Anda di halaman 1dari 32

MODUL

RADIOFOTOGRAFI I

Disusun oleh :

ANDREY NINO KURNIAWAN, S.ST., M.Eng.


BAGUS ABIMANYU, S.Si., M.Pd.

PROGRAM STUDI D-III TRR PURWOKERTO


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK

Yaitu rentang frekwensi dimana radiasi elektromagnetik dapat dirambatkan (Kamus Fisika
Penguin, 1979)
Radiasi elektromagnetik memancarkan gelombang elektromagnetik.
Yang termasuk gelombang elektromanetik :
- Gelombang radio
- Gelombang panas.
- Gelombang cahaya.
- Sinar X
- Sinar
Gelombang elektromagnetik mempunyai kecepatan yang sama dengan kecepatan cahaya sebesar
C = 3 x 1010 cm / detik = 3 x 108 m/ detik.
Hal-hal yang penting dalam gelombang :
1. Panjang Gelombang ( ) = jarak antara 2 titik identik pada gelombang
2. Frekwensi (v) = jumlah penjang gelombang per detik.
3. Kecepatan (c ) = jarak yang ditempuh gelombang per detik dalam ruang
hampa.
4. Amplitudo (a) = tinggi gelombang.

Hubungan antara , v, c.
c
C= .v v=

Spektrum elektromagnetik

Sinar sinar-X UV visible Infra merah Microwave Radio

10-14 10-12 10-10 10-8 10-6 10-4 10-2 100 102


Panjang Gelombang (Cm)
Kebanyakan spektrum radiasi elektromagnetik tidak terlihat mata, kecuali radiasi
elektromagnetik dalam batas panjang Gelombang antara 4000 A0 7000 A0 (1 A0 = A-8 cm)
ENERGI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Menurut Planck (1960); Pemancaran energi radiasi elektromagnetik dari sumbernya tidak
berlangsung secara kontinyu. Melainkan secara terputus diskrit merupakan paket paket yang
harganya tertentu disebut kuanta.
Besar energi setiap kuanta adalah tergantung pada frekwensi gelombang menurut rumus : E = h
c
v=h

Dimana :
E = Energi dalam Joule.
H = Konstanta Planck ( 6,63 10 34 joule dtk )
V = Frekwensi (siklus / detik atau gelombang / detik)
= Panjang Gelombang dalam meter.

SPEKTRUM VISIBLE / SPEKTRUM WARNA


Kebanyakan spektrum radiasi EM tidak terlihat mata, kecuali radiasi EM dalam batas panjang
gelombang antara 400 nm 700 nm (1 nm = 10-9 cm)

SPEKTRUM WARNA

Infra red Red Orange Yellow Green Blue Indigo Violet Ultraviolet

750 700 650 600 550 500 450 400

(nanometer)
400 500 nm = blue violet (biru)
500 600 nm = green (hijau)
600 700 nm = merah (Merah).
(spektrum Sinar X dibahas di fisika Radiasi )
RADIOFOTOGRAFI

Dalam bahasa literatur Radiographic Photography.


Dalam bahasa Indonesia Fotografi Radiografi.
Dalam Istilah umum Radiofotografi.

FOTOGRAFI PHAS = Cahaya


GRAPHO = Menulis / Mencatat.
Fotografi = Proses pencatatan bayangan yang menggunakan cahaya pada bahan yang peka
cahaya.
Radiofotografi = Proses pencatatan bayangan dengan menggunakan sinar X pada bahan yang
peka cahaya / sinar X.

Perbedaan Radiofotografi dan Fotografi


Radiofotografi Fotografi
- Menggunakan sinar X tembus - Menggunakan Cahaya biasa
- Perbedaan pengitaman adalah Pantul
akibat adanya perbedaan intensitas - Perbedaan penghitaman adalah akibat
sinar X, setelah menembus bahan. perbedaan intensitas cahaya pantul.
- Faktor yang berpengaruh terhadap - Faktor yang berpengaruh terhadap
intensitas : intensitas :
Tenaga Sinar X (kv, mA , s) Tenaga Cahaya
Tebal, nomor atom dan Warna Obyek
kerapatan obyek. Kepekaan bahan pencatat bay
terhadap cahaya tertentu.
- Menimbulkan resiko (efek biologis) - Tidak Menimbulkan resiko (efek
- Obyek = organ tubuh bagian dalam. biologis)
- Obyek terletak antara alat r - Obyek = benda benda lain kecuali
dengan kaset film organ tubuh bagian dalam.
- Untuk menegakkan diagnosa. - Obyek terletak di depan alat dan film.
- Untuk seni.
Energi Radiasi efek biologis
Yang menyebabkan sinar X beda dengan sinar biasa.
c
E=h.

= Panjang Gelombang sinar X pendek
- mampu mengionisasi obyek yang dilaluinya.
- Daya tembus besar.

PROSES PRODUKSI SINAR- X

Setelah ditemukan sinar X oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895, dewasa ini pemakaian sinar
X di bidang industri maupun kedokteran banyak dilakukan.
Secara sederhana dapat diiterangkan bahwa sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar X, yaitu tabung
gelas hampa udara yang dilengkapi dengan dua buah elektroda, yaitu Anoda atau target dan
katoda. Sebagai akibat interaksi antara elektroda yang dipancarkan dari katoda ke targer
dipancarkan sinar X dari permukaan target.
Dapat dibedakan dua jenis sinar X berdasarkan proses terjadinya, yaitu :
1. Radiasi yang dihasilkan akibat perlambatan berkas elektron cepat yang mengenai target
disebut bremstrahlung, dan menghasilkan spektrum kontinyu.
2. Radiasi yang dihasilkan akibat tumbukan berkas elektron cepat dengan elektroda orbit
dari atom target, dikenal dengan sinar X karakteristik yang memiliki spektrum garis.

Berkenaan dengan hal itu maka fungsi dari arus listrik yang dialirkan pada filamen yang pada
gilirannya mengatur panasnya permukaan filamen akan menentukan banyaknya produksi
elektron yang keluar dari filamen, yang berarti mengatur intensitas sinar- X yang dihasilkan.
Adapun tegangan target akan mengatur besarnya energi elektron cepat yang mengenai target,
yang berarti menentukan besarnya energi sinar-X yang dihasilkan disamping intensitas sinar-X.
Bentuk tabung sinar-X

Anoda sebagai tempat target / sasaran.


Katoda sebagai tempat filamen.

Pada Katoda :
- Filamen bila dialirkan arus listrik akan dihasilkan elektron elektron.
- Focusing cup (tudung ) mengarahkan elektron-elektron yang keluar dari filamen agar
bisa bergerak pada target yang ada pada anoda.

Pada anoda :
- Target terbuat dari logam (wolform) yang mempunyai titik didih 3000 0 C.

Cara kerja
- Semua komponen ditempatkan pada tabung kaca yang hampa udara supaya tidak ada
hambatan-hambatan pada arus elektron yang pada nantinya akan ditumbukkan pada target
dan supaya gas 02 tidak terionisasi
- Setelah diberi pemanasan dan terdapat awan- awan elektron pada filamen diberi tegangan
beda potensial antara anoda dan katoda dan pada saat itu arus elektron menumbuk target
dan keluar sinar-X (1 %) dan panas (99 %)

Pendinginan pesawat :
1. Tabung yang diisi oli
2. Pengaliran air
3. Target berupa piringan, dan jika terjadi tumbukan, target menjadi berputar, sehingga
panas dappat terdistribusi pada lubang-lubang yang terdapat pada permukaan target
tersebut.
4. Fokus kecil dan fokus besar (berdasar mA)
Pada faktor penyinaran yang lebih besar digunakan fokus besar tapi hal tersebut
mempengaruhi ketajaman foto. Semakin besar fokusnya semakin besar panas yang
dihasilkan.

Spektrum sinar X dari perak

k1 sinar x karakteristik : spektrum garis / disktrit


ko

35 kv Spektrum Kontinyu /
Brem strahlung
25 kv

20 kv
15 kv
0,2 0,4 0,5 0,8 1,0 E1 (panjang gelombang)

Intensitas radiasi adalah luas dibawah kurva


Semakin luas intensitas naik
Kv naik intensitas naik

Sifat-sifat Sinar-X :

1. Dapat menembus bahan


Makin tinggi tegangan tabung, makin besar daya tembusnya. Besarnya penyinaran /
kuantitas penyinaran (dalam kV) disesuaikan dengan tebal tipisnya atau kerapatan suatu
organ tubuh.
Misalnya : abdomen menggunakan 70 kV.
Jika kita gunakan 70 kV untuk memotret manus, sudah tidak ada bayangan (gelap /
hitam)
Bila terdapat organ yang mempunyai kerapatan, ketebalan dan nomor atom yang sama,
digunakan media kontras.
2. Mengalami atenuasi sewaktu menembus bahan
Semakin banyak sinar-X yang digunakan akan membuat semakin hitam hasil foto /
emulsi film.
3. Menimbulkan radiasi hambur pada semua bahan yang dilaluinya
4. Menyebabkan berbagai logam memancarkan cahaya
Yang paling efektif dalam pembuatan gambar adalah dengan garam logam, contoh
phosphor.
Penggunaan phosphor akan menghemat sinar-X sekecil mungkin.
5. Menghitamkan emulsi film
Emulsi film (AgBr). Menghitamkan emulsi film maksudnya menghitamkan perak-perak
yang ada pada film tersebut.
6. Keluar dari fokus menurut garis lurus kesegala arah
Agar sinar-X dapat sesuai dengan kebutuhan maka diadakan pembatasan sinar-X yang
bersifat divergen / menyebar tersebut dengan menggunakan diafragma atau konus.
7. Dapat membuat gas menjadi penghantar listrik (terionisasi)
8. Menimbulkan efek biologis

Daftar Pustaka :

1. Derrick P Roberts & Nigel L Smith, Radiographic Imaging, A Practical Approach,


Edinburg London Melbourne and New York, Churchill Livingstone, 1988.
2. Thomas S. Curry, III, James E. Dowdey, Robert C. Murry, JR. Christensens
Introduction to the Physics of Diagnostic Radiology, 3rd Edition, Lea & Febiger,
Philadelphia, 1984
KAMAR GELAP

Dalam suatu proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu
pendukung yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses pemotretan . Hal ini
disebabkan karena processing room kita dapat mengubah film dari bayangan laten kedalam
bayangan tampak

Processing room disebut juga final proses akhir karena processing room merupakan rangkaian
yang terakhir dalam suatu proses radiografi .

Pengertian Processing Room atau Kamar Gelap adalah suatu area atau tempat dilakukan
pengolahan film sebelum dan sesudah di expose ( dari bayangan laten menjadi bayangan tetap ).

Fungsi processing room,antara lain :

Mengisi/mengosongkan kaset
Memasukkan film kedalam processing automatic
Perawatan dan pemeliharaan processing automatis
Penyimpanan film yang belum di expose
Prosedur duplikasi atau substraksi
Silver recovery

Jenis-Jenis Processing
a. Automatic processing
Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada
prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan tenaga mesin .

b. Manual processing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu : Developer (
pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan
Drying ( pengeringan ).

Desain dan Kontruksi Processing Room atau Kamar Gelap

a. Lokasi
b. Mudah diakses jika dibutuhkan
c. Terlindungi dari sinar langsung tau sinar hambur
d. Bersebelahan dengan ruang pemeriksaan dan dihubungkan dengan kaset heatch
Interior Processing Room atau Kamar Gelap

1. Bagian basah ( wet side ) , contoh : tangki prosessing


2. Bagian kering ( dry side ) , contoh : meja,film box, dll .

Ukuran Processing Room atau Kamar Gelap

Automatic prosessing : Sebaiknya bujur sangkar ; Luas : 7 m2, Tinggi : 3 m


Manual prosessing : Sebaiknya memanjang ; Luas : 10 m2, Tinggi : 3 m
10 m2 (memanjang) dengan maksud memudahkan pengaturan bahan-bahan dalam kamar gelap .

Spesifikasi Ruangan dan Kondisi Processing Room atau Kamar Gelap

Lantai

1. Syaratnya :
v Tidak mudah rapuh dan keropos serta tahan terhadap cairan prosessing
v Tidak licin dan mudah dibersihkan
v Dapat menyerap cairan kimia
v Berwarna cerah

2. Bahan
v Bitumen ( turunan aspal )
v Keramik, porselin

Dinding

Syarat-syaratnya :
Harus terjamin proteksi radiasi
Warna cerah : seperti , merah jambu , kream dll
Mudah dibersihkan
Dari bahan water proof / Porselin
Tahan terhadap korosi

Syarat ketebalan :
Barium plaster 25cm campuran Ba2SO4 dengan semen
Batu bata yang ekuivalen dengan 2 mm Pb tebalnya 25cm disusun miring
Kombinasi antara batu bata dengan bata yang dilapisi Barium plester setebal 1 cm
Dari beton yang tebalnya 15 cm
Balok dengan batang carbon : 25 cm
Papan biasa dilapisi dengan 2mm Pb

Langit-langit
1. Tinggi kurang lebih 2,7-3 m
2. Bahan cat yang tidak mudah terkelupas / cat minyak

Ventilasi

1. Berfungsi sebagai pertukaran udara dalam kamar gelap . Dan menjaga kestabilan dari cairan
cairan prosesing .
2. Diatur agar udara berotasi 6-10 kali/jam
3. Suhu dalam ruangan180-220C
4. Kelembaban 40 % - 60 %
5. Ventilasi dibuat diatas loteng dengan bentuk cerobong asap atau bisa menggunakan AC, kipas
angin dll .
Pintu Masuk Kamar gelap :

Persyaratannya :
Kedap cahaya
Personil mudah masuk tanpa mengganggu jalannya processing
Harus memenuhi syarat processing
Dapat mengatur ventilasi

Macam-macam pintu :

Sistem 1 pintu
Lebih murah
Menghemat ruangan (ekonomis)
Memiliki pengunci otomatis yang dihubungkan dengan sistem pencahayaan sehingga ketika
ruangan gelap, processing film, pintu terkunci .
Pintu tidak tembus cahaya

Sistem 2 pintu
- Menghemat tempat
- Kunci otomatis
- Tiap pintu harus kokoh dan ditempatkan dengan baik untuk mencegah cahaya masuk ketika
ditutup

Sistem pintu zig-zag


- Tidak memakan tempat
- Efisien dari segala hal
- Praktis

Sistem dinding penyekat ( Labirin )

Terdiri dari 2 lorong parallel perlu ruangan yang lebih luas dari sistem yang lain . Labirin akan
terlihat lebih efektif bila :
- Permukaan tembok kasar dan dicat hitam
- Panjang tiap lorong min 3 m
- Lebar lorong tidak lebih dari 0,7 m

Keuntungan :
Mudah dan cepat untuk melalui setiap waktu
Ventilasi processing room yang terus menerus

Sistem berputar

Menggunakan metal yang berbentuk silinder dengan bagian terbuka pada sisi untuk masuk .
Untuk dapat masuk ke dalam processing room, perlu melangkah ke silinder dan dirotasikan
secara manual sampai tiba diprocesing room . Keuntungannya : hemat waktu .

Penerangan dalam Processing Room

Penerangan Umum / General illumination :


v Lampu pijar
v Lampu neon

Penerangan Khusus / Special Illumination :


- Safe light : Sebagai pengontrol processing film
v Type langsung : Cahaya saft light langsung mengenai area bekerja.
Ditempatkan min 1,2 m dari permukaan tempat bekerja, merupakan type paling baik untuk
loading dan unloading casset .
v Type tidak langsung : Merupakan penerangan umum . Safe light diarahkan ke eternity
sehingga yang digunakan adalah cahaya refleksi . Ditempatkan 2,1 m dari lantai .

Warna safe light :


Hijau, merah, coklat : untuk film monocromatik . X-Ray film
Merah : untuk jenis orthokromatik . X-Ray dan flomografi
Tanpa safe light : untuk film pankromatik . Kebanyakan film fotografi dengan sebagian dari
film filografi

Vising box : untuk mengecek hasil film processing

Lampu Indikator : yang dipasang didepan pintu kamar gelap .

Sarana dan prasarana yang harus terdapat pada kamar gelap

a. Meja kering : rak kaset, film hopper dan aksesoris lainnya .


b. Meja basah : tangki processing
c. Label printer ( pencetak indentifikasi pasien )
d. Cassette Hatch , alat bantu transport kaset yang dipasang pada pembatas kamar gelap dan
kamar pemeriksaan
e. Film Hopper , tempat penyimpanan film yang belum terkena exspose
f. Cupboard, tempat penyimpanan film dalam jumlah kecil untuk mengganti apabila persediaan
film pada hopper habis, letaknya didalam loading bench
g. Penerangan
h. Hanger film
i. Tower dispenser untuk mengeringkan tangan
j. Termometer
k. Timer
l. Manual processing
m. Automatic procesing

Sirkulasi Air

Sirkulasi air dialam kamar gelap harus selalu mengalir supaya kebersihan air dalam kamar gelap
terus terjaga kebersihannya dan pada film tidak menimbulkan artefak . Tujuan sirkulasi air
adalah untuk membersihkan film dari sisa-sisa developer dan fixer, dengan demikian cairan yang
terbawa air akan mengalir serta mendukung kualitas gambar yang baik .

Transpor Film

Fungsinya untuk transportasi film dari kamar gelap ke ruang pemeriksaan atau sebaliknya,
sehingga membutuhkan peralatan seperti :

Transfor film :
1. Cassette hatch terdiri dari 2 kotak , yaitu :
Expose dan unexposed
Syaratnya :
Tidak tembus radiasi
Tidak ada bocoran sinar
Bersifat interlock

2. Ban berjalan
Syaratnya :
Tidak bersebelahan dengan ruang pemeriksaan
Ada proteksi radiasi untukmelindungi cassette
Perawatan Processing Room atau Kamar Gelap

- Membersihkan screen debgan alcohol atau air sabun


- Membersihkan tangki processing / sirkulasi air
- Mengetes safe light
- Membersihkan kamar gelap
- Menjaga agar tidak ada cahaya yang dapat menembus kamar gelap
- Memperhatikan temperatur dan kelembaban udara
- Disiplin dalam bekerja

Penutup

Melihat susunan dari processing room maka processing room berperan sangat penting dalam
menunjang tingkat keberhasilan dari proses pemotretan radiografi . Dalam hal ini dibutuhkan
kecermatan , ketelitian dalam mendesain konstruksi kamar gelap .

Dalam suatu proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu
pendukung yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses pemotretan . Hal ini
disebabkan karena processing room kita dapat mengubah film dari bayangan laten kedalam
bayangan tampak

Processing room disebut juga final proses akhir karena processing room merupakan rangkaian
yang terakhir dalam suatu proses radiografi .

Pengertian Processing Room atau Kamar Gelap adalah suatu area atau tempat dilakukan
pengolahan film sebelum dan sesudah di expose ( dari bayangan laten menjadi bayangan tetap ).

Fungsi processing room,antara lain :

Mengisi/mengosongkan kaset
Memasukkan film kedalam processing automatic
Perawatan dan pemeliharaan processing automatis
Penyimpanan film yang belum di expose
Prosedur duplikasi atau substraksi
Silver recovery

Jenis-Jenis Processing
a. Automatic processing
Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada
prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan tenaga mesin .

b. Manual processing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu : Developer (
pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan
Drying ( pengeringan ).

Desain dan Kontruksi Processing Room atau Kamar Gelap

a. Lokasi
b. Mudah diakses jika dibutuhkan
c. Terlindungi dari sinar langsung tau sinar hambur
d. Bersebelahan dengan ruang pemeriksaan dan dihubungkan dengan kaset heatch
Interior Processing Room atau Kamar Gelap

1. Bagian basah ( wet side ) , contoh : tangki prosessing


2. Bagian kering ( dry side ) , contoh : meja,film box, dll .

Ukuran Processing Room atau Kamar Gelap

Automatic prosessing : Sebaiknya bujur sangkar ; Luas : 7 m2, Tinggi : 3 m


Manual prosessing : Sebaiknya memanjang ; Luas : 10 m2, Tinggi : 3 m
10 m2 (memanjang) dengan maksud memudahkan pengaturan bahan-bahan dalam kamar gelap .

Spesifikasi Ruangan dan Kondisi Processing Room atau Kamar Gelap

Lantai

1. Syaratnya :
v Tidak mudah rapuh dan keropos serta tahan terhadap cairan prosessing
v Tidak licin dan mudah dibersihkan
v Dapat menyerap cairan kimia
v Berwarna cerah

2. Bahan
v Bitumen ( turunan aspal )
v Keramik, porselin

Dinding

Syarat-syaratnya :
Harus terjamin proteksi radiasi
Warna cerah : seperti , merah jambu , kream dll
Mudah dibersihkan
Dari bahan water proof / Porselin
Tahan terhadap korosi

Syarat ketebalan :
Barium plaster 25cm campuran Ba2SO4 dengan semen
Batu bata yang ekuivalen dengan 2 mm Pb tebalnya 25cm disusun miring
Kombinasi antara batu bata dengan bata yang dilapisi Barium plester setebal 1 cm
Dari beton yang tebalnya 15 cm
Balok dengan batang carbon : 25 cm
Papan biasa dilapisi dengan 2mm Pb

Langit-langit
1. Tinggi kurang lebih 2,7-3 m
2. Bahan cat yang tidak mudah terkelupas / cat minyak

Ventilasi

1. Berfungsi sebagai pertukaran udara dalam kamar gelap . Dan menjaga kestabilan dari cairan
cairan prosesing .
2. Diatur agar udara berotasi 6-10 kali/jam
3. Suhu dalam ruangan180-220C
4. Kelembaban 40 % - 60 %
5. Ventilasi dibuat diatas loteng dengan bentuk cerobong asap atau bisa menggunakan AC, kipas
angin dll .
Pintu Masuk Kamar gelap :

Persyaratannya :
Kedap cahaya
Personil mudah masuk tanpa mengganggu jalannya processing
Harus memenuhi syarat processing
Dapat mengatur ventilasi

Macam-macam pintu :

Sistem 1 pintu
Lebih murah
Menghemat ruangan (ekonomis)
Memiliki pengunci otomatis yang dihubungkan dengan sistem pencahayaan sehingga ketika
ruangan gelap, processing film, pintu terkunci .
Pintu tidak tembus cahaya

Sistem 2 pintu
- Menghemat tempat
- Kunci otomatis
- Tiap pintu harus kokoh dan ditempatkan dengan baik untuk mencegah cahaya masuk ketika
ditutup

Sistem pintu zig-zag


- Tidak memakan tempat
- Efisien dari segala hal
- Praktis

Sistem dinding penyekat ( Labirin )

Terdiri dari 2 lorong parallel perlu ruangan yang lebih luas dari sistem yang lain . Labirin akan
terlihat lebih efektif bila :
- Permukaan tembok kasar dan dicat hitam
- Panjang tiap lorong min 3 m
- Lebar lorong tidak lebih dari 0,7 m

Keuntungan :
Mudah dan cepat untuk melalui setiap waktu
Ventilasi processing room yang terus menerus

Sistem berputar

Menggunakan metal yang berbentuk silinder dengan bagian terbuka pada sisi untuk masuk .
Untuk dapat masuk ke dalam processing room, perlu melangkah ke silinder dan dirotasikan
secara manual sampai tiba diprocesing room . Keuntungannya : hemat waktu .

Penerangan dalam Processing Room

Penerangan Umum / General illumination :


v Lampu pijar
v Lampu neon

Penerangan Khusus / Special Illumination :


- Safe light : Sebagai pengontrol processing film
v Type langsung : Cahaya saft light langsung mengenai area bekerja.
Ditempatkan min 1,2 m dari permukaan tempat bekerja, merupakan type paling baik untuk
loading dan unloading casset .
v Type tidak langsung : Merupakan penerangan umum . Safe light diarahkan ke eternity
sehingga yang digunakan adalah cahaya refleksi . Ditempatkan 2,1 m dari lantai .

Warna safe light :


Hijau, merah, coklat : untuk film monocromatik . X-Ray film
Merah : untuk jenis orthokromatik . X-Ray dan flomografi
Tanpa safe light : untuk film pankromatik . Kebanyakan film fotografi dengan sebagian dari
film filografi

Vising box : untuk mengecek hasil film processing

Lampu Indikator : yang dipasang didepan pintu kamar gelap .

Sarana dan prasarana yang harus terdapat pada kamar gelap

a. Meja kering : rak kaset, film hopper dan aksesoris lainnya .


b. Meja basah : tangki processing
c. Label printer ( pencetak indentifikasi pasien )
d. Cassette Hatch , alat bantu transport kaset yang dipasang pada pembatas kamar gelap dan
kamar pemeriksaan
e. Film Hopper , tempat penyimpanan film yang belum terkena exspose
f. Cupboard, tempat penyimpanan film dalam jumlah kecil untuk mengganti apabila persediaan
film pada hopper habis, letaknya didalam loading bench
g. Penerangan
h. Hanger film
i. Tower dispenser untuk mengeringkan tangan
j. Termometer
k. Timer
l. Manual processing
m. Automatic procesing

Sirkulasi Air

Sirkulasi air dialam kamar gelap harus selalu mengalir supaya kebersihan air dalam kamar gelap
terus terjaga kebersihannya dan pada film tidak menimbulkan artefak . Tujuan sirkulasi air
adalah untuk membersihkan film dari sisa-sisa developer dan fixer, dengan demikian cairan yang
terbawa air akan mengalir serta mendukung kualitas gambar yang baik .

Transpor Film

Fungsinya untuk transportasi film dari kamar gelap ke ruang pemeriksaan atau sebaliknya,
sehingga membutuhkan peralatan seperti :

Transfor film :
1. Cassette hatch terdiri dari 2 kotak , yaitu :
Expose dan unexposed
Syaratnya :
Tidak tembus radiasi
Tidak ada bocoran sinar
Bersifat interlock

2. Ban berjalan
Syaratnya :
Tidak bersebelahan dengan ruang pemeriksaan
Ada proteksi radiasi untukmelindungi cassette
Perawatan Processing Room atau Kamar Gelap

- Membersihkan screen debgan alcohol atau air sabun


- Membersihkan tangki processing / sirkulasi air
- Mengetes safe light
- Membersihkan kamar gelap
- Menjaga agar tidak ada cahaya yang dapat menembus kamar gelap
- Memperhatikan temperatur dan kelembaban udara
- Disiplin dalam bekerja

Penutup

Melihat susunan dari processing room maka processing room berperan sangat penting dalam
menunjang tingkat keberhasilan dari proses pemotretan radiografi . Dalam hal ini dibutuhkan
kecermatan , ketelitian dalam mendesain konstruksi kamar gelap .

Kamar Gelap dan Alat Pemroses Film Radiografi

Persiapan penggunaan pesawat sinar-x dan alat pemroses film yang harus dikerjakan sebelum
memulai program pengawasan mutu (quality control). Hal ini menjadi penting agar prosedur
yang dilakukan dan penanganan yang dikerjakan mampu mengatasi persoalan yang ada sebelum
dilakukan program pengawasan mutu.
A. Kamar Gelap

Bersihkanlah setiap bagiannya, termasuk tangki-tangki, lemari penyimpanan, bilik pengering dan
lakukan program kerja secara berkelanjutan. Jaga agar jangan sampai timbul fog pada film yang
disebabkan oleh cahaya lampu dan radiasi sinar-x ataupun cahaya remang dari lampu pengaman
(safe light). Ingatlah bahwa merokok di dalam kamar gelap itu dilarang karena bisa
mengakibatkan bahaya fog pada film akibat cahaya api yang dipancarkan rokok.

Sadarilah bahwa tingginya fog pada film akibat dari penyimpanan film yang tidak baik akan
berakibat pada jeleknya gambar hasil. Kesalahan ini tidak dapat diperbaiki.

1. Safelight (lampu remang) harus diperiksa untuk mengetahui:


a. Apakah daya bola lampu susu yang dipasang sudah benar, yaitu menggunakan daya
15 watt. Kalau tidak tersedia, bola lampu berdaya 25 watt bisa digunakan. Tetapi jika
menggunakan bola lampu berdaya 25 watt, sangat penting untuk diperiksa apakah ia
akan menimbulkan fog yang disebabkan oleh lampu remang. Lampu remang
hendaknya dipasang dengan jarak sekitar 130 cm di atas meja film atau 230 cm di
atas lantai. Boleh meninggikan letak lampu remang apabila pada ketinggian yang
disarankan masih menimbulkan fog pada film. Hal ini sering terjadi apabila
digunakan lampu berdaya agak tinggi.
b. Jangan memasang lampu remang dengan jarak yang berimpit, agar tidak terjadi
pertumbukan cahaya. Jika tempat bagian berimpitnya cahaya tersebut terlalu terang,
akan mengakibatkan timbulnya fog (kabut) pada film.
c. Pilihlah jenis dan warna filter cahaya yang tepat terhadap jenis film -jangan sampai
pada tabung lampu remang terdapat kebocoran cahaya- agar tidak menimbulkan fog
film (biasanya terjadi pada lobang keluar kabel lampu remang).
2. Jam pengatur waktu harus selalu diperiksa setiap minggu agar didapatkan pengukuran waktu
yang tepat sesuai dengan waktu yang diatur, caranya;
a. Aturlah waktu yang akan dites pada cahaya terang dengan berpatokan pada waktu
pembangkitan (developing time) yang biasa digunakan. Perhatikan, apakah jam
pengatur waktu mulai bergerak bersamaan dengan saat tombol untuk memulai proses
film bergerak atau menyala? Setelah diketahui, dilanjutkan dengan menyetel waktu
pembangkitan dan lampu alarmnya. Interval waktu yang disetel harus diperiksa
dengan membandingkannya dengan jam yang lain.
b. Pengecekan ini harap dilakukan berulang-ulang untuk memastikan apakah waktu
yang disetel telah benar. Kalau terjadi penyetelan waktu yang tidak konsisten, akan
berakibat fatal pada proses pembangkitan. Hal ini bisa menyebabkan banyak gambar
yang diulang.
c. Jika jam pengatur waktu tersebut hanya berubah menjadi cepat atau lambat, maka ia
masih dapat digunakan asal petugas mengetahui patokan kesalahannya. Tetapi jika
alat tersebut mengakibatkan gambar radiografi yang dihasilkan menjadi tidak
konsisten, maka sebaiknya dibetulkan terlebih dahulu.
d. Jika tidak tersedia jam pengatur waktu, patokan waktu pembangkitan bisa diusahakan
dengan mengamati lamanya waktu pembangkitan dari beberapa film yang sudah
diproses dan memberikan hasil yang baik.
B. Alat Pemroses Film Radiografi
1. Alat Pemroses Film secara Manual
a. Sebelum menetapkan patokan untuk program jaminan kualitas, hendaknya dalam
membuat larutan pembangkit (developer) dan penetap (fixer) ini diperhatikan betul
petunjuk teknis penggunaan dari produk yang digunakan agar konsentrasi dan kerja
larutan yang kita buat tersebut menjadi benar. Bak yang hendak diisi dengan larutan
baru hendaknya dibersihkan terlebih dahulu dan aliran airnya diperiksa agar proses
pembilasan (rinsing) dan pencucian (washing) dapat berjalan dengan baik. Ada
beberapa tahapan kerja yang harus kita lakukan terhadap alat pemroses ini.
b. Matikan semua sakelar peralatan pendingin atau pemanas yang terdapat di dalam alat
pemroses.
c. Buka semua aliran developer, bak rinsing dan washing serta sumbatan aliran air pada
alat pemroses.
d. Tuangkan cairan fixer ke dalam tangki penampung untuk proses recovery (daur
ulang).
e. Pindahkan tangki developer, fixer dan rinsing. Cuci dengan air dan gosok sampai
bersih. Ingat, gunakan sikat yang berbeda untuk tangki developer dan fixer.
f. Pastikan bahwa pipa pembuangan dan pipa pembatas cairan sudah bersih dan
periksalah apakah aliran airnya sudah betul-betul lancar?
g. Bersihkan dan sikat sambungan pipa air dan ganti bila sudah rusak.
h. Tempatkan kembali semua tangki pada posisi yang benar dan sambungkan kembali
pada masing-masing pipanya.
i. Aduk larutan developer dan fixer sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat.
Gunakan tongkat pengaduk yang berbeda untuk kedua larutan tersebut dan hati-hati
pada waktu menuangkannya ke dalam tangki yang telah disediakan, jangan sampai
terjadi tumpahan developer ke dalam cairan fixer.
j. Nyalakan tombol pemanas atau pendingin setelah pipa air diisi kembali.
k. Bersihkanlah bagian luar tangki dengan lap kasar agar sisa-sisa tumpahan dan
percikan cairan tidak menempel pada tangki.
l. Periksalah apakah temperatur larutan sudah sesuai dengan anjuran. Aduklah larutan
sebelum diukur suhunya karena perlu waktu kira-kira 1 jam bagi larutan untuk dapat
bekerja pada suhu yang dianjurkan.
Ada baiknya membuat larutan pada akhir jam kerja dan dibiarkan semalam agar bisa
digunakan dengan baik pada esok harinya.
TEKNIK PENYIMPANAN FILM

I. RUANG PENYIMPANAN FILM


1. Temperatur ruangan 13 C
- (10 C - 18 C)
- (18 C - 21 C)
2. Bebas sinar-x / sinar radioaktif
Tidak lebih dari 10 R/jam. Level maksimum 15 R/jam
3. Tidak lembab
Kelembaban maximum 50%
Cara :
a. ruangan berventilasi baik
b. tidak dilewati pipa pemanas
c. tidak dilewati pipa air (kemungkinan bila ada kerusakan pipa/bocor)
4. Tersedia rak penyimpanan
5. Ruangan menggunakan safelight
6. Ruangan bebas bahan kimia
Film harus diamankan dari bahan-bahan kimia yang berbau tajam (misalnya :
formaldehyde, ammonia, hydrogen sulfida, atau bahan cat, pelarut dan bahan
pembersih) terutama untuk film yang sudah dibuka (unsealed film packages).

Diatur berjajar vertical :


Terhindar tekanan mekanik (pressure marks), emulsi rusak
Tersusun menurut urutan expire date/ umur film
Penyimpanan di kamar gelap sesuai kebutuhan, misal perminggu.

Tempat Penyimpanan Film di Rumah Sakit :


1. Gudang RS
2. Gudang di Instalasi Radiologi
3. Kamar Gelap
4. Kamar Pemotretan (Film dalam kaset)

II. UMUR FILM DAN KADALUWARSA


Umur Film:
- Jangka waktu tertentu
- Film dijamin kualitasnya
- Direkomendasikan pabrik (sejak dikeluarkan pabrik sampai dengan tanggal jatuh
tempo yang tertera dalam box film)
Tanggal Kadaluwarsa (Expire date)
Tanggal jatuh tempo sebagai batas akhir film harus digunakan.
Bila film setelah batas expire date digunakan, maka akan berakibat:
1. Basic fog level meninggi
2. Kepekaan menurun
3. Kontras menurun

III. KERUSAKAN FILM AKIBAT FAKTOR PENYIMPANAN YANG KURANG BAIK


Kabut (agefog) meningkat
Penghitaman karena radiasi yang tidak dikehendaki
Kerusakan karena tekanan mekanik (Pressure marks)
Contoh Pressure marks:
Ciri Penyimpanan Film Yang Baik :
1. Kualitas film terjamin
2. Film yang dibutuhkan ada setiap saat
3. Ada informasi keperluan film untuk masa yang akan datang
4. Tidak ada film yang rusak akibat penyimpanan
5. Tidak ada film yang expire datenya terlampaui.

IV. Manajemen Persediaan Film


1. Monitoring dan Supervisi
Kontrol Kesesuaian

Penerimaan Merek, kualitas, ukuran, jumlah

Penempatan Sistem pak, persyaratan penyimpanan,


pengaruh lingkungan

Pencatatan (Stork Card) Merek, ukuran, Expire date, jumlah,


tanggal datang/keluar

Pemeliharaan - Tanggal diperiksa


- Keterangan keamanan
- Tindakan

Pendistribusian Permintaan jumlah, ukuran, tanggal


keluar

Pelaporan Tanggal, uraian, ukuran, jumlah

Evaluasi Data, informasi, umpan balik

2. Perencanaan Untuk Kebutuhan Yang Akan Datang


Metode Konsumsi:
Perencanaan yang dilakukan berdasarkan penggunaan film yang digunakan periode
yang lalu
Langkah-langkah :
Tahap I:
Pastikan beberapa kondisi berikut:
Apakah supply film periode yang lalu cukup lancer
Apakan data stok, distribusi dan penggunaan film cukup lengkap dan akurat
Apakah ada kerusakan akibat penyimpanan / pemakaian
Apakah ada film kadaluwarsa

Tahap II:
Lakukan estimasi yang akan dating:
Jumlah yang lalu (jenis pemotretan, ukuran)
Jumlah yang akan dating:
- Cakupan
- Kecenderungan
- Penambahan fasilitas pemotretan

Tahap III:
Perhitungan Kuantifikasi:
1. Tentukan periode konsumsi
2. Hitung pemakaian periode yang lalu
3. Koreksi no 2 terhadap kerusakan
4. Koreksi no 3 terhadap stok
5. Lakukan penyesuaian terhadap no 1 dan 2
6. Hitung jumlah kebutuhan yang akan datang.

V. Contoh Lembar Kerja :

N Ukuran Jumlah pemakaian Jml 3 Rata-rata Rencana 3 Koreksi Jml Jlm Jml Harga Jml
o film bl perbulan bl Kebutuhan stok dibeli satuan harga
Jan Peb Mar Rp Rp
1 18x24
2 24x30
3 30x40
4 35x35
5 Lain
FILM PROCESSING : Equipment and Procedures

Start

Input Requested
Examination

Equipment
parameters

Patient
parameters

Image Recording
System
parameters

Exposure
parameters

Processing
parameters

Film output

Feedback
Stop

Gb. The radiographic imaging process sequence


The Imaging Process

Proses imaging terdiri atas :


1. Exposure
2. Development
3. Rinsing
4. Fixing
5. Washing
6. Drying

Exposure
Exposi sinar-x pada direct expose (non screen) atau eksposi dengan cahaya putih dan sinar-x
(jika menggunakan screen) akan menghasilkan bayangan latent pada emulsi. Intensitas bayangan
laten tergantung pada nilai ekposi dan ukuran butiran emulsi yang digunakan (menunjukkan
sensitivitas)

Development
Film yang sudah diekspose bila dimasukkan ke dalam larutan developer akan menjadi bayangan
yang terlihat (visible image). Ini terjadi sebagai akibat dari reduksi silver halida menjadi metalik
silver pada butiran yang terkena ekspose. Pada butiran yang tidak terkena ekspose retlatif tidak
terpengaruh oleh developer (derajat pengaruh developer tergantung pada selektivitas dari
developer), tetapi butiran yang tidak terekpose ini masih dapat dipengaruhi oleh cahya atau sinar-
x. Larutan fixer diperlukan untuk menghilangkan butiran perak halida yang tidak terekspose,
tidak tereduksi dari emulsi.

Rinsing
Tahap ini penting untuk menghilangkan sedapat mungkin larutan developer yang masih
menempel pada film sebelum masuk ke tanki fixer. Developer merupakan basa dan fixer adalah
asam, sehingga netralisasi akibat kedua sifat yang berbeda harus dihindari. Hal ini juga
menghindari terjadinya dichroic fog (discolouration of the image) yang disebabkan karena masih
aktifnya larutan developer dalam larutan fixer. Pada automatic processing, kerja rinsing
digantikan oleh rolling. Rolling ini berfungsi menghilangkan larutan dari emulsi.

Fixing
Larutan fixer bertindak sebagai pelarut bagi perak halida yang tidak terekspose. Sesaat setelah
dalam larutan fixer, film tidak lagi terpengaruh oleh expose dari cahaya atau sinar-x.
Proses pada tahap developer, rinsing dan sesaat setelah dalam larutan fixer harus dilakukan
dengan kondisi ruangan gelap atau dapat juga dengan menggunakan safelight yang sesuai.
Larutan fixer mengandung hardener, yang menjaga film dari kerusakan. Penggunaan high energy
fixer dengan garam ammonium dan suhu yang tinggi dapat memperlambat proses pelarutan
perak. Memperpanjang waktu fixasi dapat mengakibatkan densitas bayangan menurun.

Washing
Tahap ini berfungsi mengurangi konsentrasi larutan fixer dan membuang sisa fixer yang masih
menempel di film, serta memperpanjang waktu penyimpanan / keawetan film. Jika masih ada
sisa fixer difilm akan terjadi reaksi oksidasi, sehingga mengurangi informasi gambar yang
dihasilkan.

Drying
Tahap ini berfungsi mengurangi kandungan air dalam film. Ini akan membuat emulsi lebih kuat
dan mudah untuk dipegang. Dengan drying akan menjaga visualisasi image dengan cara
membatasi efek refraksi dan refleksi yang disebabkan adanya air yang ada dipermukaan emulsi.

Viewing
Tahap akhir adalah viewing, dengan menggunakan illuminator (viewing box). Hasil akhir dalam
bentuk negatif image.
THE PROCESSING CYCLE
Untuk medical x-ray film dapat digunakan automatic atau manual processing, dan sistem yang
digunakan tergantung jenis film yang digunakan. Baik proses manual maupun automatic
menggunakan area basah/cairan dengan proses kimiawi. Pada automatic processing, larutan yang
digunakan (developer dan fixer) mempunyai konsentrasi dan suhu yang lebih tinggi dibanding
manual, dimana waktu minimum untuk automatic processing 90 100 detik, tergantung pada
tipe processor yang digunakan. Manual processing dapat memakan waktu lebih dari 1 jam.
Biasanya, desain film untuk automatic processing dapat juga digunakan untuk manual processing
(tapi tidak untuk sebaliknya). Film yang cocok untuk automatic processing misalnya film yang
dilapisi dengan perak halida yang terlalu tebal, sehingga terlalu besar untuk prosessor dan tidak
dapat diproses dalam waktu yang singkat.

THE MANUAL PROCESSING CYCLE


Pembangkitan biasanya 4 menit pada suhu 20 . Variasi dimungkinkan sesuai dengan grafik
waktu-suhu. Waktu dan suhu yang optimal tergantung pada jenis developer yang digunakan.
Contoh grafik waktu-suhu yang digunakan pada manual prosessing (pada 2 tipe developer)

Pada suhu 20C, waktu pembangkitan yang direkomendasikan tidak sama pada kedua jenis
larutan developer yang digunakan.
Suhu diatas 24 C akan mengurangi kontras radiografik dan kemungkinan terjadi kerusakan
emulsi. Formula tertentu jika digunakan suhu yang tinggi (berlaku pada automatic processing)
untuk mendapatkan proses yang lebih cepat.
Sebelum masuk ke tanki rinse, film ditiriskan dahulu untuk menghindari adanya carry over rate.
Film kemudian dibilas dengan air yang mengalir sebelum masuk ke fixer. Waktu yang
dibutuhkan sekitar 5-6 detik. Hal ini akan menghilangkan larutan developer pada permukaan
film sebelum masuk ke film. Film kemudian dimasukkan ke dalam larutan fixer sekitar 10 menit.
Rentang waktu tersebut bukan patokan mutlak, karena tergantung pada beberapa fektor seperti
jenis fixer, konsentrasi, agitasi, derajat kelemahan larutan dan suhu.
Sebelum masuk tahap washing, film ditiriskan dulu ditanki fixer supaya larutan fixer yang masih
menempel dapat berkurang. Langkah ini juga untuk mencegah/menghindari perak dapat terbuang
ditanki washing. Suhu pada fixer relatif sama dengan larutan developer. Film dibilas dengan air
mengalir sekitar 10-30 menit. Lama waktu yang digunakan tergantung pada beberapa faktor
termasuk water flow rate dan suhu. Hal yang perlu diperhatikan, apabila sebuah film dari larutan
fixer akan di washing, sementara dalam tanki pembilasan ada film lain, maka waktu yang
digunakan untuk washing akan lebih lama. Hal ini disebabkan karena cairan pembilas telah
terkontaminasi dengan film yang baru saja masuk.
Akhirnya, film akan melalui tahap drying/pengeringan. Pada manual processing, pengeringan
film dapat memakan tempat.
(i) Pada drying cabinet, waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan sekitar 20 menit.
Waktu ini dapat diperpendek jika digunakan wetting agent. Wetting agent berfungsi
mengurangi kekakuan permukaan film dan mengurangi waktu pengeringan.
(ii) Dengan roller drier. Dengan menggunakan mesin yang berupa roll yang hampir sama
dengan automatic processor. Film yang basah dimasukkan pada salah satu sisi dan
akan keluar dalam keadaan kering pada sisi yang lain. Waktu yang dibutuhkan kurang
lebih 1 menit.

