Anda di halaman 1dari 12

Makalah Bahan Berbahaya dan

Beracun

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 11 :

RISKI ANANDA
RIZKI ASRI RAHAYU
RIZKI NOPRIAN THONI
SARIMA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


2018-2019
BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan pada
manusia atau mahluk hidup lainnya. Keracunan adalah salah satu masalah kesehatan yang
semakin meningkat baik di Negara maju maupun negara berkembang. Angka yang pasti dari
kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui secara pasti, meskipun banyak dilaporkan
kejadian keracunan di beberapa rumah sakit, tetapi angka tersebut tidak menggambarkan
kejadian yang sebenarnya di masyarakat. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab
keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah akibat paparan pestisida, obat obatan,
hidrokarbon, bahan kimia korosif, alkohol dan beberapa racun alamiah termasuk bisa ular,
tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun lainnya. Keracunan adalah
keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat
langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi
zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati,
darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam
jangka panjang.
 B.     Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi racun
2. Menjelaskan Simbol-simbol bahan kimia atau beracun
3. Tingkat keracunan bahan beracun
4.  Factor Yang Menentukan Tingkat Keracunan
5.  Menjelaskan tentang bahaya racun terhadap kesehatan.
6.  Menjelaskan tentang usaha pencegahan

       C.    Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami tentang racun atau bahan kimia.
2. Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat bahan kimia.
3. Mengetahui dan memahami manaterial dalam usaha-usaha pencegahan. 
BAB II
ISI
      A.    Definisi Racun
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan
keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun
yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh,
tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan
efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran
zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran
pencernaan, sel efitel dan keringat.

       1.   Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun


Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu,
kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang.   3 macam bahan kimia dalam kelompok besar :
a. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan
lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan
penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-
sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
b. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,
pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
c. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta
pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan :


1.     Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2.     Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3.     Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4.     Bahan Kimia Peledak (Explosive)
5.     Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6.     Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air(Water Sensitive Substances)
7.     Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
8.     Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9.     Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Dan adapun Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan dalam


beberapa golongan yaitu:
a. Senyawa logam dan metaloid
b. Bahan pelarut
c. Gas-gas beracun
d. Bahan karsinogenik
e. Pestisida

1. Bahan-Bahan Kimia Umum Yang Sering Menimbulkan Racun


Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah sebagai-berikut :
                              Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
             Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen
Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2),
Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen
(COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
             Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As),
Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
             Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil
Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan kimia
beracun lain yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja industri.

B. Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya atau Beracun


Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam
pelaksanaan produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta ton
dihasilkan setiap tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan kimia yang
dihasilkan setiap tahunnya.
Di antara 5 sampai 7  juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000 dipasarkan dan
diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung bahaya yang
diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada manusia.
       Penggunaan bahan kimia ini digunakan pada perusahaan seperti;
     o   Pertanian (Agrochemical)
     o   Industri          
     o   Labolatorium
     o   Kedokteran
             Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya ini
dibagi menjadi 7:
      a. KELAS 1 : MUDAH MELEDAK
Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang
dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat
mengakibatkan peledakan.
Contoh :
Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk ammunisi,
diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine,
Amunisi, bubuk untuk blasting)

      b. KELAS 2 : GAS-GAS
    Terdiri dari :
            Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl
methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.
            Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon,
nitrous oxide, sulphur hexafolride)
            Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron
trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll

      c. KELAS 3 : CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS)   


               Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan.
               Cairan yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C.
               Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan  pingsan bahkan kematian.
Contoh : Yang mudah menyala (flammable solids)
Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2
chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane.

       d. KELAS 4 : PADATAN
            Bahan padat yang mudah menyala  bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti
percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate,
celluloid, dinitrophenol, hexamine.
 Bahan Padat yang Mudah Terbakar  secara spontan (spontaneously Combustible
Substances) Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar
untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala
sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun
ketika terbakar.
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus
            Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS)
Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan yang
dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini juga
meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam                                                      
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride,
calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.   

       e. KELAS 5 : BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT)


  Organic peroxides
Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar panas
atau api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi dengan
material yang lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat
menghasilkan racun dan gas yang mudah terbakar.
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic
acid.

