,dimana tulang dan
jaringan sekitarnya bisa langsung dibedakan karena memiliki penyerapan intensitas
sinar x yang jauh berbeda.
Pengukuran Detail
Detail yaitu kemampuan suatu radiograf untuk menunjukkan obyek terkecil atau
yang sekecil-kecilnya. Detail merupakan gambaran yang dapat dinilai secara obyektif
dengan menggunakan objek test yang sesuai.Objek test harus mengandung garis-
garis radioopaque dan radiolucent yang sangat dekat jarak pisahnya.Garis-garis
tersebut disebut dengan line pairs. Satuan untuk pengukuran ni adalah line
pairs/milimeter(lp/mm).Semakin besar nilai lp/mm maka destainya akan semakin tinggi.