THE AUTOMATIC PROCESSING CYCLE


Sebagai contoh, untuk tipe R200 processor dengan siklus waktu 120 detik, development dengan
automatic processing sekitar 30 detik pada suhu 30C.

Tidak ada tanki rinsing pada automatic processing. Sebelum masuk ke larutan fixer, film
meninggalkan tanki developer melewati roll. Roll ini secara halus akan menghilangkan larutan
developer yang masih ada dipermukaan film. Dari developer, film masuk ke tanki fixer sekitar
30 detik pada suhu 30. Pada beberapa processor, waktu yang dibutuhkan untuk fiksasi dan
pembilasannya lebih sedikit dibandingkan waktu pembangkitan. Tanki untuk fixer dan washing
biasanya lebih dangkal dari pada tanki developer, ini berari bahwa roll yang berada didalamnya
lebih sedikit. Semua roll bergerak dengan kecepatan yang sama.
Seperti pada manual processing, waktu yang dibutuhkan untuk pembilasan terakhir (washing)
sekitar 30 detik pada suhu 20C. Pada beberapa processor tanki wasing berisi air hangat dengan
suhu sekitar 32C. Beberapa processor menggunakan air dingin untuk washing untuk
menghindari adanya tambahan energi untuk memanaskan air. Tergantung jenis processor, air
yang digunakan sekitar 3 liter permenit atau lebih (untuk washing).
Setelah washing, film masuk tahap drying. Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 detik.
SILVER RECOVERY
Dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Elektrolisa
2. Metal exchange

1. Elektrolisa
Yaitu suatu cara untuk memisahkan endapan perak dari larutan fikser dengan menggunakan
elektroda dan elektroda
- Anoda dibuat dari bahan karbon / ebonit (+)
- Katoda dibuat dari bahan stainless (-)
- Kedua kutub tersebut diberi tegangan agar Ag yang larut mengendap / menempel di
katoda berupa lempengan perak
- Ion monoargento dithiosulphate yang berasal dari dissosiasi garam Na3Ag (S2O3)2 adalah
merupakan ion . Oleh karena itu akan bergerak menuju anoda
- Sedangkan yang berdissosiasi menjadi ion perak akan bergerak menuju katoda

Silver recovery dengan elektrolisis dapat dilakukan dengan dua cara:


a. arus rendah
b. arus tinggi

a. Arus rendah
- Beda potensial 0,5 volt
- Arus 40 800 mA
Besar arus ini tergantung luas permukaan katoda kerapatan arus 0,01 0,02
mA/cm.
- Jika arus terlalu tinggi kecil maka laju pengendapan Ag lambat CT
- Jika arus besar, laju pengendapan cepat tetapi kemungkinan terjadinya
sulfidasinya besar.
Ciri-ciri sulfidasi:
1. Perak yang mengendap berwarna hitam/abu-abu
2. Butiran-butiran Ag saling terlepas satu sama lain
3. Cairan berwarna hitam/coklat
4. Menimbulkan bau tidak enak
- Untuk menghidari sulfidasi pada elektrolisa arus lemah dapat dilakukan dengan
agitasi ringan agar hasil pengendapan lebih baik

b. Elektrolisa dengan arus tinggi


- arus mencapai 3 A / m2
- tegangan 0,5 v
- disertai agitasi besar untuk menghindari sulfidasi
- semakin tinggi arus yang diberikan agitasi juga harus semakin besar

Kesimpulan :
Dengan arus rendah dapat dilakukan dengan/tanpa agitasi dan proses dapat berjalan
sementara proses fiksasi film terus berlangsung
Dengan arus tinggi dilakukan dengan agitasi besar dengan efisiensi yang lebih tinggi
tetapi selama elektrolisa berlangsung proses fiksasi tidak dapat dilakukan.

Beberapa hal yang menyebabkan sulfidasi selama berlangsungnya silver recovery:


1. Besar kecilnya arus yang dipakai
Pada pemakaian arus yang besar harus disertai dengan agitasi, jika tidak akan terjadi
sulfidasi (arus agitasi )
2. Tinggi rendahnya kadar perak dalam larutan fixer
Pada larutan yang mengandung kadar perak rendah, jika dilakukan elektrolisa, cenderung
terjadi sulfidasi.
Dianjurkan dilakukan pada larutan yang mengandung kadar perak min 2 gr/lt.
3. Tinggi rendahnya konsentrasi sulfit
Pada larutan dengan konsentrasi sulfit rendah, lebih besar kemungkinan terjadinya
sulfidasi dibanding dengan pH larutan dengan konsentrasi sulfit tinggi
4. pH cairan
Pada pH larutan yang lebih tinggi lebih besar kemungkinan terjadinya sulfidasi dibanding
dengan pH larutan yang lebih rendah.
Batas maksimal pH fixer : 5.

2. Metal Exchange
Dasar :
Apabila logam dasar, seperti serbuk besi, serbuk Zn, ataupun kapas baja (steel wool)
dimasukkan kedalam larutan yang mengandung garam-garam perak, maka logam dasar
tersebutakan hancur dan logam perak akan mengendap dan digantikan dengan logam dasar
tersebut.
Banyak sedikitnya perak yang dihasilkan tergantung pada:
1. Efisiensi recovery sistem
2. Tipe film yang diproses
3. Subyek radiograf
4. Jumlah fixer yang keluar/ terbuang dari permukaan tanki pada saat proses fiksasi
dilakukan

Keuntungan cara elektrolisa :


- fixer masih dapat digunakan
- hasil proses lebih bersih
- kemurnian perak 90 98 %

Kelemahan :
- harga alat mahal
- efisiensinya lebih rendah dibanding dengan cara pertukaran metal
- memakan waktu dan tempat didalam bak prosesing

Keuntungan cara pertukaran metal :


- alat lebih murah, tidak menggunakan listrik
- efisiensi lebih tinggi bisa mencapai 98%
- lebih sesuai untuk larutan otomatik
- proses relatif lebih singkat

Kelemahan:
- fikser tidak dapat digunakan lagi
- proses penyaringan lebih membutuhkan biaya besar
- berbau
- tidak cocok untuk jumlah fikser dengan volume lebih besar
INTENSIFYING SCREEN, KASET DAN FILM SCREEN

X-ray ditemukan oleh W.C. Roentgen karena kemampuan mereka untuk menyebabkan
fluoresensi.
X-ray foton tidak dapat dilihat. Gambar yang dihasilkan oleh X-ray dapat diambil pada film,
mungkin
dilihat secara langsung (fluoroskopi) atau pada monitor dengan radiologi digital.
Roentgen awalnya digunakan selembar platinosianida untuk melihat fluoresensi yang dihasilkan
oleh X-ray
foton. Itu lama kemudian bahwa pelat fotografi yang diadaptasi untuk radiografi
tujuan.
Kombinasi film layar, layar mengintensifkan dan kaset yang digunakan dalam pembuatan
ekstraoral
gambar. Fungsi utama dari layar adalah untuk mengurangi radiasi kepada pasien.
Saat ini, ada dua kelompok X-ray film untuk tujuan gigi:
1. Non-screen - Mereka yang emulsi lebih sensitif terhadap paparan langsung sinar - X.
Ini terutama digunakan sebagai film intraoral dan memberikan kualitas gambar yang sangat baik.
2. Screen - Mereka yang emulsi lebih sensitif terhadap biru [standar] ATAU green [langka
bumi] cahaya. Dipancarkan ketika sinar-X menyerang layar mengintensifkan. The X-ray
foton diubah menjadi foton cahaya tampak.
Film layar digunakan untuk pandangan ekstraoral, seperti pencitraan panorama, cephalometri
dan TMJ. Sekarang
diproduksi dengan pewarna dalam emulsi yang menyerap panjang gelombang tertentu dari
cahaya tampak.
Sayangnya, itu tidak menghasilkan detail gambar non-layar film. Film layar selalu
digunakan DALAM KOMBINASI dengan layar mengintensifkan.
Dengan layar-film, hal ini terutama foton cahaya dari layar mengintensifkan yang menghasilkan
gambar pada film dan bukan foton. Layar mengintensifkan mengizinkan radiograf yang baik
untuk
diproduksi dengan pasien yang menerima dosis yang jauh lebih rendah dari radiasi. Film ini
adalah
sangat sensitif untuk kedua X-ray foton dan foton cahaya tapi jauh lebih peka terhadap foton
cahaya.

Intensifying Screen.
Sebuah layar mengintensifkan adalah lembaran plastik dilapisi dengan bahan fluorescent yang
disebut fosfor.
Fosfor adalah bahan yang mengkonversi energi foton untuk cahaya.
Luminescence adalah emisi cahaya dari zat dibombardir oleh radiasi. Ada
dua jenis, fluoresensi dan fosforesensi.
Fluoresensi berarti bahwa pendaran gembira hanya selama periode
iradiasi dan akan berakhir pada penyelesaian paparan sinar-X. Itu
fosfor di layar mengintensifkan menghasilkan fluoresensi.
Pendar adalah afterglow. Bahan diradiasi terus memancarkan cahaya
untuk waktu setelah penghentian paparan radiasi dan akan terus menghasilkan
gambar yang tidak Anda inginkan.
Efek luminescent digunakan radiografis dalam dua cara: - 2 -
1. Untuk mendapatkan gambar pada layar fluorescent seperti di fluoroscopy, dan
2. Untuk meningkatkan respon fotografi dari emulsi perak halida. Dalam hal ini
kasus bahan neon ditempatkan dalam lapisan emulsi pada layar mengintensifkan, di
kontak langsung dengan film selama eksposur. Karena X-ray film yang dilapisi dengan emulsi
di kedua sisi, layar mengintensifkan dipekerjakan di pasang. Setiap permukaan emulsi adalah
ditempatkan dalam kontak dekat dengan permukaan efektif dari satu layar mengintensifkan,
untuk menghindari kerugian ketajaman gambar.
Kecepatan Screen Intensifying.
1. Fast Screen - lapisan tebal, dan kristal relatif besar digunakan, kecepatan maksimum adalah
dicapai namun dengan beberapa pengorbanan dalam definisi.
2. Slow screen atau IS definisi tinggi - lapisan tipis dan kristal relatif kecil
digunakan, detail adalah yang terbaik, namun kecepatan lambat memerlukan dosis yang lebih
tinggi dari
radiasi pengion.
3. Medium screen - tebal lapisan menengah kristal berukuran menengah dalam rangka
untuk menyediakan terdiri antara kecepatan dan definisi.
Ada tiga jenis mengintensifkan layar:
a) Standar slow screen
b) Langka bumi fast screen
c) Kombinasi

Layar standar menggunakan fosfor kalsium tungstat, sementara layar tanah jarang menggunakan
gadolinium atau lantanum fosfor. Nama komersial untuk layar tanah jarang adalah Lanex.
Fosfor tanah jarang lebih efisien dalam mengkonversi sinar-X untuk cahaya tampak sehingga
mengurangi lebih lanjut untuk pasien radiasi. Nama produsen dan jenis layar dicetak pada
satu sisi dari layar dan informasi ini muncul pada radiograf.
Layar mengintensifkan ditempatkan dalam kaset dalam kontak dekat dengan film. Cahaya
terlihat dari gambar neon yang akan menambah citra laten pada film. Fungsinya adalah untuk
memperkuat tindakan X-ray dengan menundukkan emulsi untuk efek cahaya serta radiasi
pengion. Manfaat adalah pengurangan dosis radiasi pengion kepada pasien.

Karakteristik Intensifying Screen:


1) Sebuah layar mengintensifkan terdiri dari dasar poliester atau selulosa triasetat mirip dengan
Film radiografi
2) dasar ini harus radioparent
3) dan kimia inert.
4) Ini harus menggabungkan karakteristik ketangguhan dan fleksibilitas
5) tidak harus meringkuk
6) tidak menghitamkan dengan usia.
7) dasar ini pertama dilapisi dengan lapisan reflektif titanium dioksida untuk bangkit cahaya
kembali ke film. Perbedaan sinar cahaya menyebabkan unsharpness dari
gambar.
Dengan bumi fosfor seragam homogen lapisan-standar atau jarang) 8.
9) ini ditutupi dengan supercoat transparan tipis yang terdiri dari gelatin. Itu
Tujuan yang kedua adalah pelindung, dan sangat tipis dan perawatan selalu diperlukan
dalam menangani layar mengintensifkan untuk menghindari segala bentuk abrasi
10) Fleksibilitas dari bahan yang penting untuk memungkinkan layar untuk membungkuk tanpa
retak - layar mengintensifkan jenis ini digunakan dalam kaset panorama.
Setiap kristal pada layar memancarkan cahaya kebiruan untuk layar biasa (atau lampu hijau
untuk langka-earthscreens)
Kecerahan berhubungan langsung dengan intensitas sinar-X dalam sebagian kecil dari
gambar. Dengan demikian, seluruh permukaan layar, perbedaan intensitas sinar-X yang
berubah menjadi perbedaan cahaya kebiruan (lampu hijau) kecerahan yang film ini sangat
sensitif. Seluruh gambar yang demikian intensif untuk merekam dengan film. Semakin besar
Kristal dan tebal lapisan fluorescent pada layar, cahaya lebih banyak dihasilkan dan semakin
besar intensifikasi. Namun, cahaya menyebar lebih luas dan ketajaman detail
gambar menurun sesuai. Manufaktur telah berusaha untuk meningkatkan kualitas gambar tanpa
berkorban kecepatan film dengan menggunakan kristal fosfor dari berbagai bentuk. Contoh dari
hal ini adalah T-Mat film yang kita gunakan untuk radiografi panoramik dan ekstraoral.

Meningkatkan Kecepatan Film.


1. Tebal lapisan fosfor.
2. Tinggi efisiensi konversi.
3. Lebih tinggi penyerapan fosfor.
4. Penurunan resolusi gambar
Kombinasi film layar harus disesuaikan sehingga karakteristik emisi layar sesuai dengan
sensitivitas spektral dari film. Hal ini juga penting untuk dicatat bahwa ketika ganda-loading
kaset, seseorang harus menggunakan film yang lebih cepat (misalnya: T-Mat H) atau
meningkatkan kVp karena hanya satu sisi setiap film akan berada dalam kontak dengan layar
mengintensifkan.

Regular Inspeksi
1. Meningkatkan layar dalam kaset datar mungkin datang longgar dan harus kembali terpasang
segera. Layar longgar adalah undangan untuk kesalahan di ruang gelap. Sangat mudah,
ketika loading kaset, untuk menyelinap film di atas layar baik jika mereka terikat.
2. Pad merasa atau karet busa di belakang kaset mungkin telah menjadi
tidak aman atau aus. Hal ini dapat mengakibatkan kegagalan layar mengintensifkan untuk
mempertahankan seragam
kontak dengan film dan ini menyebabkan daerah lokal dari unsharpness pada radiograf,
karena penyebaran lampu neon antara layar dan emulsi. Ada tidak ada yang dapat dilakukan
untuk kaset yang gagal untuk mempertahankan kontak antara mengintensifkan layar.
3. Layar yang sudah tua atau retak dapat dilihat untuk memiliki cukup berbintik-bintik
penampilan dan ini akan diperbanyak pada radiografi. Ketika hal ini melihat sekarang saatnya
untuk membuang layar.
Karena mereka dijual di pasang, ada sedikit yang bisa dilakukan kecuali untuk mengganti kedua
layar dalam kaset.
(Seperti satu sarung tangan sendiri, itu kemudian mungkin tidak pernah memiliki kecocokan.)

Perawatan Layar Mengintensifkan


Layar mudah rusak. Emisi neon mereka akan terpengaruh jika permukaan aktif adalah
bahkan sedikit kotor. Layar dengan demikian harus tetap foton cahaya jika bersih akan dicegah
dari mencapai layar dan menciptakan gambar dan layar di daerah itu akan tampak jelas.
Dirt juga akan membuat "tinggi" tempat yang akan menciptakan pakai. Layar yang terbaik
dibersihkan dengan antistatik
solusi. Gunakan kain lembab dan gosok perlahan. Pastikan bahwa layar kering sebelum menutup
kaset dinyatakan gelatin pada permukaan layar akan tetap bersatu. Jangan pernah meninggalkan
kaset terbuka karena akan menumpuk kotoran dan debu di layar.

Kaset
Definisi: A, datar cahaya-wadah kedap di mana x-ray film yang ditempatkan untuk paparan
radiasi pengion dan biasanya didukung oleh timbal untuk menghilangkan efek sebaran kembali
radiasi.
Kaset yang digunakan dalam kaitannya dengan layar mengintensifkan dan film layar. Mereka
telah terkait
fungsi:
1. mengandung film
2. untuk mengecualikan cahaya,
3. untuk menjaga film di dekat, kontak seragam dengan kedua layar selama eksposur
4. untuk melindungi layar mengintensifkan dari kerusakan fisik.
Struktur dari kaset standar menunjukkan sebuah buku karena terdiri dari dua pelat persegi
panjang datar berengsel di satu sisi. Aspek depan kaset menghadapi tabung x-ray dan terdiri dari
bingkai logam kokoh menjadi yang tetap selembar baik logam ringan seperti aluminium, atau
plastic materi, titik kritis adalah bahwa hal itu harus transparan dengan x-ray. Frame merupakan
kontainer dangkal di mana dapat ditempatkan layar mengintensifkan tipis dan film.
Bagian belakang kaset dibangun dari logam yang kuat. Ini adalah adat untuk menyemprot
internal permukaan bagian belakang kaset dengan cat timah, yang tujuannya adalah untuk
menyerap sekunder radiasi, mencegah dari yang tersebar kembali ke film.
Bagian belakang kaset berisi pad dirasakan. Layar mengintensifkan di belakang film terletak
ini dirasakan dan biasanya terpaku untuk itu. Fungsi dirasakan adalah untuk mempertahankan
layar, film dan yang sesama layar dalam seragam, kontak perusahaan. Bagian depan dan
belakang kaset diadakan erat bersama-sama, baik oleh klip musim semi di tepi berlawanan
dengan engsel atau dengan cara berputar tangguh logam bar di belakang kaset. Ini cocok dengan
alur dalam frame. Kaset digunakan dengan radiograf paling panorama yang terbuat dari plastik
yang dapat menekuk. Namun, ketika mereka ditempatkan pada drum mesin panorama mereka
menjadi kaku, dan fungsi tersebut di atas berlaku.