       f. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI


             Poisonous (Toxic) Substances
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan,
terhirup atau kontak dengan kulit.
contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes,
epichlorohydrin mercuric nitrate, dll
        Harmful (Toxic) Substances
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak
dengan kulit
Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate,
chloroanisidines dll

      g.  KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI


             Bahan yang dapat mengakibatkan infeksi
        Bahan yang mengandung organisme penyebab penyakit
Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan

      h. KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI


          Radioactive
Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.                                                                                                                  
Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C

C.      Tingkat Keracunan Bahan Beracun


Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan
- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat
berbahaya
- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan
racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan,
maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang,
contoh: 
           Nikotin Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB),
           Timbal arsenat Amat beracun: (50-500 mg/kgBB),
           Hidrokinon Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB),
           IsopropanolSedikit beracun: (5-15 g/kgBB), 
          Asam ascorbat Tidak beracun: (>15 g/kgBB),
          Propilen glikol

D. Faktor Yang Menentukan Tingkat Keracunan


           Sifat Fisik bahan kimia 
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan
bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru
          Dosis (konsentrasi)
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan
racunnya.
E = T x C
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
Pajanan bisa akut dan kronis
o   Lamanya pemajanan
gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
                Interaksi bahan kimia
o   Aditif : 
efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat
dengan enzim cholinesterase.
o   Sinergistik :
efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri-sendiri. contoh: Pajanan
asbes dengan merokok.
o   Antagonistik :
 bila efek menjadi lebih ringan
o   Distribusi
Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah
sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.
o   Pengeluaran
Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru
o    Faktor tuan rumah (host)
a.       Faktor genetic
b.      Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
c.       Faktor umur
d.      Status kesehatan
e.       Hygiene perorangan dan perilaku hidup

E.       Bahaya Kesehatan


Bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila dihirup, ditelan atau
disentuh. Bahan kimia tersebut dikelompokkan menjadi 4 kategori.
           Zat kimia penyebab iritasi (irritants)
zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan (inflamasi) bila zat
tersebut kontak dengan tubuh
           Zat kimia korosif
zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan yang
permanen pada jaringan hidup atau zat yang dapat memakan (eating away) bahan tertentu
termasuk jaringan tubuh manusia.
            Zat kimia penyebab alergi (sensitizers)
zat kimia yang dapat menimbulkan respon          yang menyerupai alergi (allergie-like
response) pada mereka yang terpapar zat-zat kimia tersebut secara berulang
            Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang spesifik (target-organ chemicals)
            Zat yang menyebabkan kerusakan pada organsistem tubuh yang spesifik. Zat kimia tersebut
dapat merusak paru, jantung, hati,    ginjal dan sistem saraf pusat.

F.       Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat
racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan
pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara
preventif tersebut adalah sebagai-berikut:
 1.Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,
organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
      2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit,
sepatu, dsb)
      3.Ventilasi yang baik.
      4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan
sebagainya.
      5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
  6.Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
 7.Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap
produksi yang menghasilkan debu.
      8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.
 9.Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis
keselamatan dan kesehatan kerja.
      10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.
      11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan
kimia beracun.
      12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.                                          
13.Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine, dansebagainya).
     14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.            
15.Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas
kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.
      16.  Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
      17.   Enclosing, menangani sumber bahaya.

 Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan
kimia beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran dan
pertolongan pertama dalam kecelakaan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
      A.    Kesimpulan
        Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. 
        keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun
yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh,
tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan
efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu,
kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang.  

      B.     Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan
merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapapun, kelompok
manapun, dimanapun, harus senantiasa memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Asrofudin. 2010.(online) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.(Online)http://
www.canboyz.co.cc/2010/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html#, diakses pada tanggal
6 November 2015
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. (Online)
http://dinkes.bantulkab.go.id/documents/20090721100343-skn-2004.pdf diakses pada tanggal
6 November 2015
Hamid, Fatmawati. 2012. Faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja percetakan di
Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Makassar tahun 2012. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin
Kementrian perindustrian. 2010. Pemerintah Disarankan Verifikasi Industry Pengguna Bahan
Kimia Berbahaya. (online) http :// www. indonesia. Go .id/in /kementerian/
kementerian/kementerian-perindustri an/713-lingk ungan-hidup/9511-pemerintah-disarankan-
verifikasi- industri-pengguna-bahan-berb ahaya, diakses tanggal 6 November 2015
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja. (online) 

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai