Beracun
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 11 :
RISKI ANANDA
RIZKI ASRI RAHAYU
RIZKI NOPRIAN THONI
SARIMA
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami tentang racun atau bahan kimia.
2. Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat bahan kimia.
3. Mengetahui dan memahami manaterial dalam usaha-usaha pencegahan.
BAB II
ISI
A. Definisi Racun
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan
keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun
yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh,
tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan
efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati,
paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah,
hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran
zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat melewati urine, saluran
pencernaan, sel efitel dan keringat.
b. KELAS 2 : GAS-GAS
Terdiri dari :
Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl
methyl ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon,
nitrous oxide, sulphur hexafolride)
Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron
trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll
d. KELAS 4 : PADATAN
Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti
percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate,
celluloid, dinitrophenol, hexamine.
Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible
Substances) Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar
untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala
sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun
ketika terbakar.
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus
Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS)
Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan yang
dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini juga
meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride,
calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
F. Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat
racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan
pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara
preventif tersebut adalah sebagai-berikut:
1.Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,
organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit,
sepatu, dsb)
3.Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan
sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6.Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7.Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap
produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.
9.Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan
kimia beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13.Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine, dansebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.
15.Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas
kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17. Enclosing, menangani sumber bahaya.
Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan
kimia beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran dan
pertolongan pertama dalam kecelakaan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang
dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila
terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.
keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun
yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh,
tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan
efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh
tertentu. Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu,
kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan
bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan
pada barang-barang.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap orang dan
merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapapun, kelompok
manapun, dimanapun, harus senantiasa memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asrofudin. 2010.(online) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.(Online)http://
www.canboyz.co.cc/2010/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html#, diakses pada tanggal
6 November 2015
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. (Online)
http://dinkes.bantulkab.go.id/documents/20090721100343-skn-2004.pdf diakses pada tanggal
6 November 2015
Hamid, Fatmawati. 2012. Faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja percetakan di
Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Makassar tahun 2012. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin
Kementrian perindustrian. 2010. Pemerintah Disarankan Verifikasi Industry Pengguna Bahan
Kimia Berbahaya. (online) http :// www. indonesia. Go .id/in /kementerian/
kementerian/kementerian-perindustri an/713-lingk ungan-hidup/9511-pemerintah-disarankan-
verifikasi- industri-pengguna-bahan-berb ahaya, diakses tanggal 6 November 2015
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja. (online)
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.