Sifat kaset:
a) berat - Ini harus ringan untuk manipulasi mudah
b) struktur yang kuat - kaset digunakan sehari-hari tergantung pada stres yang cukup
dan memakai. Layar mungkin gagal untuk mempertahankan kontak dengan film atau kebocoran
cahaya pada
ujung-ujungnya dapat terjadi. Kaset layak dan harus memiliki
ketat perawatan di penanganan.
c) i. Non fleksibel - sehingga tidak memungkinkan film untuk membungkuk.
ii. Fleksibel kaset - untuk mesin panorama.
Kaset fleksibel diperlukan untuk peralatan khusus yang berhubungan dengan panorama
radiografi. Mereka dipasang dalam amplop sederhana dari bahan plastik, dilipat di salah satu
ujung
dan diikat dengan tombol tekan atau velcro desain konvensional. Kaset terpasang ke
menghidupkan dan kaku selama eksposur.
d) Ukuran - Sedikit lebih besar dari sinar x-ray dan area yang akan diradiografi.
e) Kemudahan pengoperasian.

Perawatan kaset:
Ditangani dengan benar x-ray kaset [dan layar mengintensifkan] baik selama bertahun-tahun
kerja keras. Perawatan umum mereka ditujukan untuk menghindari penanganan yang kasar oleh
semua yang menggunakannya. Hal ini membantu untuk menandai setiap kaset, dengan
mengidentifikasi angka yang mencolok - itu membuat mudah untuk menghilangkan, jika
kesalahan radiografi diamati, ascribable kerusakan dari beberapa jenis. Misalnya retakan di layar
mengintensifkan atau kebocoran cahaya. Layar datang dengan stiker yang menunjukkan film
kecepatan dan stiker ini ditempatkan di luar kaset.

Regular Inspeksi
Kaset harus diperiksa secara berkala untuk menjaga mereka dalam kondisi serviceable.
Engsel dan klip tunduk pada stres dan berfungsinya mereka harus sering diperiksa
untuk memastikan pakaian yang belum terjadi. Layar mengintensifkan mungkin datang terpaut
dan harus refixed segera. Layar longgar adalah undangan untuk kesalahan di kamar gelap untuk
bahkan dengan yang terbaik niat mudah, ketika loading kaset, untuk menyelinap film di atas
kedua layar jika ini adalah terikat. The pad terasa di bagian belakang kaset mungkin telah
menjadi tidak aman atau aus. Ini dapat mengakibatkan kegagalan layar mengintensifkan untuk
mempertahankan kontak seragam dengan film dan ini gilirannya menyebabkan daerah lokal dari
unsharpness pada film karena penyebaran lampu neon antara layar dan emulsi.
Kaset fleksibel mungkin merobek di tepi memungkinkan masuknya cahaya, dan ini harus teratur
diperiksa.

Uji kebocoran cahaya


Setelah sejumlah film berkabut, pemeriksaan fisik kaset biasanya membuat jelas
masuk cahaya asing (daerah hitam) dan titik-titik di mana ia telah memasuki. Patah klip
atau engsel, sudut melengkung atau front longgar adalah penyebab kemungkinan. Air mata
sering terjadi pada jahitan danlain stres poin dari kaset yang fleksibel.
Panas mengurangi efisiensi layar mengintensifkan. Kaset tidak harus dibiarkan tergeletak dekat
radiator atau disimpan dekat pipa panas. Dapat dicatat bahwa emulsi film yang mendapatkan
kecepatan dengan peningkatan suhu, namun layar kehilangan kecepatan. Jika kaset memiliki
depan plastik, ini dapat warp dan merusakkontak dengan layar depan, sehingga mengurangi
detail gambar.
Dalam kaset kamar gelap tidak boleh disimpan, dibuka atau reloaded di sekitar
bahan kimia. Sebuah kaset terbuka berbaring di bangku hampir pasti akan menjadi korban
apa jatuh ke atasnya (termasuk debu). Ini adalah praktik yang baik selalu meninggalkan kaset
ditutup, dan ditempatkan di rak. Kaset yang tidak dimuat tidak boleh dibiarkan terkunci. Ditulis
dan diposting Instruksi kamar gelap harus dipasang di dekat kamar gelap dan termasuk di manual
kantor. Kaset perlu memiliki huruf R atau L (terbuat dari timah) ditempatkan pada eksposur
(depan) sisi ke menunjukkan sisi kanan atau kiri dari pasien. Ini adalah untuk kedua diagnostik
dan medis-legal tujuan. Dalam mesin panorama "L" dan "R" adalah bagian dari dukungan kepala
mesin. Sebuah kotak kadang-kadang ditempatkan dalam kaset untuk menghindari menyebarkan
radiasi dari mencapai film dan mengurangi detail gambar.
Kecepatan layar selalu dicatat di luar kaset untuk memastikan bahwa film dan kecepatan layar
sesuai, jika tidak detail dan kepadatan gambar akan terpengaruh.

Kaset, Tabir Penguat, Hanger dan Viewing Box

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal perawatan kaset radiografi, yaitu:

1. Label/tanda
Kaset harus ditandai dengan huruf atau angka untuk memu-dahkan identifikasi. Intensifying
screen yang berada di dalam kaset harus ditandai dengan nomor atau huruf yang sama.

2. Kebersihan
Bagian luar kaset harus dibersihkan secara teratur dengan kain lap yang bersabun lalu
dibersihkan dengan kain bersih dan dikeringkan. Harap diperhatikan, kain lapnya jangan terlalu
basah agar tetesan air tidak masuk ke dalam kaset.

3. Tes kaset
Periksalah dan uji cobakan kaset terhadap contact screen dan kebocoran cahaya.

B. Tabir Penguat
Perlu diperhatikan beberapa hal apabila kita bekerja dengan tabir penguat;

1. Memasang dan menandai


Hendaknya dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang disediakan dari pabrik
pembuat. Bahan lain yang tidak disarankan akan berakibat kerusakan pada tabir penguat.

2. Membersihkan dan mengamati


Mengamati dan membersihkan tabir penguat yang teratur adalah sangat penting untuk
menghindari terjadinya artefak pada film. Bila ditemui permasalahan lain, perlu diuji dengan
menggunakan film rntgen untuk mengetahui bagian yang rusak. Jika ditemui bagian yang rusak,
maka dapat dengan mudah diketahui melalui nomor dan huruf pada kaset yang bersangkutan.
Caranya;

Kosongkan kaset di kamar gelap.


Periksalah tabir pada cahaya tampak, apakah terdapat kotoran, goresan atau luntur.
Amatilah bahwasanya permukaan tabir di dalam kaset masih lembut. Jika tabir tersebut
perlu ditempel ulang maka pergunakan alat dan bahan yang diberikan dari pabrik
pembuat.
Gunakan lap basah yang lembut dari katun dan sabun yang lembut/ringan untuk
membersihkan. Gerakannya memutar keluar permukaan tabir (screen).
Bersihkan sisa-sisa sabun pada permukaannya dengan meng-gunakan lap katun basah
yang bersih.
Letakkan kaset dalam posisi berdiri dan buka secukupnya pada ruangan yang tak
berdebu. Sehingga kaset menjadi kering dan bersih serta siap untuk digunakan.
Sebelum digunakan, periksa lagi apakah permukaan tabir terdapat coretan. Bila ada
lakukan pembersihan sekali lagi.
Periksalah apakah tabir dapat dengan mudah dikenali melalui nomor atau huruf yang
dibuatnya?
Catatlah tanggal kegiatan ini pada buku kegiatan.

3. Mengecek kecepatan tabir penguat


Tabir penguat harus diperiksa kecepatannya ketika pertama kali digunakan dan pada setiap tahun
sehingga faktor eksposinya dapat diatur untuk menghasilkan densitas film yang benar. Hal ini
penting untuk menghindari terjadinya pengulangan film.

C. Penjepit film (hanger)


Penjepit film radiografi memerlukan beberapa perlakuan dan perawatan, yaitu:
1. Bersihkan dengan sikat dan menggunakan air panas untuk menghilangkan sisa-sisa cairan
kimia.
2. Cuci dan keringkanlah.
3. Periksalah, apakah ada kerusakan pada penjepitnya, perubahan bentuk dan apakah sudutnya
patah?
4. Catatlah kegiatan ini dan penanganan yang dilakukan terhadap hanger yang rusak.

D. Viewing box (lampu pembaca)


1. Bersihkan permukaannya dengan memperhatikan aliran listriknya. Gunakan lap basah dengan
sabun yang lembut. Biarkan permukaannya sampai kering, baru setelah itu digunakan lagi.
2. Pastikan bahwa lampu penerangnya bekerja dengan baik dan memberikan cahaya yang
merata.
3. Setiap 6 bulan hendaknya teknisi listrik atau orang lain yang mengetahui membersihkan
bagian dalam dari viewing box sambil mengecek peralatan listriknya dan lampu perdarnya.

Anda mungkin juga menyukai